Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 104910 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abi Rafdi Insani
"ABSTRAK
Sel elektrokimia dengan elektroda udara saat ini mengalami peningkatan penelitian karena potensi aplikasi dalam sektor energi seperti water splitting dan baterai logam-udara. Namun, diketahui bahwa reaksi lamban dari Reaksi Evolusi Oksigen REO atau OER dalam bahasa inggris memperlambat komersialisasi dari teknologi tersebut. Oleh karena itu, banyak waktu diluangkan untuk penelitian elektrokatalis termukhtahir untuk REO. Perovskite Oksida merupakan salah satu kandidat yang meyakinkan untuk elektrokatalis REO karena harga murah dan konduktivitas bercampur. La Ni,Fe O3-?, merupakan sebuah perovskite menawarkan harapan dalam aktivitas REO karena sifat logam dari LaNiO3 dan permukaan stabil Ni III oleh Fe. Penelitian lain melaporkan bahwa memasukkan Sr ke dalam situs-A Perovskite itu sangat baik untuk katalisis REO dengan mempromosikan situs aktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan mengevaluasi La1-xSrx Ni,Fe O3-? sebagai elektrokatalis untuk REO, dan mempelajari efek aktivitas REO seperti struktur Kristal dan sifat elektrokimia. Dari karakterisasi yang dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa 100 mol doping SNF menghasilkan performa REO yang terbaik dengan nilai overpotential 0.350 0.005 V untuk mencapai 10mA cm-2 densitas arus yang disimpulkan lebih baik dari katalis patokan RuO2.

ABSTRACT
Research in electrochemical cells with air electrode is in the rise due to their potential energy applications such as water splitting and metal air batteries. However, it is known that the sluggish kinetic mechanism of Oxygen Evolution Reaction OER hinders the commercialisation of these technologies. As a result, many researches have been dedicated to developing novel electrocatalysts for OER. Perovskite oxides are one of the promising candidates for OER catalysis because of low cost and mixed conductivities. La Ni,Fe O3 , a perovskite, offers a promise in OER activity due to the metallic properties of LaNiO3 and stabilised surface Ni III by Fe. Other research also reported that incorporating Sr into A site of perovskite is advantageous for OER catalysis by promoting active sites. This research attempt to develop and evaluate La1 xSrx Ni,Fe O3 as catalysts for OER, and study the effects on OER related activities such as crystal structure and electrochemical properties. From the characterastion we conclude that 100 mol doped SNF demonstrated the best OER performance with overpotential of 0.350 0.005 V to achieve 10mA cm 2 which is superior to the benchmark RuO2 catalysts."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditia Hermawan
"ABSTRAK
Material tembaga telah digunakan oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Salah satu pemakaian tembaga adalah sebagai pipa-pipa air untuk berbagai macam kebutuhan manusia. Seiring dengan kemajuan zaman, aplikasi tembaga makin meluas mengingat tembaga memiliki berbagai macam keunggulan seperti konduktivitas listrik yang sangat baik. Tembaga juga memiliki ketahanan korosi yang baik.
Salah satu aplikasi tembaga saat ini adalah sebagai pipa dalam kondenser atau alat penukar panas (heat exchanger). Pada aplikasi ini tembaga dilapisi dengan krom agar memiliki ketahanan korosi lebih baik. Media pendingin dari kondenser adalah air, termasuk air laut. Korosi yang diindikasikan adalah korosi pitting atau korosi galvanik. Korosi pitting disebabkan oleh penetrasi ion-ion Cf yang memecah lapisan pasif logam. Setelah lapisan pasif pecah, lubang-lubang (pits) akan mulai terbentukdan selanjutnya berkembang. Sedangkan korosi galvanik disebabkan oleh adanya dua logam tak sejenis yang tergandeng (coupled) atau dalam hal ini adalah tembaga dengan lapisan kromnya.
