Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 53197 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Vinny
""ABSTRAK
"
Metalloporphyrin merupakan salah satu senyawa yang berpotensi menyebabkan deaktivasi katalis dalam proses catalytic cracking dan hydrotreating. Pengetahuan mengenai struktur dari senyawa metalloporphyrin dapat menjadi informasi dasar dalam mengatasi masalah keracunan katalis. Rendahnya kandungan asphaltenes dalam crude oil Duri dengan bobot fraksi sebesar 0,7872 , memungkinkan tingginya kadar metalloporphyrin dalam fraksi maltenes yang memiliki bobot fraksi sebesar 82,7285 . Senyawa metalloporphyrin dalam fraksi maltenes dianalisa dengan 2 metode, yaitu kromatografi kolom dan ekstraksi soxhlet. Dalam kromatografi kolom, maltenes dipisahkan menjadi fraksi turunannya, yakni saturates, aromatik, dan resin yang memiliki bobot fraksi sebesar 49,7487 ; 34,9246 , dan 15,3266 . Berdasarkan analisa spektrofotometer UV-Vis, FTIR, dan EDS, hanya resin yang mengandung senyawa metalloporphyrin sehingga resin dipisahkan lebih lanjut dengan kromatografi kolom. Hasil pemisahan maltenes dengan kedua metode dianalisa dengan spektrofotometer UV-Vis, FTIR, MP-AES, LC-MS. Hasil analisa spektrofotometer UV-Vis menunjukkan senyawa metalloporphyrin memiliki puncak absorbansi pada panjang gelombang maksimum 480-700 nm. Hasil analisa FTIR untuk kedua jenis metode menunjukkan terdapatnya gugus pirol sebagai kerangka dasar porfirin yang memiliki daerah vibrasi pada bilangan gelombang sesuai, yakni berkisar antara 400-1100 cm-1. Hasil analisa EDS dan MP-AES menunjukkan terdapatnya kandungan logam Fe, Ni, dan V. Hasil analisa LC-MS menunjukan terdapatnya senyawa metalloporphyrin berupa C33H34N4VO2 untuk hasil pemisahan kolom resin dan C32H36N4Ni untuk hasil ekstraksi maltenes.
"
"
"ABSTRACT
"
Metalloporphyrin is one of the compounds that could potentially cause deactivation of catalysts in the process of catalytic cracking and hydrotreating. Knowledge of the structure of the metalloporphyrin compound can be the basic information in overcoming the problem of catalyst poisoning. The low content of asphalteness in Duri crude oil with a fractional weight of 0.7872 , allows high levels of metalloporphyrin in the fraction of maltenes which has a fractional weight of 82.7285 . Metalloporphyrin compounds in the maltenes fraction were analyzed by 2 methods, i.e column chromatography and soxhlet extraction. In column chromatography, maltenes are separated into their derived fractions, which are saturates, aromatiks, and resins with fractional weight of 49.7487 34.9246 , and 15.3266 . Based on the analysis of UV Vis spectrophotometer, FTIR, and EDS resin is the only one that contained metalloporphyrin compound, so resin was further separated by column chromatography. The results of maltenes separation by both methods were analyzed by UV Vis spectrophotometer, FTIR, MP AES, LC MS. The result of UV Vis spectrophotometer analysis showed that the metalloporphyrin compound had an absorbance peak at a maximum wavelength of 480 700 nm. The FTIR analysis results for both types of methods indicate the presence of a pyrrole group as a porphyrin base framework having a vibrational region at corresponding wave numbers, ranging from 400 1100 cm 1. The results of EDS and MP AES analysis showed the presence of Fe, Ni, and V metal content. The LC MS analysis showed the presence of metalloporphyrin compounds in the form of C33H34N4VO2 for resin column and C32H36N4Ni for the extraction of maltenes."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astria Deviyani Zakaria
