Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 23391 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, 2016
614KEMD001
Multimedia  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Fadlul Maula
"Praktik kerja Profesi di Apotek dilaksanakan di Puskesmas Kecamatan Gambir Jakarta Pusat pada tanggal 1 – 24 Agustus 2015. Pelaksanaan praktik ini bertujuan untuk memahami peranan, tugas dan tanggung jawab apoteker dalam praktek pelayanan kefarmasian di Puskesmas sesuai dengan ketentuan perundangan dan etika farmasi yang berlaku, dan dalam bidang kesehatan masyarakat; membangun kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dengan tenaga kesehatan lain yang bertugas di Puskesmas; Memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap perilaku serta wawasan dan pengalaman nyata untuk melakukan praktik profesi dan pekerjaan kefarmasian di Puskesmas; Melihat dan mempelajari strategi dan pengembangan praktik profesi Apoteker di Puskesmas; Memiliki gambaran nyata tentang permasalahan praktik dan pekerjaan kefarmasian di Puskesmas.

Profession internship in puskesmas is held at Puskesmas Kecamatan Gambir Jakarta Pusat on August 1st – 24th 2015. This internship is aimed to make student understand the duty and obligation of Pharmacist in puskesmas based on the existing regulation and ethics; Building a horison, knowledges, skills, and practical experiences to conduct pharmaceutical practice in puskesmas; Establishing a capability to communicate and interract with other healt practitioners wothon puskemas; and also to get a real picture of about pharmaceutical practice problems, and most importantly to study about the strategies and activites that can be done in order to achieve Pharmaceutical Care development in puskesmas."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2016
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ghina Sylvarizky
"Lebih dari separuh dari seluruh obat di dunia diresepkan, diberikan dan dijual secara tidak tepat dan separuh dari pasien menggunakan obat secara tidak tepat. Penggunaan obatobatan yang berlebihan, kurang atau bahkan disalahgunakan dapat mengakibatkan pemborosan dan meluasnya bahaya kesehatan. Dalam memastikan penggunaan obat yang rasional diperlukan Evaluasi Penggunaan Obat (EPO) untuk menilai apakah obat tersebut digunakan secara rasional. EPO merupakan program evaluasi penggunaan obat yang terstruktur dan berkesinambungan secara kualitatif demham melakukan evaluasi POR, dan secara kuantitatif dnegan metode ATC-DDD serta DU90%. Tugas khusus ini bertujuan untuk mengetahui profil penggunaan obat di Puskesmas Kecamatan Kalideres pada periode Juli – Desember Tahun 2020 secara kuantitatif dan kualitatif. Penelitian dilakukan dalam dua tahap, yaitu penilaian secara kuantitatif dan penilaian secara kualitatif. Hasil penelitian secara kuantitatif menunjukkan dengan eksklusi berdasarkan nilai DDD, didapatkan sebanyak 79 jenis obat dan diperoleh nilai DDD sebesar 1.4999.903,6 dengan jumlah DDD terbesar yaitu amlodipin sebesar 488.910. Selain itu, terdapat 20 jenis obat yang berada dalams segmen DU90%. Sedangkan, secara kualitatif menggunakan beberapa indikator peresepean untuk tiga diagnosis penyakit, yaitu ISPA Non-Pneumonia, Diare Non-Spesifik dan Myalgia, serta rerata obat yang diresepkan untuk tiga penyakit tersebut penggunaan obat dikatakan sudah rasional, , didapatkan nilai rata-rata Capaian Kinerja POR sebesar 102,41%.

