Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 140501 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nur Hadianta Tri Widada
"Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh riwayat kondisi kronis dan jenis penyakit kronis terhadap keterbatasan fungsi mobilitas pada lansia di Indonesia berdasarkan data panel IFLS 3, IFLS 4, dan IFLS 5. Sampel merupakan balanced panel pada lansia usia 60 tahun keatas di IFLS 5, yang diamati sejak IFLS 3. Penelitian ini menggunakan metode random-effects ordered logistic models. Persepsi kesehatan subyektif, status perkawinan, status tempat tinggal, status pekerjaan, indeks massa tubuh, status pendidikan, jenis kelamin, dan umur digunakan sebagai variabel kontrol.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa seiring bertambahnya usia, probabilitas lansia untuk menderita keterbatasan fungsi mobilitas akan semakin meningkat; sedangkan riwayat kondisi kronis dan jenis penyakit kronis seperti diabetes, jantung, dan stroke berpengaruh terhadap keterbatasan fungsi mobilitas pada lansia di Indonesia. Variabel kontrol lainnya secara signifikan berpengaruh terhadap keterbatasan fungsi mobilitas, kecuali untuk daerah tempat tinggal dan status perkawinan.

This study aims to analyze the influence of chronic conditions and chronic diseases on elderly rsquo s mobility function in Indonesia using the panel data of IFLS 3, IFLS 4, and IFLS 5. The sample is a balanced panel of elderly aged 60 and above in IFLS 5, who have complete retrospective information and can be traced back since IFLS 3. This study uses the random effects ordered logistic models. The self assessed health status, marital status, residence area, working status, body mass index, education, gender, and age are used as covariates.
The results suggest that the elderly probability of experiencing limited mobility function is increasing with age while chronic conditions and chronic diseases such as diabetes, heart disease, and stroke significantly affect the impairment of mobility function of the elderly in Indonesia. Other covariates also have significant effects on elderly rsquo s mobility function, except for residence area and marital status variables."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bahtiar
"ABSTRAK
Banyak lansia harus menjalani pengobatan seumur hidup disebabkan oleh penyakit kronik. Kondisi lansia dengan penyakit kronik akan menimbulkan gejala-gejala yang mempengaruhi aspek fisik, psikologis, sosial dan spiritual. Spiritualitas memegang peranan penting terhadap kondisi kesehatan dan hubungan sosial sehingga makna hidup dapat dirasakan saat individu mampu melihat hikmah dari kejadian hidup yang dialami. Tujuan penelitian untuk mendapatkan gambaran tentang pengalaman lansia dengan penyakit kronik memaknai hidup. Penelitian ini menggunakan metode fenomenologi deskriptif pada 13 lansia dengan penyakit kronis dengan menggunakan analisis tematik Collaizi. Hasil penelitian menemukan enam tema yaitu (1) mengalami reaksi proses berkabung, (2) keterbatasan finansial, mobilisasi dan kualitas ibadah, (3) fokus perilaku (behavior focus), (4) fokus spiritualitas (spiritual focus), (5) fokus kognitif (cognitive focus) (6) interaksi sosial, (7) transendensi diri, dan (8) jaminan kelangsungan hidup. Lansia dengan penyakit kronik merasakan masalah fisik dan psikologis menggunakan pola koping dalam memaknai hidup. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dalam memberikan intervensi keperawatan terhadap lansia dengan penyakit kronik dalam memaknai hidup.