Ketahanan korosi pitting lapisan krom lebih tinggi daripada tanpa lapis krom atau tembaga biasa. Pada simulasi dengan menggunakan NaCl 3,5% sebagai representasi air laut dengan temperatur 27ºC dan 80ºC, tembaga yang dilapisi krom memiliki nilai potensial korosi yang lebih tinggi dari tembaga. Percobaan korosi galvanik dilakukan antara tembaga dengan lapisan krom. Hasil percobaan menunjukkan kemungkinan terjadinya korosi galvanik lebih tinggi daripada korosi pitting.

"
2001
S41512
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wilsen Jefta
"

Optimasi diperlukan untuk meningkatkan kinerja teknologi elektrolisis plasma guna memperbesar intensitas dan reaktivitas dari spesi yang bereaksi, khususnya radikal hidroksil, yang mengoksidasi senyawa-senyawa organik dalam limbah cair. Dengan pertimbangan untuk memperoleh kondisi elektrolisis plasma tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi larutan elektrolit, konsentrasi aditif ion Fe2+, dan daya operasi terhadap degradasi Remazol Red dengan teknologi elektrolisis plasma menggunakan elektroda berbahan stainless steel. Metode ini akan dilakukan pada reaktor batch menggunakan variasi konsentrasi larutan elektrolit K2SO4 0,01 M, 0,02 M, 0,04 M, dan konsentrasi ion Fe2+ 0 mg/L, 10 mg/L, 20 mg/L, 30 mg/L, 50 mg/L, pada daya 500 W dan 600 W. Efektivitas proses ditinjau berdasarkan persentase COD, Pt-Co dan degradasi Remazol Red, yield amonia dan nitrat, konsumsi energi, serta erosi anoda. Pada percobaan ini, persentase degradasi Remazol Red optimum mencapai 99,76% dengan energi spesifik sebesar 4265,43 kJ/mmol dan erosi anoda sebesar 0,1 g, dengan penurunan nilai Pt-Co pada akhir degradasi sebesar 99,16%, serta COD sebesar 84,16% untuk konsentrasi awal limbah 200 ppm dan penambahan Fe2+ 20 ppm. Pada kondisi tersebut, terdapat produk samping berupa amonia sebesar 0,438


Optimization needed to improve the performance of plasma electrolysis technology to increase the reactivity of the reacting species, especially hydroxyl radicals, which oxidize organic compounds in wastewater. Therefore, this study aims to determine the effect of Fe2+ ion additive concentration, electrolyte concentration, and electrical power on the degradation of Remazol Red by plasma electrolysis using stainless steel electrodes. This method was carried out in a batch reactor using variations in the concentration of K2SO4 electrolyte 0.01 M, 0.02 M, 0.04 M and concentrations of Fe2+ 0 mg/L, 10 mg/L, 20 mg/L, 30 mg/L , 50 mg/L, carried out with power consumption of 500 W and 600 W. Process effectiveness is analyzed based on the COD, Pt-Co, Remazol Red degradation, ammonia and nitrate yield, energy consumption, and anode erosion. In this experiment, the maximum degradation of Remazol Red reached 99.76% with a specific energy of 4265.43 kJ/mmol and anode erosion of 0.1 g, the decrease in Pt-Co value by 99.16% and COD by 84.16% for an initial Remazol Red concentration of 200 ppm and the addition of 20 ppm Fe2+. Under these conditions, by-products of 0.438 mmol of ammonia and 1.736 mmol of nitrate which were measured in the 30th minute.

 

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dita Amelia Putri
"Penelitian ini bertujuan untuk mendegradasi Remazol Red dalam limbah pewarna batik dengan menggunakan metode elektrolisis plasma. Elektrolisis Plasma merupakan salah satu metode yang terbukti mampu dalam mendegradasi limbah organik karena sangat produktif dalam menghasilkan radikal hidroksil. Pengukuran konsentrasi hidrogen peroksida yang merupakan indikator keberadaan radikal hidroksil juga dilakukan pada beberapa variabel penting yaitu tegangan dan konsentrasi elektrolit. Spektrum serapan ultraviolet-sinar tampak (UV-Vis) digunakan untuk memantau proses degradasi. Hasil penelitian menunjukkan degradasi Remazol Red mencapai 99,97% yang dicapai dengan larutan elektrolit NaCl 0,02 M dengan penambahan Fe2+ sebanyak 20 ppm, tegangan 700 V dan kedalaman anoda 0,5 cm dengan suhu dijaga pada 60-70°C.

