Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 111103 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sulaiman
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh intensitas emisi karbon terhadap biaya ekuitas perusahaan dengan tingkat pengungkapan emisi karbon sebagai variabel moderasi. Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI pada tahun 2011-2015. Metode purposive sampling digunakan dalam menentukan sampel penelitian ini. Sebanyak 16 perusahaan yang telah listing di BEI masuk dalam sampel penelitian. Kontribusi yang diberikan dalam penelitian ini dibandingkan penelitian sebelumnya adalah adanya tambahan sampel penelitian yang lebih besar dan adanya tambahan tingkat pengungkapan emisi karbon sebagai variabel moderasi dalam model penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa intensitas emisi karbon dan tingkat pengungkapan emisi karbon sebagai variabel moderasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap biaya ekuitas perusahaan di Indonesia.

The object of this research is to find out the effect of carbon emision intensity on cost of equity capital with the level of carbon emission disclosures as a moderation variable. Population data in this research are companies that listing on Indonesian Stock Exchange in 2011 2015. Purposive sampling method is used to determine the sample of this research. Sixteen companies that have been listed on Indonesian Stock Exchange are included in this research sample. Contribution of this research compared with previous research are the existence of larger research samples and added the level of carbon emission disclosures as moderation variabel in research model. The results show that carbon emission intensity and the level of carbon emission disclosure as moderation variable have insignificant effect to cost of equity capital in Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melisa Constantia
"Artikel ini bertujuan untuk meneliti penggunaan energi dan faktor utama yang mempengaruhi intensitas emisi karbon dari perusahaan manufaktur dengan menggunakan data industri manufaktur besar dan sedang periode 2011-2014. Meskipun sektor makanan dan minuman barang logam, elektronik, mesin dan barang galian bukan logam adalah sektor utama dengan penggunaan energi terbesar, hanya sektor barang galian bukan logam yang menunjukkan memiliki energi intensitas tertinggi. Sedangkan sektor makanan dan minuman dan barang logam, elektronik dan mesin memiliki intensitas energi yang rendah dikarenakan nilai tambah yang tinggi. Dengan menggunakan metode OLS, 2SLS, dan fixed-effect dalam meneliti determinan intensitas emisi karbon, penelitian ini menemukan bahwa manufaktur besar lebih rendah dan efisien dalam mengeluarkan emisi dibandingkan manufaktur kecil. Selain itu, tenaga kerja dan jumlah modal memiliki pengaruh negatif terhadap tingkat intensitas emisi karbon. Sedangkan tingkat biaya untuk pemeliharaan mesin memiliki pengaruh positif terhadap intensitas emisi karbon. Hal ini dimungkinkan karena pemakaian mesin canggih yang memerlukan biaya pemeliharaan tinggi cenderung dilakukan oleh sektor industri yang emisi-intensif.

Using a firm-level dataset from the Indonesian large and medium manufacturing sector, this paper investigates the energy usage performance and the main factors that are related to carbon dioxide emission intensity of manufacturing firms, from 2011 to 2014. Although food, beverages; fabricated metal and machinery; and non-metallic mineral are three primary energy-intensive sectors, only the latter had high energy intensity. Meanwhile food industry and fabricated metal and machinery show low energy intensity due to their high value-added. This paper also presents an estimation of carbon dioxide emission due to fuels consumption of firms. During the period of study, the trend of carbon emission has increased, but the carbon emission intensity has shown improvement. Performing panel data framework, this study uses OLS, 2SLS, and fixed effect model in analysing the determinants of CO2 intensity. The result of the FE regressions suggests that larger firms are emission efficient compared to small sized firms. Similarly, capital- and labor-intensive firms are less-carbon intensive. Furthermore, firms that spend more on maintenance have emitted more. This perhaps due to the adoption of high maintenance equipment by emission-intensive firms that requires for more expanses."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Windia Urfa Hani
"Dalam upaya optimalisasi kebijakan adaptasi dan pencegahan perubahan iklim dengan menghindari potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi, modal sosial diyakini dapat menjadi variabel kunci yang dapat mendorong implementasi kebijakan penurunan emisi karbon secara signifikan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak modal sosial terhadap emisi karbon per kapita yang mempertimbangkan adanya pengaruh spasial dan dinamis dari waktu pada provinsi di Indonesia untuk tahun 2010 – 2018 melalui pendekatan model dinamika spasial. Hasil penelitian memperlihatkan adanya pengaruh negatif dari modal sosial terhadap emisi karbon per kapita di mana estimasi koefisien tersebut akan lebih rendah ketika mempertimbangkan pengaruh spasial dan temporal dari emisi karbon. Penelitian ini memperlihatkan area baru dalam pengembangan kebijakan perubahan iklim maupun penurunan emisi karbon agar dapat mencegah dampak yang lebih berbahaya dari emisi karbon tanpa menimbulkan risiko perlambatan laju pertumbuhan ekonomi negara berkembang khususnya di Indonesia.

