Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 96527 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cut Ayu Rahimainita
"Skripsi ini menggunakan kesempatan Indonesia menjadi tuan rumah 18th Asian Games 2018mendatang, sebagai studi kasus tentang bagaimana penyelenggaraan sport mega-eventmeningkatkan nation branding sebuah negara. Skripsi ini juga memaparkan strategipemanfaatan media sosial 18th Asian Games 2018 pada periode Agustus ndash; Oktober 2017dalam mengomunikasikan nation branding Indonesia. Penelitian dilakukan dengan metodekualitatif dengan melakukan studi deskriptif dan paradigma konstruktivisme pada objekpenelitiannya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyelenggaraan, administrasi,ekonomi, dan prestasi merupakan indikator utama dalam sebuah penyelenggaraan sportmega-event yang membentuk nation branding negara penyelenggaranya. Hasil penelitianjuga menemukan bahwa dengan cakupan wilayah khalayak sasaran yang begitu luas, mediasosial merupakan media yang efektif membentuk nation branding melalui penyelenggaraansport mega-event apabila melalui tahapan manajemen strategis dalam branding, yaitupenentuan dan implementasi identitas.

This thesis uses Indonesia rsquo s opportunity as the host country for the upcoming 18th AsianGames 2018 as a case study on how a sport mega event can shape and escalate nationbranding of a country. In a connection with social media marketing as concept, this thesis isalso explains the social media marketing strategy of 18th Asian Games 2018 in the period ofAugust ndash October 2017 in order to communicate nation branding of Indonesia through the18th Asian Games Jakarta Palembang 2018. This thesis conducted under qualitative approachwith descriptive study and constructivist paradigm to the object of research.
The finding of this thesis shows that management of the event, sport achievement, administrative, andeconomic are the main indicators in a sport mega event that shaped nation branding of thehost country. Besides, the finding also shows that social media is the best media to shapenation branding through a sport mega event which targeting audience from varieddemographical backgrounds.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saeka Minami Kalpika
"Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan upaya nation branding Jepang di Indonesia yang dilakukan oleh lembaga kebudayaan pemerintah Jepang yaitu The Japan Foundation Jakarta (JF Jakarta) dengan melihat dari perspektif kehumasan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa humas JF Jakarta melaksanakan upaya nation branding melalui diplomasi budaya, dan telah berperan dalam melaksanakan tiga instrumen diplomasi budaya yaitu bahasa, misi budaya, dan promosi kesenian Jepang di Indonesia dengan cara menyelenggarakan kegiatan berbasis budaya dan bahasa, mengelola media sosial, dan membangun hubungan dengan komunitas pencinta Jepang. JF Jakarta juga sudah menuju pada proses nation branding yang strategis meskipun belum sempurna. JF Jakarta belum merancang strategi komunikasi yang jelas, dan belum mengimplementasikan kontrol serta evaluasi penyampaian pesan inti yang dilakukan sehingga pesan tersebut belum tersampaikan dengan baik kepada khalayaknya. Pendekatan kehumasan dalam nation branding yang dijalani humas JF Jakarta sebagian besar telah memenuhi karakteristik pembangunan hubungan (relationship building) dibandingkan dengan pengelolaan citra (image management). Pendekatan kehumasan yang dilakukan JF Jakarta ini sudah tepat, kini yang perlu dilakukan adalah bagaimana supaya hubungan yang dibangun ini dapat dikelola dengan baik sehingga menghasilkan keuntungan lainnya yang lebih dari sekedar mendapatkan citra Jepang yang baik di mata masyarakat Indonesia.

