Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 126504 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agus Dwi Susanto
Jakarta: UI-Press, 2016
616.23 AGU p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Tjandra Yoga Aditama
Jakarta: Yayasan Penerbitan Ikatan Dokter Indonesia, 1999
616.24 TJA d (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Aisyah Indriani
"Pajanan PM2,5 baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, telah diketahui dapat menyebabkan kematian yang salah satunya diakibatkan oleh penyakit pernapasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur konsentrasi pajanan personal PM2,5 dan mengukur persentase dari keluhan pernapasan subyektif pada petugas uji mekanis di Pusat Pengujian Kendaraan Bermotor (PKB) Unit Ujungmenteng tahun 2015. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan mengukur konsentrasi pajanan personal PM2,5 selama jam kerja, menggunakan alat personal sampling seperti Leland Legacy Pump dan Sioutas Cascade Impactor. Subyek penelitian dalam pengukuran pajanan personal PM2,5 ini ialah sebanyak 21 petugas uji mekanis.
Hasil penelitian ini menunjukan rata-rata pajanan personal PM2,5 yang diterima oleh petugas uji mekanis PKB Unit Ujungmenteng ialah sebesar 272, 347μm/m3, dimana berdasarkan berbagai penelitian epidemiologi menunjukan dengan rata-rata pajanan PM2,5 yang diterima oleh petugas uji mekanis memiliki risiko yang sangat tinggi akan penyakit pernapasan dan kardiovaskular, dan sebanyak 90,5% petugas uji mekanis mengalami keluhan pernapasan, dengan keluhan terbanyak ialah hidung tersumbat/flu (76,2%) dan sakit tenggorokan (57,1%).

Exposure of particulate matter 2,5 in both short and long term has been known to cause the death, that caused by respiratory diseases. This study purposed to measure personal exposure concentrations of particulate matter 2,5 and percentage of subjective respiratory complaints on Mechanic in Pusat Pengujian Kendaraan Bermotor (PKB) Unit Ujungmenteng in 2015. This research is quantitive descriptive study by measuring the personal exposure concentration of particulate matter 2,5 during working hours using personal sampling equipment such as Leland Legacy Pump and Sioutas Cascade Impactor. Subjek of research in the measurement of personal exposure PM2,5 are 21 clerk of mechanical testing.
The result showed the average personal exposure concentrations of PM2,5 that received by the clerk of mechanical testing amounted to 272,347μm/m3, which is based on various epidemiological studies showed that average personal exposure concentrations of PM2,5 that received by the clerk of mechanical testing have a very high risk of respiratory and cardiovascular disease, and 90,5% the clerk of mechanical testing experiencing respiratory complaints with the highest complaints is nasal congestion / flu (76,2%) and sore throat (57,1%).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S62320
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ainaya Ayu Cahyani
"Asap kebakaran hutan mengandung senyawa karsinogenik yang dapat menghasilkan spesi oksigen reaktif melalui proses metabolisme di dalam tubuh. Spesi oksigen reaktif yang terbentuk dapat berinteraksi dengan makromolekul seperti DNA, sehingga menyebabkan kerusakan oksidatif DNA. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh paparan asap kebakaran hutan terhadap pembentukan senyawa DNA adduct 8-OHdG menggunakan HPLC fase terbalik dengan detektor UV pada panjang gelombang 254 nm. Fase gerak yang digunakan berupa campuran natrium fosfat 0,1 mol/L pH 6,7 dan metanol (85:15, v/v). Hasil penelitian menunjukkan bahwa paparan asap kebakaran hutan meningkatkan konsentrasi 8-OHdG dalam urin korban kebakaran hutan dengan konsentrasi sebesar 2,76 ± 1,94 ppm. Penelitian ini juga dilakukan untuk menganalisis senyawa S-PMA dalam urin korban kebakaran hutan sebagai biomarker spesifik paparan benzena. Senyawa S-PMA dianalisis menggunakan LC-MS/MS dengan fase gerak berupa diklorometana yang mengandung asam asetat 1%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa senyawa S-PMA terdeteksi di dalam urin korban kebakaran hutan dengan konsentrasi sebesar 0,011 ± 0,01 ppb, sehingga mengindikasikan adanya benzena di dalam asap kebakaran hutan tersebut.