In terms to optimize climate change policies by avoiding the potential slowdown of economic growth, social capital is believed to be a key variable that can encourage the implementation of policies to reduce carbon emissions significantly. Therefore, this study aims to analyze the impact of social capital on per capita carbon emissions by considering the spatial and dynamic effect of carbon emission on provinces in Indonesia for 2010 – 2018 through a spatial dynamics model approach. The results of the study showed a negative impact of social capital on per capita carbon emissions where estimates of such coefficients would be lower when considering the spatial and temporal impacts of carbon emission. The research shows new areas in the development of climate change policies and reduction of carbon emissions in order to prevent the more dangerous impacts of the carbon emission without posing the risk of slowing the growth rate of the developing country in Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dondokambey, Nathaniel Viandy
"Model STIRPAT digunakan untuk mengkaji aspek demografi emisi karbon Indonesia. Penelitian-penelitian yang beredar saat ini banyak melihat pengaruh aspek peningkatan populasi dan ekonomi dunia yang pesat terhadap perubahan emisi karbon. Pengaruh beberapa aspek yang tidak termasuk dalam rencana resmi pemerintah, yaitu aspek kependudukan, ekonomi, dan rumah tangga dimasukkan dalam model estimasi. Ditemukan bahwa angka kelahiran total (TFR) mempengaruhi peningkatan emisi karbon paling negatif, sedangkan konsumsi energi berkontribusi paling besar terhadap perubahan emisi karbon. Karena multikolinearitas terdeteksi pada estimasi OLS model STIRPAT, model diregresi untuk kedua kalinya menggunakan regresi ridge. Hasil koefisien elastisitas regresi menunjukkan bahwa variabel ketimpangan ekonomi (GINI) dan angka kelahiran total (TFR) memiliki pengaruh paling besar pada peningkatan emisi karbon. Melalui model STIRPAT, dapat juga diprediksi emisi karbon pada tahun 2030, menggunakan Model Grey dan Markov-Chain Grey Model (MCGM). Hasil dari perhitungan tersebut menunjukkan emisi karbon meningkat lebih dari 200%. Saran mengenai emisi karbon dapat difokuskan pada peningkatan ekonomi berkelanjutan, terutama peningkatan industrialisasi hijau dan pemerataan ekonomi bagi penduduk. Namun, mitigasi dari aspek kesuburan tidak bisa diabaikan, karena aspek ini dapat berkontribusi pada penurunan emisi karbon.

The STIRPAT model is used to assess the demographic aspects of Indonesia's carbon emissions. Many studies currently circulating look at the effect of the rapidly increasing population and world economy on changes in carbon emissions. The influence of several aspects that are not included in the official government plan, namely population, economic, and household aspects are included in the estimation model. It was found that total fertility rate (TFR) affects the increase in carbon emissions the most negatively, while energy consumption contributes the most to changes in carbon emissions. Since multicollinearity was detected in the STIRPAT model OLS estimates, the model was regressed a second time using ridge regression. The results of the regression elasticity coefficients show that the variables of economic inequality (GINI) and total fertility rate (TFR) have the greatest influence on increasing carbon emissions. Through the STIRPAT model, it is also possible to predict carbon emissions in 2030, using the Gray and Markov-Chain Grey Model (MCGM) models. The results of these calculations show that carbon emissions have increased by more than 200%. Suggestions on carbon emissions can be focused on sustainable economic improvement, especially increasing green industrialization and economic equity for the population. However, the mitigation of the fertility aspect cannot be ignored, because this aspect can contribute to the reduction of carbon emissions."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjorang, Bonataon M.T.V.