ABSTRACT
Many elderly should undergo lifelong treatment caused by chronic illness. The elderly condition with chronic disease will cause symptoms that affect the physical, psychological, social and spiritual aspects. Spirituality plays an important role in health conditions and social relationships so that the meaning of life can be felt when the individual is able to see the wisdom of life events experienced. The purpose of the research was to figure out the elderly experience with chronic illness to their meaning of life. This research was using descriptive phenomenology method to 13 older with chronic illness by using thematic analysis of Collaizi. The research found six themes: (1) experiencing reaction of the mourning process, (2) financial limitations, mobilization, and quality of worship, (3) behavior focus, (4) spirituality focus, (5) cognitive focus (6) social interaction, (7) self-transcendence, and (8) survival of life guarantee. Elderly with chronic illness felt physical and psychological problem using the coping pattern to take the meaning of life. This study is expected to provide an overview in providing nursing intervention to the elderly with chronic illness to make meaning of life."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T50389
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratri Tamayanti
"Lansia merupakan tahap terakhir dari perkembangan dan pertumbuhan manusia ditandai dengan adanya penurunan berbagai sistema dan fungsi tubuh. Sistem muskuloskeletal merupakan salah satu fisiolgis yang berdampak seperti penurunan kekuatan otot, kekauan sendi dan redistribusi massa otot. Perubahan tersebut salah satunya mengakibatkan arthritis yang dapat bermanifestasi menjadi nyeri. Nyeri yang dirasakan lebih dari 3 bulan dapat dikageorikan menjadi nyeri kronik. Format pengkajian yang dilakukan penulis menggunakan metode palliative, quality, región, severity dan time (PQRST). Salah satu intervensi keperawatan yang dapat diberikan untuk menangani masalah nyeri kronik adalah physical exercise program. Physical exercise program dipilih sebagai metode untuk menurunkan skala nyeri. Hasil yang didapatkan selama delapan kali melakukan latihan ini, menunjukkan adanya penurunan rata-rata skala nyeri dari 5 menjadi 3,25. Sehingga terdpat penurunan rata-rata skala nyeri sebanyak 1,75. Latihan ini direkomendasikan untuk diterapkan di setting long-term care sebagai aktivitas latihan yang bisa dijadwalkan untuk menurunkan skala nyeri.

Elderly is the last stage of human development and growth which is characterized by a decrease in various systems and bodily functions. The musculoskeletal system is one of the physiological effects such as decreased muscle strength, joint loss and redistribution of muscle mass. These changes one of which resulted in arthritis that can manifest into pain. Pain that is felt for more than 3 months can be categorized into chronic pain. The assessment format conducted by the author uses the palliative, quality, region, severity and time (PQRST) methods. One of the nursing interventions that can be given to deal with chronic pain is the physical exercise program. Physical exercise program was chosen as a method to reduce pain scale. The results obtained for eight times doing this exercise, showed an average pain scale from 5 to 3.25. That there is a decrease in the average pain scale of 1.75. This exercise is recommended to be applied in a long-term care setting as an exercise activity that can be scheduled to reduce the pain scale."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Diandefi Augistya
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara penerimaan nyeri kronis dan perilaku sehat pada lansia yang tinggal bersama anak. Penelitian ini dilakukan pada 105 individu lansia, berusia 60 tahun ke atas yang tinggal bersama anak. Hubungan antara kedua variabel yang belum jelas, menjadi urgensi dari penelitian ini. Penerimaan nyeri diukur dengan Chronic Pain Acceptance Questionnaire CPAQ, sementara perilaku sehat diukur dengan instrumen perilaku sehat.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara penerimaan nyeri dan perilaku sehat r = 0,110, p = 0,237, L.o.S 0,05, two-tailed . Hasil analisis data demografis menunjukkan jenis kelamin memengaruhi perilaku sehat.

This research was aim at determining the relationship between chronic pain acceptance and health behavior of elders living with children. 105 elders, aged 60 and above, living with children were studied for this research. As the relationship between the two variables were unclear, this became the imperative for this research. Chronic pain acceptance was measured using Chronic Pain Acceptance Questionnaire CPAQ , while health behavior was measured using the health behavior instrument.
