Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 256 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arti Alifah Aviandari Rahardjo
"ABSTRAK
Pada jurnal yang berjudul ldquo;Kunafah : Makanan Penutup Khas Palestina rdquo; ini, dibahas beberapa hal tentang hidangan penutup khas Palestina, khususnya Kunafah. Pada penyusunan jurnal ini, Metode yang digunakan adalah metode sejarah dengan menggunakan tinjauan pustaka dari beberapa buku teks dan e-book. Teori pada penulisan ini adalah teori antropologi budaya yang berkaitan dengan wujud kebudayaan fisik berupa hasil dari kreatifitas, aktivitas, atau karya manusia, yang dalam hal ini merupakan makanan manis khas orang Palestina. Negara Palestina merupakan tempat yang cocok bagi mereka yang menyukai makanan manis. Di Palestina terdapat berbagai hidangan penutup berupa kue-kue yang terbuat dari olahan tepung, keju manis, kurma, dan berbagai kacang-kacangan seperti kacang almond, kenari, dan pistacio. Salah satu hidangan penutup yang paling terkenal dan paling disukai adalah Kunafah yang berasal dari Kota Nablus di Tepi Barat Palestina. Kunafah adalah makanan manis berupa kue dan keju lembut yang dilengkapi dengan kacang-kacangan, madu manis, dan sirup gula. Kunafah telah menjadi bagian penting dalam kebudayaan masyarakat Palestina. Hidangan ini dapat dijumpai di berbagai acara maupun perayaan seperti wisuda, pernikahan, ulang tahun, pertemuan keluarga besar, atau sekadar menemani saat ndash; saat santai penduduk Palestina. Kunafah juga disajikan dengan proses dan bentuk yang beragam. Hingga saat ini kelezatan Kunafah telah dinikmati oleh masyarakat Timur Tengah lainnya dan juga masyarakat Internasional. Meski saat ini Kunafah lazim dinikmati di berbagai negara, Kota Nablus tetap menjadi tuan rumah bagi Kunafah terbaik di dunia.

ABSTRACT
Within the paper entitled ldquo Kanafeh The Palestinian Dessert rdquo , it discuss a few things about Palestinian desserts, especially Kanafeh. To conduct this research, the author used historical method by doing literature review from several texts and e books. The theory used in this paper is a theory of cultural anthropology that deals with the form of physical culture as the result of creativity, activity, or work of man, which in this case is the Palestinian Dessert. Palestine is a great place for those who like sweet treats. In Palestine there are many desserts and pastries made from refined flour, sweet cheese, dates, and various nuts such as almond, walnut, and pistacio. One of the most famous dessert and most favored is Kanafeh, originated from Nablus on the West Bank of Palestine. Kanafeh is a soft melted cheese within a sweet cake which ornamented with nuts, honey, and sweet syrup. Kanafeh has become an important part of the Palestinian culture. This dish can be found in various events and celebrations of the Palestinian, such as weddings, graduations, birthdays, family gatherings, or simply as a company in their relaxing moments. Kanafeh is also served in various processes and forms. Up to this point, the delightful Kanafeh are being enjoyed by other Middle Eastern communities and also the international community. Although currently Kanafeh might be found in various countries, the city of Nablus remains as the home to the world 39 s finest Kanafeh.
