Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 172862 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rina Marita Safitri
"ABSTRAK
Tingkat mobilitas yang tinggi berdampak pada penggunaan minyak solar sebagai sumber bahan bakar kendaraan semakin meningkat. Proses produksi dan pengolahan minyak solar berpotensi menyebabkan pencemaran lingkungan. Pencemaran minyak solar dalam konsentrasi rendah maupun tinggi dapat menimbulkan masalah lingkungan. Biodegradasi merupakan salah-satu upaya mengendalikan pencemaran minyak solar dengan memanfaatkan bakteri sebagai agen pendegradasi senyawa hidrokarbon. Bacillus subtilis dan Pseudomonas aeruginosa telah diketahui mempunyai kemampuan mendegradasi minyak solar. Penelitian bertujuan untuk mengetahui kemampuan kultur tunggal dan campuran Bacillus subtilis InaCC B289 serta Pseudomonas aeruginosa InaCC B290 untuk mendegradasi senyawa hidrokarbon dalam minyak solar. Parameter yang diukur yaitu pH, Optical Density DO dan Dissolved Oxygen DO selama 25 hari. Hasil pengukuran pH, Optical Density DO dan Dissolved Oxygen DO tidak berbeda nyata P>0,05. Persentase penurunan total hidrokarbon dianalisis menggunakan GC-MS menunjukkan kultur campuran mampu mendegradasi hidrokarbon lebih besar 57,56 dibandingkan kultur tunggal Bacillus subtilis InaCC B289 37,53 dan kultur tunggal Pseudomonas aeruginosa InaCC B290 36,50.

ABSTRACT
High levels of mobility affect the use of diesel oil as a fuel source of vehicles is increasing. The production process of diesel oil has the potential to cause pollution. Diesel oil pollution with low or high concentrations caused environmental problems. Biodegradation is an effort to control the pollution of diesel oil by utilizing bacteria as degradation agent of hydrocarbon compound. Bacillus subtilis and Pseudomonas aeruginosa are known to have the ability to degrade diesel oil. The objective of the study is to investigate the ability single and mixed cultures of Bacillus subtilis InaCC B289 and Pseudomonas aeruginosa InaCC B290 to degrade hydrocarbon compounds in diesel oil. Parameters measured were pH, absorbance Optical Density and Dissolved Oxygen DO for 25 days. The results of pH measurements, Optical Density DO and Dissolved Oxygen DO were not significantly different P 0,05. The percentage of degradation was analyzed using Gas Chromatography ndash Mass Spectrometry GC MS showed that degradation of hydrocarbon compounds in diesel oil with mixed cultures Bacillus subtilis InaCC B289 and Pseudomonas aeruginosa InaCC B290 was higher 57,56 than single culture of Bacillus subtilis InaCC B289 37,53 and single culture of Pseudomonas aeruginosa InaCC B290 36,50."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Rista Kurnia
"ABSTRAK
Biodegradasi menggunakan bakteri merupakan salah satu solusi alternatif pengelolaan pencemaran lingkungan oleh senyawa hidrokarbon dengan memanfaatkan aktivitas makhluk hidup. Bacillus subtilis dan P. aeruginosa diketahui merupakan bakteri yang dapat melakukan biodegradasi hidrokarbon dalam minyak bumi. Bacillus subtilis dan P. aeruginosa juga mampu melakukan biodegradasi pada tanah yang terkontaminasi limbah oli. Kultur tunggal dan campuran B. subtilis InaCC B289 serta P. aeruginosa InaCC B290 dipilih untuk diuji kemampuannya mendegradasi hidrokarbon dalam oli bekas. Konsentrasi oli 1 , 10 , 17 , dan 20 digunakan sebagai sumber hidrokarbon. Pengukuran dilakukan terhadap parameter dissolved oxygen DO , pH, dan optical density OD . Analisis degradasi senyawa hidrokarbon dilakukan dengan menggunakan Gas Chromatography-Mass Spectrometry GC-MS . Nilai pH, DO, dan OD tidak berbeda nyata P > 0,05 . Hasil GC-MS menunjukkan bahwa kedua bakteri tersebut memiliki kemampuan dalam mendegradasi hidrokarbon. Pseudomonas aeruginosa InaCC B290 dan kultur campuran hanya mampu mendegradasi hidrokarbon dengan berat molekul rendah, sedangkan B. subtilis InaCC B289 mampu mendegradasi hidrokarbon dengan berat molekul rendah maupun tinggi dengan penurunan total hidrokarbon sebesar 57,72 .