"ABSTRAK

Turbinaria decurrens Bory merupakan salah satu rumput laut coklat yang tumbuh di perairan Indonesia yang telah diuji memiliki aktivitas sitotoksik terhadap sel Hela dan T47D. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan kandungan fukosantin dan potensi aktivitas sitotoksik dan selektifitas dari ekstrak dan fraksi T. decurrens pada sel line kanker kolon HCT-116 dan sel normal liver Chang, serta kandungan fukosantin dan fukosantinol dalam plasma darah hewan uji yang diinduksi azoksimetan (AOM) dan dekstran sodium sulfat (DSS). Pengujian sitotoksik ekstrak etanol, fraksi n-heksan, etil asetat dan etanol T. decurrens menggunakan metode pengujian Cell Counting Kit-8 (CCK-8). Kandungan fukosantin pada ekstrak, fraksi T. decurrens dan plasma darah dianalisis menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) fase terbalik dan Liquid Chromatography - Mass Spectrometric (LC-MS). Ekstrak dan fraksi T. decurrens mengandung fukosantin dengan kandungan tertinggi terdapat pada fraksi etil asetat. Pengujian CCK-8 menunjukkan bahwa ekstrak dan etil asetat selektif terhadap penghambatan pertumbuhan sel HCT-116 dan tidak menghambat sel Chang. Pada plasma darah hewan uji yang diinduksi AOM-DSS, kadar fukosantin lebih rendah dibandingkan kelompok hewan normal. Fukosantin diabsorbsi dan dimetabolisme menjadi fukosantinol. Spektrum plasma darah hewan uji pada pengujian menggunakan LC-MS menunjukkan adanya senyawa fukosantinol. Dari hasil penelitian, Turbinaria decurrens Bory merupakan agen yang potensial untuk antikanker kolon.


ABSTRACT

Turbinaria deccurrens Bory is one of many species of brown seaweed that grow in Indonesian marine that has been studied has cytotoxic activity on Hela and T47D cell line.  The aim of this study is for determine fucoxantin content, the potential of cytotoxic activity and selectivity of extract and fraction T. decurrens on colon cancer HCT-116 cell line and normal liver Chang cell line, examine the absorption of fucoxanthin and fucoxanthinol in blood plasma on animal induced by azoximethan (AOM) and dextran sodium sulphate (DSS). Cytotoxic assay of ethanolic extract, n-hexane, ethyl acetate and ethanolic fractions against HCT-116 using Cell Counting Kit-8 (CCK-8) assay.  Fucoxantin content in extract, fraction and blood plasma were analyzed using Reversed-Phase High Performance Liquid Chromatography (RP-HPLC) and Liquid Chromatography - Mass Spectrometric (LC-MS) analysis. Extract and fraction of T. decurrens contain fucoxanthin with the higest content was in ethyl acetate fraction. CCK-8 assay showed that extract and ethyl acetate fraction has selectivity in inhibition the growth of HCT-116 but didn't inhibit Chang cell line. In blood plasma of animal induced by AOM-DSS, fucoxanthin level was lower than normal group. Fucoxanthin was absorbed and metabolized to fucoxanthinol. Spektrum of blood plasma animal tested, showed fucoxanthinol fragmen by LC-MS testing. Turbinaria decurrens can be potential for anticolon cancer agent.