This study aims to degrade Remazol Red in Batik dye waste water by using CGDE method. Contact Glow Discharge Electrolysis (CGDE) is a method which has been approved to degrade organic waste water because it is very productive in producing hydroxyl radical. Measurement of hydrogen peroxide concentration as an indicator of the presence of hydroxyl radical also performed in various influencing factors such as applied voltage and electrolyte concentration. Ultraviolet-Visible (UV-Vis) absorption spectra were used to monitor the degradation process. The result of study showed that percentage degradation was 99.97% which obtained by using NaCl 0.02 M with addition Fe2+ 20 ppm, applied voltage 700 volt, anode depth 0.5 cm and the temperature of solutions was maintained at 60-70°C."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S65361
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Adhiyat
"Aluminium paduan seri 2xxx-T3 merupakan paduan yang memiliki kombinasi yang baik antara kekuatan yang tinggi, ketangguhan yang baik, dan memiliki kemampulasan yang baik pada kondisi tertentu. Aplikasi dari Al2xxx-T3 adalah struktur pesawat terbang, badan truk, baut dan sekrup pesawat terbang, dan tangki roket. Kombinasi sifat yang baik dari material Al2xxx-T3 dalam berbagai aplikasi tersebut tetap memiliki kelemahan. Salah satu kelemahan material tersebut adalah ketahanan yang rendah terhadap korosi. Kelemahan ini dapat menjadi keterbatasan penggunaan material pada kondisi lingkungan yang korosif sehingga dapat mempercepat terjadinya degradasi dari material Al2xxx-T3 tersebut. Oleh karena itu diperlukan suatu modifikasi permukaan dengan proses anodisasi.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh parameter proses yakni temperatur dan rapat arus anodisasi terhadap pembentukan lapisan anodik berpori. Anodisasi dilakukan pada tiga temperatur berbeda yakni 10oC, 0oC dan -10oC dengan variasi rapat arus adalah 15 mA/cm2, 20 mA/cm2 dan 25 mA/cm2. Material hasil anodisasi kemudian dilakukan dua jenis pengujian yaitu pengujian kekerasan dan pengujian ketahanan korosi. Pengujian kekerasan mikro Vickers digunakan untuk mengetahui sifat mekanik lapisan anodik yang terbentuk dan pengujian ketahanan korosi menggunakan metode polarisasi bertujuan untuk mengetahui ketahanan korosi dari lapisan anodik yang terbentuk.
Hasil pengujian memperlihatkan adanya peningkatan kekerasan permukaan lapisan anodik alumina saat variabel temperatur diturunkan ke temperatur 0oC dimana kekerasan tertinggi adalah 511 HV yang didapat pada temperatur 0oC dengan rapat arus 20 mA/cm2. Kemudian penurunan temperatur hingga 0oC dan peningkatan rapat arus hingga 25 mA/cm2 akan meningkatkan ketahanan korosi namum kembali turun dengan penurunan temperatur hingga -10oC. Parameter proses yang paling optimal untuk menciptakan lapisan anodik yang memiliki kekerasan dan ketahanan korosi yang tinggi adalah pada temperatur 0oC dan rapat arus 20 mA/cm2.

Aluminum alloys series 2xxx-T3 are an alloy that has a good combination of high strength, good toughness, and have a good weldability on certain conditions. The application of Al2xxx-T3 are for the structure of the aircraft, truck bodies, airplanes bolts and screws, and rockets tanks. The combination of good properties of this material Al2xxx-T3 in a variety of applications still have a weaknesses. One disadvantage of these materials is low resistance to corrosion. This weakness may become a limitations on the use of materials on corrosive environmental conditions which is can accelerate the degradation of the material Al2xxx-T3. Therefore we need a surface modification by anodizing process.