ABSTRACT<>br>
Biodegradation using bacteria is one of the alternative solutions in management of environmental contamination by hydrocarbon compounds by utilizing the activity of living organisms. Bacillus subtilis and P. aeruginosa are known to be bacteria that can perform biodegradation of hydrocarbons in petroleum. Bacillus subtilis and P. aeruginosa are also capable in biodegradation of soil contaminated with lubricant oil waste. Single and mixed cultures of B. subtilis InaCC B289 and P. aeruginosa InaCC B290 were selected to be analyzed for their capability to degrade hydrocarbons of used lubricant oil. Used lubricant oil with 1 , 10 , 17 , and 20 concentrations are used as sources of hydrocarbons. Parameters of dissolved oxygen DO , pH, and optical density OD were measured. Analysis of hydrocarbon compounds degradation was carried out using Gas chromatography Mass Spectrometry GC MS . Values of DO, pH, and OD were not significantly different P 0.05 . GC MS results show that both bacteria have the capability to degrade hydrocarbons. Pseudomonas aeruginosa InaCC B290 and mixed cultures are only able to degrade low molecular weight hydrocarbons, while B. subtilis InaCC B289 is able to degrade low and high molecular weight hydrocarbons with a total reduction of hydrocarbons 57,72 ."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nimas Ayu Rikmawati
"ABSTRAK
Penggunaan minyak goreng oleh masyarakat meningkatkan produksi minyak jelantah. Pembuangan minyak jelantah secara langsung ke saluran air menyebabkan pencemaran lingkungan. Biodegradasi minyak jelantah diperlukan untuk mengurangi pencemaran lingkungan. Bacillus cereus dan Pseudomonas aeruginosa diketahui merupakan bakteri yang efektif mendegradasi minyak jelantah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan kultur tunggal dan campuran B. cereus InaCC B284 serta P. aeruginosa InaCC B290 dalam degradasi minyak jelantah. Biodegradasi dilakukan menggunakan medium BHB dengan minyak jelantah konsentrasi 25 v/v selama 23 hari pada suhu ruang 27--30 C . Parameter nilai optical density OD , pH, dissolved oxygen DO , dan kadar asam lemak diukur selama proses biodegradasi. Perlakuan perbedaan kultur bakteri menghasilkan peningkatan signifikan P < 0,05 nilai OD, penurunan signifikan P < 0,05 nilai pH, dan penurunan tidak signifikan nilai DO P > 0,05 selama biodegradasi. Analisis kualitatif dan kuantitatif asam lemak menggunakan Gas Chromatography GC menunjukkan bahwa kultur tunggal B. cereus InaCC B284 mampu mendegradasi tujuh 7 jenis asam lemak, kultur tunggal P. aeruginosa InaCC B290 mampu mendegradasi empat 4 jenis asam lemak, dan kultur campuran mampu mendegradasi sebelas 11 jenis asam lemak.

ABSTRACT<>br>
The use of cooking oil by various communities increased the production of used cooking oil. The disposal of used cooking oil directly into waterways causes environmental pollution. Bacillus cereus and Pseudomonas aeruginosa were known to be effective for degrading used cooking oil. Used cooking oil biodegradation is needed to reduce environmental pollution. The research was carried out to determine the capability of single and mixed cultures of B. cereus InaCC B284 and P. aeruginosa InaCC B290 in the degradation of used cooking oil. Biodegradation process was carried out using Bushnell Haas Broth BHB medium containing 25 v v used cooking oil for 23 days at room temperature 27 30 C . Optical density OD , pH, dissolved oxygen DO , and fatty acid content measured during the biodegradation process. Different bacterial cultures treatment resulted in the significant increase of OD P 0.05 , the significant decrease of pH P 0.05 , and the insignificant decrease of DO P 0.05 during the biodegradation. Qualitative and quantitative fatty acid analysis using Gas Chromatography GC revealed that single culture of B. cereus InaCC B284 was able to degrade seven 7 types of fatty acids, single culture of P. aeruginosa InaCC B290 was able to degrade four 4 types of fatty acids, and mixed cultures were able to degrade eleven 11 types of fatty acids. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khalida Fasya
"ABSTRAK
Kegiatan produksi minyak bumi di Indonesia telah menimbulkan banyak kasus pencemaran dan berdampak buruk bagi kualitas lingkungan disekitarnya. Salah satu tindakan pemulihan pencemaran tersebut adalah bioremediasi yang memanfaatkan kemampuan mikroorganisme untuk mendegradasi hidrokarbon. Penelitian ini menggunakan teknik bio-composting, salah satu jenis bioremediasi yang paling aman digunakan dan ramah lingkungan. Bio-composting menggunakan bahan – bahan alami seperti serbuk kayu, kotoran ayam, serta bakteri pendegradasi hidrokabon dengan variasi Pseudomonas aeruginosa 15% v/w serta konsorsium Pseudomonas aeruginosa dan Bacillus subtilis sebesar 15% v/w. Selama 15 hari penelitian didapatkan penurunan kosentrasi Total Petroleum Hydrocabon (TPH) sebesar 77,24% dan 67,11%. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa variasi konsorsium Pseudomonas aeruginosa dan Bacillus subtilis 15% v/w paling efektif mendegradasi hidrokarbon pada tanah yang terkontaminasi minyak bumi.