The result shows that there is no significant relationship between chronic pain acceptance and health behavior r 0,110, p 0,237, L.o.S 0,05, two tailed . The result of demographic data analysis demonstrates that gender affects health behavior.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S68201
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deviera Minelly Noor
"ABSTRAK
Latar Belakang: Gangguan keseimbangan dan mobilitas merupakan penyebab terbesar disabilitas pada usia lanjut 60 tahun atau lebih. Keseimbangan dan mobilitas merupakan faktor penting dalam melakukan aktivitas fungsional. Masalah paling serius dari gangguan mobilitas adalah kecenderungan usia lanjut untuk jatuh dan menjadi cedera akibat jatuh. Faktor lainnya yang mempengaruhi jatuh adalah rasa takut jatuh. Latihan keseimbangan dapat menurunkan insiden jatuh pada usia lanjut, namun usia lanjut yang berisiko jatuh sering menolak untuk mengikuti program latihan di rumah sakit. Program latihan di rumah memungkinkan individu untuk latihan secara mandiri, dengan biaya yang murah, dan sesuai untuk usia lanjut dengan keterbatasan akses ke fasilitas latihan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan keseimbangan yang dilakukan di rumah selama 8 minggu terhadap mobilitas fungsional dan rasa takut jatuh pada usia lanjut.
Metode: Disain penelitian ini adalah Randomized Controlled Trial. Populasi terjangkau adalah usia lanjut ≥ 60 tahun yang ada di Poliklinik Geriatri Terpadu dan Poliklinik Rehabilitasi Medik rumah sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta yang memenuhi kriteria penelitian. Pengambilan sampel dilakukan secara consecutive sampling, dan dibagi menjadi dua kelompok secara randomisasi permutasi blok. Kelompok keseimbangan diberi latihan keseimbangan dan kelompok kontrol diberi latihan penguatan ekstremitas atas selama 8 minggu. Untuk menilai mobilitas fungsional digunakan uji Time Up and Go (TUG), sedangkan rasa takut jatuh dinilai dengan instrumen Falls Efficacy Scale – International (FES-I).
Hasil: 94 responden mengikuti program latihan sampai selesai, kelompok keseimbangan (46 orang) dengan rerata umur 69,7 ± 6,03 tahun, dan kelompok kontrol (48 orang) dengan rerata umur 70,35 ± 6,95 tahun. Nilai uji TUG kelompok keseimbangan pada minggu ke-1 adalah 10,11 (7,41-16,52) detik dan menurun menjadi 9,24 (7,11-17,00) detik setelah 8 minggu latihan, (p < 0,001), dibandingkan dengan kelompok kontrol terdapat penurunan yang signifikan pada uji TUG minggu ke-1 dan minggu ke-8, p = 0,001. Nilai FES-I minggu ke-1 adalah 23,0 (16-38), dan setelah 8 minggu latihan terdapat penurunan menjadi 18,5 (16-35), p < 0,001, namun dibandingkan dengan kelompok kontrol tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan, p = 0,166 Kesimpulan: Terdapat peningkatan mobilitas fungsional yang bermakna secara statistik berdasarkan uji TUG pada kelompok keseimbangan dibandingkan dengan kelompok kontrol, setelah 8 minggu latihan. Dan terdapat penurunan rasa takut jatuh yang diukur menggunakan nilai FES-I pada kelompok keseimbangan setelah 8 minggu latihan, namun dibandingkan dengan kelompok kontrol tidak ada perbedaan bermakna.

ABSTRACT
Background: Impaired balance and mobility are the biggest cause of disability in the elderly 60 years or more. Balance and mobility is an important factor in performing functional activities. The most serious problem is the tendency of the mobility-impaired elderly to fall and be injured by falling. Another factor affecting the fall is fear of falling. Balance training can reduce the incidence of falls in the elderly, however, older adults who are at risk usually refuse to participate in hospital-based exercise programs. Home-based exercises may allow individuals to practice independently, with low cost, and may be appropriate for the elderly with limited access to exercise facilities. The aim of this study is to determine the effect of balance exercises done at home for 8 weeks on functional mobility and the fear of falling in the elderly.
