Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 181347 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Selviana
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan antara self-efficacy dan self-regulated learning dengan goal orientation pada siswa SMA di Jakarta. Partisipan dalam penelitian ini adalah siswa SMAN 40 Jakarta kelas XI. Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah cluster random sampling. Penelitian ini menggunakan pendekatan iniantitatif dengan menggunakan skala goal orientation, self-efficacy dan self-regulated learning untuk mendapatkan data yang dianalisis dengan analisis diskriminan dan cross tabs eta. Analisis cross tabs eta dipakai untuk menguji korelasi antar variabel dengan variabel independen dengan variabel dependen, sedangkan analsisis diskriminan dipakai untuk memprediksi responden yang ke arah performance orientation atau mastery orientation. Hasil dari penelitian ini sesuai dengan hipotesis yang diuji."
Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Pancasila, 2016
150 MS 7:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Khairun Nisa
"Self regulated learning merupakan aspek yang penting dalam kesuksesan akademik siswa. Pada sisi personal, goal orientation diketahui mempengaruhi komitmen seseorang dalam meregulasi dirinya pada proses belajar. Pada sisi kontekstual, classroom goal structure diketahui juga dapat mempengaruhi tinggi rendahnya self regulated learning siswa. Pada masyarakat Indonesia yang cenderung embedded, classroom goal structure sebagai faktor kontekstual diasumsikan memiliki peran yang lebih besar dibandingkan dengan goal orientation. Penelitian ini dilakukan untuk menguji kontribusi peran goal orientation dan classroom goal structure sebagai terhadap self regulated learning.
Analisis hasil penelitian dilakukan dengan menggunakan partial correlation. Sebanyak 301 siswa sekolah menengah atas menjadi partisipan dalam penelitian ini. Goal orientation dan classroom goal structure diukur menggunakan adaptasi dari sub tes personal goal orientarion dan perception about classroom goal structure pada alat ukur Pattern of Adaptive Learning Scale. Self regulated learning diukur dengan alat ukur yang dikonstruksi berdasarkan dimensi self regulated learning yang dikemukakan oleh Lindner dan Harris 2002. Ketiga jenis classroom goal structure ditemukan memiliki kontribusi yang signifikan terhadap self regulated learning. Adapun kontribusi goal orientation terhadap self regulated learning hanya didapatkan dari mastery goal orientation saja. Akan tetapi, secara keseluruhan, kontribusi goal orientation ditemukan lebih besar dibandingkan classroom goal structure terhadap self regulated learning.

Self Regulated Learning SRL is an important aspect in determining students 39 success in academic. At the personal side, goal orientation is known to be able to influence how much one puts a commitment in regulating oneself in studying process. At contextual side, classroom goal structure is also known to be affecting the degree of SRL in students. In Indonesia 39 s context which is prone to be more towards embedded culture, classroom goal structure as a contextual factor is assumed to have a bigger role in influencing SRL compared to goal orientation. This research is intended to test how significant is the role of goal orientation and classroom goal structure to SRL.
Research analysis was conducted using partial correlation. 301 high school students in Depok city became the participants in this research. Classroom goal structure and goal orientation were measured by adaptation from sub test perception on classroom goal structure and personal goal orientation using Pattern of Adaptive Learning Scale instrument. Meanwhile SRL was measured using an instrument that was constructed using a theory by Lindner and Harris 2002 . The 3 types of classroom goal structure was found to have a significant contribution to SRL. While contribution of goal orientation to SRL was only significantly found in mastery goal orientation. Nevertheless, overall, the contribution to SRL by goal orientation was found to be higher compared to classroom goal structure."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
T46975
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nani Widjaja
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3466
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shinta Maharani
"Beberapa penelitian telah menemukan adanya penurunan keterlibatan belajar peserta didik pada kondisi pandemi Covid-19. Padahal, keterlibatan belajar peserta didik merupakan salah satu faktor penting yang dapat memengaruhi prestasi akademik peserta didik. Salah satu komponen dari keterlibatan belajar adalah agentic engagement, yang menunjukkan kontribusi konstruktif peserta didik dalam proses pembelajaran. Beberapa penelitian terdahulu menemukan bahwa keterlibatan belajar dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya oleh self-regulated learning. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mencari tahu hubungan antara self-regulated learning dan agentic engagement selama pembelajaran jarak jauh. Partisipan penelitian merupakan peserta didik kelas 12 SMA yang bersekolah di wilayah Jabodetabek. Self-regulated learning diukur dengan menggunakan Motivated Strategies for Learning Questionnaire, sedangkan agentic engagement diukur dengan menggunakan Agentic Engagement Scale. Penelitian dilakukan terhadap 202 partisipan berusia 16-20 tahun (M = 17.69, SD = .84). Berdasarkan uji korelasi Pearson, ditemukan bahwa self-regulated learning berkorelasi secara positif dan signifikan dengan agentic engagement (r = .62, p < .05). Artinya, semakin tinggi kemampuan self-regulated learning peserta didik, maka agentic engagement peserta didik juga akan semakin tinggi, begitu juga sebaliknya. Lebih lanjut, nilai effect size menunjukkan bahwa terdapat 38% variasi dari agentic engagement yang dapat dijelaskan oleh self-regulated learning.

