Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 90564 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Risniatin Maya Andini
"ABSTRAK
Penelitian mengenai struktur komunitas lamun di Pesisir Tanjung Luar, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat telah dilakukan pada bulan Mei 2017. Penelitian bertujuan untuk mengetahui struktur komunitas lamun yang mencakup jumlah spesies lamun, presentase tutupan, frekuensi, kerapatan, indeks nilai penting, indeks keanekaragaman, indeks kemerataan, dan indeks dominansi pada setiap stasiun. Penentuan lokasi pengambilan sampel dilakukan pada 3 stasiun penelitian dengan metode purposive sampling. Metode pengambilan sampel menggunakan metode line transect dan kuadrat sebanyak 54 kuadrat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tujuh spesies lamun dari dua famili di Tanjung Luar. Persentase tutupan lamun pada setiap stasiun berkisar 5--61,25. Kerapatan lamun pada setiap stasiun berkisar antara 12--626 tegakan/m2. Frekuensi setiap spesies lamun pada setiap stasiun berkisar antara 5,55--72,22. Thalassia hemprichii memiliki frekuensi rata-rata tertinggi, yaitu sebesar 50. Nilai indeks keanekaragaman di Tanjung Luar yang termasuk sedang hanya terdapat di stasiun 1 1,62 dan stasiun 2 1,69. Nilai indeks dominansi di Tanjung Luar yang tergolong rendah hanya terdapat di stasiun 2 0,21. Nilai indeks kemerataan yang tergolong tinggi hanya terdapat di stasiun 1 0,83 dan 2 0,87.

ABSTRACT
Research on community structure of seagrass in waters of Tanjung Luar, East Lombok, West Nusa Tenggara, was conducted on May 2017. The study aims to determine the community structure of seagrass which includes diversity, cover percentage, frequency, density, importance values, diversity index, evenness index, and dominance index at all of station. The location of sampling in 3 stations was determined by purposive sampling. The method of sampling was determined by line transect and quadrat method, totally 54 quadrats. The results showed that there are 7 species of seagrasses from 2 families in Tanjung Luar. Percentage seagrass covering at each station ranged from 5 61,25. Seagrass density at each station ranged from 12 626 tegakanal m2. Frequency each spesies of seagrass at each station ranged from 5,55 72,22. Thalassia hemprichii is the highest frequency 50. The diversity index value in Tanjung Luar was considered as moderate only at station 1 1,62 and station 2 1,69. The dominance index value in Tanjung Luar was low only at station 2 0,21. Evenness index value was considered as high only at station 1 0,83 and station 2 0,87. "
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erni Johan
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
T39465
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Hertuti
" ABSTRAK
Hiu adalah hewan predator pada lingkungan terumbu karang dan lautan, berada pada tingkat atas rantai makanan yang menentukan keseimbangan dan mengontrol jaring-jaring makanan yang kompleks. Lambatnya mencapai tingkat kedewasaan, tingkat reproduksi yang rendah, dan panjangnya periode reproduksi menyebabkan hiu sangat rentan terhadap kelebihan tangkap (overfishing). Sebagian nelayan Tanjung Luar menangkap hiu sebagai tangkapan utama.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif, bertujuan menganalisis ikan hiu tangkapan sebagai bahan baku produk olahan hiu, mengidentifikasi pola pemanfaatannya, dan menyediakan informasi pola pemanfaatan ikan hiu dari segi teknologi pengolahan maupun diversifikasi jenis produk yang dapat dikembangkan di Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.
Penanganan hiu tangkapan di PPI Tanjung Luar belum ditangani dengan baik mulai dari penanganan di atas kapal, pendaratan, pengangkutan dan pelelangan, sehingga menjadi penyebab bahan baku olahan hiu rendah. Sebanyak 95% bagian tubuh hiu sudah dapat dimanfaatkan dan hanya 5% yang menjadi limbah yaitu darah dan air. Namun pemanfaatannya masih dalam bentuk produk tradisional dan setengah jadi untuk dikirim ke Surabaya atau Jakarta guna memperoleh penanganan lebih lanjut. Pemanfaatan hiu tangkapan di Tanjung Luar saat ini mencakup produk : sate hiu asap, hiu asin, abon hiu, kerupuk daging hiu, kerupuk kulit hiu, minyak hati hiu, sirip hiu kering, kulit hiu kering, tulang hiu kering, serta gigi hiu untuk bahan aksesoris.
