Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 58201 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Buya Silahuddin
"Skripsi ini membahas peranan Redaktur surat kabar Pemberita Betawi direntang waktu 1886 hingga 1903. Mengambil tiga orang redaktur utama yang berasal dari golongan Peranakan yaitu Lie Kim Hok lalu Indo yaitu Ferdinand Wiggers dan terakhir Priyai yaitu Tirto Adhi Soerjo dengan tujuan untuk melihat perubahan konten mengenai nasionalisme golongan yang mereka berikan kepada surat kabar ini. Perubahan yang terjadi dapat dilihat dari artikel serta pemberitaan yang muncul semasa kepemimpinan dari masing-masing redaktur. Oleh karena itu skripsi ini menampilkan artikel yang masuk sebagai isi dari surat kabar Pemberita Betawi baik yang ditulis oleh redaktur maupun dimasukkan sebagai bagian dari isi surat kabar.

This thesis try to discuss the role of editor of the Pemberita Betawi newspaper. The name that appears and sit as editor of the Pemberita Betawi newspaper came from various tribes, races, and group society. Taking three main editor who came from Peranakan group society, Lie Kim Hok, Indo group society, Ferdinand Wiggers and Priyai group society, Tirto Adhi Soerjo. The changes can be seen from articles and news about group nationalism which came from the editors or from other sources that came in the Pemberita Betawi newspaper. Based on that, this thesis shows article that came as the content of Pemberita Betawi newspaper.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S70150
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wika Rahmi
"Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan ciri tanda verbal dan nonverbal dalam iklan Somatose dan mendeskripsikan isi pesan yang disampaikan oleh kedua jenis tanda tersebut. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan kedua jenis tanda tersebut dalam iklan Somatose. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Metode ini digunakan untuk menggambarkan ciri tanda verbal dan nonverbal, isi pesan yang disampaikan oleh tanda verbal dan nonverbal, dan hubungan antara tanda verbal dan nonverbal, dalam iklan Somatose. Langkah-langkah penelitian ini dimulai dengan (1) menentukan sumber data, yaitu surat kabar Pemberita Betawi tahun 1915; (2) menentukan data, yaitu iklan display yang muncul dalam bulan Januari tahun 1915; (3) menyempitkan data, yaitu iklan display yang berseri yang memiliki kesamaan bentuk; (4) menganalisis data; (6) menarik simpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) ciri tanda verbal dalam iklan Somatose adalah teks yang terdiri alas headline, body copy, merek dagang, dan slogan. Headline lebih banyak menggunakan frase. Body copy lebih banyak menggunakan kalimat bersusun, kalimat lengkap, kalimat deklaratif, dan kalimat pernyataan. Merek dagang berupa kata. Slogan selalu berupa kalimat tunggal; (2) ciri tanda nonverbal dalam iklan Somatose adalah gambar orang Eropa; (3) Pesan yang disampaikan tanda verbal adalah merek produk, jenis produk, khasiat produk, dan keunggulan produk. Pesan yang disampaikan tanda nonverbal adalah khalayak sasaran produk, merek produk. bentuk produk, dan kemasan produk; (3) Tanda verbal menyampaikan isi pesan yang berbeda dengan tanda nonverbal. Namun, kedua tanda tersebut memiliki hubungan saling menunjang dan mendukung untuk menyampaikan pesan dalam iklan, terutama pesan mengenai khasiat produk. Hubungan tersebut ditunjukkan oleh gambar model iklan dan headline."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S11067
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risa Prayudhi
"Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan fungsi kata yang dalam surat kabar kaum peranakan Tionghoa dan surat kabar kaum pribumi. Hasil yang diperoleh adalah mendapatkan gambaran secara mendalam mengenai fungsi kata yang dalam kedua surat kabar tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu mendeskripsikan fungsi kata yang. Penelitian ini mengambil sepuluh surat kabar kaum peranakan Tionghoa dan sepuluh surat kabar kaum pribumi. Setiap surat kabar diambil tiga artikel dari tahun yang sama. Untuk mengolah data digunakan teori sintaktis Harimurti Kridalaksana. Hasil penelitian ini menunjukkan fungsi yang sebagai konjungsi perluasan dan pembentuk nomina digunakan oleh penerbitan kaum peranakan Tionghoa maupun pribumi. Fungsi yang sebagai pengantar objek digunakan oleh seluruh surat kabar kaum peranakan Tionghoa yang dipergunakan dalam penelitian ini. Dalam surat kabar pribumi fungsi yang sebagai pengantar objek hanya ditemukan dalam satu artikel yaitu artikel surat kabar Neratja (artikel A). Kesimpulan penelitian ini adalah fungsi yang sebagai pengantar objek merupakan ciri khas sintaktis bahasa Melayu Tionghoa."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S11108