"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
T51888
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cahaya Azzahra Rahmadhani
"Favipiravir merupakan prodrug hasil modifikasi gugus pirazin dari senyawa T-1105 yang diberikan sebagai terapi COVID-19. Pada masa pandemi diperlukan teknik biosampling yang aman dan nyaman untuk subjek atau pasien. Volumetric Absorptive Microsampling (VAMS) merupakan teknik biosampling dengan volume darah yang kecil dan meminimalisasi efek hematokrit. Belum ada penelitian favipiravir dalam Volumetric Absorptive Microsampling menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi-Photodiode Array. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengembangkan dan memvalidasi metode analisis favipiravir dalam sampel VAMS menggunakan remdesivir sebagai baku dalam secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi−Photodiode Array. Analisis favipiravir dilakukan dengan menggunakan kolom C18 (Waters, Sunfire™ 5μm; 250×4,6 mm), volume injeksi 50 μL, laju alir 0,8 mL/menit, suhu kolom 30℃ pada panjang gelombang 300 nm. Pemisahan dilakukan menggunakan fase gerak asetonitril-asam format 0,2%-natrium dihidrogen fosfat 20 mM pH 3,5 dengan elusi gradien selama 15 menit. Preparasi sampel dilakukan dengan metode pengendapan protein menggunakan 500 μL metanol dengan pengocokan vortex selama 30 detik, sonikasi selama 15 menit, dan sentrifugasi pada 10.000 rpm selama 10 menit. LLOQ yang didapatkan sebesar 0,5 μg/mL dan rentang kurva kalibrasi 0,5-160 μg/mL dengan koefisien korelasi 0,99825-0,99860. Metode yang dikembangkan telah memenuhi parameter validasi penuh yang dikeluarkan oleh Food and Drug Administration 2018

Favipiravir is a prodrug of T-1105 made by modifying the pyrazine group as a COVID-19 therapy. During the pandemic, a safe and comfortable biosampling technique is needed for the subject or patient. Volumetric Absorptive Microsampling (VAMS) is a biosampling technique with a small blood volume and minimum hematocrit effect. There has been no study to analyze favipiravir in VAMS using High-Performance Liquid Chromatography-Photodiode Array yet. The aims of this study were to develop and validate an analytical method for quantifying favipiravir in VAMS using High Performance Liquid Chromatography – Photodiode Array with remdesivir as an internal standard. Analysis of favipiravir was performed using a C18 column (Waters, Sunfire™ 5μm; 250 × 4.6 mm), with injection volume of 50 μL, flow rate 0.8 mL/min, column temperature 30 ℃, and wavelength 300 nm. The separation was conducted under gradient elution with mobile phase consists of acetonitrile-0.2% formic acid-20 mM sodium dihydrogen phosphate pH 3.5 and run time 12 minutes. Sample preparation was carried out using a protein precipitation method with 500 μL of methanol as precipitating agent. Samples were mixed on vortex for 30 seconds, sonicated for 15 minutes, and centrifuged at 10,000 rpm for 10 minutes. The LLOQ obtained was 0,5 μg/mL and the calibration curve ranged from 0,5 to 160 μg/mL with a correlation coefficient of 0.99825-0.99860. The method developed has succesfully met the full validation requirements by Food and Drug Administration 2018."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sary Nur Natalia
"Meropenem merupakan suatu derivat dimetilkarbamoil pirolidinil dari tienamisin yang mempunyai spektrum luas, efektif untuk bakteri Gram-positif dan bakteri Gram-negatif. Diperlukan metode yang sederhana dan ekonomis agar diperoleh kondisi optimum untuk pemantauan kadar meropenem dalam darah. Pada penelitian ini, dilakukan optimasi dan validasi metode analisis meropenem dalam plasma in vitro secara kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) dengan detektor UV-Vis. Pemisahan menggunakan kolom Kromasil®, 100-5C18, (5 µm, 4,6 x 250 mm) dengan fase gerak isokratik yang terdiri dari metanol - 0,05 M natrium dihidrogen fosfat pH 7,0 (20:80, v/v). Laju alir 0,8 ml/menit dan dideteksi pada panjang gelombang 298 nm. Sebagai baku dalam digunakan imipenem. Sampel plasma (100µL) diekstraksi menggunakan asetonitril dengan perbandingan yang sama (1:1) kemudian dik°Cok dengan vorteks selama 90 detik dan disentrifugasi pada kecepatan 10000 rpm selama 15 menit. Metode ini linear pada rentang 0,5 - 80 µg/ml dengan r = 0,9999. Nilai LLOQ yang diperoleh 0,5 µg/ml. Nilai %diff dan koefisien variasi (KV) untuk akurasi dan presisi intra hari dan antar hari selama 2 hari tidak lebih dari 15% dan tidak lebih dari 20% pada konsentrasi LLOQ. Nilai perolehan kembali absolut dari meropenem sebesar 81 - 89%. Pada uji stabilitas, meropenem stabil dalam plasma pada suhu -20°C dan -70°C selama 14 hari.