Several studies have found a decrease in student engagement during the Covid-19 pandemic. Though, student engagement is one of the important factors that can affect student academic achievement. One component of engagement is agentic engagement, which shows the constructive contribution of learners in the learning process. Several previous studies have found that student engagement can be influenced by various factors, one of which is self-regulated learning. Therefore, this study was conducted to find out the relationship between self-regulated learning and agentic engagement during the distance learning condition. Research participants are 12th grade high school students who study in the Jabodetabek area. Self-regulated learning was measured using the Motivated Strategies for Learning Questionnaire, while agentic engagement was measured using the Agentic Engagement Scale. The study was conducted on 202 participants aged 16-20 years (M = 17.69, SD = .84). Based on the Pearson correlation test, it was found that self-regulated learning was positively and significantly correlated with agentic engagement r = .62, p < .05). It means that the higher the self-regulated learning ability of students, the higher the agentic engagement of students, and vice versa. Furthermore, the effect size value shows that there is a 38% variation in agentic engagement which can be explained by self-regulated learning."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Winarny
"Penelitian ini bermula dari pemikiran bahwa banyak masyarakat Indonesia yang mengalami putus sekolah tingkat SLTA kemudian melanjutkan studinya sambil bekerja. Keberhasilan studi pada mereka yang sekolah sambil bekeija tidak terlepas dari kemampuan peserta kursus dalam niengatur strategi yang digunakan saat belajar dan tujuan (goal) mereka Orientasi Goal dibedakan menjadi dua yaitu mastery yang menekankan pada penguasaan tugas dan performance yang mementingkan belajar agar mendapat penilaian dari orang lain Menurut Ames dan Archer (1988) dari hasil penelitian yang dilakukannya siswa yang memiliki orientasi mastery dilaporkan meiniliki strategi yang banyak dan efektif. Hasil ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Meece, Hoyle dan Blumfeld (1988) bahwa siswa yang memiliki orientasi performance ternyata tidak memiliki strategi sebanyak dan seefektif siswa yang orientasinya mastery.
Berdasarkan penelitian di atas, penelitian ini dilakukan untuk melihat sejauhmana hubungan antara Self-regulated learning dengan orientasi goal peserta kursus persamaan SMU, serta melihat sumbangan yang diberikan orientasi masteiy dan performance terhadap self-regulated learn ing.
Subyek dalam penelitian ini adalah 43 orang peserta kursus dari SMU Guna Putra, Jakarta Selatan. Teknik pengambilan sampel adalah accidental sampling. Kepada mereka diberikan kuesioner self-regulated learning dan kuesioner orientasi mastery dan performance.
Untuk penelitian ini kuesioner orientasi goal dilakukan adaptasi alat dari Ratna Mauliati Rahayu (1999), sedangkan kuesioner SRL dibuat berdasarkan modiflkasi dari alat yang dibuat oleh Zimmennan dan Pons saat mewawancarai murid SLTA (Zimmennan, 1989).