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haryo Mojopahit
"Penelitian ini membahas sejarah dan sikap politik surat kabar Sin Tit Po mulai dari tahun 1929 sampai tahun 1942. Sejak diterbitkan pada tahun 1929, surat kabar Sin Tit Po selalu berpihak pada pergerakan nasional Indonesia. Ini terlihat dari sikap politik Sin Tit Po dalam menghadapi beragam isu politik dalam dalam pergerakan nasional Indonesia. Sikap politik Sin Tit Po yang diambil dalam penelitian ini berhubungan dengan enam isu politik penting dalam pergerakan nasional Indonesia. Pertama, sikap politik Sin Tit Po mengenai pergerakan nasional Indonesia. Dalam hal ini amat jelas terlihat sikap politik Sin Tit Po yang mendukung pergerakan nasional. Kedua sikap politik Sin Tit Po yang tidak setuju pada penagkapan para pemimpin Partai Nasional Indonesia (PNI). Ketiga, sikap politik Sin Tit Po pada Fraksi Nasional. Fraksi ini terdiri dari wakil-wakil kaum Bumiputera yang memilih jalan kooperasi. Sikap politk Sin Tit Po pad Fraksi Nasional dapat dilakukan mendukung sepenuhnya perjuangan Fraksi Nasional. Keempat, sikap politik Sin Tit Po pada Petisi Soetardjo yang mengusulkan perubahan ketatanegaraan Hindia Belanda. Sin Tit Po amat mendukung petisi Soetardjo. Ini dapat dilihat dari berita-berita yang disajikan Sin Tit Po dalam menyikapi Petisi Soetardjo. Kelima, sikap politik Sin Tit Po yang juga mendukung Mosi Thamrin tentang perubahan penyebutan Inlander menjadi Indonesier. Keenam, sikap politik pada Gabungan Politik Indonesia. Dalam hal ini, sikap politik Sin Tit PO adalah unik. Unik dalam artian Sin Tit Po mendukung hal-hal yang diperjuangkan Gapi, tapi tidak menyukai Gapi secara kelembagaan karena Gapi tidak mau memasukkan kaum Tionghoa Peranakn menjadi anggota biasa Gapi. Sikap politik Sin Tit Po yang berpihak pada pergerakan nasional ini tetap tidak berubah sampai surat kabar Sin Tit Po ditutup oleh Pemerintah Pendudukan Jepang tahun 1942. Oleh karena itu, dapat dikatakan surat kabar Sin Tit Po, yang merupakan surat kabar milik kaum Tionghoa Peranakan, berpihak pada pergerakan nasional Indonesia untuk turut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S12369
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risa Junita Sari
"Penelitian ini menganalisis tentang kesetaraan jender di Hindia Belanda pada awal abad 20, khususnya di lingkungan masyarakat Tionghoa Peranakan sebagaimana tercermin dalam karya-karya sastra Tionghoa Peranakan yang terbit di surat kabar Doenia Baroe. Pada awal abad 20 Politik Etis dalam bidang pendidikan membawa perubahan besar terhadap pola pikir generasi muda di Hindia Belanda. Perubahan ke arah modernitas yang mengedepankan kesetaraan dirasakan oleh semua kalangan, termasuk perempuan. Masalah kesetaraan jender yang menuntut persamaan hak laki-laki dan perempuan semakin mengemuka, tak terkecuali di lingkungan perempuan Tionghoa Peranakan. Karya-karya sastra Tionghoa Peranakan yang terbit dalam surat kabar Doedia Baroe di Padang pada tahun 1930 didominasi oleh tema tentang kesetaraan jender. Mengapa terjadi dominasi tema tersebut dan sejauh mana pengaruh atau peran karya-karya itu terhadap perjuangan kesetaraan jender khususnya di lingkungan masyarakat Tionghoa Peranakan, itulah yang menjadi pokok bahasan penelitian ini. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode sejarah dan teori jender sebagai landasan konseptual.  Dari penelitian dan analisis yang dilakukan ditemukan bahwa, kesetaraan jender yang ingin dicapai oleh perempuan Tionghoa Peranakan khususnya, adalah perlakuan yang sama antara laki-laki dan perempuan yang di dalamnya mencakup pendidikan, pergaulan, dan kebebasan memilih pasangan hidup.