Meropenem is a derivative of the pyrrolidinyl dimetilkarbamoil tienamisin having broad spectrum, effective for Gram-positive and Gram-negative bacteria. Required a simple and economical method to obtain the optimum conditions for the monitoring of meropenem levels in the blood. In this research, optimization and validation of methods of analysis of meropenem in plasma in vitro by high performance liquid chromatography (HPLC) with UV- Vis detector. Separation using column Kromasil®, 100-5C18, (5 μm, 4.6 x 250 mm) with an is°Cratic mobile phase consisting of methanol - 0.05 M sodium dihydrogen phosphate pH 7.0 (20:80, v/v) . Flow rate of 0.8 mL/min and detected at a wavelength of 298 nm. As internal standard uses imipenem. Plasma samples (100 µL) was extracted using acetonitrile with the same ratio (1:1) and then shaken with a vortex for 90 seconds and centrifuged at a speed of 10000 rpm for 15 minutes. The method is linear in the range of 0.5 to 80 µg/mL with r = 0.9999. LLOQ values obtained 0.5 µg/mL. % diff values and coefficient of variation (CV) for accuracy and precision intra day and interday for 2 days no more than 15% and not more than 20% at the LLOQ concentration. Absolute recovery values of meropenem by 81 - 89%. In the stability test, meropenem is stable in plasma at a temperature of -20°C and -70°C for 14 days."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S45254
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Savira Nurul Rahmadini
"ABSTRACT
Senyawa metalloporphyrin telah berhasil diidentifikasi keberadaannya dalam fraksi asphaltenes crude oil Duri menggunakan metode ekstraksi Soxhlet dan kromatografi kolom. Kandungan maltenes dan asphaltenes dalam crude oil Duri masing-masing sebesar 73,9235 % dan 1,3783 %. Analisis UV-Vis untuk hasil kromatografi kolom asphaltenes fraksi 14 menunjukkan spektrum molekul porfirin yang terikat pada logam pada panjang gelombang 668 nm. Analisis spektrum FTIR pada hasil kromatografi kolom asphaltenes fraksi 14 menunjukkan adanya cincin pirol pada bilangan gelombang 467, 699 dan 736 cm-1 yang merupakan gugus pembentuk porfirin. Analisis kualitatif EDX menunjukkan adanya kandungan logam Ni, V dan Fe pada sampel hasil ekstraksi asphaltenes, serta analisis kuantitatif dengan ICP-OES pada sampel kolom kromatografi fraksi 14 menunjukkan kandungan logam Ni sebesar 1,56 ppm, logam vanadium 0,048 ppm, dan logam Fe 0,13 ppm. Analisis LC-MS menujukkan kandungan senyawa nikel porfirin dengan rumus struktur C32H37N4Ni pada waktu retensi pada 11,601 menit dan berat molekul senyawa sebesar 536.

ABSTRACT
The Metalloporphyrin compound has been identified in the asphaltenes fraction Duri Crude Oil using the Soxhlet extraction method and column chromatography. The content of maltenes and asphaltenes in Duri crude oil were 73.9235% and 1.3783%, respectively. The UV-Vis analysis for the asphaltenes column chromatography of fraction 14 shows the spectrum of porphyrin molecules bound to metals at a wavelength of 668 nm. The results of FTIR spectrum analysis on the asphaltenes column chromatography of fraction 14 showed the presence of a pyrol ring at wave numbers 467, 699 and 736 cm-1 which are porphyrin forming groups. The qualitative analysis of EDX showed Ni, V and Fe metal contents in asphaltenes extraction with diklorometana, and quantitative analysis by ICP-OES asphaltenes column chromatography of fraction 14 showed Ni metal content of 1.56 ppm, vanadium metal of 0.048 ppm, and Fe metal of 0.13 ppm. The results of LC-MS analysis showed the presence of porphyrin nickel compounds with the structural formula C32H37N4Ni at a retention time of 11.601 minutes and a compound molecular weight of 536. "
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Loedfiasfiati Adawiyah