"ABSTRAK
Tesis ini menganalisis determinan emisi karbon dioksida (CO2) di Indonesia dihubungkan dengan hipotesis Environmental Kuznets Curve (EKC). Permodelan empiris dilakukan dengan Simultaneous Equation Model (SEM) antara produk domestik bruto (PDB) per kapita dengan emisi CO2 dengan menggunakan data runtut waktu dari 1974 hingga 2011. Uji Hausman melihat hubungan simultan dan endogenitas dari PDB per kapita dan emisi CO2. Dengan metode Two-stage Least Squares (2SLS) diperoleh hasil hipotesis EKC berlangsung di Indonesia. PDB per kapita, peranan industri terhadap perekonomian, dan kepadatan penduduk berpengaruh signifikan meningkatkan emisi CO2. Namun demikian, konsumsi energi terbarukan tidak secara signifikan berpengaruh menurunkan emisi CO2.

ABSTRACT
This thesis analyzes determinants of carbon dioxide (CO2) emission in Indonesia associated with Environmental Kuznets Curve (EKC) hypothesis. Empirical modelling with Simultaneous Equation Model (SEM) between per capita gross domestic product (GDP) and CO2 emission by using time series data from 1974 to 2011. Hausman tests investigate simultaneous relationship and endogeneity between per capita GDP and CO2 emission. By Two-stage Least Squares (2SLS) method, results support Environmental Kuznets Curve (EKC) hypothesis. GDP per capita, share of industry, and population density significantly affect the increasing of CO2 emission. However, renewable energy consumption did not significantly affect the reducing of CO2 emission.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T39130
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diny Sulistyowati
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan perusahaan terhadap pengungkapan emisi karbon. Selain itu, penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh kinerja lingkungan dan tata kelola tingkat negara mempengaruhi hubungan kinerja keuangan dengan pengungkapan emisi karbon. Proksi kinerja lingkungan negara menggunakan Environmental Performance Index (EPI), sedangkan proksi tata kelola negara menggunakan Worldwide Governance Indicator (WGI). Sampel penelitian ini adalah 717 observasi yang memiliki skor pengungkapan emisi karbon tahun 2011-2013 dan Environmental Performance Index serta Worldwide Governance Indicators pada tahun 2010-2012. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa kinerja keuangan berbasis akuntansi maupun pasar memiliki pengaruh positif terhadap pengungkapan emisi karbon. Selanjutnya hasil dari penelitian ini, kinerja lingkungan negara memperkuat hubungan kinerja keuangan berbasis akuntansi dan pasar dengan pengungkapan emisi karbon. Selanjutnya, tata kelola negara tidak memiliki pengaruh terhadap hubungan kinerja keuangan berbasis akuntansi dan pasar dengan pengungkapan emisi karbon diduga disebabkan oleh keketatan negara terhadap kinerja lingkungan terkait emisi karbon tidak dapat menyentuh pengaturan terhadap kewajiban perusahaan untuk melakukan pengungkapan emisi karbon yang masih bersifat sukarela. Dengan demikian, pengaruh kinerja keuangan berbasis akuntansi dan pasar sama-sama tidak berpengaruh terhadap pengungkapan emisi karbon di negara yang memiliki governance semakin baik atau semakin buruk.

