Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10652 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: IKJ Press, 2017
781.6 BUN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Iwan Henry Wardhana
"Penelitian ini mengeksplorasi adaptasi pelaku seni budaya Betawi khususnya di Setu Babakan untuk bertahan hidup di tengah tantangan yang ditimbulkan selama pandemi COVID-19 dan transisi menuju “Era Normal Baru”. Data diambil menggunakan metode penelitian mix method, yaitu melibatkan dua tahap utama: tahap kualitatif diikuti oleh tahap kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara mendalam, dan FGD. Kemampuan adaptasi yang dilakukan oleh para pelaku seni budaya Betawi diklasifikasikan merujuk pada level adaptasi Merton, yaitu conformity, innovation, retreatism, rebellion, dan ritualism. Tahap selanjutnya dilakukan penyebaran kuesioner terstruktur kepada 211 pelaku seni tradisional Betawi, penelitian ini menyelidiki bagaimana para pelaku seni menyesuaikan praktik mereka untuk mematuhi protokol kesehatan sambil terus melestarikan dan mempromosikan warisan budaya takbenda ASEAN. Analisis statistik, termasuk Structural Equation Modeling (SEM), digunakan untuk menilai hubungan antara kemampuan beradaptasi para pelaku seni dengan berbagai variabel laten seperti konformitas, inovasi, ritualisme, retretisme, pemberontakan, otoritas (OTO), edukasi (PEND), alat (ALAT), protokol kesehatan (PROKES), media sosial (SOSMED), dan kesesuaian pertunjukan (SP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa para pelaku seni tradisional Betawi telah menunjukkan ketahanan dan fleksibilitas dengan memanfaatkan platform digital, merangkul inovasi, dan mendiversifikasi sumber pendapatan mereka. Strategi adaptif ini tidak hanya berkontribusi pada pelestarian warisan budaya takbenda, tetapi juga sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) 8 (Pekerjaan yang Layak dan Pertumbuhan Ekonomi) dan 11 (Kota dan Masyarakat yang Berkelanjutan).

This research explores the adaptation of Betawi cultural performers, particularly in Setu Babakan, in sustaining their livelihoods amidst the challenges posed by the COVID-19 pandemic and the transition towards the "New Normal Era." The study employs a mixed-method approach, involving two main stages: a qualitative phase followed by a quantitative phase. Data collection was conducted through observation, in-depth interviews, and Focus Group Discussions (FGD). The adaptation abilities of Betawi cultural performers are classified according to Merton’s levels of adaptation: conformity, innovation, retreatism, rebellion, and ritualism. In the subsequent phase, a structured questionnaire was distributed to 211 traditional Betawi performers to investigate how they adjusted their practices to comply with health protocols while continuing to preserve and promote ASEAN’s intangible cultural heritage. Statistical analysis, including Structural Equation Modeling (SEM), was used to assess the relationship between the performers’ adaptive capacities and various latent variables such as conformity, innovation, ritualism, retreatism, rebellion, authority (OTO), education (PEND), resources (ALAT), health protocols (PROKED), social media (SOSMED), and performance compliance (SP). The findings show that Betawi traditional performers demonstrated resilience and flexibility by utilizing digital platforms, embracing innovation, and diversifying their income sources. These adaptive strategies not only contributed to the preservation of intangible cultural heritage but also aligned with Sustainable Development Goals (SDGs) 8 (Decent Work and Economic Growth) and 11 (Sustainable Cities and Communities)."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik Global Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Gramedia , 1991
780 SEN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia (MSPI), 1999
R 792.09598 DIR
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia bekerja sama dengan Grasindo, 1993
790.209 598 SEN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Edi Sedyawati, 1938-
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1981
792 EDI p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Edi Sedyawati, 1938-
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1981
792 EDI p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Bustanuddin
"Masyarakat Serawai Bengkulu memiliki tradisi pertunjukan seni dendang yang dipertunjukkan pada upacara adat nundang padi, upacara bimbang adat, dan upacara akikah anak. Pertunjukan seni dendang merupakan kombinasi pertunjukan tuturan, tarian yang iringi alat musik rebana, biola, dan serunai. Pertunjukan seni dendang ini sebagai pertunjukan adat yang ditampilkan oleh sekelompok laki-laki di atas pengujung. Disertasi ini berupaya mengungkapkan pemertahanan ekosistem budaya masyarakat Serawai melalui pertunjukan seni dendang sebagai representasi majelis adat. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif melalui pendekatan sejarah, etnografi, dan antropologi dengan konsep-konsep tradisi lisan. Hasil dan temuan mengungkapkan pertunjukan seni dendang Serawai diinterpretasikan majelis adat yang berkaitan dengan adat budaya lamo yang diwariskan turun-temurun. Pertunjukan seni dendang sebagai pembuka adat dalam ekosistem budaya Serawai yakni upacara adat nundang padi, upacara bimbang adat, dan upacara akikah anak. Penelitian ini menemukan bahwa struktur pertunjukan seni dendang memiliki kebaruan setiap pertunjukannya dengan pola yang tersimpan dalam memori pemain dendang. Sistem pengelolaan dahulunya mengandalkan masyarakat desa beralih pada unsi. Komponen-komponen dalam pertunjukan seni dendang menjadi jaringan adat dalam pemertahanan ekosistem budaya Serawai. Pertunjukan seni dendang merepresentasikan adat pinjam pakai caro dahulu yang masih dipertahankan masyarakat Serawai.

The Serawai Bengkulu community has a tradition of performing seni dendang, which is performed at the nundang padi ceremony, the bimbang adat ceremony, and the aqiqah ceremony. The performance of seni dendang is a combination of speech performances and dances accompanied by tambourine, violin, and trumpet musical instruments. This performance of seni dendang is a traditional performance performed by a group of men at the pengujung. This dissertation seeks to reveal the maintenance of the cultural ecosystem of the Serawai community through the performance of seni dendang as a representation of the traditional assembly. This research uses qualitative research methods through historical, ethnographic, and anthropological approaches to the concepts of oral tradition. The results and findings reveal that the performance of seni dendang Serawai was interpreted by the traditional assembly as relating to the traditional budaya lamo, which has been passed down from generation to generation. The performance of seni dendang is an opening for customs in the Serawai cultural ecosystem, namely the traditional nundang padi ceremony, the traditional bimbang ceremony, and the aqiqah ceremony. This research found that the structure of the performance of seni dendang is novel in each performance, with patterns stored in the memory of the singing performer. The management system that previously relied on village communities has shifted to unsi. The components of the performance of seni dendang form a traditional network for maintaining the Serawai cultural ecosystem. The performance of seni dendang represents the adat pinjam pakai caro dahulu, which is still maintained by the Serawai people."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Kerjasama Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia dengan Ford Foundation , {s.a.}
791 JSPI (12) 2003/2004
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Kerjasama Ford Foundation & Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia, 2005
792.598 TIG
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>