"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ulfa Nur Asyifa
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas dua puisi yang ditulis oleh penyair Arab Palestina dan non Palestina dengan tujuan untuk melihat gambaran tentang Yerusalem dari dua sudut pandang penyair Arab yang berbeda negaranya. Dalam menganalisis puisi-puisi tersebut, digunakan metode deskriptif analistis, yaitu dimulai dengan pengumpulan data tentang Yerusalem, baik yang akan dijadikan korpus penelitian, maupun yang akan digunakan sebagai referensi. Setelah dipilih, baru kemudian dianalisis dengan metode strukturalisme, yaitu metode yang hanya meneliti unsur bagian dalam dari puisi tersebut. Yang dijadikan korpus dalam penelitian ini adalah dua puisi berbahasa Arab dari dua penyair Arab Palestina dan non-Palestina. Selain metode strukturalisme, digunakan juga metode perbandingan, untuk melihat persamaan dan perbedaan dari kedua puisi tersebut. Bagian yang akan dibandingkan dalam kedua puisi ini adalah bagian afinitasnya, yaitu unsur-unsur intrinsik yang ada di dalamnya, bukan adat istiadat atau kesejarahannya. Dari hasil analisis ditemukan bahwa terdapat perbedaan dan persamaan antara kedua puisi tersebut baik dari bentuk maupun isinya. Puisi Tamim lebih bersifat prismatis, sukar dicerna, sedangkan puisi Nizar bersifat diafan, mudah dicerna. Hal ini disebabkan oleh banyaknya simbol-simbol, kata-kata konotatif atau gaya bahasa majazi yang digunakan oleh Tamim. Adapun, persamaannya adalah sama-sama mengusung tema tentang Yerusalem dan jenis puisi yang digunakan adalah jenis puisi dialog.

ABSTRACT
Research on Jerusalem has been widely conducted from its historical to its socio-political aspects. This is because Jerusalem is a region that has always experienced turmoil from time to time. This research addresses Jerusalem from another point of view, that is from the aspect of literature. This study discusses two poems written by Palestinian and non-Palestinian Arab poets in order to see a picture of Jerusalem from two different Arab poets viewpoints. In analysing the poems, a descriptive analytical method is used in the collection of data about Jerusalem for the research corpus and references. The method of comparison is also used in this research to see the similarities and differences of the two poems. The part to be compared is the affinity part, which is the intrinsic elements oin a poem. From the analysis results, it is found that there are differences and similarities between the two poems both in the form and contents. Tamims poetry is more prismatical and difficult to digest, while Nizar s poems are diaphanous and easy to digest. Meanwhile, the similarities are the same theme of Jerusalem and the dialogue type of poetry."
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Alifianti Garini
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas pengungsi Palestina di Lebanon sejak 1948 hingga 1969.
Landasan teori yang digunakan sebagai alat analisis ialah teori perpindahan
penduduk secara umum serta teori pengungsi. Penelitian ini merupakan penelitian
kualitatif yang berdasar pada metode sejarah dengan jenis penelitian deskriptif.
Dekatnya jarak tempuh antara wilayah Palestina bagian utara dengan wilayah
Lebanon bagian selatan, menyebabkan sejumlah penduduk Palestina bermigrasi
dan menjadi pengungsi di sana. Hadir sebagai kelompok minoritas, pengungsi
Palestina mengalami pembatasan hak-hak sipil dari pemerintah Lebanon. Sebagai
hasilnya, perwakilan Palestina dan Lebanon menandatangani Perjanjian Kairo
pada 1969 di Kairo, Mesir, untuk menanggapi dampak yang ditimbulkan oleh
pengungsi Palestina

ABSTRACT
The focus of this study is Palestinian refugees in Lebanon from 1948 until 1969.
This study uses the theory of population movement in general and the theory of
refugee. This is a qualitative research with descriptive design and is based on a
historical method. Nearness of distance between the northern Palestinian
territories to the southern Lebanon region, causing a number of Palestinian
population migrated and became refugees there. Having been a minority group in
Lebanon, Palestinian refugees experienced civil rights restriction which was
conducted by the government of Lebanon. As a result, Palestinian and Lebanese
delegations signed the Cairo Agreement in 1969 in Cairo, Egypt, as a respond of
the impact which was caused by the Palestinian refugees."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S42513
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Alif Kahar Masyhur
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas mengenai perdagangan internasional yang dilakukan oleh bangsa Palestina sebagai langkah-langkah yang ditempuh untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari di tengah konflik yang terjadi di Gaza. Melalui metode penulisan sejarah. Penelitian ini mencoba mengungkap latar belakang terjadinya konflik yang dialami bangsa Palestina di Gaza, dampak konflik berkepanjangan tersebut terhadap masyarakat Palestina, serta bagaimana cara bangsa Palestina memenuhi kebutuhan hidupnya di tengah blokade-blokade yang dibuat oleh Israel untuk membatasi ruang gerak bangsa Palestina. Dahsyatnya kecamuk konflik yang terjadi di Gaza membuat bangsa Palestina sangat sulit untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri. Berbagai cara dilakukan oleh Israel guna menduduki wilayah Palestina, termasuk dengan melakukan blokade-blokade terhadap masyarakat Palestina agar tidak dapat melakukan hubungan diplomasi terhadap negara lain. Meskipun begitu, bangsa Palestina tetap harus memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Langkah-langkah yang ditempuh oleh bangsa Palestina antara lain melakukan perdagangan bawah tanah, melalui gorong-gorong yang sebetulnya dijadikan sebagai tempat menyelundupkan senjata-senjata pasukan HAMAS. Di dalam peneltian akan diuraikan lebih rinci bagaimana saja langkah-langkah yang dilakukan oleh bangsa Palestina untuk memenuhi kebutuhan hidup serta apa saja hambatan yang dialami di dalam memenuhi kebutuhan hidup.