This study aims to examine the effect of the financial performance on carbon emissions disclosure. Furthermore, this study is also aims to examine the effect of environmental performance and governance in the country level on influencing the relation of financial performance and carbon emissions disclosure. A proxy for the country level environmental performance used the Environmental Performance Index (EPI), while the proxy governance used the Worldwide Governance Indicators. The sample of this study are 717 observations which had carbon emissions disclosure, Environmental Performance Index and the Worldwide Governance Indicators in 2010-2012. The results of this study demonstrate that financial performance with accounting-based and market-based measurement have a positive significant effect on the carbon emissions disclosure. Furthermore, the results of this study, the environmental performance strengthened relationship between accounting-based measurement and market-based measurement between financial performance and carbon emissions disclosure. Furthermore, the country level governance has no significant effect for relationship between financial performance with accounting based measurement and carbon emissions disclosure due to the stringency country that related to the environmental performance policy of carbon emissions cannot touch regulation of the company's obligation to make carbon emission disclosure which still voluntary. Therefore, the effect of accounting based and market based measurement of financial performance equally have no effect on the carbon emission disclosure in countries that have better or worse governance."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
S59513
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azra Qothrunnada Hazairin
"Estimasi biomasa dapat digunakan untuk mengestimasi nilai simpanan karbon dioksida. Kota Bogor adalah salah satu kota penyangga Kota Jakarta, yang memiliki laju pertumbuhan penduduk yang tinggi dari tahun 1990-2000 yaitu sebesar 10.25 dan peningkatan jumlah kendaraan bermotor setiap bulannya yang mencapai 3.373 kendaraan yang berdampak pada peningkatan emisi karbon dioksida. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa daya serap yang dimiliki oleh ruang hijau di Kota Bogor terhadap emisi karbon dioksida yang dikeluarkan oleh aktivitas manusia.
Penginderaan jauh dilakukan untuk mengetahui indeks vegetasi yang dapat memprediksi nilai biomasa terbaik dengan menggunakan nilai biomasa lapangan. MSAVI2 adalah indeks vegetasi terbaik yang dapat digunakan untuk memprediksi nilai biomasa di Kota Bogor. Setiap kecamatan di Kota Bogor tidak dapat menyerap karbon dioksida yang dihasilkannya dengan total jumlah karbon dioksida tidak terserap sejumlah 5.931.131 ton.

Biomass estimation can be used to estimate the stock of carbon dioxide. Bogor City is one of the hinterland of Jakarta which has a significant increase in population growth rate, especially in 1990 2000 when the number hit 10.25 and the average 3.373 each month of vehicle increase which provides a significant release of carbon dioxide. This reasearch aim is to analyze green spaces ability to absorb carbon dioxide emission from human activity.
Remote sensing is used to select the best vegetation indices to estimate biomass value from in situ measurement. MSAVI2 is the best vegetation index to predict biomass in Kota Bogor. The result of this research is every districts in Bogor can not absorb its carbon dioxide emission with the total of 5.931.131 ton of carbon dioxide unabsorb.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jervis Sinto
"ABSTRACT
Pencemaran udara akibat emisi gas buang kendaraan bermotor dalam bentuk gas-gas berbahaya seperti karbon monoksida CO dan hidrokarbon HC menjadi masalah bagi kesehatan makhluk hidup di lingkungan sekitarnya. Gas-gas tersebut dapat dijerap dengan karbon aktif yang terbuat dari limbah pertanian seperti kulit pisang karena memiliki kandungan lignoselulosa cukup tinggi dan jumlah yang banyak di Indonesia yaitu sekitar 400-700 ribu ton per tahunnya. Karbon aktif dari kulit pisang dalam penelitian ini dibuat melalui tahap dehidrasi, karbonisasi pada suhu 350 C selama 1 jam, kemudian aktivasi secara kimia menggunakan berbagai konsentrasi larutan H2SO4 selama 1 jam pada suhu 85oC. Sebagai pembanding kemampuan adsorpsi, sebagian karbon aktif saat proses karbonisasi juga diaktivasi secara fisika menggunakan gas N2 dengan laju alir 0,15 NL/menit. Karakterisasi karbon aktif dilakukan dengan uji bilangan iodin, SEM, dan EDX. Melalui uji bilangan iodin, luas permukaan karbon aktif terbaik didapat pada karbon yang teraktivasi fisika-kimia menggunakan H2SO4 6 N, yaitu sebesar 614 m2/g. Sementara luas permukaan karbon aktif pada karbon teraktivasi kimia pada konsentrasi H2SO4 yang sama yaitu sebesar 426 m2/g. Karbon-karbon aktif dengan karakteristik terbaik dari masing-masing metode aktivasi diuji kemampuan adsorpsinya untuk menurunkan kadar emisi gas buang CO dan HC pada sepeda motor. Karbon aktif teraktivasi kimia H2SO4 6 N rata-rata mampu mengadsorpsi emisi gas buang CO dan HC secara berturut-turut sebesar 40,46 dan 31,51. Sementara karbon aktif teraktivasi fisika-kimia H2SO4 6 N rata-rata mampu mengadsorpsi emisi gas buang CO dan HC secara berturut-turut sebesar 56,27 dan 42,63.