Pola pemanfaatan ikan hiu tangkapan di PPI Tanjung Luar dapat ditingkatkan melalui teknologi pengolahan dan diversifikasi produk olahan baru, sehingga dihasilkan produk jadi dengan kualitas baik, dapat disimpan lama dengan pangsa pasar yang lebih luas. Diperlukan informasi dan pembinaan dalam teknologi pembuatan hisit, minyak ikan, assesoris/kerajinan (dari kulit, tulang dan gigi), pengolahan surimi dan fish jelly product.

ABSTRACT
Sharks are predators on coral reefs and marine environment, is at the top level of the food chain that determines the balance and control of food web complexity. The delay in reaching the level of maturity, low reproductive rate, and the length of the reproductive period led sharks are vulnerable to excess fishing (overfishing). Some fishermen catch the sharks as a main catch.
This study has used qualitative methods with a descriptive approach. Aimed to analyze the shark as raw material refined products, identify patterns of utilization, and provides information both of processing technology and product diversification that can be developed in East Lombok, West Nusa Tenggara.
Sharks in PPI Tanjung Luar has not been handled properly from the handling on board, landing, as well as transport and auctions causing low raw material processed. Approximately 95% of the shark's body is to be used and only 5% of the waste, the blood and water. However, their use is still a traditional and semi-finished products to be shipped to Surabaya or Jakarta to obtain further treatment. Utilization of shark catches in the Cape Foreign currently includes products: shark skewers smoked, salted shark, shredded shark, shark meat crackers, crackers shark skin, shark liver oil, dried shark fins, dried shark skin, dried shark bones and shark teeth for materials accessories.
The pattern of utilization of shark catches in PPI can be enhanced through processing technologies and diversification of new processed products. thus be produced finished products with good quality, can be stored for a long and reach a wider market. Processors need information and guidance in making technology hisit, fish oil, accessories / craft (of skin, bones and teeth), processing of surimi and fish jelly product."
2013
T32151
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Setiawan
"Penelitian ini mengkaji pengaruh penambahan natrium sulfat dan sulfur terhadap reduksi karbotermik selektif pada ilmenit dan bimomassa. Telah direduksi sebanyak tiga belas sampel dengan variasi persentase penambahan aditif dengan kenaikan 1,5%, jenis ilmenit dan lama waktu milling. Reduktor yang digunakan yaitu bimoassa dari pulverized cangkang kelapa sawit, sedangkan CMC sebagai binder. Sampel direduksi pada temperatur 1200oC pada kondisi inert selama 60 menit. Berdasarkan karakterisasi XRD, diperoleh fasa dominan yaitu besi dan ferros-pseudobrookite. Hasil uji SEM memperlihatkan agregasi dan pertumbuhan partikel besi lebih baik dengan penambahan natrium sulfat daripada sulfur, dan waktu proses mechanochemical yang lama. Berdasarkan analisa Image-J diperoleh nilai tertinggi untuk luas rata-rata yaitu 73,78 mm2 pada penambahan natrium sulfat. Sedangkan nilai tertinggi dengan penambahan sulfur yaitu 36,57 mm2. Selain itu, nilai recovery dan kadar pada Fe dan Ti dibedakan pada fasa metalik dan fasa terak. Untuk nilai recovery dan kadar Ti bukan dalam bentuk logam akan tetapi dalam fasa bentuk fasa TiO2, FeTiO3, FeTi2O5, dan MgTi2O5. Pada fasa metalik, nilai tertinggi recovery (%) Fe dan Ti berturut-turut yaitu 92,82 dan 22,46. Sedangkan untuk nilai kadar (%) Fe dan Ti berturut-turut yaitu 94,20 dan 18,91. Disisi lain, pada fasa terak, nilai tertinggi recovery (%) Fe dan Ti berturut-turut yaitu 42,00 dan 98,51. Sedangkan untuk nilai kadar (%) Fe dan Ti berturut-turut yaitu 17,33 dan 70,45.