This study aims to analyze the influence of anodizing process parameters which is temperature and current density on the formation of porous anodic coating, Anodizing has been done at three different temperatures which are 10oC, 0oC and -10oC with variation of current density which are 15 mA/cm2, 20 mA/cm2 and 25 mA/cm2. Sample that has been done being anodized then will be tested by two methods. Micro Vickers hardness testing was used to determine the mechanical properties of anodic layer and corrosion resistance testing using the polarization method to determine the corrosion resistance of anodic coatings formed.
The test result shows an increase of the surface layer of anodic alumina hardness when the variable temperature is lowered to 0oC with the highest hardness is 511 HV obtained at the temperature and the current density are 0oC and 20 mA/cm2. Then lowering the temperature to 0oC and increasing the current density into 25 mA/cm2 would increase the anodic film corrosion resistance but the corrosion resistance would drop again after lowering the temperature into -10oC. The optimum process parameters to form an anodic coating which have the hardest surface and high corrosion resistance is at 0oC temperature and the current density is 20 mA/cm2.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57320
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tubagus Bai Herlanafudin
2007
T39886
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heri Jodi
"Penggunaan elektrolit cair dalam baterai masih menyisakan masalah keamanan akibat kebocoran dan kebakaran. Karena itu, penelitian dan penemuan elektrolit padat dengan performa yang bagus menjadi hal yang sangat menarik dan penting dilakukan, untuk menggantikan elektrolit cair dalam baterai. Lithium Fosfat (Li3PO4) adalah elektrolit padat berbasis xLi2O-yP2O5 (x=3, y=1) yang stabil, namun memiliki konduktivitas ionik yang kecil sekitar 10-9~10-8 S/cm, terlalu rendah untuk diaplikasikan menjadi elektrolit dalam baterai. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan elektrolit padat baru berbasiskan Li2O-P2O5, dengan modifikasi komposisi paduannya, dan dikombinasikan dengan Montmorillonite (MMT) membentuk material komposit elektrolit padat.  Komposit elektrolit dipreparasi melalui teknik pencampuran metalurgi biasa dan disintesis memanfaatkan teknik reaksi padatan melt-quenching. Morfologi komposit hasil sintesis dikarakterisasi menggunakan Scanning Electron Microscopy (SEM), dipadukan dengan Energy Dispersive X-ray Spectroscopy (EDS) untuk analisis unsur, sedangkan X-ray Diffractometer (XRD) digunakan untuk analisis struktural. Pengujian performa elektrokimia yang meliputi konduktivitas, impedansi dan sifat dielektrik komposit dilakukan menggunakan Electrochemical Impedance Spectrometry (EIS). Pencampuran paduan Li3PO4 dengan MMT menggunakan pengikat PVDF, memberikan komposit yang menunjukkan konduktivitas sebesar 3.59x10-7 S/cm. Modifikasi komposisi x dari 3 menjadi 1.5, memberikan peningkatan konduktivitas menjadi 3.98x10-6 S/cm, 2-3 orde lebih tinggi dari konduktivitas Li3PO4. Penambahan konten MMT ke dalam paduan hasil modifikasi komposisi 1.5Li2O-P2O5, menciptakan komposit elektrolit padat baru yang menunjukkan konduktivitas lebih baik pada orde 10-4 S/cm. Peningkatan konduktivitas tersebut diyakini merupakan kontribusi fasa dominan Li4P2O7. MMT berkontribusi meningkatkan sifat dielektrik komposit, dan mengakibatkan muatan dalam elektrolit menjadi lebih mudah bergerak, yang ditunjukkan dengan nilai energi aktivasi komposit dengan kandungan MMT sebesar 0,86 eV, lebih rendah dibandingkan dengan komposit tanpa MMT sebesar 1.50 eV. Komposit Li2O-P2O5-MMT terbukti bisa berfungsi dengan baik sebagai elektrolit padat dalam sel baterai, dan menghantarkan muatan pada proses charge-discharge