"ABSTRAK
Kurkumin merupakan senyawa fenol yang umumnya terdapat pada rimpang kunyit (Curcuma longa L.) dari famili Zingiberaceae. Senyawa ini mempunyai aktivitas biologis sebagai antiinflamasi dan antioksidan. Penelitian menunjukkan bahwa kurkumin dapat mencegah kanker dan penyakit kronis lainnya. Kadar kurkumin dalam plasma perlu diukur dan dipantau, sehingga keamanan, dosis dan efikasi dari penggunaan kurkumin sebagai pencegah kanker dapat dipastikan. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh kondisi optimum dan metode yang tervalidasi untuk analisis kurkumin dalam plasma in vitro. Metode analisis menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) dengan detektor UV telah dikembangkan dan dioptimasi untuk analisis kurkumin dalam plasma manusia in vitro. Kurkumin diekstraksi dari plasma dengan metode ekstraksi cair¬cair menggunakan etil asetat-metanol (95:5). Analisis dilakukan dengan teknik isokratik pada kolom C18 fase terbalik Kromasil® 100-5 (250 x 4,6 mm, 5µm) dan fase gerak asetonitril-metanol-aquabidestilata-asam asetat (33:20:46:1) pada laju alir 1,0 mL/menit. Baku dalam yang digunakan adalah irbesartan. Deteksi dilakukan pada panjang gelombang 420 nm untuk kurkumin dan 250 nm untuk irbesartan. Pada rentang konsentrasi 20,60 ? 4120,00 ng/mL dihasilkan kurva kalibrasi yang linier dengan koefisien korelasi (r) sebesar 0,9999. Akurasi (% diff) dari metode ini berada diantara -11,97% sampai 14,59% dengan nilai presisi (KV) antara 1,17% sampai 8,51%, dan uji perolehan kembali relatif antara 88,03% sampai 114,59%.

ABSTRACT
Curcumin is a phenol compound commonly found in turmeric (Curcuma longa L.) family Zingiberaceae. These compounds have biological activity as anti¬inflammatory and antioxidant. Research showed that curcumin can prevent cancer and other chronic diseases. The levels of curcumin in the plasma needs to be quantified and monitored, so that the safety, dosage and efficacy of the use of curcumin as a cancer preventer can be ascertained. The aim of this study was to obtain the optimum conditions and validated methods for analysis of curcumin in plasma in vitro. The method of analysis using High Performance Liquid Chromatography (HPLC) with UV detector has been developed and optimized for analysis of curcumin in human plasma in vitro. Curcumin was extracted from plasma by liquid-liquid extraction method using ethyl acetate-methanol (95:5). The analysis was done by using isocratic technique on reverse phase C18 column Kromasil® 100-5 (250 x 4,6 mm, 5µm) and mobile phase consisted acetonitrile-methanol-aquabidest-acetic acid (33:20:46:1) at a flow rate of 1,0 mL/min. Irbesartan used as internal standard. Detection at a wavelength of 420 nm and 250 nm for curcumin to irbesartan. Linearity was established for range concentration of 20,60 -4120,00 ng/mL with correlation coefficient (r) of 0,9999. Accuracy (% diff) of this method is between -11,97% to 14,59% with precision (CV) between 1,17% to 8,51%, and test the relative recovery between 88,03% to 114,59% . "
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2011
S941
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Triisnaini Habibah
"Irbesartan adalah obat golongan penghambat reseptor angiotensin yang diperuntukkan pada pengobatan hipertensi. Irbesartan memiliki indeks terapi yang sempit sehingga kadarnya di dalam darah perlu dipantau. Pemisahan obat dari ikatannya dengan protein plasma merupakan hal yang penting pada analisis obat dalam plasma. Pengendapan protein dalam plasma harus optimum agar analisis berjalan dengan baik. Irbesartan dalam plasma dipisahkan dari ikatannya dengan protein salah satunya dapat dilakukan melalui metode pengendapan protein.
Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan pengendap protein terbaik dan volume terbaik dengan digunakan beberapa pelarut organik yang dapat bercampur dengan air seperti metanol, etanol, asetonitril, dan aseton. Kondisi optimum dengan hasil area kromatogram paling besar ditunjukkan oleh pelarut etanol dengan penambahan etanol tiga kali dari volume plasma. Analisis irbesartan menggunakan KCKT dengan kolom Kromasil® C18 (5 m; 250 x 4,6 mm), komposisi fase gerak asetonitril-larutan asam format 0,85% pH 3,75 (46:54) (v/v), dan kecepatan alir 1,0 ml/menit. Linearitas yang baik dicapai pada konsentrasi 10,20-5100,00 ng/ml dengan koefisien korelasi (r) 0,9999. LLOQ dari metode yaitu 10,20 ng/ml dan koefesien variasi (KV) 4,47-6,51 %. Nilai % diff selektivitas -11,03-17,63%, uji perolehan kembali relatif 86,19-105,98 %, dan uji perolehan kembali absolut 91,07-118,61 %.

Irbesartan is an angiotensin receptor blocker intended for treatment of hypertension. Irbesartan has a narrow therapeutic index, so the concentration of irbesartan in human plasma must be monitored. Separation of the drug from its binding with plasma proteins is important in the analysis of drugs in plasma. For the ideal analysis, precipitation of proteins must be optimum. Irbesartan in plasma is separated from its binding with proteins can be done through the method of protein precipitation.
The aims of this study was to obtain optimum protein precipitation and optimum volume used organic solvent which can be mixed with water such as methanol, ethanol, acetonitrile, and acetone. Optimum condition was shown ethanol with the three times volume from plasma to give the large chromatogram?s area. Analysis of irbesartan was conducted by HPLC used Kromasil® C18 column (5 m; 250 x 4,6 mm), mobile phase composition of acetonitrile-formic acid 0,85% pH 3,75 (46:54)(v/v) and flow rate was 1,0 ml/min. Good linearity was obtain at concentrations of 10,20 to 5100,00 ng/ml with a correlation coefficient (r) was 0,9999. LLOQ was 10,20 ng/ml and coefficient variation (CV) was 4,47-6,51%. The value of %diff selectivity was -11,03-17,63%, the relative recovery test was 86,19-105,98%, and absolute recovery was 91,07-118,61%.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S1172
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Amelia
"Vitamin A, C, dan E seringkali digunakan dalam formulasi kosmetik karena berbagai macam manfaatnya bagi kecantikan, baik sebagai antioksidan, pemutih, dan peremaja kulit. Salah satu bentuk sediaan yang menggunakan vitamin sebagai zat aktifnya adalah serum kosmetik. Vitamin tersebut merupakan senyawa yang kurang stabil sehingga diperlukan suatu formulasi yang dapat menjaga kestabilan vitamin. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis stabilitas kimia vitamin A, C, dan E dan memperoleh formulasi serum vitamin A, C, dan E yang stabil. Serum dibuat berupa emulsi minyak dalam air menggunakan emulsifier baru, campuran asam 2-oktadekanoloksipropana-1,2,3-trikarboksilat dan asam 2- (steariloksi)propanoat (84:16). Dibuat 3 formulasi dengan 3 variasi vitamin C glukosida yaitu 1%, 2% dan 3%, dan konsentrasi konstan 0,11% vitamin A asetat dan 0,1% vitamin E asetat untuk setiap formulasi. Uji stabilitas dilakukan pada 3 kondisi penyimpanan, yaitu 40oC selama 31 hari, 28oC ±2oC pada tempat terbuka, dan 28oC ±2oC pada tempat tertutup yang gelap, keduanya selama 33 hari. Analisis dilakukan dengan cara pengecekan pH dan analisis kadar menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi dengan kolom C8, fase gerak metanol-air (97:3), laju alir 1,0 ml/menit, dan panjang gelombang analisis 287 nm. Hasil uji stabilitas menujukkan bahwa degradasi vitamin A asetat, C glukosida, dan E asetat mengikuti orde reaksi pertama, dan formulasi 3 yang disimpan pada suhu ruang di tempat gelap tertutup memberikan shelf-life terlama yaitu 54 hari.