This study aims to describe Japan's nation branding in Indonesia through Japan's government cultural institution named The Japan Foundation Jakarta (JF Jakarta) from public relations perspective. This study uses a qualitative approach with case studies method. The results showed that the public relations of JF Jakarta carried out the efforts of nation branding through cultural diplomacy, and had taken a role in implementing three cultural diplomacy instruments, which are language, cultural mission, and promotion of Japanese arts in Indonesia by organizing cultural and language-based activities, managing social media, and building relationships with Japan enthusiasts' communities. JF Jakarta has also carried out a strategic branding process even though it is not yet perfect. JF Jakarta has not designed a clear communication strategy, and has not implemented controls and evaluation of the delivery of the core messages so the message has not been conveyed properly to the audience. Public relations' approach in nation branding carried out by JF Jakarta public relations in nation branding had largely fulfilled relationship building approach's characteristics compared to image management approach. This public relations approach taken by JF Jakarta is right, now what needs to be done is to find out how the relationship that is built can be managed properly to produce other benefits that are more than just getting a good image of Japan in the eyes of the Indonesian people."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tasya Damayanti Kumala
"Indonesia perlu menciptakan citra positif dan identitas yang kuat untuk memperkuat hubungan diplomatik dalam rangka menguatkan posisi negara dalam skala internasional. Hubungan diplomasi umumnya bersifat jangka panjang, dengan menuntut negara untuk terus membangun dan memperkuat citra positif secara berkala. Untuk itu, negara perlu mendorong usaha-usaha menciptakan citra positif melalui aktivitas nation branding. Salah satu aktivitas nation branding yang dilakukan oleh Indonesia adalah penyelenggaraan Festival Indonesia di Korea Selatan. Dalam melihat implementasi branding Indonesia melalui Festival Indonesia, tulisan ini menggunakan metode studi literatur untuk mengumpulkan data, informasi dan referensi yang berkaitan dengan Festival Indonesia. Festival Indonesia diusung sebagai ajang diplomasi budaya antar dua negara. Namun dalam pelaksanaannya, Festival Indonesia juga berhasil menjadi ajang nation branding Indonesia untuk publik Korea Selatan dan bahkan publik internasional. Festival Indonesia mampu mengadakan branding dengan menjawab pertanyaan seperti produk apa saja yang dimiliki, mengapa publik perlu memperhatikan produk tersebut dan apa keistimewaan produk. Implementasi branding dijawab melalui mata acara yang dibawakan seperti penampilan kebudayaan hingga lokakarya membuat produk budaya Indonesia seperti batik. Keberhasilan Festival Indonesia mengimplementasikan aspek-aspek branding mendapatkan apresiasi dari pihak-pihak eksternal.

In order to strengthen the country's position on an international scale, Indonesia needs to create a positive image and strong identity to strengthen diplomatic relations. Diplomatic relations are generally run in long-term periods, thus requiring the state to continue to build and strengthen a positive image on a regular basis. For this reason, the state must boost efforts to create a positive image through nation branding activities. One of the nation branding activities carried out by Indonesia is ‘Festival Indonesia’ in South Korea. This paper uses the literature study method to collect data, information and references related to the ‘Festival Indonesia’ in looking at the implementation of Indonesian branding through the ‘Festival Indonesia’. The ‘Festival Indonesia’ is promoted as a place for cultural diplomacy between the two countries. However, in its implementation, ‘Festival Indonesia’ has also succeeded in becoming a momentum to nation brand Indonesia in front of the South Korean public and even the international public. Festival Indonesia is able to implement branding by answering questions such as what products are owned, why the public needs to pay attention to these products and what is the specialty of the product. The implementation of branding is answered through events that are presented, such as cultural performances to workshops on making Indonesian cultural products such as batik. The success of Festival Indonesia in implementing aspects of branding has received appreciation from external parties."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Meirna Larasati
"Strategi Cool Japan merupakan sebuah strategi yang dikelola oleh pemerintah Jepang dengan fokus terhadap budaya populer dan industri kreatif. Tujuan utama dari Cool Japan adalah menarik perhatian dunia secara positif. Pada mulanya Cool Japan berada di bawah pengawasan Kementrian Luar Negeri Jepang atau MOFA. Hingga pada tahun 2011 Cool Japan menjadi bagian dari program kerja Kementrian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang atau METI. Penelitian ini menemukan formulasi teori nation branding yang dikemukakan Simon Anholt dalam program-program yang dilaksanakan oleh Cool Japan.

'Cool Japan rdquo is a Japan's goverment strategy which is focused on pop culture and creative industry. The main aim of'Cool Japan rdquo is attract the world in positive way. At first'Cool Japan rdquo is being supervised by Ministry of Foreign Affair MOFA . Up to 2011'Cool Japan rdquo is being a part of Ministry of Economy, Trading, and Industry or METI's program. This research found that nation branding's theory by Simon Anholt formulated in Cool Japan's activities."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S69595
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Beryl Masdiary
"[Nation branding adalah konsep baru yang didefinisikan sebagai campuran elemen
multi-dimensi yang unik dan menunjukkan diferensiasi budaya dan relevansinya untuk semua
khalayak sasaran.Penerapan teknik merek ini terutama dilakukan untuk menghadapi
persaingan global yang sekarang dihadapi oleh negara terutama dalam pasar eksternal.
Kondisi ini menyadarkan negara untuk memperkuat brand mereka dengan tujuan utama
untuk menarik wisatawan, mendorong investasi masuk dan meningkatkan ekspor. Salah
satuupaya pembentukan Nation Branding dapat ditempuh melalui suatu langkah manajemen
brand yaitu corporate branding, yang memungkinkan suatu perusahaan menawarkan produk
atau jasa yang diekspor, menjadi duta Negara tersebut di pasar internasional, sebagai pemain
global.
