Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 186907 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Marselus Imbiri
"Dalam perjalanan Studi di Perguruan Tinggi mahasiswa tertantang untuk berkompetisi dalam meraih suatu prestasi secara maksimal, namun untuk mencapai prestasi belajar terbaik ditentukan oleh faktor internal dan eksternal. Salah satu faktor yang menarik untuk diteliti oleh penulis adalah "Persepsi mahasiswa tentang pengajaran dosen". dalam hal ini akan dilihat hubungan dan sekaligus pengaruh persepsi terhadap prestasi belajar mahasiswa. Metode yang digunakan adalah studi kepustakaan dan studi lapangan, dimana peneliti mengadakan survey dengan menyebar daftar pemyataan dan direspon oleh 150 orang mahasiswa Universitas Putra Bangsa Surabaya dari jumlah populasi sebanyak 1170 orang. Teori yang digunakan diperoleh dari berbagai literatur yang berkaitan dengan penulisan tesis, khususnya konsep-konsep berpikir para ahli mengenai pengertian" faktor-faktor dan hal lainnya tentang persepsi, pengajaran, prestasi dan belajar. Misal, Braskamp dkk (1979:13) mengatakan bahwa persepsi merupakan salah satu faktor penentu dalam prestasi belajar dan Centra (1979:17) juga menyimpulkan bahwa terdapat korelasi antara pengajaran dosen dengan basil belajar mahasiswa, dimana kepengajaran dosen ini dinilai berdasarkan penilaian mahasiswa. Hasil penelitian yang diperoleh menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi mahasiswa teutang pengajaran dosen dengan prestasi belajar mahasiswa. Sedangkan faktor-faktor pengajaran dosen (kehadiran, kemampuan, aktivitas bimbingan, serta evaluasi, koreksi dan umpan balik) berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar mahasiswa. Rekomendasinya, perlu peningkatan mutu pendidikan di perguruan tinggi, melalui sarana & prasana misalnya : perpustakaan, laboratorium, ruang belajar yang mamadai, dan sebagainya. Perlu adanya upaya pembina an tenaga edukatif dengan mengikutkan pada Diktat, seminar, penataran dan memperbanyak membaca buku di perpustakaan, serta perlu merekrut caloncalon tenaga edukatif yang mempunyai kualifikasi mengajar.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tangerang: PPIM UIN Jakarta, 2020
371.1 PEL
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
M. F. Ina Jusuf
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan keikatan guru SD pada organisasi, seberapa jauh hubungan tersebut, dan hubungan keikatan guru SD pada organisasi dengan niat untuk meninggalkan organisasi. Faktor-faktor yang dimaksud di atas (selanjutnya disebut anteseden) adalah karakteristik pribadi (usia, masa kerja, tingkat pendidikan, status pernikahan, motivasi berprestasi, perasaan tentang konpetensi), persepsi tentang karakteristik peran (ruang-lingkup pekerjaan, ketaksaan peran/role ambiguity), persepsi tentang lingkungan pekerjaan (keterandalan organisasi, perasaan dipentingkan oleh organisasi, realisasi harapan individu, persepsi tentang sikap sejawat terhadap organisasi, persepsi tentang gaji, persepsi individu terhadap perilaku atasan). Sedangkan keikatan pada organisasi dibedakan menjadi kgikatan afektif, keikatan berkesinambungan, dan keikatan normetif.
Penelitian ini bersifat Ex Post Facto, dengan disain "One-Shot Case Study". Subyek penelitian berjumlah 91 orang guru SD. Pengukuran menggunakan skala sikap model Likert, dengan skala 1 sampai dengan 6. Teknik analisis yang dipakai adalah Regresi Berganda (Multiple Regression) pada taraf signifikansi a = D,05. Hasil penelitian keseluruhan menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara 14 anteseden tersebut (secara bersama) dengan ketiga jenis keikatan guru SD pada organisasi. Anteseden yang mampu memberi sumbangan signifikan kepada :
- keikatan afektif adalah persepsi tentang sikap sejawat terhadap organisasi, realisasi harapan individu, motivasi berprestasi
- keikatan berkesinambungan adalah persepsi tentang sikap sejawat terhadap organisasi keterandalan organisasi, persepsi tentang gaji
- keikatan normatif adalah persepsi tentang sikap sejawat terhadap organisasi, persepsi tentang gaji, motivasi berprestasi, usia.
Hasil penelitian mengenai hubungan ketiga keikatan (secara bersama) dengan niat untuk meninggalkan organisasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan. Setelah diseleksi, ternyata keikatan yang berhubungan negatif signifikan dengan niat untuk meninggalkan organisasi adalah keikatan berkesinambungan dan keikatan normatif. Saran-saran penelitian ini tentulah tidak benar-benar tuntas, maka untuk memberi gambaran yang lebih jelas disarankan untuk :
1. Mengadakan penelitian longitudinal
2. Hengadakan penelitian yang lebih luas di organisasi pen
didikan lain maupun jenis organisasi lain
3. Untuk organisasi pendidikan umumnya : hal-hal yang meru pakan anteseden perlu diperhatikan dan diusahakan perwujudannya, supaya keikatan pada organisasi berkembang ke arah positif. Hal ini tentunya dilaksanakan sesuai dengan prinsip, situasi, dan kondisi masing-masing organisasi pendidikan.