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi dan analisa regresi. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu gambaran self-regulated learning pada peserta kursus persamaan SMU ini adalah mereka sering menggunakan strategistrategi SRL. Kemudian dari hasil uji hipotesis didapat bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara SRL dengan orientasi mastery goal. Dan ada hubungan yang positif signifikan antara SRL dengan orientasi performance goal. Meskipun demikian sumbangan yang signifikan di dapat hanya dari orientasi ma.stcry. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
S2993
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asetya
"ABSTRAK
Penggunaan strategi self-regulated learning berperan penting dalam pencapaian
akademik siswa. Dalam perkembangannya, keterampilan penggunaan strategi
self-regulated learning dibentuk oleh peran orang tua di rumah. Ayah diduga
menjadi agen yang penting dalam perkembangan keterampilan self-regulated
learning berdasarkan faktor personal. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat
hubungan antara keterlibatan ayah dengan penggunaan strategi self-regulated
learning pada siswa sekolah menengah atas. Penelitian ini menggunakan alat
ukur Father Involvement Scale untuk mengukur persepsi anak terhadap
keterlibatan ayahnya, dan alat ukur Self-Regulated Strategies Inventory-Self
Report untuk mengukur penggunaan strategi self-regulated learning.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, terdapat korelasi yang signifikan antara
keterlibatan ayah dengan penggunaan strategi self-regulated learning (p = .007).

ABSTRACT
result shows a significant correlation between father involvement and selfregulated
learning strategies usage (p = .007)."
2015
S58811
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siburian, Horas Ertoios
"Pendidikan moral religius sejak masa kanak-kanak diharapkan bisa membentuk suatu generasi yang bermoral dan bertingkah laku baik. Institusi keagamaan berperan dalam menanamkan nilai-nilai moral religius tersebut seperti halnya gereja melalui Sekolah Minggu. Proses belajar mengajar dalam Sekolah Minggu diserahkan pada guru-guru Sekolah Minggu. Sebagai komponen vital dalam Sekolah Minggu, guru-guru Sekolah Minggu memiliki pengaruh langsung terhadap hasil belajar dan minat murid-murid. Pengaruh tersebut dapat berupa pengaruh goal orientation guru yang menentukan cara guru melakukan pendekatan dan melaksanakan aktivitas mengajar. Tujuan yang ditetapkan guru dalam mengajar, apakah itu penekanan terhadap proses mengajar (task involved) atau penekanan terhadap hasil (ego involved) akan menunjukkan bagaimana perhatian guru terhadap tugasnya, usaha yang dilakukan dalam mengajar, daya tahan guru dalam mencapai tujuan pengajaran, dan strategi pengajaran yang digunakan. Guru-guru Sekolah Minggu ini merupakan individu-individu yang mengabdikan diri secara sukarela tanpa imbalan. Guru-guru tersebut bebas berhenti kapan saja mereka inginkan terutama jika mereka menilai kemampuan dirinya tidak memadai untuk menjadi guru Sekolah Minggu. Karena tidak adanya sesuatu yang mengikat mereka maka menarik untuk ditelaah hal yang menyebabkan guru-guru tersebut mau bertahan dan meluangkan waktu menjadi guru Sekolah Minggu.
Penulis berpendapat bahwa faktor yang menyebabkan guru-guru tersebut bersedia dan bertahan menjadi guru Sekolah Minggu antara lain karena mereka memiliki self efficacy, yaitu penilaian atau keyakinan seseorang terhadap kemampuannya untuk melakukan suatu tingkah laku berkaitan dengan situasi tertentu dalam mencapai suatu tujuan, yang cukup tinggi. Guru-guru tersebut menilai kemampuan yang dimiliki cukup memadai untuk mengajar di Sekolah Minggu. Hal ini memicu motivasi untuk menjadi guru Sekolah Minggu. Penelitian ini bermaksud untuk menemukan hubungan antara self efficacy dengan goal orientation. Self efficacy dan goal orientation adalah faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi guru, kinerja guru, situasi yang ingin dihadapi atau dihindari, serta daya tahan guru dalam menghadapi masalah saat mengajar. Goal orientation memiliki beberapa karakteristik yang juga dimiliki self efficacy. Dengan demikian, penulis berpendapat bahwa ada kemungkinan hubungan di antara keduanya. Aspek-aspek goal orientation yang digunakan dalam penelitian ini adalah aspek-aspek yang digunakan dalam penelitian Ames dan Archer (1988). Self efficacy dan goal orientation pada guru Sekolah Minggu diukur dengan menggunakan Skala Teacher Efficacy (Woolfolk & Hoy, 1990) dan Skala Goal Orientation (Ames & Archer, 1988). Analisa instrumen menggunakan coefficient alpha dan corrected Hem correlation.