ABSTRACT
Air pollution caused by motor vehicle exhaust emissions in the form of harmful gases such as carbon monoxide CO and hydrocarbon HC becomes a problem for the health of living things in the surrounding environment. Those gases can be adsorbed with activated carbon made from agricultural waste such as banana peel because it has quite high lignocellulose content and large amount in Indonesia, which is about 400 700 thousand tons per year. Activated carbon from banana peel in this research is made through the dehydration stage, carbonization at 350oC for 1 hour, then chemical activation using various concentrations of H2SO4 solution for 1 hour at 85oC. In comparison with the adsorption capacity, some of the activated carbon at carbonization process also proceed with physical activation using N2 gas with a flow rate of 0.15 NL min. Characterization of activated carbon is done by iodine, SEM, and EDX tests. Through iodine test, the best surface area of activated carbon is obtained in physical chemical activated carbon with H2SO4 6 N, which is 614 m2 g. Meanwhile, surface area of chemical activated carbon in same H2SO4 concentration is 426 m2 g. The activated carbons with best characteristic from each activation method are tested its adsorption ability to decrease exhaust CO and HC emission content in motorcycle. Chemical activated carbon with H2SO4 6 N is capable of adsorbing CO and HC emissions 40.46 and 31.51 respectively. While physical chemical activated carbon with H2SO4 6 N is capable of adsorbing CO and HC emissions 56.27 and 42.63 respectively."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Linda Azaria
"Pada tahun 1990-an sekitar dua pertiga dari emisi CO2 berasal dari negara-negara maju, namun emisi CO2 berasal dari negara berkembang seperti Indonesia yang merupakan negara nomor enam penghasil emisi terbesar di dunia. Kota Jakarta yang menjadi pusat kegiatan membuat kota Jakarta memiliki penduduk yang semakin banyak dan jumlah kendaraan yang meningkat. Kegiatan manusia salah satunya dalam dapat menghasilkan karbon dioksida dalam jumlah yang besar namun juga dapat menyerapnya kembali dengan adanya keberadaan RTH.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan sebaran ruang terbuka hijau serta hubungannya dengan daya serap emisi karbon dioksida dan emisi karbon dioksida sisa. Metode yang digunakan untuk pengambilan sampel yaitu purposive sampling dengan menetapkan titik sampel emisi di sepuluh kecamatan di Jakarta Selatan dan verifikasi nilai indeks vegetasi. Sebaran ruang terbuka hijau di tiap kecamatan di Jakarta Selatan menggunakan indeks fragmentasi. Variabel daya serap didapatkan dari luas tajuk vegetasi yang didapatkan dari Indeks Vegetasi yaitu LAI Leaf Area Index.
Emisi transportasi didapat dengan mengkonversi jumlah kendaraan dengan persamaan dan emisi dari pernapasan manusia didapatkan dari data jumlah penduduk. Variabel emisi sisa didapatkan dari total emisi dikurang oleh daya serap. Kemudian variabel sebaran ruang terbuka hijau dengan daya serap emisi karbon dioksida dan emisi karbon dioksida sisa dilakukan analisis korelasi menggunakan metode spearman rank untuk mengetahui ada atau tidak hubungan antar variabel.
Hasil dari penelitian ini yaitu adanya hubungan sebaran ruang terbuka hijau yang cenderung mengumpul dengan daya serap emisi karbon dioksida secara signifikan dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0.79 tetapi antara sebaran ruang terbuka hijau dan daya serap emisi karbon dioksda dengan emisi karbon dioksida sisa tidak memiliki hubungan yang signifikan dan memiliki hubungan yang negative yang berarti semakin mengumpul ruang terbuka hijau, maka semakin besar daya serap emisi karbon dioksida dan semakin sedikit emisi karbon dioksida sisa.