Methods: The design of the study was randomized controlled trial. The population was the elderly ≥ 60 years old at Integrated Geriatric Polyclinic and Physical Medicine and Rehabilitation Polyclinic in Cipto Mangunkusumo Hospital Jakarta who fit the criteria. Sampling was done by consecutive sampling, and were divided into two groups by randomized block permutation. The balance group was given balance exercises and the control group was given upper extremity strengthening exercises for 8 weeks. Functional mobility was assessed by Time Up and Go test (TUG), and to assess fear of falling was used the Falls Efficacy Scale - International (FES-I) instrument.
Results: 94 respondents were completed the exercise program, the balance group (46 people) mean age 69.7 ± 6.03 years old, and the control group (48 people) mean age 70.35 ± 6.95 years old. TUG test in balance group was 10.11 (7.41-16.52) seconds at week-1 and improved to 9.24 (7.11-17.00) seconds after 8 weeks training, (p < 0.001). Compared to the control, the balance group had significantly improvement between TUG test week-1 and week-8, p = 0.001. FES-I test in balance group was 23.0 (16-38) at week-1 and after 8 weeks there is a decline to 18.5 (16-35), p < 0.001, but compared to the control group showed no significant difference, p = 0.166 .
Conclusion: There is statistically significant increasing of functional mobility based on the TUG test in the balance group compared to the control group, after 8 weeks of training program, and there is a statistically significant reduction in fear of falling were measured using FES-I instrument in the balance group after 8 weeks of training program, but compared to the control group there is no significant difference."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edvina
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan daring PNF untuk meningkatkan keseimbangan pada lansia setelah 4 minggu latihan di rumah. Penelitian ini merupakan studi intervensi one group pre and post test design pada lansia yang datang berobat ke Poliklinik Geriatri di Puskesmas Kecamatan Menteng, Jakarta. Lansia yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak memenuhi kriteria eksklusi, serta bersedia mengikuti penelitian diberikan intervensi latihan PNF. Latihan dilakukan secara mandiri, via daring, dengan menggunakan aplikasi Zoom. Latihan dilakukan dengan mengikuti video latihan yang telah dibuat oleh peneliti. Latihan sendiri diberikan selama 4 minggu, 2 kali/minggu, dengan durasi latihan 45 menit per sesi. Keluaran yang diukur adalah kekuatan otot ekstremitas bawah (ekstensor pinggul, abduktor dan adduktor pinggul, ekstensor dan fleksor lutut, dorsifleksor dan plantarfleksor) dengan menggunakan HHD, lingkup gerak sendi ekstremitas bawah (ekstensi, abduksi, dan adduksi pinggul, fleksi dan ekstenso lutut, dorsifleksi dan plantarfleksi), serta keseimbangan statik dan dinamik dengan Romberg dipertajam dan TUG. Penelitian ini melibatkan 12 orang subjek laki-laki dan perempuan, usia 65±3.43 tahun. Setelah diberikan intervensi berupa latihan PNF, didapatkan peningkatan kekuatan otot: ekstensor, adduktor dan abduktor pinggul, ekstensor dan fleksor lutut, dorsifleksor dan plantarfleksor, peningkatan lingkup gerak: ekstensor, adduktor dan abduktor pinggul, ekstensor lutut dan dorsifleksor dan peningkatan keseimbangan statik dan dinamik secara signifikan dengan nilai p<0.05. Kesimpulan penelitian ini adalah latihan daring PNF mandiri, dapat meningkatkan kekuatan otot, fleksibilitas, lingkup gerak sendi, serta keseimbangan pada lansia setelah 4 minggu latihan, dan perbedaan tersebut menunjukkan hasil yang bermakna secara statistik.