Forest fire wood smoke contains carcinogenic compounds that can produce reactive oxygen species through metabolic processes in the human body. The reactive oxygen species formed can interact with macromolecules such as DNA, thus causing oxidative damage to DNA. This study was conducted to analyze the effect of forest fire wood smoke exposure on the DNA adduct 8-OHdG formation using reverse-phase HPLC with a UV detector at a wavelength of 254 nm. The mobile phase used was a mixture of 0.1 M sodium phosphate pH 6.7 and methanol (85:15, v/v). The result showed that forest fire wood smoke exposure increased the concentration of 8-OHdG in the urine of forest fire victims with a concentration of 2.76 ± 1.94 ppm. This study was also conducted to analyze S-PMA compounds in the urine of forest fire victims as a specific biomarker of benzene exposure. S-PMA compound was analyzed using LC/MS-MS with dichloromethane containing acetic acid 1% as a mobile phase. The result found that the S-PMA compound was detected in the urine of forest fire victims with a concentration of 0.011 ± 0.01 ppb that indicating the presence of benzene in forest fire wood smoke."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riani Triesnawati
"One of the environmental changes caused by forest fire is air pollution by PM 10. Its impacts to the human health can be direct ill (acute diseases), chronic diseases and death. The other impacts are the restricted activity days and the work loss days. The aim of tleis study is obtaining information on the increase of health cases and economical loss of those health impacts of forest and land fire in Riau that happened in September November 1997. This study's design is cross sectional, using secondary data from Bapedal, Haze Distribution and Index-TOMS - NASA-Administrative Boundaries and Population-Center Statistic Bureau, BPS, Departemen kesehatan, Departemen Keuangan, Depnaker, and many other institutions.
The health cases were estimated by dose - response calculation of the ambieut concentration of the PM 10 on the increase of asthma attack, bronchitis attack on children, ART, death, hospitalized respiratory disease and clinic visits (including medicine cost), and the productive time loss. The estimation of economical loss was obtained by economical calculation due to the amount of the estimated health cases (medical treatment cost) and the estimated productive time loss (because of premature death, restricted activity days and work loss days). The estimations were calculated in five areas (Bengkalis, Indragiri Hilir, Indragiri Hulu and Pekanbaru) exposed by haze index in level fourth and fifth.
The result shows that the minimal increase of health cases are 15.984 asthma attacks cases, 15.305 bronchitis attack on children cases, 75.606 ARI cases, 30 death cases, 3.815 hospitalized respiratory disease cases, and 8.838 respiratory disease clinic visit cases, 2.176.385 restricted activity days and 1.119.063 work loss days. The economical loss in lowest estimation is Rp. 23.455.416.625,- and in highest estimation is Rp. 91.558.663.585;
It is concluded that the great loss of this haze damage caused by the increase of FM 10 concentration far from the standard and manifested as a great number of health cases. This estimation is only for low loss, do not consider the impacts of the other pollutants and the long term health impacts in the consideration yet. Furthermore, it is necessary developing prolonged studies with more comprehensive method to get more accurate calculation.

Salah satu perubahan lingkungan yang merupakan akibat dari kebakaran hutan dan lahan adalah pencemaran udara oleh partikel yang berdampak bagi kesehatan manusia .Kasus kesehatan yang timbul dapat berupa sakit langsung, sakit keras maupun kematian. Dampak yang lain adalah timbulnya keterbatasan aktivitas harian dan hari kerja yang hilang. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai dampak kesehatan yang timbul karena bencana kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan di Propinsi Riau yang terjadi pada bulan September-November 1997 dan kerugian ekonomi dari dampak kesehatan tersebut. Rancangan penelitiannya potong lintang dan data yang dipergunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari berbagai pihak, antara lain Bapedal, Haze Distribution and Index-TOMS-NASA-Administrative Boundaries and Population-Center Statistic Bureau, BPS, Departemen Kesehatan, Departemen Keuangan, Depnaker, dan institusi yang lain.
Estimasi kasus dan dampak kesehatan didapat dari perhitungan dosis-respon peningkatan kadar PM 10 di udara ambien terhadap peningkatan serangan asma, serangan bronkitis pada anak, dan LSPA, peningkatan kematian, peningkatan penyakit saluran pernafasan yang dirawat di rumah sakit, peningkatan kunjungan rawat jalan penyakit saluran pernafasan, kehilangan hari kerja dan keterbatasan aktivitas harian. Estimasi kerugian ekonomi dari dampak kesehatan yang diestimasi diperoleh dari perhitungan ekonomi akibat peningkatan jumlah kasus kesehatan yang diperkirakan terjadi yang berupa peningkatan biaya yang dikeluarkan untuk pengobatan, ditambah dengan kerugian karena hilangnya waktu produktif (hari kerja, keterbatasan aktivitas harian dan kematian sebelum mencapai usia harapan hidup).