"
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumawijaya
"Sebagai negara yang sangat kaya sumber daya alam, pendidikan harus diprioritaskan agar mampu menggali dan memanfatkannya untuk mencapai masyarakat yang sejahtera. Kekurangan sandang dan pangan yang sangat mengenaskan dialami oleh hampir sebagian besar penduduk Indonesia akibat- krisis moneter, salah satunya diakibatkan oleh sikap ketergantungan terhadap produk negara lain.
Di era reformasi ini merupakan kesempatan yang sangat baik untuk memulai pemberdayaan kekayaan alam yang maksimal, yaitu dengan menata sistem pendidikan agar sumber daya Indonesia ahli dan profesional.
Menengok ke belakang pemberdayaan pendidikan di era ORBA sudah dilakukan namun tidak tuntas, yaitu hanya sebatas mencanangkan SD masuk desa kalaupun tanpa menitikberatkan pada kwalitas. Sesuatu yang sudah dimulai sekarang harus dituntaskan dimana orientasi pendidikan dan pengajaran mencetak lulusan yang berkwaliatas.
Lulusan yang berkwalitas sangat tergantung oleh faktor internal dan faktor eskternal. Faktor internal yaitu: guru SD tidak merata, bangunan gedung dan sarana belajar tidak memadai bahkan rusak parah, kurikulum dalam KBM kurang berjalan dengan baik. Faktor Eksternal, yaitu: peran masyarakat kurang dalam mendukung kemajuan pendidikan.
Dalam upaya mewujudkan ketahanan, yang paling mendasar adalah menciptakan ketahanan berlapis dengan mengkondisikan ketahanan individu, ketahanan keluarga dan ketahanan sekolah, dengan tiga ketahanan tersebut akan tercipta ketangguhan, dengan demikian ketahanan Masyarakat dan Ketahanan Nasional akan terwujud."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1999
T11050
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This research is aimed at studying the model of development for teachers at Pondok Pesantren (Islamic Boarding School). The research was conducted at Pondok Pesantren Nurul Hakim Lombok where thousands of young generations of Moslems have been studying Islamic knowledge and science. The research used qualitative method with interview as main tool of data collection. The research found that Pondok Pesantren Nurul Hakim where Kyai (Moslem intellectual) is regarded as a model of education is one of the biggest pesantren in Lombok. The research also found that most of the teachers were graduates of universities and teaching subject in line with their educational background."
EDJPPAK
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Wulan Andriyani
"ABSTRAK
Guru adalah seorang pendidik yang dihormati oleh para siswanya sehingga para siswa menyapa guru dengan kata sapaan formal. Pada sekolah menengah, siswa telah menginjak fase remaja hingga dibutuhkan pendekatan khusus dalam mengajar. Salah satu pendekatan tersebut adalah memperbolehkan mereka memanggil guru dengan kata sapaan informal. Hal tersebut bertujuan untuk menghilangkan jarak diantara mereka. Bart Ongering merupakan seorang guru sekolah menengah di Amsterdam, Belanda yang menuliskan ujaran para siswanya dalam blog yang berjudul Meester Bart. Jurnal ini membahas mengenai variasi pemilihan kata sapaan untuk orang kedua oleh siswa terhadap gurunya di Belanda. Penelitian ini menggunakan teori dari Brown dan Gilman. Brown dan Gilman meneliti penggunaan kata sapaan pada beberapa bahasa di Eropa. Mereka membagi kata sapaan menjadi dua yaitu tu dan vos Tu digunakan dalam ragam formal dan vos digunakan dalam ragam informal.

ABSTRACT
Teachers are educator who are respected by students therefore students greeted teachers with formal greetings. However, on junior high school, where students are facing adolescent phase, it takes a special method to teach them. One of the methods are the teachers allow their students to call them with informal greetings. That aims to eliminate the gap between the teachers and students. Bart Ongering, a junior high school teacher in Amsterdam, the Netherlands wrote this subject on his blog ?Meester Bart?. This journal will discuss about the variation of pronouns by students towards their teachers in the Netherlands. This research uses Brown and Gilman?s theory about the usage of the pronouns in several European countries. They distinguish pronouns into two; tu and vos. Tu is used as informal greeting and vos is used as formal greeting."