Penelitian kualitatif ini berupaya untuk menganalisis bagaimana peran corporate
branding dalam pembentukan Nation Branding, dengan studi kasus Service ExcellencePT
Garuda Indonesia. Penelitian ini menggunakanperspektif konsumen internasional melihat
service excellence dari layanan jasa yang diekspor sebagai upaya pembentukan nation
branding.
Dari penelitian ini terlihat bahwa penerapan corporate branding dapat membantu
suatu negara membentuk nation branding, namun masih dibutuhkan upaya jangka panjang
dan konsistensi pesan serta kualitas layanan agar dapat dipahami oleh target konsumen yang
dituju.;Nation branding is a new concept which is defined as a mixture of multi-dimensional
element that is unique and shows the cultural differentiation and relevance for all target
audiences. Application of brand management is mainly done to face the global competition
that now faced by the country, especially in the external market. This condition requires
countries to strengthen their brand with the main objective to attract tourists, encourage
inward investment and boost exports. One of the efforts to establish the Nation Branding can
be reached through corporate branding, which allows a company that offers products or
services exported, be an ambassador of the country in the international market, as a global
player.
This qualitative study seeks to analyze how corporate branding role in the formation
of Nation Branding, with Service Excellence of PT Garuda Indonesia as the case study. This
researchfocuses on international consumer perspective of the exported service as the
formation of nation branding attempts.
Study showed that the application of corporate branding can help a country establish
nation branding, but it still takes a long-term effort and consistency of the message and the
quality of products that can be understood by the intended target consumers., Nation branding is a new concept which is defined as a mixture of multi-dimensional
element that is unique and shows the cultural differentiation and relevance for all target
audiences. Application of brand management is mainly done to face the global competition
that now faced by the country, especially in the external market. This condition requires
countries to strengthen their brand with the main objective to attract tourists, encourage
inward investment and boost exports. One of the efforts to establish the Nation Branding can
be reached through corporate branding, which allows a company that offers products or
services exported, be an ambassador of the country in the international market, as a global
player.
This qualitative study seeks to analyze how corporate branding role in the formation
of Nation Branding, with Service Excellence of PT Garuda Indonesia as the case study. This
researchfocuses on international consumer perspective of the exported service as the
formation of nation branding attempts.
Study showed that the application of corporate branding can help a country establish
nation branding, but it still takes a long-term effort and consistency of the message and the
quality of products that can be understood by the intended target consumers.]"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T43764
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhila Shabrina Hidayati
"ABSTRAK
Malaysia adalah negara multikultural dengan Melayu sebagai etnis asli dan terbesar, karena itu lah budaya Melayu menjadi dasar perkembangan budaya di Malaysia. Baju kurung dan baju Melayu yang tadinya milik etnis Melayu kini menjadi pakaian nasional Malaysia yang menunjukkan identitas nasional dan nation branding. Menurut Hall 1990 , identitas bukan lah sesuatu yang tetap dan bergantung pada positioning. Sedangkan Anholt 2013 berargumen bahwa identitas merupakan bagian dari nation branding. Penelitian kualitatif ini melihat bagaimana penerimaan kaum muda Malaysia terhadap baju kurung dan baju Melayu sebagai identitas nasional dan nation branding. Penulis menemukan bahwa identitas yang ditampilkan melalui keduanya dapat berupa identitas Melayu dan identitas nasional Malaysia karena keduanya dipakai oleh seluruh etnis di Malaysia. Di dunia internasional, keduanya juga menjadi pakaian yang menunjukkan identitas Malaysia, sehingga citra yang ditampilkan melalui nation branding dapat terlihat melalui baju kurung dan baju Melayu. Kata kunci:Malaysia; baju kurung; baju Melayu; identitas; nation branding
ABSTRACT
Malaysia is a multicultural country with Malay as the indigenous and the largest ethnic, hence Malay culture is the foundation of the development of Malaysia rsquo s culture. Baju kurung and baju Melayu belonged to the Malays have became Malaysia rsquo s national costume that shows national identity and nation branding. According to Hall 1990 , identity is not fixed and has positioning. Anholt 2013 argues that identity is a part of nation branding. This qualitative research examines on how youths in Malaysia is accepting baju kurung and baju Melayu as their national clothing and nation branding. The author found that the identity that is shown through baju kurung and baju Melayu could be the Malay and Malaysia rsquo s national identity due to both costumes are worn by all ethnics in Malaysia. In the international world, those costumes have become the clothing which represent Malaysia rsquo s identity, so that image is shown through nation branding could be seen by means of baju kurung and baju Melayu. Keywords Malaysia baju kurung baju Melayu identity nation branding"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
T50366
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutahayan, Avriline M.