More than half of all drugs worldwide are inappropriately prescribed, administered and sold and half of patients misuse drugs. Overuse, underuse, or even misuse of drugs can result in waste and widespread health hazards. A Drug Use Evaluation (DUE) is required to assess whether the drug is used rationally to ensure the rational use of drugs. EPO is a structured and qualitatively continuous drug use evaluation program that evaluates RDU and quantitatively with the ATC-DDD and DU90% methods. This special task aims to quantitatively determine the profile of drug use in the Kalideres District Health Center in July – December 2020 quantitatively and qualitatively. The research was conducted in two stages: quantitative and qualitative. The study's results quantitatively showed that with exclusion based on DDD values, 79 types of drugs were obtained, and DDD values were obtained of 1,4999,903.6 with the largest amount of DDD, namely amlodipine of 488,910. In addition, there are 20 types of drugs in the DU90% segment. Meanwhile, qualitatively using several prescribing indicators for three disease diagnoses, namely Non-Pneumonia ARI, Non-Specific Diarrhea, and Myalgia, as well as the average drug prescribed for the three diseases, the use of drugs is said to be rational, the average value of POR Performance Achievement is 102.41%."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Savira Rahmafitri
"Pada tahun 2015 WHO melaporakan didapatkan 64% negara Asia Tenggara antibiotik dibeli tanpa resep. Dampak buruk bagi kesehatan apabila penggunaan antibiotik secara tidak rasional adalah resistensi antibiotik, meningkatnya biaya perawatan, dan peningkatan angka kematian. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pola dan kerasionalan peresepan antibiotik di dua puskesmas terakreditasi dasar Kota Depok Januari-Maret 2020. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Sampel yang digunakan adalah seluruh resep antibiotik yang memenuhi kriteria inklusi pada Januari-Maret 2020. Hasil penelitian menunjukkan pola peresepan antibiotik berdasarkan jenisnya yang paling banyak digunakan adalah kotrimoksazol (37%) di Puskesmas Limo dan amoksisilin (90.3%) di Puskemas Pancoran Mas. Berdasarkan jenis penyakitnya, antibiotik banyak diresepkan pada penyakit faringitis akut (34.4%) di Puskesmas Limo dan infeksi saluran pernapasan akut atas non-spesifik (38%) di Puskesmas Pancoran Mas. Ketidakrasionalan peresepan antibiotik pada Puskesmas Limo yaitu tidak tepat pemilihan antibiotik sebanyak 94 resep (24.5%), tidak tepat dosis sebanyak 65 resep (16.9%), tidak tepat frekuensi pemberian sebanyak 84 resep (21.9%), dan tidak tepat duasi pemberian sebanyak 265 resep (69%). Sedangkan ketidakrasionalan peresepan antibiotik pada Puskesmas Pancoran Mas yaitu tidak tepat pemilihan antibiotik sebanyak 49 resep (12.8%), tidak tepat dosis sebanyak 26 resep (6.8%), tidak tepat frekuensi pemberian sebanyak 27 resep (7%), dan tidak tepat durasi pemberian sebanyak 316 resep (82.3%). Diperoleh nilai signifikansi ketidakrasionalan peresepan antibiotik berdasarkan 4 kriteria penilaian yaitu 0.000, sehingga dapat disimpulkan terdapat perbedaan kualitas peresepan antibiotik pada dua puskesmas terakreditasi dasar Kota Depok periode Januari-Maret Tahun 2020.