This study analyzes gender equality in the Dutch East Indies at the beginning of the 20th century, especially in the Tionghoa Peranakan community as reflected in the Tionghoa Peranakan literary works published in the Doenia Baroe newspaper. At the beginning of the 20th century the Politik Etis in the field of education brought major changes to the mindset of the younger generation in the Dutch East Indies. Changes towards modernity which put forward equality are felt by all groups, including women. The issue of gender equality which demands equal rights for men and women has increasingly surfaced, including the Tionghoa Peranakan women. The works of Tionghoa Peranakan literature that were published in the Doedia Baroe newspaper in Padang in 1930 were dominated by the theme of gender equality. Why the domination of this theme occurs and to what extent the influence or role of these works on the struggle for gender equality, especially in the Tionghoa Peranakan environment, is the subject of this study. The research was conducted using historical methods and gender theory as a conceptual basis. From the research and analysis conducted, it was found that the gender equality to be achieved by Tionghoa Peranakan women in particular is equal treatment between men and women which includes education, association, and the freedom to choose a life partner."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Hajati Hoesin
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1992
TA3815
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Septian A.W.
"Pada tahun 1920-an, umat Islam Indonesia terlibat dalam perjuangan khilafah. Sebuah perjuangan yang bertujuan mewujudkan cita-cita Pan-Islamisme yakni pembentukan sebuah pemerintah Islam yang menyatukan umat Islam di seluruh dunia dalam satu peraturan hidup Islam. Untuk beberapa tahun mereka tetap terlibat dalam perjuangan ini. Sarekat Islam adalah salah satu kelompok umat Islam Indonesia yang terlibat. Pada tahun 1924 Sarekat Islam menerbitkan Bandera Islam, sebuah surat kabar yang digunakannya untuk kepentingan perjuangan khilafah. Oleh karena itu surat kabar yang terbit hingga tahun 1927 ini memuat banyak tulisan seputar perjuangan khilafah. Skripsi ini membahas peran Bandera Islam dalam perjuangan khilafah.

In 1920's, Indonesian Muslims involved themselves in caliphate struggle. It was actually a struggle which aims to actualize the goal of Pan-Islamism which is creating an Islamic state that can unite all Muslims in the world under a Islamic system. For several years they have still been participating in this effort. Sarekat Islam is an Islamic group in Indonesia that was also involved. In 1924, Sarekat Islam published Bandera Islam, it was a newspaper which has been used for caliphate struggle. Therefore, this newspaper, which has been published until 1927, had contents about caliphate struggle. This thesis objective explains the role of Bandera Islam in caliphate struggle."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Indah Maysari
"Novel mampu menampilkan potret sosial di dalam masyarakat pada suatu masa tertentu. Canting karya Arswendo Atmowiloto merepresentasikan potret sosial kehidupan masyarakat Jawa pada tahun 1960-an. Potret sosial yang digambarkan ialah mengenai konflik antarkelas di antara golongan priyayi dan bukan priyayi serta masalah kedudukan dan peranan di antara keduanya. Masalah kedudukan dan peranan sangat jelas tergambar dari penggambaran dua tokoh utama, yaitu Pak Bei dan Bu Bei, serta beberapa tokoh turunan lainnya. Penulis melihat bahwa kedudukan priyayi yang disandang Pak Bei tidak lebih dari sistem strata sosial. Sementara, kedudukan priyayi yang disandang Bu Bei merupakan peranan yang seharusnya dilakukan oleh golongan priyayi.