2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Mega Paramita
"ABSTRAK
Tesis ini adalah hasil penelitian mengenai pengaruh pengalaman sosialisasi gender guru sekolah dasar dalam lingkup keluarga dan institusi pendidikan formal terhadap sikap mengajar. Penelitian kualitatif ini mengumpulkan data dengan dua metode, yaitu survei dengan angket terbuka di kalangan guru di KKG Gugus 3 dan wawancara dengan empat orang guru. Analisis dititikberatkan pada pengalaman sosialisasi gender para guru dan hubungannya dengan sikap mengajar mereka saat ini. Penelitian ini menemukan pengalaman-pengalaman di keluarga dan di sekolah membentuk pandangan normatif para guru yang melatari sikap mereka saat mengajar. Pandangan tersebut termanifestasi dalam sikap-sikap mengenai penyusunan organisasi kelas, bentuk dan kualitas hukuman, serta penggunaan bahasa oleh guru. Penelitian ini menyimpulkan bahwa sikap memang pada umumnya dilandasi oleh pengetahuan dan pandangan guru atas sesuatu hal. Namun, sikap yang ditunjukkan guru tidak selalu merepresentasikan pandangan normatif yang sebenarnya mengenai gender.

ABSTRACT
This thesis focusing on elementary school teacher?s experiences on gender values socialization in their family and formal education institution relating with their attitude. This qualitative research use two methods for collecting data : survey with open forms as instrument which involve all teachers in KKG Gugus 3 and deeper interview with four teachers. The analysis focus on teachers? socialization experiences and the relation with their present teaching attitude .This research found that the socialization experiences in family and school really influence in shaping teacher?s normative perception on gender. The perception influence teacher on their attitude when dealing with class organization, punishment, and the use of language.In conclusion, it its common teacher?s knowledge and perception influence their teaching attitude but in practice, the attitude shown by teacher is not always indicating their gender perception which shaped by experiences.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulivan Fitriati
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara persepsi siswa terhadap kehangatan guru dan keterlibatan emosi dalam belajar pada siswa sekolah dasar. Penelitian ini melibatkan sebanyak 121 partisipan yang merupakan siswa kelas 4 dan 5 sekolah dasar di beberapa sekolah dasar yang terletak di Jakarta Selatan. Berdasarkan analisis perhitungan data, ditemukan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa terhadap kehangatan guru dan keterlibatan emosi dalam belajar pada siswa sekolah dasar. Hal ini menunjukkan bahwa semakin siswa merasakan adanya kehangatan dari gurunya maka semakin siswa merasa nyaman dalam belajar. Selain itu, ditemukan pula hubungan yang negatif dan signifikan antara persepsi siswa terhadap kehangatan guru dan disafeksi emosi siswa dalam belajar. Fakta ini menunjukkan bahwa semakin siswa merasa guru tidak menunjukkan kehangatan maka semakin siswa merasa tidak nyaman dalam belajar. Implikasi dari penelitian ini didiskusikan lebih lanjut.

ABSTRACT
The purpose of this study is to investigate if there is any relationship between student perception of teachers’ warmth and elementary school students’ emotional engagement in learning. There are 121 participants in this study, who are going through elementary education in the 4th and 5th grade. Through data analysis, result shows that there is a positive and significant relationship between student perception of teachers’ warmth and emotional engagement in learning. This shows that when students feel the warmth of their teachers, they will feel happy at learning in the classroom. Further analysis shows that there is a negative and significant relationship between student perception of teachers’ warmth and disaffected emotion which shows that if students doesn’t feel their teachers’ warmth, they will feel more uncomfortable at learning in class. Implications of this study will be discussed.
"
2015
S60880
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adisarizka Virgina
"Pelaksanaan pendidikan inklusif merupakan sebuah tantangan bagi guru karena guru harus dapat mengakomodasi kebutuhan belajar siswa reguler dan siswa berkebutuhan khusus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara sikap terhadap pendidikan inklusif dan dukungan emosional guru, serta memeroleh gambaran dukungan emosional guru di SD Negeri inklusif Depok N = 40.
Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif dan kualitatif. Metode kuantitatif menggunakan MATIES VI dan kuesioner dukungan emosional, sedangkan metode kualitatif dengan observasi melalui rekaman video.
Hasil penelitian menemukan adanya hubungan yang signifikan antara sikap guru terhadap pendidikan inklusif dan dukungan emosional guru. Diketahui pula bahwa perilaku dukungan emosional guru yang lebih sering muncul yaitu pada dimensi iklim positif.

The implementation of inclusive education creates challenges for teachers who have to be able to accommodate learning needs of students with and without special educational needs SEN . The aims of this study were to investigate the correlation between teachers rsquo attitudes towards inclusive education and their emotional supports and to obtain the overview of teachers rsquo emotional supports on public primary inclusive schools in Depok N 40.
This study were conducted by quantitative and qualitative methods. Quantitative method using the MATIES VI and the emotional supports scale, and qualitative method using observation with video recording.
This study revealed that teachers rsquo attitudes towards inclusive education were related to their emotional supports. It was also found that teachers more frequently provide emotional supports on positive climate dimension.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T47523
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mudhoffir
Bandung: Ramaja Karya, 1986
370.152 3 MUD p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>