"Kredibilitas dan reputasi Indonesia di mana pergaulan internasional memburuk akibat berbagai tragedi yang dideritanya. Tragedi-tragedi ini mencemarkan citra bangsa. Tujuan dari penelitian ini adalah umuk mempelajari strategi-strategi yang telah diterapkan oleh Indonesia dalam rangka membangun kembali identitas internasionalnya. Berbagai departemen dan badan-badan pemerintahan telah menciptakan dan menjalankan strategi-strategi secara independen dan tidak terpadu guna mencapai tujuan mereka masing-masing. Hasilnya tidaklah sebagaimana yang diharapkan. Agar diperoleh basil yang optimal, negara-negara perlu menerapkan prinsip-prinsip nation branding. Pengembangan teknik-teknik nation branding dan memperhatikan berbagai strategi komunikasi pemasaran dan corporate branding.

Indoncsia's credibility and reputation in the eyes of the intemational community have weakened due to the numerous tragedies it suffered. These tragedies are damaging to the country's image. The purpose of this study is to examine the strategies adopted by Indonesia to rebuild its intemational identity. Various government ministries and agencies have designed and implemented independent and non-integrated strategies to accomplish their respective objectives. Consequently, they did not yield the desired outcome. To achieve maximum results, countries need to apply the principles of nation branding. The development of nation branding techniques must incorporate various marketing cornmunications and corporate branding strategies."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
T33855
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Alysha Miranda
"Penelitian ini membahas mengenai kesempatan baru bagi Jepang untuk memperkuat negaranya melalui branding negara dalam acara Olimpiade Tokyo 2020. Acara internasional yang mendunia seperti Olimpiade memberikan peluang yang ideal bagi Jepang untuk mendongkrak citra bangsanya dengan menampilkan aset terkuatnya ke dunia pada Olimpiade Tokyo 2020, yang menjadi aspek penting dalam meningkatkan kekuatan soft power. Dalam penelitian ini, akan dijelaskan mengenai dampak menguntungkan dengan adanya Olimpiade 1964 yang lampau. Dilanjutkan dengan persiapan dan rencana yang akan dilakukan pada Olimpiade Tokyo 2020 yang akan dilaksanakan di tahun depan. Kemudian di dalam diskusi akan dijelaskan mengenai kemajuan yang sudah dilakukan Jepang sampai saat ini, yang dapat memperkuat warisan yang dapat diingat oleh seluruh dunia. Dan mengambil kesimpulan apakah acara olahraga internasional dapat mendongkrak soft power Jepang dengan menekankan pada branding negaranya.

This study discusses new opportunities for Japan to approve its country through nation branding at the Tokyo 2020 Olympic Games. Mega events such as the Olympics provide an ideal opportunity for Japan to boost its countrys image by using its strongest assets for the world to see at the 2020 Tokyo Olympics, one that is important to further increase Japans soft power. In this study, the positive effect of the previous 1964 Olympics will be discussed. Followed up with the preparations and plans that will be carried out at the Tokyo 2020 Olympics, which will be held next year. In the discussion, the progress that has been made by Japan up to the present moment to further strengthen Japans legacy will also be discussed. And whether international sporting events can boost Japanese soft power by emphasizing on their nation branding."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Dian Syaputra
"Asian Games merupakan kompetisi olahraga bergengsi di tingkat internasional, mencakup seluruh wilayah Asia. Pada tahun 2018, Indonesia kembali mendapat kehormatan untuk menjadi tuan rumah. Keuntungan yang didapat dengan menyelenggarakan acara ini diperkirakan mencapai Rp 3.6 Triliun karena adanya surplus pendapatan serta efek limpahan dari kedatangan peserta, tamu, dan penonton dari banyak negara. Akan tetapi, kedatangan para tamu berdampak terhadap permintaan penggunaan jalan di Jakarta dan Palembang yang meningkat dari sebelumnya. Oleh karena itu, tulisan ini bertujuan untuk mengestimasi dampak dari pelaksanaan Asian Games 2018 terhadap tingkat kemacetan lalu-lintas yang berada di Jakarta dan Palembang.  Data yang digunakan untuk menganalisis dampak ini berasal dari Google Matrix API pada periode sebelum, saat dan sesudah Asian Games berlangsung. Hasil temuan menunjukkan bahwa secara rata-rata, Asian Games menurunkan tingkat kemacetan, namun dampak yang dihasilkan berbeda untuk setiap ruas jalan, venue, dan ring.