This study examined the effect of adding sodium sulfate and sulfur to selective carbothermic reduction on ilmenite and biomass. Thirteen samples have been reduced by adding additive doses with an increase of 1.5%, ilmenite type and length of milling time. The reductors used are biomass from pulverized palm oil shell, while CMC is a binder. Samples were reduced at a temperature of 1200oC in an inert condition for 60 minutes. Based on XRD characterization, the dominant phase is iron and ferros-pseudobrookite. The SEM test results show that the aggregation and growth of iron particles is better with the addition of sodium sulfate than sulfur, and the long process time of the mechanochemical process. Based on Image-J analysis, the highest value for the average area was 73.78 mm2 for the addition of sodium sulfate. While the highest value with the addition of sulfur is 36.57 mm2. In addition, the recovery and grade in Fe and Ti are distinguished from the metallic phase and the slag phase. For recovery and grade of Ti not in metal form but in phase form phase TiO2, FeTiO3, FeTi2O5, and MgTi2O5. In the metallic phase, the highest recovery (%) in Fe and Ti were 92.82 and 22.46, respectively. Whereas for the grade (%) in Fe and Ti 94.20 and 18.91, respectively. On the other hand, in the slag phase, the best recovery (%) in Fe and Ti were 42.00 and 98.51, respectively. Whereas for the grade of (%) Fe and Ti 17.33 and 70.45, respectively."
Depok: Universitas Indonesia, 2019
T53187
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Husnul Maad
"Status gizi yang buruk pada balita masih menjadi perhatian utama di Indonesia. Berdasarkan RISKESDAS (Riset Kesehatan Dasar) 2018, provinsi NTB masuk dalam 10 provinsi dengan angka stunting tertinggi di Indonesia dengan 33,49 % balita stunting, dan Kabupaten Lombok Timur menjadi Kabupaten degan kasus stunting tertinggi di NTB dengan prevalensi mencapai 43, 5%. Mempertimbangkan dampak jangka panjang dari malnutrisi pada anak, Pemerintah Kabupaten Lombok Timur menempatkan program pengurangan stunting sebagai prioritas. Pada tahun 2017, Desa Pandan Wangi terpilih sebagai salah satu desa percontohan penerapan strategi nasional percepatan pencegahan dan pengurangan stunting. Desa Pandan Wangi berhasil menerapkan pendekatan terpadu dalam penanggulangan stunting melalui intervensi gizi yang spesifik dan sensitif. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bentuk dan peran modal sosial di komunitas Desa Pandan Wangi. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan mengumpulkan informasi dari informan bidang kesehatan dan non kesehatan. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi dan diskusi kelompok terfokus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa bentuk kapital sosial yang termasuk dalam dimensi struktural, kognitif, dan relasional. Berdasarkan hasil penelitan berhasil mengidentifikasi peran-peran kapital sosial di Desa Pandan Wangi dalam percepatan penurunan stunting

The Poor nutritional status of children under five years of age remains a major concern in Indonesia. Based on RISKESDAS (Basic Health Survey) 2018, NTB province was listed as one of the 10 province with the highest stunting rates in Indonesia with 33,49 children are stunted, and Lombok Timur district was the highest stunting in NTB with prevalence reached 43, 5 %. Considering the long-lasting effects of child malnutrition, the district government of Lombok Timur put stunting reduction program as a priority. In 2017, Pandan Wangi village was selected as one pilot village for implementing the national strategy to accelerate stunting prevention and reduction. Pandan Wangi village successfully implemented integrated approach dealing with stunting reduction through specific and sensitive nutrition intervention. The aim of the study was to identify the form and role of social capital in Pandan Wangi village. This was a qualitative study on collecting information from informants the health and non-health sector. Data were collected through in-depth interviews, observation and focus group discussion. The results showed that several forms of social capital included as structural, cognitive and relational. Based on the research results, thera are several roles of social capital in Pandan Wangi villages in accelerating stunting reduction"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hairani
"Karyawan adalah salah satu sumberdaya paling penting dalam organisasi. Karakteristik individu merupakan faktor internal yang dapat mempengaruhi perilaku individu dalam organisasi Salah satu faktor penting agar tercapai hasil kerja yang optimal dari seorang karyawan yaitu dengan terpenuhinya kepuasan kerja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kepuasan kerja dan karakteristik individu terhadap kinerja karyawan di Puskesmas Selong. Jenis penelitian ini deskriptif, rancangan studi cross sectional dengan metode campuran yaitu kuantitatif dan kualitatif. Tidak ada pengaruh kepuasan kerja secara simultan terhadap kinerja karyawan di puskesmas selong, uji statistic menunjukkan p=1,000>0,05. Dari lima indicator variabel kepuasan kerja hanya dua indicator yang berpengaruh terhadap kinerja karyawan yaitu kepuasan terhadap imbalan dengan nilai p=0,018<0,05 dan kepuasan terhadap supervisi atasan dengan nilai p=0,029<0,05. Karakteristik individu karyawan yang berpengaruh terhadap kinerja adalah karakteristik pendidikan, hasil uji statistic nilai p= 0,047<0,05. Dengan demikian manajemen perlu mengevaluasi sistem pembayaran imbalan, dan sistem pengawasan di Puskesmas Selong. Menjalin komunikasi yang lebih intens melalui pertemuan rutin antara pimpinan dan karyawan dalam upaya meningkatkan kualitas kerja karyawan.

