Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 107493 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Breus, Michael
Bandung: Mizan Media Utama, 2017
571.77 BRE p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Gladhys Elliona Syahutari
"ABSTRAK
Penelitian ini ingin menjawab pertanyaan apakah inisiatif pertumbuhan diri merupakan prediktor kesehatan mental, serta bagaimana media akting memperkuat hubungan inisiatif pertumbuhan diri dan kesehatan mental aktor Indonesia. Partisipan penelitian ini terdiri dari 75 orang aktor yang terdiri dari tiga kelompok media akting: aktor panggung, layar, dan yang menjalani keduanya. Penelitian menggunakan desain non-eksperimental dengan metode korelasional serta menggunakan teknik Hayes rsquo; Moderation PROCESS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa inisiatif pertumbuhan diri bukan merupakan prediktor dari kesehatan mental b = 0.351 , p > 0.01 . Media akting terbukti menjadi moderator yang signifikan dalam hubungan inisiatif pertumbuhan diri dan kesehatan mental r2 = 0.260, p < 0.01.

ABSTRACT
This research aim to answers questions, whether personal growth initiative is the predictor of mental health and how acting medium moderating correlation between personal growth initiative and mental health among Indonesian actors. Participants consist of 75 actors divided into three groups screen actors, stage actors, and those who do both. The research design is non experimental with correlation method using Hayes rsquo Moderation PROCESS technique. Result shown that personal growth initiative is not the predictor for actors rsquo mental health b 0.351 , p 0.01 , The media of acting proved as the moderator of the correlation between personal growth initiative and mental health simultaneously r2 0.260, p 0.01."
2017
S67737
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Santi Widyartini
"ABSTRAK
Perilaku mengambil tanggung jawab merupakan perilaku peran ekstra yang
berorientasi mempengaruhi fungsi organisasi dengan mengubah cara berjalannya
proses kerja. Nilai yang menjadi pedoman hidup individu dan menjadi tujuan
yang ingin dicapainya diduga dapat menjelaskan fenomena perilaku mengambil
tanggung jawab. Dengan menggunakan teori nilai dasar dari Schwartz (1992),
studi ini menguji apakah nilai keterarahan diri, keselarasan, prestasi, dan
kekuasaan dapat memberikan efek utama pada perilaku mengambil tanggung
jawab. Persepsi individu pada iklim kelompok yang mendukung inovasi juga
diduga akan berpengaruh memperkuat hubungan antara nilai individu dengan
perilaku mengambil tanggung jawab. Penelitian korelasional dilakukan pada 111
responden di suatu BUMN pada karyawan level staf. Metode pengumpulan data
dengan menggunakan dua sumber yaitu penilaian diri sendiri dan penilaian dari
atasan. Hasil menunjukkan dari tipe nilai keterarahan diri, keselarasan, dan
prestasi, dan kekuasaan, hanya nilai kekuasaan yang memiliki efek utama.