ABSTRACT
This study discusses the international trade conducted by the Palestinians as the steps taken to meet their daily needs amid the conflict that occurred in Gaza. Through the method of writing history. The research tries to uncover the background of the conflict that the Palestinians face in Gaza, the impact of the long-standing conflict on Palestinian society, and how the Palestinians fulfill their needs amid Israeli blockades to limit the Palestinian movement. The ferocity of the conflict that occurred in Gaza makes the Palestinians very difficult to meet the needs of his own life. Various ways are being done by Israel to occupy the Palestinian territories, including by blocking the Palestinian people from diplomatic relations with other countries. Even so, the Palestinians still have to meet the needs of daily life. The steps taken by the Palestinians, among others, underground trading, through the culverts that actually serve as a place to smuggle weapons of Hamas forces. In the research will be described in more detail how the steps taken by the Palestinians to meet the needs of life and what obstacles are experienced in meeting the needs of life."
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Fernandi
"ABSTRAK
Jurnal ini dilatarbelakangi oleh peran raja faisal terhadap kemerdekaan Palestina. Hal ini cukup menarik untuk diteliti karna raja-raja arab Saudi setelahnya tidak begitu nampak keseriusan terhadapupaya kemerdekaan palestina. Bahkan kecenderungan arab Saudi terhadap dominasi Israel tidak begitu Nampak kemandiriannya. Data-data diperoleh dari sumber bacaan primer dan sekunder menggunakan metode kualitatif, dam survey secara deskriptif. Dari hasil pembahasan disimpulkan bahwa raja faisal adalahg puncak kejayaan Arab Saudi sebagai negara yang berdaulat. Ketidak ketergantungan raja faisal kepada amerika sangat nampak.

ABSTRACT
This journal is motivated by the role of the king of faisal against the efforts of Palestinian independence. This is interesting enough to be studied because the Saudi Arabian kings thereafter did not seem to be serious about the efforts of Palestinian independence. Even the Saudi Arabian tendency toward Israeli domination is not so self-evident. The data are obtained from primary and secondary reading sources using qualitative methods, and descriptive survey. From the results of the discussion concluded that the king of faisal is the peak of glory of Saudi Arabia as a sovereign state. The non-dependence of the king of faisal to America is very visible."