Employees are one of the most important resources in the organization. Individual characteristics are internal factors that can influence individual behavior in the organization. One important factor in achieving optimal work results from an employee is the fulfillment of job satisfaction. The purpose of this study was to determine the effect of job satisfaction and individual characteristics on employee performance at Puskesmas Selong. This type of research is descriptive, cross sectional study design with mixed methods. There is no effect of job satisfaction simultaneously on employee performance at Puskesmas Selong, statistical results p = 1,000> 0.05. Of the five indicators of job satisfaction variables, only two indicators have an effect on employee performance, namely satisfaction with rewards with a value of p = 0.018 <0.05 and satisfaction with superior supervision with a value of p = 0.029 <0.05. The individual characteristics of employees that have an effect on performance are educational characteristics, the results of statistical tests are p = 0.047 <0.05. Management needs to evaluate the payment system and the monitoring system. Establishing more intense communication through regular meetings between leaders and employees in an effort to improve the quality of employee work"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Habsari Ingesti Widati
"ABSTRAK
Penelitian mengenai validasi lapangan persebaran spasial lamun menggunakan teknologi penginderaan jauh di perairan pantai barat Pulau Rote, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur perlu dilakukan untuk memberikan informasi dan data ilmiah mengenai padang lamun di Perairan Pantai Barat Pulau Rote. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui komposisi jenis lamun, persentase tutupan padang lamun, dan persebaran spasial lamun. Penelitian ini telah dilakukan pada 31 Oktober--5 November 2016. Metode penelitian yang digunakan antara lain purposive sampling, metode transek garis kuadrat, dan pengolahan citra landsat 8 OLI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi jenis lamun terdiri atas tujuh jenis dari enam marga. Persentase tutupan lamun tertinggi 76,22 di stasiun kedua dan terendah 66,67 di stasiun ketiga. Hasil klasifikasi citra terhadap validasi lapangan memiliki nilai uji akurasi 73 .

ABSTRACT
Research on field validation of seagrass spatial distribution using remote sensing technology in west coast of Rote Island, Rote Ndao Regency, East Nusa Tenggara, to provide information and scientific data regarding the seagrass pastures in the waters of the West coast of Rote Island. Such research aims to find out the composition of the type of seagrass, coverage percentage seagrass, and seagrass spatial distribution. This research has been conducted on October 31st November 5th 2016. Research methods used purposive sampling, the method is quadrat line transect, and processing landsat 8 OLI. The results showed that the composition of the type of seagrass consisting of seven species in six genus. The highest coverage percentage of seagrass 76,22 in the second stations and the lowest coverage percentage of seagrass 66,67 in the third stations. Image classification results toward validation field has a value of test accuracy 73."
2017
S66445
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niantiara Ajeng Saraswati
"Hutan mangrove merupakan ekosistem yang memiliki peran dalam memperkaya kondisi perairan dan melindungi garis pantai dari abrasi dan akresi. Teluk Lembar di Kabupaten Lombok Barat yang terus berkembang menjadi pusat pelabuhan di Pulau Lombok menyebabkan perubahan garis pantai dan penggunaan tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi spasial temporal hutan mangrove dan menganalisis hubungan penggunaan tanah dan garis pantai terhadap distribusi spasial temporal hutan mangrove di Teluk Lembar pada tahun 1995-2019. Penelitian ini menggunakan citra Landsat 5, 7, dan 8 dengan dibagi menjadi tiga periode yaitu periode 1995 dan 2005, periode 2005 dan 2015, dan periode 2015 dan 2019. Metode penelitian dengan menghitung luas dan perubahan pada hutan mangrove, garis pantai, dan penggunaan tanah. Kemudian dihubungkan luas perubahan hutan mangrove dengan luas abrasi dan akresi pada perubahan garis pantai di wilayah penelitian. Luas hutan mangrove mengalami penambahan luas dari tiap tahun pengamatan. Perubahan garis pantai yang dominan terjadi pada tahun 1995-2019 adalah akresi. Perubahan penggunaan tanah mangrove yang mengalami perubahan pada tahun 1995-2019 didominasi oleh perubahan badan air menjadi mangrove dan mangrove menjadi badan air. Berdasarkan perhitungan analisis hubungan perubahan luas mangrove terhadap luas abrasi dan akresi di wilayah penelitian, peningkatan luas mangrove memiliki hubungan terhadap luas akresi sebesar 98,81%, sedangkan penurunan luas mangrove terhadap luas abrasi sebesar 21,60%. Secara spasial penurunan dan penambahan luas mangrove berbanding lurus dengan perubahan luas abrasi dan akresi.