ABSTRACT
Oil and gas industry in Indonesia has led to many cases of contamination and adversely affect for the quality of the surrounding environment. One of the recovery actions is bioremediation which utilizes the ability of microorganisms to degrade the content of biologically hazardous waste. This study uses a bio-composting technique which is one of the safest types of bioremediation to use and environmentally friendly. Bio-composting uses natural materials such as sawdust, chicken manure, and indigenous bacteria by variation of Pseudomonas aeruginosa 15% v/w and a consortium of Pseudomonas aeruginosa and Bacillus subtilis amount 15% v/w. During 15 days study, we found a decrease in the concentration of Total Petroleum Hydrocarbon (TPH) amounted to 77,24% and 67,11% From this study it can be concluded that consortium of Pseudomonas aeruginosa and Bacillus subtilis 15% v/w is the most effective variation to degrade hydrocarbons in oil contaminated soil.
"
2015
S59424
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chinta Pratama Saputra
"Pencemaran yang diakibatkan oleh limbah minyak bumi telah mencapai tingkat yang memprihatinkan, ditambah lagi teknologi pengolahannya masih belum efektif dan efisien. Hal ini disebabkan karena limbah minyak bumi merupakan limbah yang sulit untuk didegradasi oleh bakteri karena banyaknya kandungan senyawa ikatan kompleks di dalamnya. Karena itu, pada penelitian ini digunakan proses ozonasi sebagai pretreatment dengan tujuan untuk meningkatkan proses biodegradasi. Adapun variasi kondisi operasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah dosis ozon dan nilai pH serta bakteri yang digunakan sebagai agen pendegradasi adalah bakteri Pseudomonas aeruginosa.
Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan proses ozonasi dapat meningkatkan biodegradasi yang ditunjukkan dengan peningkatan persentase degradasi dan pertumbuhan populasi bakteri. Selain itu, kemampuan bakteri Pseudomonas aeruginosa dalam mendegradasi limbah minyak bumi berbeda-beda untuk masing-masing nilai pH. Persentase degradasi tertinggi untuk variasi dosis ozon didapatkan sebesar 79,32% dicapai saat dosis ozon 0,53 g/jam, sedangkan untuk variasi pH dicapai saat pH bernilai 7 sebesar 75,21%.

Contamination caused by petroleum waste has reached alarming levels, plus its processing technology is not yet effective and efficient. This is caused by petroleum waste is difficult to be degraded by bacteria because of the many complex bonding compound content in it. Therefore, this study used ozonation as pretreatment process with the aim to enhance the biodegradation process. The variations in operating conditions performed in this study was a dose of ozone and pH. The bacterial isolates were used as a degrading agent is the bacteria Pseudomonas aeruginosa.
The results obtained showed that ozonation processes can enhance biodegradability as indicated by the increase in the percentage of degradation and population growth of bacteria. In addition, the ability of the bacteria Pseudomonas aeruginosa in degrading petroleum waste vary each pH value. The highest percentage of biodegradation for ozone dose variation obtained 79.32% achieved at doses of 0.53 g ozone / h, while for the variation of pH value obtained 75.21% achieved at pH 7.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S45387
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Rama Talogo
"Bakteri SM1_7 diketahui mampu mendegradasi senyawa hidrokarbon di dalam medium Bushnell-Haas dengan minyak diesel 1 v/v. Potensi bakteri SM1_7 diuji kembali dengan meningkatkan konsentrasi minyak diesel di dalam medium Bushnell-Haas. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kemampuan degradasi senyawa hidrokarbon isolat bakteri SM1_7 dalam medium Bushnell-Haas yang ditambahkan minyak diesel 2 v/v. Pengukuran pertumbuhan bakteri dilakukan dengan metode total plate count dan analisis senyawa hidrokarbon menggunakan GC/MS.