This study aimed to determine the effect of online, independent PNF exercise to improve balance in elderly after 4 weeks of home based exercise. This is an interventional study of one group pre and post test design for elderly patient who came at Geriatric Policlinic at Menteng District Health Center, Jakarta. Elderly who met the inclusion and did not meet the exclusion criteria, and were willing to take part in the study were given PNF exercise intervention. The exercises were carried out independently, using the Zoom application. Subjects followed the exercise video. Exercise were given for 4 weeks, 2 times/week, with training duration of 45 minutes per session. Outcome of this study were strength of lower extremity muscles (hip extensor, hip adductor, hip abductors, knee extensor, knee flexors, dorsiflexors and plantarflexors) that measured using HHD, Rang of motion of lower extremity (hip extensions, hip adductions, hip abductions, knee extensions, knee flexions, dorsiflexion and plantarflexion), and static and dynamic balance using Sharpened Romberg and TUG. Twelve participants, 65±3.43 years old were included. After being given intervention for 4 weeks, there were increase in lower extremity muscles strength: hip extensors, hip adductors, hip abductors, knee extensors, knee flexors, dorsiflexors and plantarflexors, also there were increase in the range of motion: hip extensors, hip adductors, hip abductors, knee extensors and dorsiflexors, and also significant increase in static and dynamic balance with p<0.05. The conclusion of this study is that PNF independent exercise can improve muscle strength, range of motion, and balance in elderly after 4 weeks of exercise, with statistically significant result."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fakhri Muhamad Rizaldi
"Proses penuaan dapat menyebabkan kualitas tidur pada lansia berubah dan menyebabkan gangguan tidur insomnia. Sebelumnya insomnia dipandang sebagai gejala depresi namun saat ini para peneliti menduga insomnia menjadi faktor risiko dari depresi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan insomnia dan depresi di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 03 Jakarta. Penelitian ini menggunakan studi cross sectional dengan jumlah sampel 79 responden dan dipilih menggunakan teknik proporsional random sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa Insomnia Severity Index dan Geriatric Depression Scale 30 item.
Hasil penelitian menunjukkan 41,8 lansia di panti mengalami gangguan tidur insomnia dan 51,9 lansia mengalami depresi. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara insomnia dengan depresi p=0,001 < ?=0,05 . Pemberian edukasi dan skrining secara berkala mampu mengurangi insomnia dan depresi pada lansia. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengidentifikasi berkurangnya risiko depresi dengan mengatasi insomnia.

The aging process can cause sleep quality in the elderly to change and cause sleep disorders insomnia. Previously, insomnia was seen as a symptom of depression but recently researchers suspected insomnia to be a risk factor for depression.
This study aims to determine the relationship of insomnia and depression at the Social Institution Tresna Werdha Budi Mulia 03 Jakarta. This study used cross sectional study with 79 respondents and selected by using proportional random sampling technique. The instruments used in this study are Insomnia Severity Index and Geriatric Depression Scale 30 items.
The results showed 41.8 of elderly in the home experienced sleep disorders insomnia and 51.9 of elderly people depressed. The results showed there was an association between insomnia and depression p 0.001.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diany Nurliana Taher
"Latar belakang: Keterbatasan mobilitas pada kelompok lanjut usia  berkaitan dengan rendahnya kualitas hidup, menurunnya akses ke layanan kesehatan, meningkatknya mortalitas, morbiditas, dan beban pembiayaan kesehatan. Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi fungsi mobilitas. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan fungsi mobilitas dan mendapatkan hubungan antara usia, jenis kelamin, status gizi, kadar vitamin D, sarkopenia dan penyakit penyerta dengan fungsi mobilitas pada pasien geriatri.
Metode: penelitian cross-sectional ini dilakukan antara Desember 2022 sampai Januari 2023 di Poliklinik Geriatri RS Cipto Mangunkusumo Jakarta Indonesia. Pasien yang dapat berjalan mandiri dengan atau tanpa alat bantu diikutsertakan dalam penelitian. Fungsi mobilitas dinilai dengan Timed Up and Go (TUG) Test dan skor TUG dihubungkan dengan usia, jenis kelamin, status gizi, kadar vitamin D, sarkopenia, dan komorbid.