The use of liquid electrolytes in the battery still leaves safety problems due to leaks and fires. Therefore, research and discovery of solid electrolytes with good performance are very interesting and important to do, to replace liquid electrolytes in batteries. Lithium Phosphate (Li3PO4) is a solid electrolyte based on xLi2O-yP2O5 (x = 3, y = 1) which is stable, but has a small ionic conductivity of about 10-9 ~ 10-8 S / cm, that still too low to be applied as solid electrolytes in a battery. This study aims to develop new solid electrolyte materials based on Li2O-P2O5, with modified compositions, and combined with Montmorillonite (MMT) to form a solid electrolyte composite material. Electrolyte composites are prepared through ordinary metallurgical mixing and synthesized using melt-quenching solid reaction techniques. The morphology of the synthesized composite was characterized using Scanning Electron Microscopy (SEM), combined with the Energy Dispersive X-ray Spectroscopy (EDS) for elemental analysis, while the X-ray Diffractometer (XRD) was used for structural analysis. Electrochemical performance testing which includes conductivity, impedance, and composite dielectric properties were carried out using Electrochemical Impedance Spectrometry (EIS). Mixing Li3PO4 with MMT using PVDF binder, has provided a composite that shows conductivity value of 3.59x10-7 S/cm. Modification of the composition of x value, from 3 to 1.5, gave an increase in conductivity to 3.98x10-6 S / cm, higher by 2-3 order of magnitude than that of Li3PO4. Addition of MMT content to a composition modified system 1.5Li2O-P2O5, has created a new solid electrolyte composite that shows better conductivity in the order of 10-4 S / cm. The increase in conductivity is believed to be the contribution of the dominant phase of Li4P2O7. MMT contributes to increasing composite dielectric properties and results in charge carriers becoming more easily polarized, which is indicated by the activation energy value of the composite with MMT content of 0.86 eV, lower than the composite without MMT of 1.50 eV. Li2O-P2O5-MMT composites have proven to function as solid electrolytes in battery cells and conduct charge carriers in the charge-discharge process.:major-bidi'>dikarakterisasi menggunakan Scanning Electron Microscopy (SEM), dipadukan dengan Energy Dispersive X-ray Spectroscopy (EDS) untuk analisis unsur, sedangkan X-ray Diffractometer (XRD) digunakan untuk analisis struktural. Pengujian performa elektrokimia yang meliputi konduktivitas, impedansi dan sifat dielektrik komposit dilakukan menggunakan Electrochemical Impedance Spectrometry (EIS). Pencampuran paduan Li3PO4 dengan MMT menggunakan pengikat PVDF, memberikan komposit yang menunjukkan konduktivitas sebesar 3.59x10-7 S/cm. Modifikasi komposisi x dari 3 menjadi 1.5, memberikan peningkatan konduktivitas menjadi 3.98x10-6 S/cm, 2-3 orde lebih tinggi dari konduktivitas Li3PO4. Penambahan konten MMT ke dalam paduan hasil modifikasi komposisi 1.5Li2O-P2O5, menciptakan komposit elektrolit padat baru yang menunjukkan konduktivitas lebih baik pada orde 10-4 S/cm. Peningkatan konduktivitas tersebut diyakini merupakan kontribusi fasa dominan Li4P2O7. MMT berkontribusi meningkatkan sifat dielektrik komposit, dan mengakibatkan muatan dalam elektrolit menjadi lebih mudah bergerak, yang ditunjukkan dengan nilai energi aktivasi komposit dengan kandungan MMT sebesar 0,86 eV, lebih rendah dibandingkan dengan komposit tanpa MMT sebesar 1.50 eV. Komposit Li2O-P2O5-MMT terbukti bisa berfungsi dengan baik sebagai elektrolit padat dalam sel baterai, dan menghantarkan muatan pada proses charge-discharge."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
D2554
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tania Desela
"Modifikasi TiO2 dalam bentuk nanotube arrays dengan dopan C serta pengaruhnya dalam produksi hidrogen dan listrik dalam larutan gliserol telah diinvestigasi. TiO2 nanotube arrays disintesis dari anodisasi logam titanium dalam elektrolit gliserol yang mengandung NH4F. C-TiO2 diperoleh dengan kalsinasi-reduksi TiO2 nanotube dengan gas hidrogen. Analisis SEM menunjukkan kandungan air dalam elektrolit yang menghasilkan nanotube dengan morfologi (panjang dan diameter) yang optimal adalah sebesar 25 %. Analisis UV-Vis DRS menunjukkan C-TiO2 nanotube arrays memiliki absorbansi yang besar pada jangkauan panjang gelombang sinar tampak dibanding TiO2 nanopartikel dengan band gap energy yang turun menjadi 2,6 eV. Melalui proses fotoelektrokatalisis, hidrogen mampu dihasilkan hingga 71,37 μmol.cm-2 katalis dan listrik mampu digenerasi hingga 65,65 mV.cm-2 (2,54 mA.cm-2) setelah 4 jam pengujian.