Analisis data menggunakan korelasi Pearson Product Moment untuk melihat hubungan antara self efficacy dengan goal orientation. Analisis hasil tambahan menggunakan Hotelling untuk melihat perbedaan correlated coefficient antara masingmasing korelasi, t-test untuk melihat signifikansi perbedaan task involved dengan ego involved, cmova one way untuk mengetahui perbedaan self efficacy dan goal orientation pada guru dengan tingkat pendidikan berbeda, dan F test untuk melihat signifikansi perbedaannya. Proses perhitungan semua dilakukan oleh SPSS for Windows 6.0.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara self efficacy dan orientasi task involved pada guru Sekolah Minggu. Hasil penelitian juga menunjukkan terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara self efficacy dengan orientasi ego involved pada guru Sekolah Minggu. Terdapat juga hubungan yang positif dan signifikan antara orientasi task involved dengan orientasi ego involved pada guru Sekolah Minggu. Melalui t-test diketahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara orientasi task involved dengan orientasi ego involved. Orientasi task involved menunjukkan skor rata-rata yang lebih baik. Melalui t-test Hotelling untuk correlated coefficient diketahui bahwa korelasi self efficacy dengan task involved tidak signifikan menunjukkan hubungan yang lebih kuat dari pada korelasi self efficacy dengan ego involved. Melalui anova one way dan F test diketahui bahwa guru dengan tingkat pendidikan terakhir sarjana memiliki tingkat self efficacy dan ego involved yang lebih tinggi secara signifikan.
Disarankan dalam penelitian lanjutan terhadap self efficacy dan goal orientation, pencarian kecenderungan goal orientation pada individu dengan tingkat self efficacy tertentu mendapat perhatian khusus. Selain itu perlu dilakukan analisis mendalam baik secara kualitatif maupun kuantitatif untuk mengetahui adanya kemungkinan pengaruh self efficacy terhadap goal orientation yang mengakibatkan terjadinya hubungan di antara keduanya. Kemudian yang perlu dilakukan adalah untuk meneliti kemungkinan korelasi negatif dan signifikan antara usia dan lama mengajar dengan orientasi task involved. Hal lain yang perlu dilakukan adalah penelitian tentang faktor-faktor pembentuk self efficacy dan hubungannya dengan goal orientation."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
S3016
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Efriza
"Dalam menjalani peran sebagai mahasiswa baru banyak masalah yang harus dihadapi, sehingga dapat menimbulkan distres psikologis. Untuk mengatasi masalah tersebut, diperlukan upaya-upaya sistematis untuk menunjang kegiatan dalam perkuliahan, seperti self regulated learning. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara self regulated learning dan distres psikologis pada mahasiswa baru Universitas Indonesia. Partisipan penelitian ini terdiri dari 414 mahasiswa baru Universitas Indonesia.
Variabel distres psikologis diukur dengan Self Report Questionaire 20 (SRQ-20), sedangkan variabel self regulated learning dengan Motivated Strategies of Learning Questionnaire (MSLQ). Dengan analisis Biserial Correlation, ditemukan bahwa terdapat hubungan negatif (rb = -0.731, p< 0.01, one-tailed) antara self regulated learning  dan distres psikologis.

New college student are faced with several problems that can trigger psychological distress. To overcome such problems, they need efforts that can support daily college life, such as self-regulated learning. Using a sample of 414 first-year students of University Indonesia, study aims to investigate the relationship between self regulated learning and psychological distress in first-year students of University Indonesia.