Hasil: Dari hasil analisis multivariat didapatkan bahwa kelompok usia lebih dari 80  tahun memiliki risiko penurunan fungsi mobilitas 1,9 kali lebih tinggi dengan IK 95% 1,139-3,118. Lansia perempuan berisiko 1,4 kali lebih tinggi dibandingkan lansia laki-laki dengan IK 95% 1.014-1.931 dan lansia dengan malnutrisi berisiko 1,8 kali dengan IK 95% 1.256-2.478. Ditemukannya sarkopenia pada pasien menjadi risiko terbesar untuk penurunan fungsi mobilitas yaitu berisiko 2 kali lebih tinggi dengan IK 95% 1,547-2,606. Sedangkan kadar vitamin D dan CCI tidak berpengaruh secara signifikan terhadap fungsi mobilitas.
Kesimpulan: Terdapat hubungan antara usia, jenis kelamin, sarkopenia, dan malnutrisi dengan fungsi mobilitas pada pasien geriatri.

Background: Limited mobility in elderly is related to low quality of life, reduced access to medical services, increased mortality, morbidity, and health care financial burden. Many factors can influence mobility function. Therefore, this study aims to know the factors associated with mobility function and obtain the relationship between age, sex, nutritional status, vitamin D levels, sarcopenia, and comorbidities with impaired mobility function in geriatric patients.

Methods: This cross-sectional study was conducted between December 2022 to January 2023 in Geriatric Clinic of Cipto Mangunkusumo National Hospital in Jakarta Indonesia. All elderly patients visited the clinic who can walk with or without walking aids were included. We evaluated mobility function using Timed Up and Go Test (TUG), the TUG score was tested against age, sex, nutritional status, vitamin D levels, sarcopenia, and number of comorbidities to evaluate the association.
Result: We found, from multivariate analysis, that the age over 80 years had a risk of decreased mobility function 1.9 times higher with CI 95% 1.139-3.118. Elderly females have risk 1.4 times higher than elderly male with CI 95% 1.014-1.931 and elderly with malnutrition have a risk of 1.8 times with CI 95% 1.256-2.478. Sarcopenia is the greatest risk factor for decreased mobility function, 2 times higher with 95% CI 1,547-2,606. However, vitamin D level and CCI were not associated with mobility function.
Conclusions: There is a correlation between age, sex, sarcopenia, and malnutrition with functional mobility in geriatric patients.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rara Merinda Puspitasari
"ABSTRAK
Terapi polifarmasi yang kompleks dan berpotensi tidak tepat umum terjadi pada
pasien geriatri. Screening Tool for Older Peoples’ Prescription (STOPP) terdiri dari
65 kriteria yang signifikan secara klinis untuk mendeteksi potensi peresepan yang
tidak tepat pada pasien geriatri. Penelitian ini bertujuan untuk menilai efektifitas
kriteria STOPP dalam menurunkan kejadian penggunaan obat yang berpotensi tidak
tepat (Potential Inappropriate Medication/PIM) pada pasien geriatri rawat inap di
RSUD kota Depok. Kriteria STOPP diinformasikan kepada dokter untuk dapat
dijadikan pedoman peresepan pasien geriatri.Intervensi berupa konfirmasi PIM dan
rekomendasi penggunaan obat dilakukan kepada dokter selama penapisan resep
menggunakan kriteria STOPP. Rancangan penelitian ini adalah pre experiment.