In 2015, WHO reported that in 64% of Southeast Asia countries antibiotic were available without prescription. The adverse effects on irrational use of antibiotics on health was antibiotic resistance, increased of treatment costs, and increased of mortality. The purpose of this research was to analyze the pattern and the rationality of antibiotic prescribing in two basic accredited Public Health Center in Depok City January-March 2020. The design used in this research was cross-sectional. The sample used was all antibiotic prescriptions that met the inclusion criteria in January-March 2020. Results of the study showed the most antibiotic used were cotrimoxazole (37%) at Limo Public Health Center and amoxicillin (90.3%) at Pancoran Mas Public Health Center. Based on the type of disease, antibiotics were often prescribed in acute pharyngitis (34.4%) at Limo Public Health Center and acute upper respiratory infections non-specific (38%) at Pancoran Mas Public Health Center. Irrational prescription at the Limo Public Health Center found were 94 prescriptions (24.5%) in the selection of antibiotics, 65 prescriptions (16.9%) in the correct dosage, 84 prescriptions (21.9%) in frequency of antibiotic administration, and 265 prescriptions (69%) in the duration of antibiotic administration. Irrational prescription at Pancoran Mas Public Public Health Center found were 49 prescriptions (12,8%) in the antibiotic selection, 26 prescriptions (6.8%) in the correct dosage, 27 prescriptions (7%) in the frequency of antibiotic administration, and 316 prescriptions (82.3%) in the duration of antibiotic administration. The significant value of the irrational prescription of antibiotics was obtained based on 4 assessment criteria is 0.000, so it can be concluded that there are differences in the quality of antibiotic prescribing in two basic accredited public health center in the City of Depok January-March 2020."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Nabilah
"Pukesmas adalah jenis fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama yang memiliki peranan penting dalam sistem kesehatan nasional. Standar pelayanan kefarmasian di puskesmas meliputi standar pengelolaan sediaan farmasi, bahan medis habis pakai, dan pelayanan farmasi klinik. Evaluasi pemakaian obat di puskesmas, perlu dilakukan untuk melihat pemakaian obat telah sesuai indikasi dan aman untuk digunakan. Evaluasi Penggunaan Obat (EPO) merupakan kegiatan untuk mengevaluasi penggunaan obat dan mendapatkan gambaran terkait pola penggunaan obat pada kasus tertentu dan melakukan evaluasi secara berkala terkait penggunaan obat. Tujuan dari pembuatan tugas khusus ini adalah untuk mengetahui jenis obat yang sering digunakan di Puskesmas Kecamatan Matraman dan di seluruh jaringan Puskesmas wilayah Kecamatan Matraman. Pelaksanaan tugas khusus ini dilakukan dengan mengumpulkan data mengenai penggunaan obat periode Januari – Desember 2022 di Puskesmas Kecamatan Matraman. Setelah itu, data penggunaan obat dilakukan analisis dengan menggunakan metode ATC/DDD. Berdasarkan hasil pengolahan data, obat yang paling banyak digunakan selama tahun 2022 di Puskesmas Kecamatan Matraman adalah Amlodipine 10 mg tablet dengan presentase 46,1%. Obat yang paling banyak digunakan selama tahun 2022 di seluruh jaringan Puskesmas wilayah Kecamatan Matraman adalah Amlodipine 10 mg tablet dengan presentase 35,2%. Hal tersebut sesuai dengan penyakit terbanyak yang terdapat di Puskesmas Kecamatan Matraman, yaitu hipertensi dengan presentase 24,5%.

Puskesmas is a type of first-level health service facility that has an important role in the national health system. Pharmaceutical service standards at community health centers include management standards for pharmaceutical preparations, consumable medical materials, and clinical pharmacy services. Evaluation of drug use in community health centers needs to be carried out to see that drug use is according to indications and is safe to use. Medication Use Evaluation (EPO) is an activity to evaluate drug use, obtain an overview of drug use patterns in certain cases, and carry out regular evaluations regarding drug use. The purpose of creating this special assignment is to find out the types of drugs that are often used in the Matraman Sub-district Public Health Center and throughout the Matraman Subdistrict Community Public Health Center network. The implementation of this special task is carried out by collecting data regarding drug use for the period January – December 2022 at the Matraman Sub-district Public Health Center. After that, data was analyzed using the ATC/DDD method. Based on the results of data processing, the most widely used drug during 2022 at the Matraman District Health Center is Amlodipine 10 mg tablets, with a percentage of 46.1%. The most widely used drug in 2022 in the entire Matraman District Community Health Center network is Amlodipine 10 mg tablets, with a percentage of 35.2%. This is in accordance with the most common disease found in the Matraman Sub-district Public Health Center, namely hypertension, with a percentage of 24.5%."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Felmina Lathifatuzahra