Psychological distress is measured using Self Report Questionaire 20 (SRQ-20), while self regulated learning is measured using Motivated Strategies of Learning Questionnaire (MSLQ). With Biserial Correlation analysis, it was found that self regulated learning negative relationship with psychological distress (rb = -0.731, p< 0.01, one-tailed) between self regulated learning and psychological distress.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Susanty
"Penelitian-penelitian terdahulu menunjukkan hasil-hasil yang bertentangan dan tidak konsisten mengenai hubungan antara performance goal orientation dan self-regulated learning. Terdapat dua tipe performance goal orientation, yaitu performance-approach goal orientation dan performance-avoidance goal orientation. Sebagian besar ahli berpendapat bahwa performance goal orientation tidak menunjang self-regulated learning. Namun, beberapa penelitian membuktikan bahwa performance goal orientation, khususnya tipe performance-approach goal orientation dapat memberikan efek yang menguntungkan bagi siswa dengan konteks atau kondisi tertentu. Penelitian ini menguji trait extraversion dan neuroticism dari Five Factor Model yang merupakan salah satu kondisi siswa sebagai moderator pada hubungan masing-masing dari kedua tipe performance goal orientation dan self-regulated learning. Partisipan yang terlibat dalam penelitian ini sebanyak 293 siswa dari tiga SMA yang menerapkan Kurikulum 2013. Hasilnya menunjukkan bahwa performance-approach goal orientation tidak memiliki korelasi yang signifikan dengan self-regulated learning. Performance-avoidance goal orientation ditemukan secara signifikan berkorelasi negatif dengan self-regulated learning. Sementara itu, trait extraversion dan neuroticism sama-sama terbukti tidak signifikan sebagai moderator.
Previous research suggested contradictive and inconsistent result about the correlation between performance goal orientation and self regulated learning. There are two types of performance goal orientation. They are performance approach goal orientation and performance avoidance goal orientation. Most of theorists suggested that performance goal orientation doesn rsquo t support self regulated learning. However, some researches found that performance goal orientation, especially performance approach goal orientation could be beneficial for students with certain context or condition. This study examines trait extraversion and neuroticism from Five Factor Model, which is one of students rsquo condition, as moderator in the correlation between each of the two types of performance goal orientation and self regulated learning. Participant involved are 293 students from three high schools that implements Kurikulum 2013. The result suggets that performance approach goal orientation has no significant correlation with self regulated learning. Performance avoidance goal orientation is found significantly has negative correlation with self regulated learning. Trait extraversion and neuroticism are not significant as moderator."
2017
T48604
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ryan Pradipta Surjadi
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara regulasi diri untuk belajar dengan pengambilan keputusan karir pada mahasiswa semester akhir. Pengukuran regulasi diri untuk belajar menggunakan alat ukur Self-regulated Learning Interview Schedule Questionnaire (SRLIS-Q) yang disusun oleh Zimmerman dan Pons (1988) serta diperbaharui oleh Purdie dan Hattie (1996) dan pengukuran pengambilan keputusan karir menggunakan alat ukur Career Decision-Making Difficulties (CDDQ; Gati, Krausz & Osipow, 1996). Partisipan berjumlah 122 mahasiswa Universitas Indonesia yang memiliki karakteristik sebagai mahasiswa semester akhir.
Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan positif yang signifikan antara regulasi diri untuk belajar dengan pengambilan keputusan karir pada mahasiswa (r = 0.345; p = 0.000, signifikan pada L.o.S 0.01). Artinya, semakin tinggi regulasi diri untuk belajar yang dimiliki seseorang, maka semakin tinggi kemampuan pengambilan keputusan karir. Berdasarkan hasil tersebut, mahasiswa perlu diberikan intervensi sedini mungkin mengenai regulasi diri untuk belajar, sebagai salah satu faktor yang dapat meningkatkan pengambilan keputusan karir.

This research was conducted to find the correlation between self-regulated learning with career decision-making among college students. Self-regulated learning was measured using an instrument named Self-regulated Learning Interview Schedule Questionnaire (SRLIS-Q) made by Zimmerman and Pons (1988) which later was modified by Purdie and Hattie (1996) other hand career decision-making was measured using a modification instrument named Career Decision-Making Difficulties (CDDQ) which was developed by Gati, Krausz & Osipow (1996). Participants of this research were 122 senior year undergraduate student of Universitas Indonesia.
The main result of this research shows that self- regulated learning positively correlated significantly with career decision-making (r = 0.345; p = 0.000, significant at L.o.S 0.01). Thus this research conclusion is the higher self-regulated learning prossess, means higher capability of their career decision-making. Based on research results, individual needs to intervene student early in the self-regulated learning early in effort of constructing their career decision-making.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S46564
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>