Sampel penelitian berupa resep dari 68 pasien geriatri untuk kelompok preintervensi
dan 71 pasien geriatri untuk kelompok post intervensi.Pengambilan sampel secara
retrospektif Desember 2012-Januari 2013 pada kelompok pre intervensi dan secara
prospektif April-Mei 2013 pada kelompok post intervensi. Jumlah PIM berdasarkan
kriteria STOPP yang didapat pada kedua kelompok dianalisis menggunakan Uji Man
Whitney. Jumlah PIM sebelum intervensi (27,94%) berbeda bermakna (p<0,05)
dengan jumlah PIMsetelah intervensi (12,67%). Kriteria STOPP pada penelitian
iniefektifmenurunkan kejadian penggunaan obat yang berpotensi tidak tepat pada
pasien geriatri rawat inap di RSUD kota Depok.
ABSTRACT
Complex polypharmacy and potentially inappropriate therapy are common in
geriatric patient.Screening Tool for Older Peoples’ Prescription (STOPP) consists of
65 clinically significant criteria for detecting potential inappropriate prescribing in
geriatric patients. This study is aimed to determine the effectiveness of STOPP
criteria in decreasing the incidence of Potentially Inappropriate Medications (PIM) in
hospitalized geriatric patients at RSUD Depok. The design of this study is pre
experiment. Thesamples is prescriptions from68 geriatric patients for preintervention
group and 71 geriatric patients for post intervention groups.STOPP
criteria was being informed to the doctor so they can use it as a geriatric prescribing
guidance. Intervention was given to the doctor by confirming the PIM and providing
medication recommendationduring the prescribing screening using STOPP criteria.
The sampling was conducted retrospectively at December 2012-January 2013 for pre
intervention group and prospectively at April-May 2013 for post-intervention group.
PIM amount obtained in the two groups were analyzed using Man Whitney Test. The
amount of PIM before intervention (27,94%) is significantly different (p <0.05)
compared with the amount of PIM after intervention (12.67%). STOPP criteria in
this study is effective in decreasing the incidence of potentially inappropriate
medications in hospitalized geriatric patients at RSUD Depok.
"
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
T35782
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Fauziyah
"ABSTRAK
Proses degenratif pada lansia menurunkan fungsi organ ginjal sehingga dapat
memperburuk kondisi lansia dan berujung pada gagal ginjal. Proses hemodialisis
merupakan cara mempertahankan fungsi ginjal. Pentingnya dukungan keluarga
pada lansia dengan hemodialisis memberikan semangat hidup dan meningkatkan
kesejahteraan lansia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran
dukungan keluarga pada lansia dengan hemodialisis. Desain penelitian yang
digunakan adalah deskriptif dengan melibatkan 86 lansia yang menjalani
hemodialisis di Jakarta Kidney Center, Jakarta Selatan. Dukungan keluarga dinilai
dengan kuesioner dukungan keluarga. Hasil penelitian ini mendapatkan rerata usia
lansia dengan hemodialisis adalah 63.56 tahun dan rerata usia keluarga pelaku
rawat adalah 44.01 tahun. Dukungan keluarga kategori baik didapatkan sejumlah
54.7%, dukungan di persepsikan oleh anggota keluarga pelaku rawat. Pemberi
layanan kesehatan disarankan memberikan edukasi pentingnya dukungan keluarga
pada lansia

ABSTRACT
Degenratif process in the elderly reduce the function of the kidneys that can
worsen the condition of the elderly and lead to kidney failure. Hemodialysis
process is how to preserve renal function. The importance of family support in
elderly with hemodialysis giving spirit of life and improve the welfare of the
elderly. This study aims to describe the family support to the elderly by
hemodialysis. The study design was descriptive, involving 86 elderly undergoing
hemodialysis in Jakarta Kidney Center, South Jakarta. Family support family
support was assessed by questionnaire. The results of this study mean age of the
elderly get by hemodialysis was 63.56 years and the mean age of family
caregivers is 44.01 years. Family support both categories obtained a 54.7%,
support the perception by a family member caregivers. Health care providers are
advised to educate the importance of family support in elderly."
2016
S65079
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>