Mangrove forest is ecosystems that have a role in enriching aquatic conditions and protecting coastlines from abrasion and accretion. Teluk Lembar in West Lombok Regency which continues to develop into a port center on Lombok Island has caused changes in coastline and landuse. This study deals with the relations of extensive mangrove forest changes to coastline changes and landuse changes in Teluk Lembar for a period of 1995 to 2019. The purpose of this study was to determine the temporal spatial distribution of mangrove forest and analyze the relations between land use and coastline to spatial distribution temporarily mangrove forest in Teluk Lembar in the period 1995-2019. The research used Landsat 5, 7, dan 8 images which were 1995 and 2005, 2005 and 2015, and the last period was 2015 and 2019. The data were processed by calculating the area and changes in mangrove forest, coastline, and landuse. Then the extensive changes in mangrove forest are associated with extensive abrasion and accretion on coastline changes in the study area. The area of mangrove forest has increased from each year of observation. The dominant change in coastline that occurred in 1995-2019 was accretion. Changes in the use of mangrove land that underwent changes in 1995-2019 were dominated by changes in water bodies into mangroves and mangroves to become water bodies. Based on the calculation of the analysis of the relations of mangrove changes to the extent of abrasion and accretion, the increase in mangroves has a relation to accretion of 98,81%, while the decrease in mangroves to abrasion is 21,60%. Spatially, the decrease and addition of mangrove are directly proportional to the broad changes in abrasion and accretion."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niantiara Ajeng Saraswati
"Hutan mangrove merupakan ekosistem yang memiliki peran dalam memperkaya kondisi perairan dan melindungi garis pantai dari abrasi dan akresi. Teluk Lembar di Kabupaten Lombok Barat yang terus berkembang menjadi pusat pelabuhan di Pulau Lombok menyebabkan perubahan garis pantai dan penggunaan tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi spasial temporal hutan mangrove dan menganalisis hubungan penggunaan tanah dan garis pantai terhadap distribusi spasial temporal hutan mangrove di Teluk Lembar pada tahun 1995-2019. Penelitian ini menggunakan citra Landsat 5, 7, dan 8 dengan dibagi menjadi tiga periode yaitu periode 1995 dan 2005, periode 2005 dan 2015, dan periode 2015 dan 2019. Metode penelitian dengan menghitung luas dan perubahan pada hutan mangrove, garis pantai, dan penggunaan tanah. Kemudian dihubungkan luas perubahan hutan mangrove dengan luas abrasi dan akresi pada perubahan garis pantai di wilayah penelitian. Luas hutan mangrove mengalami penambahan luas dari tiap tahun pengamatan. Perubahan garis pantai yang dominan terjadi pada tahun 1995-2019 adalah akresi. Perubahan penggunaan tanah mangrove yang mengalami perubahan pada tahun 1995-2019 didominasi oleh perubahan badan air menjadi mangrove dan mangrove menjadi badan air. Berdasarkan perhitungan analisis hubungan perubahan luas mangrove terhadap luas abrasi dan akresi di wilayah penelitian, peningkatan luas mangrove memiliki hubungan terhadap luas akresi sebesar 98,81%, sedangkan penurunan luas mangrove terhadap luas abrasi sebesar 21,60%. Secara spasial penurunan dan penambahan luas mangrove berbanding lurus dengan perubahan luas abrasi dan akresi.