The Asian Games is a prestigious sports competition held at international level covering the entire Asian region. In 2018, Indonesia was again honored to be the host of such an event. The profits obtained by hosting this event are estimated to reach Rp. 3.6 Trillion from the surplus of income generated by the arrival of participants, guests, and spectators from many countries spending their money in Indonesia during the games. However, the arrival of guests increases the traffic use in Jakarta and Palembang. Therefore, this paper discusses the 2018 Asian Games traffic policy implementation to combat the level of traffic congestion in Jakarta and Palembang. The data used to analyze this impact comes from Google Matrix API in the period before, during and after the Asian Games. On average, traffic policy implementation during Asian Games reduce the level of congestion, but the results are different for each road, venue, and ring."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gina Aulia Taqwa
"Revolusi di era digital yang didukung dengan perkembangan teknologi yang terjadi saat ini, membuat manusia dapat dengan mudah saling terhubung dan berinteraksi satu sama lain. Kehadiran internet dan media sosial menjadi salah satu media yang paling cepat dan mudah digunakan dalam berkomunikasi secara luas. Media sosial kini tidak hanya digunakan untuk sekedar berkomunikasi secara interaktif saja, namun juga dapat digunakan sebagai sarana untuk tujuan keagamaan seperti berdakwah. Praktik dakwah berubah dari bentuk konvensional bergeser ke dalam bentuk digital. Aktivitas berdakwah pada dunia maya ini tak luput dari aplikasi media sosial TikTok yang dalam beberapa tahun belakangan melesat menjadi platform yang sangat populer di dunia. TikTok yang didukung oleh berbagai influencer dan non-influencer, menghadirkan sarana alternatif edukasi yang menarik dan menyenangkan bagi seluruh audiens. Partisipasi aktif di dalam komunitas TikTok itu sendiri menimbulkan terbentuknya personal branding dari para kreator konten kepada audiens. Penelitian ini berfokus pada pembentukan personal branding dari tiga pendakwah siber di Indonesia, yaitu Husain Basyaiban, Risyad Baya’sud dan Umar Kilwo. Peneliti menggunakan kriteria authentic personal branding oleh Rampersad (2008) untuk menganalisis pembentukan personal branding melalui media sosial TikTok. Penelitian ini menggunakan paradigma post-positivis, pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif dan metode penelitian studi kasus. Data diperoleh dari hasil wawancara mendalam dan studi dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga narasumber telah membangun personal branding yang kuat di TikTok, hal ini dikarenakan mereka telah memenuhi 11 karakteristik authentic personal branding, serta konten-konten dan pesan-pesan yang dibagikan sudah sesuai dengan ambisi pribadi masing-masing para pendakwah siber. Personal branding yang otentik, kuat, dan positif akan tertanam di benak audiens sehingga menimbulkan kepercayaan kepada para pelaku personal branding. Hal ini juga membuat lebih banyak audiens yang tertarik dengan diri para pendakwah siber dan semakin banyak pula audiens baru yang akan mengikuti mereka.

The revolution in the digital era, which is supported by current technological developments, allows humans to easily connect and interact with each other. The presence of the internet and social media is one of the fastest and easiest media to use in communicating widely. Social media is now not only used to communicate interactively, but can also be used as a means for religious purposes such as preaching. Da'wah practices change from conventional to digital forms. This preaching activity in cyberspace is not spared from the social media application TikTok, which in recent years has shot to become a very popular platform in the world. TikTok, which is supported by various influencers and non-influencers, presents alternative educational tools that are interesting and fun for all audiences. Active participation in the TikTok community itself results in the formation of personal branding from content creators to the audience. This research focuses on the formation of the personal branding of three cyber preachers in Indonesia: Husain Basyaiban, Risyad Baya'sud and Umar Kilwo. Researcher used the criteria of authentic personal branding by Rampersad (2008) to analyze the formation of personal branding through social media TikTok. This study uses a post-positivist paradigm, a descriptive qualitative approach and a case study research method. Data obtained from the results of in-depth interviews and document studies. The results of the study show that the three informants have built strong personal branding on TikTok, this is because they have fulfilled 11 characteristics of authentic personal branding, and the content and messages shared are in accordance with the personal ambitions of each cyber preacher. Authentic, strong and positive personal branding will be embedded in the minds of the audience so as to generate trust in personal branding actors. This also makes more audiences interested in cyber preachers and more and more new audiences will follow them."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>