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nadila Zanuarita
"Minat terhadap sinema Palestina meningkat, baik dalam studi film maupun ruang publik. Pada bulan Oktober 2021, Netflix merilis 32 film Palestina dalam koleksi Palestinian Stories dimana 12 di antaranya merupakan film pendek. Palestina juga memproduksi lebih dari 200 film pendek dalam kurun waktu dua dekade. Beberapa film pendek seperti Like Twenty Impossibles (2003) dan The Present (2020) memperoleh berbagai penghargaan di ajang festival film internasional bahkan menjadi nominasi Oscars. Selain bercerita tentang sulitnya melewati checkpoint, keduanya juga mendapat ulasan positif bahwa apa yang disampaikan terasa realistis dan membuka mata tentang kehidupan di Palestina. Penelitian ini mendiskusikan tentang bagaimana wacana perjuangan dikonstruksi dalam film pendek Palestina Like Twenty Impossibles dan The Present. Pendekatan yang digunakan yaitu analisis wacana kritis tiga-dimensi Norman Fairclough. Melalui tiga tahap analisis wacana yaitu deskripsi teks, interpretasi hubungan antara teks dan interaksi, serta eksplanasi dari hubungan antara interaksi dan konteks sosial, peneliti mendapati bahwa seorang sutradara mengkonstruksikan wacana perjuangan Palestina di dalam film pendek mereka. Wacana perjuangan itu ditampilkan melalui dialog dan ekspresi tokoh serta simbol perjuangan yang merepresentasikan adanya tekanan emosional, diskriminasi, dan ketidakberdayaan mengubah sistem yang berlaku.

Interest in Palestinian film is increasing, both in film studies and in the public sphere. In October 2021, Netflix released 32 Palestinian films in its Palestinian Stories collection, of which 12 were short films. Palestine has also produced more than 200 short films in the span of two decades. Several short films, such Like Twenty Impossibles (2003) and The Present (2020), have received various awards at international film festivals and even received Oscar nominations. In addition to telling us about the difficulty of passing the checkpoint, both of them also received positive reviews, stating that what was conveyed was realistic and eye-opening about life in Palestine. This research looks at how the discourse of struggle is constructed in Palestinian short films such as Twenty Impossibles and The Present. The approach used is Norman Fairclough's three-dimensional critical discourse analysis. Through three stages of discourse analysis: text description; interpretation of the relationship between text and interaction; and explanation of the relationship between interaction and social context, the researchers found that the director constructed the discourse of the Palestinian struggle in their short film. The discourse of struggle is displayed through the dialogues and expressions of characters and symbols of struggle representing emotional stress, discrimination, and powerlessness to change the prevailing system."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabila Safitri
"Penelitian ini membahas mengenai jenis dan fungsi dari tindak tutur ilokusi yang terdapat pada teks Deklarasi Kemerdekaan Palestina. Teks Deklarasi Kemerdekaan Palestina ditulis oleh salah satu penyair Palestina yaitu Mahmoud Darwish kemudian dibacakan oleh Presiden Pertama Palestina Yasser Arafat di Aljazair pada 15 November 1988. Penelitian ini dianalisis menggunakan metode deskriptif kualitatif dan teori tindak tutur Searle (1979). Di dalam teks Deklarasi Kemerdekaan Palestina, peneliti menemukan 14 ujaran yang mengandung tindak tutur ilokusi dengan fungsi yang berbeda-beda. Terdapat 4 ujaran asertif dengan fungsi menyatakan, 3 ujaran direktif dengan fungsi meminta dan mengajak, 3 ujaran komisif dengan fungsi menjanjikan, 2 ujaran ekspresif dengan fungsi mengungkapkan kekecewaan dan mengecam, dan 2 ujaran deklaratif dengan fungsi mendeklarasikan kemerdekaan Palestina dan mengangkat Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) sebagai perwakilan sah Palestina.