Mangrove forest is ecosystems that have a role in enriching aquatic conditions and protecting coastlines from abrasion and accretion. Teluk Lembar in West Lombok Regency which continues to develop into a port center on Lombok Island has caused changes in coastline and landuse. This study deals with the relations of extensive mangrove forest changes to coastline changes and landuse changes in Teluk Lembar for a period of 1995 to 2019. The purpose of this study was to determine the temporal spatial distribution of mangrove forest and analyze the relations between land use and coastline to spatial distribution temporarily mangrove forest in Teluk Lembar in the period 1995-2019. The research used Landsat 5, 7, dan 8 images which were 1995 and 2005, 2005 and 2015, and the last period was 2015 and 2019. The data were processed by calculating the area and changes in mangrove forest, coastline, and landuse. Then the extensive changes in mangrove forest are associated with extensive abrasion and accretion on coastline changes in the study area. The area of mangrove forest has increased from each year of observation. The dominant change in coastline that occurred in 1995-2019 was accretion. Changes in the use of mangrove land that underwent changes in 1995-2019 were dominated by changes in water bodies into mangroves and mangroves to become water bodies. Based on the calculation of the analysis of the relations of mangrove changes to the extent of abrasion and accretion, the increase in mangroves has a relation to accretion of 98,81%, while the decrease in mangroves to abrasion is 21,60%. Spatially, the decrease and addition of mangrove are directly proportional to the broad changes in abrasion and accretion"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faradiba
"ABSTRAK
Pengembangan ekosistem mangrove sebagai penyerap karbon di Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat. Program Studi Ilmu Kelautan, Program PascasarjanaFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia Kampus UI, Depok, Jawa Baratfara_diba272@yahoo.com ABSTRAKPenelitian dilakukan pada bulan Mei-Oktober 2017 di Kawasan Mangrove Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat. Tujuan penelitian untuk mempelajari struktur vegetasi mangrove, potensi biomassa, stok karbon dan potensi serapan CO2 di ekosistem mangrove. Metode yang digunakan untuk mengetahui struktur komunitas vegetasi mangrove menggunakan transek kuadrat secara purposive sampling dengan total luasan pengamatan 2.000 m2 di Desa Lembar Selatan Stasiun I , 33.000 m2 di Desa Buwun Mas Stasiun II dan 1.400 m2 di Desa Cendi Manik Stasiun III . Biomassa diestimasi dengan persamaan allometrik DBH > 4 cm untuk dikonversikan menjadi nilai cadangan karbon dan serapan CO2. Sebanyak total 10 spesies dari 4 famili mangrove sejati telah diidentifikasi. Nilai kerapatan vegetasi pohon di Stasiun I sebesar 1.085 pohon/Ha dan Stasiun III sebesar 521 pohon/Ha. Kedua stasiun didominasi oleh Rhizophora stylosa, sedangkan di Stasiun II nilai kerapatan sebesar 1.218 pohon/Ha didominasi oleh Rhizophora mucronata. Kandungan biomassa, stok karbon dan serapan CO2 total di Stasiun I sebesar 43.81 ton biomassa/Ha 20.59 ton C/Ha setara 75.56 ton CO2/Ha , Stasiun II sebesar 162.16 ton biomassa/Ha 76.21 ton C/Ha setara 279.71 ton CO2/Ha , dan Stasiun III sebesar 46.34 ton biomassa/Ha 21.78 ton C/Ha setara 79.94 ton CO2/Ha . Sumbangan terbesar stok karbon berasal dari famili Rhizophoraceae.Kata Kunci: allometrik, biomassa, stok karbon, serapan CO2, vegetasi mangrove.
ABSTRACT
Research has been conducted in May October 2017 on the mangrove area in West Lombok District, West Nusa Tenggara. The objectives were to obtain information of vegetation structure and composition, biomass potential, carbon stocks and CO2 uptake. Structure and compotion of mangrove are measured by purposive sampling of quadrant method, with total observation area are 2.000 m2 in Lembar Selatan Village Station I , 33.000 m2 in Buwun Mas Village Station II dan 1.400 m2 in Cendi Manik Village Station III . Biomass is estimated by allometric equations DBH 4 cm to be converted into carbon stocks and CO2 uptake values. The results showed that there are 10 true mangrove species from 4 family were identified. The vegetation in Station I and III dominated by Rhizophora stylosa that has density around 1,085 trees Ha and 521 trees Ha, while in Station III is dominated by Rhizophora mucronata with density around 1,218 trees Ha. The total of biomass content, carbon stock and CO2 uptake in Station I was amount 43.81 ton biomass Ha 20.59 ton C Ha equivalent to 75.56 ton CO2 Ha , Station II was amount 162.16 ton biomass Ha 76.21 ton C Ha equivalent to 279.71 ton CO2 Ha , and Station III was amount 46.34 ton biomass Ha 21.78 ton C Ha equivalent to 79.94 ton CO2 Ha . The largest contribution of carbon stocks comes from Rhizophoraceae Family. Keywords allometric, biomass, carbon stock, CO2 uptake, mangrove vegetation"
2017
T49584
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>