"Penggunaan obat yang rasional memiliki peran yang sangat penting dalam tercapainya kesehatan pasien. World Health Organization (WHO) memperkirakan terdapat sekitar 50% dari seluruh penggunaan obat di dunia tidak tepat dalam peresepan, penyiapan, maupun penjualannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis rasionalitas penggunaan obat di tiga puskesmas terakreditasi dasar Kota Depok ditinjau dari indikator peresepan menurut WHO. Data yang diperoleh kemudian dilakukan analisis secara deskriptif dan inferensial dengan menggunakan desain potong lintang. Pengumpulan sampel menggunakan metode retrospektif, dengan total sampel sebanyak 324 resep yang berasal dari bulan Januari-Desember 2019. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata jumlah obat tiap pasien adalah 3,79±1,04, rata-rata persentase peresepan obat generik adalah 99,76%, rata-rata persentase peresepan antibiotik 8,95%, rata-rata peresepan injeksi 0,31%, dan rata-rata persentase peresepan obat Formularium Nasional adalah 98,72%. Data menunjukkan bahwa penggunaan obat di tiga puskesmas terakreditasi dasar Kota Depok belum rasional, kecuali pada parameter peresepan antibiotik dan injeksi. Terdapat perbedaan yang bermakna (p<0,05) pada parameter rata-rata jumlah obat tiap pasien, peresepan obat generik, dan peresepan formularium di tiga puskesmas terakreditasi dasar Kota Depok. Berdasarkan target yang ditetapkan WHO, penggunaan obat di tiga puskesmas terakreditasi dasar Kota Depok pada tahun 2019 belum rasional, kecuali pada parameter peresepan antibiotik dan peresepan injeksi.

Rational use of drugs has a very important role to achieve patient health. World Health Organization (WHO) estimated more than 50% of all medicines were prescribed, dispensed, and sold inappropriately. This study was designed to evaluate rationality of drug use at three public health centers in Depok City based on WHO prescribing indicator. Descriptive and inferential analysis was performed using the cross-sectional method on the data obtained. A sample of 324 prescription written on January-December was obtained. The result showed that number of medicine was 3.79±1.04 per encounter, average percentage of medicines prescribed by generic name was 99.76%, average percentage encounters with antibiotic prescribed was 8.95%, average percentage encounters with injection 0.31%, and average percentage of medicines prescribed from Indonesian National Formulary was 98.72%. Results showed that drug use at three public health centers in Depok City was still irrational except for antibiotic and injection use. There was significant difference (p<0.05) between public health centers on average drug prescribed , average percentage of medicines prescribed by generic name , and average percentage of medicines prescribed from Indonesian National Formulary. Based on WHO , the use of drugs in three public helath centers in Depok City is not rational except for antibiotic and injection prescribing."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jumiati
"Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM) merupakan salah satu program untuk mengurangi dampak buruk pada penasun. Penelitian ini bertujuan mengetahui kualitas hidup pasien PTRM di Puskesmas Tanjung Priok. Metode penelitian menggunakan Rapid Assesment Procedure (RAP) dengan 7 informan. Hasil penelitian pada dimensi kesehatan fisik lebih sehat, walau masih ada 1 informan mengalami gangguan tidur, dari segi psikologis untuk informan dengan status
bercerai dan tidak bekerja merasakan perasaan negatif. Untuk dimensi sosial ditemukan adanya gangguan disfungsi ereksi (yang tidak mempunyai mitra seks) dan rendahnya dukungan sosial. Pada dimensi lingkungan, sebagian informan mengatakan lingkungan rumah kurang baik. Masih ditemukan 1 informan menggunakan benzodiazepin, disarankan konseling berkala dan dukungan sosial bagi pasien PTRM.