This study discusses the types and functions of illocutionary speech acts contained in the text of the Palestinian Declaration of Independence. The text of the Palestinian Declaration of Independence was written by a Palestinian poet, Mahmoud Darwish and then read by the First President of Palestine Yasser Arafat in Algeria on November 15, 1988. This research was analyzed using qualitative descriptive methods and Searle's (1979) speech act theory. In the text of the Palestinian Declaration of Independence, the researcher found 14 utterances containing illocutionary speech acts with different functions. There are 4 assertive utterances with the function of stating, 3 directive utterances with the function of asking and inviting, 3 commissive utterances with the function of promising, 2 expressive utterances with the function of expressing disappointment and criticism, and 2 declarative utterances with the function of declaring the independence of Palestine and appointing the Palestine Liberation Organization (PLO) as the legitimate representative of Palestine. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Baihaqy
"Penelitian ini membahas tentang Tari Dabke di Palestina. Dabke adalah tarian yang berasal dari masyarakat Arab Levantine dan banyak dimainkan di kawasan Mediterania, khususnya Palestina. Dabke bukan sekadar tradisi budaya semata, Dabke di Palestina memiliki banyak makna mulai dari persatuan, nilai-nilai sosial, dan bahkan bentuk perlawanan yang terkandung dalam setiap gerakannya. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan latar belakang dan makna dari Dabke serta dampaknya terhadap Palestina di masyarakat internasional. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, peneliti menggunakan dua landasan teori : tradisi dan semiotika. Penelitian kualitatif, analisis, dan deskriptif yang menggunakan pendekatan studi pustaka didapatkan dari observasi buku, jurnal, artikel, website, dan analisis video yang berkaitan dengan Dabke. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Dabke adalah tarian yang memiliki banyak makna atau multi ekspresi mulai dari segi denotatif, konotatif, dan mitos atau ideologi. Dabke juga telah dikenal di masyarakat internasional, hal ini disebabkan oleh masyarakat Palestina yang berdiaspora dan banyak mendirikan komunitas Dabke. Sampai saat ini Dabke berhasil menarik atensi masyarakat internasional untuk sedikit demi sedikit mengenal kebudayaan Palestina.

This paper discusses the Dabke Dance in Palestine. Dabke is a dance originates from the Levantine Arab community and is widely played in the Mediterranean region, especially Palestine. Dabke is not just a mere cultural tradition, it’s movement have many meanings ranging from unity, social values, and even forms of resistance. This study aims to explain the background and the meaning of the Dabke and its impact on Palestine in the international community. To achieve this goal, the researcher uses two theoretical foundations: tradition and semiotics. Qualitative, analytical, and descriptive research that uses a literature study approach is obtained from observations of books, journals, articles, websites, and video analysis related to Dabke. The results of this study indicate that the Dabke is a dance that has many meanings or multi expressions starting from denotative, connotative, and mythical or ideological perspective. Dabke has also been known in the international community because the Palestinian who have a diaspora and founded many Dabke community. Until today, Dabke has managed to attract the attention of the international community to gradually get to know Palestinian culture."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Khaulah Tsabita Madaniyyah
"Pendudukan dan ketidakadilan yang dilakukan oleh Israel terhadap Palestina selama 76 tahun, telah menghasilkan berbagai upaya perlawanan. Menyadari hal ini, individu, kelompok aktivis dan masyarakat di seluruh dunia telah menemukan cara-cara kreatif untuk mengekspresikan solidaritas terhadap perjuangan Palestina. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana simbol semangka digunakan, diinterpretasikan, dan disebarluaskan sebagai bentuk ekspresi solidaritas terhadap perjuangan Palestina di media sosial. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif deskriptif melalui sumber pustaka yang relevan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan ikon simbolis semangka yang warnanya mirip dengan bendera Palestina, telah berkembang dan menjadi bagian dari ekspresi solidaritas dan perlawanan terhadap penindasan yang dialami oleh rakyat Palestina. Popularitas penggunaannya meningkat sejak eskalasi konflik Israel-Palestina pada 7 Oktober 2023, dalam berbagai bentuk konten visual, emoji hingga filter TikTok. Hal ini memperluas jangkauan simbolisme semangka di media sosial, dan berdampak pada gerakan solidaritas global. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penggunaan semangka sebagai simbol memiliki sejarah, makna, dan perkembangan yang signifikan di media sosial sebagai wujud ekspresi dukungan masyarakat internasional terhadap perjuangan rakyat Palestina dan memperkuat gerakan solidaritas global.