Hasil pengukuran pertumbuhan menunjukkan bahwa bakteri mampu tumbuh pada medium Bushnell-Haas dengan minyak diesel 2 v/v. Jumlah koloni bakteri SM1_7 meningkat dari 2,59 x 106 CFU/mL menjadi 8,66 x 108 CFU/mL setelah inkubasi 48 jam. Hasil analisis GC/MS menunjukkan bahwa terjadi degradasi senyawa alkana rantai lurus undecane sebesar 81,041, senyawa dodecane sebesar 37,180, dan senyawa tridecane sebesar 17,047.

Bacterial Isolate SM1 7 has been shown to degrade hydrocarbons in Bushnell Haas with 1 diesel oil v v . The potential of bacteria isolate SM1 7 is reexamined by increasing concentration of hydrocarbon. The objective of this research is to observe the capability of bacteria isolate SM1 7 to degrade 2 diesel oil v v. Growth measurement was performed using total plate count method and analysis of hydrocarbon was carried out using GC MS.
Results of growth measurements show that the bacterial isolate is capable of growing in Bushnell Haas medium with 2 diesel oil v v . The total number of bacteria increased from 2,59 x 106 CFU mL to 8,66 x 108 CFU mL after incubation period of 48 hours. Results of GC MS analysis show a decrease of linear alkane chain undecane 81,041, dodecane 37,18, and tridecane 17.047.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Rianty Fitri A.
"Bioremediasi merupakan teknologi yang memanfaatkan mikroorganisme untuk memulihkan ekosistem yang tercemar. Teknologi ini mengaplikasikan proses biologis mikroorganisme dalam rnendegradasi senyawa polutan di lingkungan, sehingga metode yang dilakukan disebut biodegradasi. Benzena merupakan salah satu senyawa hidrokarbon monoaromatik bersifat toksik yang banyak mencemari lingkungan dan umumnya sulit terdegradasi. Oleh karena itu dalam penelitian ini dilakukan uji coba proses degradasi benzena dengan menggunakan bakteri Pseudomonas aentginosa. Penelitian ini merupakan bagian dari rangkaian penelltian Bioremediasi yang dilakukan di Departernen Teknik Gas dan Petrokimia.
Proses degradasi benzena dilakukan pada temperatur ruang dan kecepatan pengocokan sebesar 20 rpm serta dengan jumlah inokulum awal bakteri sebesar I 199.1 CFU/ml. Medium yang digunakan adalah medium cair l.ockhead and Chase (LC). Variabel yang divariasikan adalah konsentrasi awal benzena yaitu pada konsentrasi 50, 100, 200, 500 dan 1000 ppm. Proses degradasi dilakukan selama 216 jam.
Secara umum hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa benzena hingga konsenstrasi 1000 ppm masih dapat didegradasi oleh bakteri Pseudomonas aeruginosa. Konsentrasi benzena 200 ppm menunjukkan airtivitas bakteri tertinggi dalam mendegradasi benzena. Pertumbuhan bakteri Pseudomonas aeruginosa cenderung lebih lambat pada konsentrasi benena yang lebih tinggi dimana ditunjukkan dengan laju pertumbuhan optimum bakteri yang semakin rendah seiring dengan meningkatnya konsentrasi benzena."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S49502
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satrio Ang Jaya
"Perkembangan resistensi bakteri yang cepat menyebabkan diperlukan juga pengembangan terapi pengobatan baru agar mampu mengatasi penyakit yang telah berkembang. Imipenem merupakan antibakteri golongan karbapenem yang merupakan obat pilihan dalam mengatasi infeksi Pseudomonas aeruginosa. Seiring penggunaan Imipenem sebagai terapi menyebabkan munculnya Pseudomonas aeruginosa yang resisten terhadap Iimipenem. Liposom sebagai sistem penghantaran obat terbukti dapat meningkatkan aktivitas beberapa antibiotik terhadap bakteri Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh enkapsulasi liposom pada aktivitas Imipenem terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa dan Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa. Liposom diformulasi dengan metode hidrasi lapis tipis kemudian dilanjutkan dengan sonikasi dan ekstrusi bertingkat dengan membran polikarbonat berpori 0,4 μm dan 0,1 μm steril untuk mengecilkan ukuran liposom dan juga mensterilkan liposom. Penentuan aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode dilusi cair.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi hambat minimum (KHM) larutan Imipenem terhadap Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 dan Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa adalah 1,49 ppm. Konsentrasi bunuh minimum (KBM) larutan Imipenem terhadap Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 dan Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa adalah 2,97 ppm. Sedangkan konsentrasi bunuh minimum suspensi liposom Imipenem terhadap Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 dan Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa adalah 5,95 ppm. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa enkapsulasi liposom menghambat aktivitas antibakteri Imipenem terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 dan Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa.