Methadone Maintenance Treatment (MMT) is one of the programs to reduce the bad effect of Injection Drug User (IDU). The aims of this research is to find quality of life of patients Methadone Maintenance Treatment (MMT) patients at Tanjung Priok Public Health Center. This research has used Rapid Assessment Procedure (RAP) method an involved 7 informants. The Results of this research is look more effective base on physical health dimension, even though not perfect
due to one of informant experiencing in sleeping disorders and psychological terms the persistence of negative feelings for the informant due to their status of divorced and jobless. For the social dimension is found for erectile dysfunction (who did not have sexual partners) and low social support. In the environmental dimension, some informants said unfavorable home environment. Still found one
informant using benzodiazepines, it is recommended at regular counseling and social support for patients PTRM."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S61222
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Fadlul Maula
"Praktik kerja Profesi di Apotek dilaksanakan di Apotek Kimia Farma No.352 Depok pada tanggal 1 – 30 September 2015. Pelaksanaan praktik ini bertujuan untuk memahami tugas dan tanggung jawab Apoteker Pengelola Apotek (APA) baik secara teknis farmasi maupun non teknis farmasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika yang berlaku; Membentuk wawasan, pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman praktis untuk melakukan praktek kefarmasian di apotek; dan juga mendapat gambaran nyata tentang permasalahan praktek kefarmasian; serta mempelajari strategi dan kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka pengembangan perapotekan.

Profession internship in pharmacy is held at Kimia Farma No. 352 Depok on September 1st – 30th 2015. This internship is aimed to make student understand the duty and obligation of Apoteker Pengelola Apotek (APA), both in pharmaceutical and non-pharmaceutical practice wich based on the existing regulation and ethics; Building a horison, knowledges, skills, and practical experiences to conduct pharmaceutical practice in Pharmacy; and also to get a real picture of about pharmaceutical practice problems, and most importantly to study about the strategies and activites that can be done in order to achieve Pharmacy development."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2016
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hilda Anandya Sugianto
"Skripsi ini mengkaji penyebab rendahnya penemuan kasus baru Tuberkulosis paru di Puskesmas Cinere tahun 2015. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan sistem. Hasil penelitian menunjukan bahwa unsur input, jumlah SDM sudah memenuhi standar minimal berdasarkan pedoman nasional penanggulangan Tb tetapi berdasarkan rasio jumlah penduduk belum mencukupi, Pelatihan,
Anggaran, Sarana dan Prasarana, dan Kebijakan di Puskesmas Cinere sudah cukup baik untuk penemuan kasus baru Tb, begitu juga dengan unsur proses, penjaringan suspek, pelayanan KIE Tb, pemeriksaan kontak serumah dan kemitraan sudah dilakukan dengan oleh Puskesmas Cinere. Kendala dalam penemuan kasus baru Tb di Puskesmas Cinere adalah kesadaran masyarakat akan pentingnya memeriksakan diri ke Puskesmas masih rendah, mitos mitos buruk akan penyakti Tb masih menjadi stigma di masyarakat, keengganan masyarakat untuk berobat ke puskesmas karena mereka malu akan penyakit Tb sehingga masyarakat pergi ke fasilitas pelayanan kesehatan lain yang belum terstandar DOTS. Berkoordinasi dengan
Rumah Sakit, Klinik, dan Dokter Praktek yang belum terstandar DOTS dapat membantu meningkatkan penemuan kasus baru Tb.

This research examines the causes of low discovery of new cases of pulmonary tuberculosis in Puskesmas Cinere 2015. This study is a qualitative research approach of systems. The results showed that the input element, the human resources already meet the minimum standards based on national guidelines for Tb prevention but is based on the ratio of the number of residents is not sufficient, Training, Budget, Infrastructures, and Policy at the health center Cinere is good
enough for the discovery of new cases of tuberculosis, as well as with elements of the process, netting suspected, Tb KIE services, household contacts and partnerships examination has been carried out by the PHC Cinere. Constraints in the discovery of new cases of tuberculosis in Puskesmas Cinere is public awareness of the importance went to the health center is still low, the myth of the myth of bad will penyakti Tb is still a stigma in society, people's reluctance to go to health centers because they are ashamed of Tb disease so that people go to the facility Other health services that have not been standardized DOTS. Coordinate with Hospitals, Clinics, and Medical Practitioners that have not standardized DOTS can help improve the discovery of new cases of Tb."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S61706
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Depkes. RI, 1997
362.12068 IND p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>