Dengan koefisien regresi sebesar .242 p<0.05, nilai kekuasaan menjelaskan 6.3%
pada perubahan perilaku mengambil tanggung jawab. Namun hasil menunjukkan
bahwa iklim yang mendukung inovasi tidak berkorelasi dengan perilaku
mengambil tanggung jawab. Iklim inovasi juga tidak memberikan efek moderasi
bagi hubungan nilai keterarahan diri, keselarasan, prestasi dan kekuasaan dengan
perilaku mengambil tanggung jawab

ABSTRACT
Taking charge is an extra-role behaviour which intend to effect organizationally
functional change by giving constructive effort in changing how work is executed
within the jobs. This research attempts to examine individual values in order to
understand taking charge behaviour at work. By using Schwartz?s basic individual
theory, this study proposed there are main effects from type of values selfdirection,
conformity, achievement, and power to taking charge behaviour. The
role of perceived innovation support climate as moderator between each values
and taking charge behaviour was also proposed in this study. The study was
conducted in state owned enterprises organization and all the respondents were
employees in staff level. I used data from different sources (self-report and
supervisor-rating) and obtained 111 respondents. The findings show only power
could become a main predictor for taking charge otherwise the others values have
no significant main effect. With R2= .063 (βpower = .242, p<0.05), power can only
explain 6.3% variance of taking charge. Perceived innovation support climate also
shows no significant correlation with taking charge. Moreover, perceive
innovation support climate has no moderation effect to each values and taking
charge"
2016
T46223
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Liu, Yong
Taibei Shi: Shui yun zhai wen hua shi ye you xian gong si : Zong jing xiao Wu shi tu shu you xian gong si, Minguo, 1986
SIN 192.1 LIU c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rowling, J.K., 1965-
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2018
158 ROW h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Mita Aswanti Tjakrawiralaksana
"ABSTRAK
Borderline Intellectual Functioning adalah salah satu kondisi klinis dengan
karakterisitik skor IQ berada pada kisaran 71 sampai dengan 84 (DSM-IV-TR,
2000). Dalam hubungan anak dengan lingkungan sosial terutama dengan teman
sebaya, anak dengan taraf kecerdasan borderline dapat mengalami kesulitan untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan pergaulan karena cara pandang yang naif
atau kecenderungan menarik diri. Agar anak mampu menjalin hubungan dengan
lingkungan sosialnya terutama dengan teman sebaya, maka mereka memerlukan
keterampilan sosial yang cukup.
Keterampilan sosial adalah kemampuan untuk berinteraksi dengan orang
lain dengan cara tertentu dalam suatu konteks sosial yang dapat diterima dan
dihargai secara sosial serta pada saat yang sama saling menguntungkan (Combs &
Slaby dalam Cartledge & Milbum, 1995). Perkembangan keterampilan sosial
sendiri adalah suatu proses yang terus beijalan, sesuatu yang dipelajari serta tidak
diperoleh begitu saja.
Keterampilan sosial dapat dilatih melalui pelatihan keterampilan sosial
yaitu instruksi yang dilaksanakan dalam area perilaku untuk meningkatkan
interaksi positif dengan orang lain (Mclntyre, 2001). Menurut Cartledge dan
Milbum (1995), salah satu metode dalam pelatihan keterampilan sosial adalah
melalui social modeling yaitu suatu proses yang menghasilkan model perilaku
sosial yang memungkinkan seseorang belajar melalui observasi dan imitasi.
Menurut LaGreca (dalam Cartledge & Milbum. 1995) perilaku menyapa
adalah salah satu area komunikasi yang memberikan kontribusi dalam hubungan
dengan teman sebaya yang positif. Salah satu komponennya adalah perilaku
tersenyum ketika bertemu teman (Cartledge dan Milbum, 1995).
Pelatihan dilaksanakan selama lima sesi. Pada sesi satu dilakukan kegiatan
identifikasi perilaku tersenyum sebagai komponen dalam menyapa teman melalui
penyajian model berdasarkan lokoh dalam buku cerita. Pada sesi dua merupakan
kesempatan melatih perilaku tersenyum (skiII performance) melalui penyajian
model dengan menggunakan boneka dan role play. Sementara sesi tiga hingga
sesi lima merupakan sesi melatih perilaku tersenyum di setting sekolah. Berdasarkan hasil pelaksanaan pelatihan, tampak bahwa pelatihan
keterampilan sosial pada anak dengan taraf kecerdasan borderline dengan
menggunakan metode social modeling dapat melatih perilaku tersenyum sebagai
komponen perilaku menyapa teman. Subyek tampak mampu memperlihatkan
perilaku tersenyum dalam kegiatan pelatihan walau masih memerlukan
pengarahan dan bimbingan.
Untuk memperbaiki rancangan pelatihan di kemudian hari, diperlukan
assessment keterampilan sosial yang mendalam sebelum merancang program.
Selain itu jenis kegiatan pelatihan sebaiknya bersifat konkrit, terstruktur dan
menyenangkan bagi anak. Latihan perilaku juga sebaiknya dilakukan pada
beragam situasi sosial sehingga memudahkan generalisasi perilaku."
2005
T37816
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Slipman, Sue
Oxford: Pergamon Press, 1986
305.4 SLI h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>