Hasil estimasi menunjukkan sekurang-kurangnya timbul peningkatan serangan asma sebanyak 15.984 kasus, serangan bronkitis pada anak 15.305 kasus, ISPA 75.606 kasus, kematian 30 kasus, penyakit saluran pernafasan yang dirawat di rumah sakit 3.815 kasus, kunjungan rawat jalan penyakit saluran pernafasan 8.838 kasus, kehilangan 1.1.19.063 hari kerja dan keterbatasan aktivitas harian sebanyak 2.176.385 hari. Estimasi dilakukan di lima daerah tingkat II (Bengkalis, Indragiri Hilir, Indragiri Hulu, Kampar dan Pekanbaru) yang terpapar kabut asap pada tingkat haze index 4 dan 5 menurut data dari Haze Distribution and Index-TOMS-NASA-Administrative Boundaries and Population-Center Statistic Bureau. Hasil estimasi kerugian ekonomi terbesar di kelima daerah tingkat II tersebut adalah sebesar Rp. 91.558.663.585,- dan estimasi terendah adalah Rp. 23.455.416.625.
Disimpulkan bahwa kerugian yang sangat besar dari kejadian kebakaran hutan dan lahan di Propinsi Riau ini merupakan akibat meningkatnya kadar PM 10 jauh diatas baku mutu yang berlaku sehingga menyebabkan peningkatan kasus kesehatan yang besar pula. Estimasi kerugian ini adalah estimasi rendah, belum memperhitungkan dampak dari polutan yang lain dan dampak kesehatan jangka panjang. Selanjutnya perlu dilakukan penelitian lanjut untuk mendapatkan metode yang lebih komprehensif agar diperoleh hasil perhitungan kerugian yang lebih akurat."
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Rini Puji Lestari
"Sampai saat ini, jumlah kasus baru positif Covid-19 terus bertambah dan belum dapat dipastikan akhir dari kondisi Pandemi Covid-19 di Indonesia. Tingginya jumlah kasus baru Covid-19 merupakan cerminan penularan masih terjadi di masyarakat dan belum maksimalnya masyarakat melaksanakan imbauan protokol kesehatan. Namun di sisi lain, pemerintah sudah mengeluarkan kebijakan pelonggaran PSBB. Memasuki era tatanan new normal perlu ada perubahan perilaku dalam penerapan protokol kesehatan karena dapat mempercepat penanganan pandemi Covid-19. Tulisan ini membahas kondisi penerapan protokol kesehatan di masyarakat dan mencermati tantangan serta peluang yang dapat dilakukan dalam mengubah perilaku masyarakat agar dapat disiplin menerapkan protokol kesehatan dalam percepatan penanganan pandemi Covid-19. Pelanggaran dan rendahnya penerapan protokol kesehatan
serta ketidakpuasan masyarakat sebagai tantangan sekaligus pekerjaan rumah yang harus dituntaskan. Perubahan perilaku melalui pemberdayaan keluarga dan masyarakat melalui kegiatan Desa/Kelurahan/Kampung Tangguh Bencana Covid-19 merupakan kunci dalam pendisiplinan masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan. Tingkat keberhasilan sangat dipengaruhi oleh komitmen
dan kerja sama semua sektor serta pembinaan dan pengawasan oleh pemerintah daerah."
Jakarta: Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI, 2020
320 PAR 2:3 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Rezeki Yusandika Kantohe
"ISPA Infeksi Saluran Pernapasan Akut telah menjadi penyebab utama morbiditas dan mortalitas penyakit menular di dunia dan kelompok umur yang paling rentan terhadap ISPA adalah kelompok balita. Kasus ISPA pada balita di kelurahan Kampung Melayu Kec. Jatinegara Jakarta Timur menempati urutan pertama dengan angka kejadian setiap tahunnya hingga 3000 kasus pada balitaTujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan kualitas lingkungan fisik rumah dan sumber pencemar udara dalam ruangan dengan kejadian ISPA pada balita di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Kampung Melayu.