Modification of TiO2 nanotube arrays in the form of the dopant C and its influence in the production of hydrogen and electricity in a solution of glycerol has been investigated. TiO2 nanotube arrays were synthesized by anodizing titanium metal in glycerol electrolyte containing NH4F. C-TiO2 was obtained by annealing as-synthesized TiO2 nanotubes under reducing atmosphere (H2). SEM analysis showed the nanotubes morphology (length and diameter) are produced with the optimum water content of 25 %. UV-Vis DRS analysis demonstrated C-TiO2 nanotube arrays has a larger absorbance at a wavelength range of visible light than TiO2 nanoparticles with a band gap energy is down to 2.6 eV. Through photoelectrocatalysis, hydrogen could be produced up to 71.37 μmoles.cm-2 catalyst and electricity could be generated up to 65.65 mV.cm-2 (2.54 mA.cm-2) after 4 hours of testing.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43188
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Azzahra Larasati
"Aluminium dan paduannya telah dieksplorasi secara ekstensif sebagai bahan dalam industri penerbangan, perkapalan, dan otomotif. Pada deret Volta, aluminium tergolong logam yang reaktif yang dapat terkorosi dalam lingkungan basah. Solusi paling efektif untuk mengatasi kekurangan tersebut dengan melakukan pelapisan pada permukaannya. Metode pelapisan yang mutakhir pada aluminium adalah Plasma Electrolytic Oxidation (PEO). Dalam penelitian ini, PEO dilakukan pada substrat aluminum dengan elektrolit campuran 30 g/l Na2SiO3, 20 g/l KOH, dan 10 g/l trietanolamin (TEA) dengan rapat arus konstan 400 A/m3. Proses PEO divariasikan dengan dan tanpa ultrasonikasi. Optimasi waktu proses PEO dilakukan dengan variasi waktu 1, 3, dan 5 menit. Berdasarkan hasil analisis fasa XRD, hanya ditemukan fasa Al untuk semua sampel yang mengindikasikan lapisan PEO bersifat amorf. Penggunaan ultrasonikasi menghasilkan permukaan lapisan dengan porositas yang lebih tinggi hingga 23,44%, kecuali untuk sampel dengan durasi PEO 5 menit. Hasil EDS mendeteksi 7,73 at% lebih tinggi kandungan Si pada lapisan UPEO dibanding PEO. Durasi optimum PEO adalah 3 menit karena menghasilkan ketahanan korosi terbaik berdasarkan hasil analisis uji cyclic voltammetry (CV) yang menunjukkan nilai rapat arus korosi terendah ketika polarisasi positif dan negatif masing-masing yaitu 4,87 x 10-9 A.cm-2 dan 1,9 x 10-7 A.cm-2, nilai hambatan tertinggi yaitu 18638 Ω dan 1,79 x 108 pada hasil uji electrochemical impedance spectroscopy (EIS), dan nilai rata-rata hilang berat terendah yaitu 1,38 x 10-2 mg.cm-2 pada uji hilang berat. Ketahanan aus meningkat setelah pelapisan dengan PEO yang ditunjukkan oleh turunnya nilai spesifik abrasi masing-masing sebesar 28,91% dan 22,44% dibanding substrat.