Vitamin A, C, dan E are often used in cosmetic formulations because of their many advantage for beauty: as an antioxidant, as whitening agent, and as skin youthful agent. One of the preparations using vitamin as its active substance is cosmetic serum. Vitamin is an unstable substance, therefore it need a formulation that can keep its stability. The study aims to analyze the chemical stability of vitamin A, C, and E and to discover the most stable formulation of serum vitamin A, C, and E. The serum was made as a water in oil emulsion using a mixed emulsifier of 2-octadecanoloxypropane-1,2,3-tricarboxyilic acid and 2- (stearyloxy)propanoic acid (84:16). Three variation of the formula was made with the concentrations of vitamin C glucoside at each 1%, 2% dan 3%, and constant concentration of 0,11% vitamin A acetate dan 0,1% vitamin E acetate for every formulation. The stability of the formulations was measured at 3 conditions: high temperature (40oC) at 31 days, room temperature (28oC ±2oC) in a open place, and room temperature (28oC ±2oC) in closed dark place, both at 33 days. The pH value and consentration of the analyte in the formulations was measured with pH meter and validated high performance liquid chromatography analysis method using C8 column, the mobile phase was methanol-water (97:3), the flow rate was 1.0 ml/minute, and was analyzed at 287 nm. The stability study shows that the degradation of vitamin A acetate, C glucoside, dan E acetate are following first order reaction, and Formulation 3 that was kept at dark closed place gives the longest shelf-life: 54 days.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S55811
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Yuanita
"Tesis ini membahas tentang kajian analisis risiko berdasarkan NFPA59A-2009 dan kerangka kerja ISO 31000 pada fasilitas LNG Plant Arun untuk menentukan fasilitas mana saja yang dapat digunakan sebagai fasilitas Receiving Terminal dan Regasifikasi LNG serta mitigasi risikountuk mengurangi level risiko yang teridentifikasi dengan menggunakan safeguard. Fasilitas yang dikaji mulai dari proses unloading LNG ship yang berasal dari PT Tangguh, proses penyimpanan LNG, proses regasifikasi dan distibusi ke industri pupuk yang berada di Provinsi Aceh, yaitu PT Pupuk Iskandar Muda dan PT ASEAN Aceh Fertilizer.
Dalam kajian analisis risiko pada fasilitas regasifikasi LNG Arun ini, menggunakan standar keselamatan NFPA59A-2009 dan kerangka kerja ISO 31000 dengan kriteria kajian risiko dibagi menjadi dua, yaitu nilai probabilitas dan nilai konsekuensi. Faktor probabilitas mengacu pada pedoman ConocoPhillips OPR-OM-PR-00048 Onshore RBI Methodology, meliputi beberapa hal yaitu, korosi, kondisi operasi, gangguan pihak lain (third party) dan catatan historis kecelakaan. Sedangkan nilai konsekuensi meliputi konsekuensi terhadap safety (keselamatan), environment (lingkungan), financial dan reputation dari perusahaan.
Identifikasi, penilaian dan pengendalian risiko merupakan serangkaian proses yang akan diterapkan pada pengkajian tingkat risiko ini. Selain itu juga digunakan risk management tool berupa simulasi monte carlo dan perangkat lunak Random Number Generation Simulator beserta Risk Matrix. Kedua alat tersebut mampu menggambarkan tingkat level risiko dari semua risiko yang telah diidentifikasi.

The focus of this study is the risk analysis based on NPFA59A-2009 and ISO 31000 framework at Arun LNG Plant to determine which facility can be utilize as the receiving terminal and regasification facility, and the risk mitigation used to reduce the identified risk level using safeguard. The study covers from the LNG ship unloading process from PT Tangguh, LNG storage process, regasification process to distribution to the fertilizer industry in Aceh, which is PT Pupuk Iskandar Muda and PT ASEAN Aceh Fertilizer.
This risk analysis study on Arun LNG regasification facility uses NFPA 59A-2009 as safety standard and ISO 31000 framework, and the risk study criteria divided by two, probability and consequence value. Probability factors refer to ConocoPhillips OPR-OM-PR-00048 Onshore RBI Methodology, which covers such as corrosion, operating condition, third party interference, and accident historical records, while the consequence value covers consequence to safety, environment, financial, and reputation of the company.
Identification, assesment, and control of risk are series of processes applied on this risk level study. The study also used risk management tool like Monte Carlo simulation and Random Number Generation Simulator software and risk matrix. Those tools can describe the risk level from all of the identified risk.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T32946
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>