Novels can display social portraits in society at a certain time. Arswendo Atmowiloto's Canting represents the social portrait of Javanese society in the 1960s. The social portrait is about class conflicts between priyayi's and non-priyayi groups and their respective positions and roles. The issue of position and role is illustrated by two main figures, namely Mr. Bei and Mrs. Bei, and also several other subordinate figures. The author sees that Pak Bei's priyayi position is part of the social strata system. In fact, Mrs. Bei shows the position of a priyayi through
her roles. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fritz Hendrik Nino
"ABSTRAK
Kehidupan orang Indo di masa kolonial, adalah berbeda dengan orang Indo di masa sekarang. Kalau kini situasi yang dialami golongan Indo adalah relative menyenangkan maka dahulu tidaklah demikian.
Pada masa colonial orang-orang Indo berada dalam situasi terjepit. Mereka tidak bisa diterima oleh pihak Eropa (Belanda) maupun pribumi. Oleh pihak Eropa mereka dianggap remeh karena bukan orang-orang kulit putih asli. Sementara orang-orang pribumi mencurigai golongan Indo ini dan rnenganggapnya sebagai setengah Belanda saja.
Dalam situasi seperti ini orang-orang Indo telah menentukan beberapa macam sikap. Ada dari mereka yang memilih untuk lebih mendekatkan diri pada pihak Eropa (memihak Eropa), lalu ada pula yang memihak pribumi. Sementara itu tidak sedikit pula yang cenderung untuk berdiri sendiri, dalam arti tidak memihak Eropa ataupun pribumi.
Selama periode 1898 hingga 1922 akan terlihat bagaimana kompleksnya permasalahan orang Indo ini, yang antara lain tidak hanya ditunjuk:kan lewat faktor-faktor eskternal seperti adanya diskriminasi rasial oleh kaum totok (kulit putih asli), nasionalisme pribumi dan lain-lain, tapi juga faktor-faktor internal, yakni dari segi orang Indo itu sendiri, seperti suasana psikis mereka, perilaku mereka, dan sebagainya. Belum lagi tentang indikasi adanya semangat kebangsaan di kalangan orang Indo. Mereka ini mau bergabung dengan pihak pribumi dan berjuang untuk Hindia.
Semangat kebangsaan tersebut memanq masih perlu dipertanyakan, apakah murni atau tidak. Setelah banyak dari orang Indo itu berubah sikap semenjak tahun 1913, yakni tidak lagi menentang golongan totok maka pertanyaan tadi sedikit demi sedikit mulai terjawab.
Jadi selain menyorot kehidupan orang Indo dari tahun 1598 hingga 1922, maka tulisan ini melihat pula secara khusus semangat kebangsaan dari orang-orang Indo.

"
1990
S12348
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Apriani Kusumadewi
"Skripsi ini membahas peran iklan dalam mengisi kemerdekaan pada surat kabar Merdeka 1945-1949. Iklan selama masa revolusi turut mengambil peran aktif dalam mengisi kemerdekaan Indonesia. Surat kabar Merdeka sebagai surat kabar nasional memanfaatkan iklan sebagai media untuk mendukung kemerdekaan khususnya iklan non-komersial. Secara garis besar iklan dalam surat kabar ini di bagi ke dalam dua bagian yaitu iklan pendukung kemerdekaan dan iklan pengumpulan dana kemerdekaan. Skripsi ini menggunakan metode sejarah sebagai metode penelitiannya yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Kesimpulan yang diperoleh dari pembahasan skripsi ini ialah iklan merupakan alat komunikasi yang efektif pada masa revolusi sebagai penyampai pesan kepada masyarakat sehingga masyarakat bahu-membahu dalam mendukung revolusi kemerdekaan.

This thesis tries to explain about the role of advertising in fulfilling the independence era in Merdeka Newspaper 1945-1949. Advertising during the revolution era also took an active role in fulfilling the Independence of Indonesia. Merdeka, as national newspaper, used advertisements as a media to support the Independence, especially in the form of non-commercial advertisements. Broadly, the advertising in this newspaper was divided into two parts, Independence-Supporting Advertising and Independence Fund-Rising Advertising. This thesis is using the Historical Method which consists of Heuristic, Critics, Interpretation, and Historiography. The Result of this thesis proved that Advertising is the most effective communication way in the revolution era as the messenger to the public, so public follow to supporting independence of revolution."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S451
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>