The 76 years of occupation and injustice perpetrated by Israel against the Palestinians has resulted in various resistance efforts. Recognizing this, individuals, activist groups and societies around the world have found creative ways to express solidarity with the Palestinian cause. This research aims to analyze how the watermelon symbol is used, interpreted, and disseminated as a form of expression of solidarity with the Palestinian cause on social media. The research method used is a descriptive qualitative approach through relevant literature sources. The results show that the use of the watermelon symbolic icon, which is similar in color to the Palestinian flag, has developed and become part of the expression of solidarity and resistance to the oppression experienced by the Palestinian people. The popularity of its use has increased since the escalation of the Israeli-Palestinian conflict on October 7, 2023, in various forms of visual content, emojis to TikTok filters. This expanded the reach of watermelon symbolism on social media, and impacted the global solidarity movement. The conclusion of this research is that the use of watermelon as a symbol has a significant history, meaning and development in social media as an expression of the international community's support for the Palestinian cause and strengthening the global solidarity movement."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ardianto Bayu Wibowo
"KNRP merupakan salah satu NGO Indonesia yang fokus terhadap isu kemanusiaan di wilayah Palestina. KNRP menganggap seluruh pengurusnya sebagai relawan dan KNRP memiliki mitra-mitra yang membantu dalam menyalurkan bantuan kepada rakyat Palestina. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis organisasi KNRP sebagai Non-Government Organization (NGO) dalam menjaga profesionalismenya dan peran KNRP sebagai mediator dalam penyelesaian perkara-perkara isu kemanusiaan di wilayah Palestina berdasarkan perspektif hubungan internasional kontemporer. Metode studi kasus digunakan dalam penelitian ini untuk menjelaskan secara rinci peran KNRP dalam membantu rakyat Palestina yang masih terjajah oleh Israel. Penelitian ini berjenis eksplanatori karena mengambarkan keterkaitan antara peran KNRP berdasarkan perspektif hubungan internasional kontemporer. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari studi dokumen, observasi dan wawancara. Data yang dihasilkan dari instrumen tersebut adalah data primer (hasil wawancara dan hasil observasi) serta data sekunder (teori NGO dan Hubungan Internasional Kontemporer). Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa KNRP dapat dinyatakan sebagai NGO (non-government organization) karena bersifat nonpartisan, tidak mencari keuntungan, bersifat sukarela dan fokus pada gerakan moral. KNRP pun memenuhi nilai-nilai profesionalisme sebagai NGO dengan selalu melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan, berkomitmen dalam mendistribusikan bantuan kepada rakyat Palestina dan menyediakan informasi kepada donatur, melakukan sosialisasi serta edukasi kepada calon donatur. KNRP tidak dapat menjadi mediator antara Palestina dan Israel. Selanjutnya, peneliti dapat mengetahui hubungan antara Indonesia dengan Palestina dari perspektif hubungan internasional kontemporer dalam kerjasama diantaranya pada bidang perdagangan, Indonesia menghilangkan bea cukai dan pajak penghasilan (PPh). Indonesia dan Palestina tidak pernah terjadi persaing dan pertentangan dalam hal apapun.

KNRP is one of the Indonesian NGOs that focuses on humanitarian issues in the Palestinian territories. The KNRP considers all of its administrators to be volunteers and the KNRP has partners who assist in distributing aid to the Palestinian people. The purpose of this study is to analyze the KNRP organization as a NGOs in maintaining its professionalism and the role of the KNRP as a mediator in solving cases of humanitarian issues in the Palestinian territories based on the perspective of contemporary international relations. The case study method is used in this research to explain in detail the role of the KNRP in helping the Palestinian people who are still occupied by Israel. This research is of an explanatory type because it describes the relationship between the roles of the KNRP based on the perspective of contemporary international relations. The instruments used in this study consisted of document studies, observations and interviews. The data generated from these instruments are primary data (results of interviews and observations) and secondary data (NGO theory and Contemporary International Relations). The results of this study indicate that KNRP can be declared an NGOs because it is nonpartisan, does not seek profit, is voluntary and focuses on moral movements. KNRP also fulfills the values ​​of professionalism as an NGO by always reporting the results of the implementation of activities, is committed to distributing aid to the Palestinian people and providing information to donors, conducting socialization and educating potential donors. The KNRP cannot become a mediator between Palestine and Israel. Furthermore, researchers can find out the relationship between Indonesia and Palestine from the perspective of contemporary international relations in cooperation including in the field of trade, Indonesia eliminated customs and income tax (PPh). Indonesia and Palestine have never had competition or conflict in any way."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>