Rapid escalation of bacterial resistance lead to the necessity of new drug developments to overcome it. Imipenem is an antibiotic in carbapenem class which is used as drug of choice to treat Pseudomonas aeruginosa infection. Concominant use of Imipenem as therapeutic drug led to the resistance of Pseudomonas aeruginosa towards Imipenem. Liposom as drug delivery system has been proven to increase the activity of some antibiotics against Multidrug resistant Pseudomonas aeruginosa. This study was aimed to determine the effect of liposomal encapsulation on antibacterial activity of Imipenem against Pseudomonas aeruginosa and Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa. Liposomes were prepared with thin-film hydration method and then followed by sonication and extrusion using sterile polycarbonate membrane with pore size 0,4 μm and 0,1 μm to reduce the size and sterilize the liposomes. Liquid dilution method is used to determine the antibacterial activity.
The result of this research showed that the minimum inhibitory concentrasion (MIC) of Imipenem solution against Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 and Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa are both 1,49 ppm. Minimum bactericidal concentration (MBC) of meropenem solution against Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 and Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa are both 2,97 ppm. Minimum bactericidal concentration of Imipenem liposome against Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 and Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa are both 5,95 ppm. Thus it can be concluded that liposome encapsulation inhibits antibacterial activity of Imipenem against Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 and Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S56842
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Andika
"Teknologi Bioremediasi merupakan teknologi yang belakangan ini digunakan sebagai cara altematif penanggulangan limbah I-lidrokarbon. Metode ini menggunakan mikroorganisme bakteri pemecah minyak seperti Rveudomanus aeruginosa untuk mendegradasi senyawa hidrokarbon sehingga dapat mcmulihkan lingkungan, tanah dan air yang tercemar.
Penelitian pengujian ketahanan dari bakteri Pseudomonas aeruginosa ini merupakan bagian dari penelitian Bioremediasi yang dilakukan di Departemen Teknik Gas dan Petrokimia. Penelitian ini dilakukan dalam kultur medium Nutrien Broth (NB) dengan menggunakan teknik pengguncangan. Proses tcrsebut berlangsung pada kondisi temperatur 35"C, kecepatan shaker 30 rpm dan tekanan I atm dengan variasi konsentrasi substrat iso-oktana yang cligunakan sebesar 800 ppm, 1600 ppm, 3200 ppm, 6400 ppm, dan 10000 ppm volum.
Secara umum hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah dengan semakin tingginya konsentrasi kontaminan yang diberi kan pada sei (pada rentang substrat 800 ppm - 10000 ppm), maka semakin berkurangjumlah massa se! akhir yang dihasilkan dan laju pcrmmbuhan spesifik sel Pseudomonas aeruginosa berada pada laju yang hampir sama. Pertumbuhan terbaik sel dicapai pada konsentrasi 800 ppm dengan jurniah massa sel akhir sebesar 0.007079 gr/dmg-pada akhimya model pendekatan secara empiris terhadap laju pertumbuhan sel mcngikuti persamaan Ierusalimsky."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S49420
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ricky
"Penelitian ini mernbahas pengaruh sonikasi pada dua frekuensi gelombang suara audiosonik, yaitu 7 kHz dan 17 kHz, terhadap pertumbuhan bakteri Pseudomonas aeruginosa yang dikultur dalam medium Bovine Heart Infusion (BHI) dan Plate Count Agar (PCA). Bakteri yang sudah terpapar gelombang suara dikultur dalam agar nutrisi dan diinkubasi selarna 24 jam. Kemudian pertumbuhan koloni dihitung menggunakan colony counter.
Hasil penelitian menunjukkan pertumbuhan koloni P.aeruginosa dipengaruhi gelombang suara pada frekuensi berbeda setelah dibandingkan dengan kontrol. Semakin tinggi frekuensi suara, semakin kuat efek inhibisi terhadap pertumbuhan, dengan efek inhibisi frekuensi 17 kHz sebesar 24,16% dan frekuensi 7 kHz sebesar 11,52%.

This research discusses the effect of sonication using two different frequencies, 7 and 17 kHz, on the growth of Pseudomonas aeruginosa which was cultured in Bovine Heart Infusion (BHI) medium and Plate Count Agar (PCA). After exposure, bacteria was recultured in nutrient agar and incubated for 24 hours. Then the growth of bacteria colonies was measured using colony counter.
The result showed that different sound frequencies have effects on the growth of P. aeruginosa. Higher sound frequency at 17 kHz had stronger growth inhibition by 24.16% as compared to control group, while sound frequency at 7 kHz only showed 11.52% growth inhibition.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>