In the 1990s about two thirds of CO2 emissions came from developed countries, but CO2 emissions come from developing countries like Indonesia, which is the world 39 s sixth largest emitters. The city of Jakarta which became the center of activity makes the city of Jakarta has a growing population and the number of vehicles increased. Human activities are one of them in producing large amounts of carbon dioxide but can also reabsorb it in the presence of green space.
This study aims to determine the relationship of green open space distribution as well as its relationship with the absorption of carbon dioxide emissions and residual carbon dioxide emissions. The method used for sampling is purposive sampling by setting emission sample point in ten sub districts in South Jakarta and verification of vegetation index value. Distribution of green open spaces in each sub district in South Jakarta using fragmentation index. The absorption variable is obtained from the vegetation canopy area obtained from Vegetation Index that is LAI Leaf Area Index.
Transport emissions are obtained by converting the number of vehicles with equations and emissions from human respiration obtained from population data. The residual emission variables obtained from total emissions are reduced by absorption. Then the variables of green open space distribution with the absorption of carbon dioxide emission and residual carbon dioxide emission are done by correlation analysis using spearman rank method to know whether or not the relationship between variables.
The result of this study is the relationship of green open spaces that tend to accumulate with the absorption of carbon dioxide emissions significantly with the value of correlation coefficient of 0.79 but between the green open space distribution and absorption capacity of carbon dioxide emissions with residual carbon dioxide emissions have no significant relationship and have a negative relationship which means getting the green open space, the greater the absorption capacity of carbon dioxide emissions and the less carbon dioxide emissions remaining.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ledi Okta Virtania
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh signifikan pengungkapan lingkungan terhadap nilai perusahaan dan biaya modal ekuitas. Variabel independen dalam penelitian ini adalah pengungkapan lingkungan secara sukarela yang diukur dengan menggunakan Indeks Clarkson et al. 2008 . Penelitian ini merupakan studi empiris pada perusahaan non-keuangan yang terdaftar di bursa efek Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi dengan menggunakan data panel sebanyak 526 observasi pada tahun 2013-2014. Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan negatif pengungkapan lingkungan terhadap nilai perusahaan dan terdapat pengaruh positif pengungkapan lingkungan terhadap biaya modal ekuitas. Hal ini dapat terjadi karena investor di Indonesia menilai peningkatan pengungkapan lingkungan sebagai disinsentif perusahaan dengan adanya pengeluaran biaya pengungkapan lingkungan yang besar, sehingga dinilai kurang profitable. Penelitian ini juga menemukan bahwa pengungkapan lingkungan jenis hard, bersifat positif dan netral, serta jenis dan sifat hard dan positif serta hard dan negatif memiliki pengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Sedangkan pengungkapan jenis soft, bersifat positif, serta dengan jenis dan sifat soft dan positif memiliki dampak positif terhadap biaya modal ekuitas.

ABSTRACT
The purpose of this study is to determine whether there are significant impact of environmental disclosure to firm value and cost of equity. This research is empirical study and conducted on non financial companies listed on Indonesia Stock Exchange. The method used in this research is regression using panel data with 526 observations at non financial companies for the periode of 2013 2014. The sampel in this study were analyzed using STATA and Eviews software. This study concludes that there is negative significant impact of environmental dsiclosure to firm value and there is positive significant impact of environmental disclosure to cost of equity. This result could happen because Investor in Indonesia responses the increases of environmental disclosure as a disincentives of a company, which increase environmental disclosure expense that cause the company looks not profitable. This study also finds that there different impact of different environmental disclosure type and nature on firm value and cost of equity. this study also found that the type of hard environmental disclosure, the nature of positive and netral disclosure, and also type dan nature of hard dan positive and hard dan negative disclosure have a negative impact on firm value. While the type of soft environmental disclosure, the nature of positive disclosure, and also type dan nature of soft dan positive disclosure have a positive impact on cost of equity.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>