Aluminum and its alloys have been extensively explored as a material in the aviation, shipping, and automotive industries. In the Voltaic series, aluminum is a reactive metal that corrodes in a wet environment. The most effective solution to overcome these shortcomings is by coating the surface. One of the latest coating method on aluminum is Plasma Electrolytic Oxidation (PEO). In this study, PEO was carried out on an aluminum substrate in a mixed electrolyte of 30 g/l Na2SiO3, 20 g/l KOH, and 10 g/l triethanolamine (TEA) with a constant current density of 400 A/m2. The PEO process was varied with and without ultrasonication. The optimation of the PEO process time is carried out at 1, 3, and 5 min. Based on the results of the XRD phase analysis, only the Al phase was found for all samples which indicated that the PEO layer was amorphous. The use of ultrasonication resulted in a layer surface with a higher porosity up to 23.44%, except for the sample with a PEO duration of 5 min. EDS results detected 7.73 at% higher Si content in the UPEO layer than PEO. The optimum duration of PEO is 3 min because it produces the best corrosion resistance based on the results of the cyclic voltammetry (CV) test analysis which shows the lowest corrosion current density when positive and negative polarization are 4,87 x 10-9 A.cm-2 dan 1,9 x 10-7 A.cm2,  respectively, the highest resistance values ​​are 18638 and 1.79 x 108 on the results of the electrochemical impedance spectroscopy (EIS) test, and the lowest average weight loss value is 1.38 x 10-2 mg.cm-2 in the weight loss test. The wear resistance increased after coating with PEO which was indicated by the decrease in specific abrasion values ​​of 28.91% and 22.44%, respectively, compared to the substrate."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwiputra Muhammad Zairin
"Limbah pewarna adalah salah satu jenis limbah cair yang sebagian besar dihasilkan dari industri tekstil dan dapat memberikan efek berbahaya bagi lingkungan. Elektrolisis plasma adalah metode yang dapat menghasilkan radikal bull OH dalam jumlah besar untuk mendegradasi limbah pewarna. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari penambahan ion Fe2 dan konsentrasi awal limbah dalam mendegradasi salah satu jenis pewarna tekstil, Remazol Brilliant Blue, dengan menggunakan NaCl sebagai elektrolit dan injeksi udara pada metode elektrolisis plasma. Produksi radikal bull;OH mencapai 4,31 mmol selama 30 menit dengan tegangan 750 V dan konsentrasi NaCl 0,03 M.
Degradasi Remazol Brilliant Blue mencapai 96,15 dalam waktu 30 menit di mana konsentrasi awal Remazol Brilliant Blue yang digunakan adalah 150 ppm, tegangan 750 V, kedalaman anoda 2 cm, konsentrasi NaCl 0,03 M, dengan penambahan 40 ppm ion Fe2, dan injeksi udara. Dalam keadaan yang sama, metode ini dapat menurunkan nilai COD sebesar 93,06. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa elektrolisis plasma dengan NaCl sebagai elektrolit dan penambahan Fe2 memiliki potensi yang baik dalam mengolah limbah pewarna di lingkungan.

Dye waste is a liquid waste that mostly generated from the textile industry and can be very dangerous to the environment. Plasma electrolysis is a method that can produce bull OH radicals in large quantities in order to degrade the dye compounds. This study aims to determine the effect of Fe2 addition and wastes initial concentration in degrading one of dye type, Remazol Brilliant Blue, using NaCl as electrolyte and air injection on plasma electrolysis method. The production of bull OH radicals reached 4,31 mmol in 30 minutes with 750 V of voltage and NaCl concentration of 0,03 M.
Remazol Brilliant Blue degradation reached 96.15 in 30 minutes where the initial concentration of Remazol Brilliant Blue is 150 ppm, voltage of 750 V, 2 cm anode depth, NaCl concentration 0.03 M, with the addition of 40 ppm Fe2 ion and air injection. The COD value decreased 93,06. The results show that plasma electrolysis with NaCl as electrolyte and Fe2 addition has a good potential in degrading dye wastewater in the environment.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>