Desain studi yang digunakan adalah cross sectional dengan jumlah sampel 102 yang terbatas pada kelompok balita. Pengambilan sampel dengan cara simple random sampling dengan menggunakan kuesioner. Uji statistik yang digunakan adalah chi-square dan Regresi Logistik. Terdapat diperoleh 55 balita yang terkena ISPA. Variabel yang memiliki hubungan kejadian penyakit ISPA pada balita adalah Jenis dinding p-value = 0.003, Jenis Atap p- value = 0.025, Kelembaban p- value = 0.001, Pencahayaan p- value = 0.000, Kepadatan hunian p- value = 0.001, dan perilaku merokok p- value = 0.002. Faktor dominan yang mempengaruhi kejadian ISPA pada balita di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Kampung Melayu adalah Pencahaayan p- value = 0.000; OR = 12.4

Acute Respiratory Infections has been a major cause of infectious morbidity and mortality in the world and age groups most susceptible to ARIs are toddlers. ARI cases in toddlers in Kampung Melayu ranks first with the number of incidents is 3000 cases. The purpose of this study is to analyze the relationship between the quality of the physical environment of the house and the source of air pollutants indoor with the incidence of ARI in toddlers the work area of Puskesmas Kampung Melayu.
The design study is cross sectional with 102 samples of toddlers. Using simple random sampling using questioner. The statistical test used is chi square and Logistic Regression. There was 55 toddlers affected by ARI. The result showed that there was correlation of ARI disease in toddlers with type of wall p value 0.003, type of roof p value 0.025, Humidity p value 0.001, Lighting p value 0.000, density residential p value 0.001, and smoking behavior p value 0.002. The dominant factors that influence the incidence of ARI in toddlers the work area of Puskesmas Kampung Melayu, Kec. Jatinegara in 2018 are lighting p value 0.000 OR 12.4.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayudhia Kartika
"Pola penyakit di negara berkembang, termasuk Indonesia mengalami pergeseran, prevalensi diabetes melitus tipe 2 mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hal ini disebabkan oleh oleh peningkatan taraf sosioekonomi dan perubahan gaya hidup terutama di kota besar. Penyakit diabetes melitus tidak hanya dipengaruhi faktor lingkungan, seperti gaya hidup namun juga terdapat interaksi dengan faktor genetik. Untuk itu dilakukan penelitian mengenai prevalensi diabetes melitus tipe 2 dan hubungannya dengan faktor-faktor yang mempengaruhi.
Penelitian ini dilakukan dengan studi potong lintang menggunakan data sekunder dari rekam medik pasien unit rawat jalan RSCM pada tahun 2010. Analisis data dilakukan untuk menghitung prevalensi diabetes melitus tipe 2, kemudian dilakukan analisis statistik untuk mendapatkan faktor yang berhubungan.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa prevalensi diabetes melitus tipe 2 sebesar 6,7%. Berdasarkan uji hipotesis,didapatkan faktor yang berhubungan adalah variabel usia (p<0,001), berat badan (p<0,001), pekerjaan (p<0,001), asuransi pembiayaan (p=0,003) dan riwayat penyakit sebelumnya (p=0,008). Sedangkan variabel lain yaitu tinggi badan (p=0,189), jenis kelamin (p=0,343), status pernikahan (p=0,126), tingkat pendidikan (p=0,356), status gizi (p=0,648), gaya hidup (p=0,674), tidak menunjukkan adanya hubungan yang bermakna secara statistik.

Disease pattern in developing countries, including Indonesia is changed, type 2 diabetes mellitus prevalence is increased every year. This change of disease pattern is affected by the increase of socioeconomic level and the change of lifestyle especially in metropolis. Diabetes mellitus disease is not only affected by environment factor, such as lifestyle but also there is an interaction of the genetic factor. Because of that, we did research about type 2 diabetes mellitus prevalence and its relation with the related factors.
The method of this research is crosssectional study by taking secondary data from the medical record of outpatients RSCM in 2010. Data analysis is done to count the prevalence of type 2 diabetes mellitus, then hypothesis test is done on each variable.
Based on the result, the prevalence of type 2 diabetes mellitus is 6.7%. Based on the hypothesis test, factors that have a significant value are age variable (p<0,001), weight (p<0,001), occupation (p<0,001), cost assurance (p=0,003), and disease history (p=0,008). The other factors, height (p=0,189), gender (p=0,343), marriage status (p=0,126), education level (p=0,356), nutrient status (p=0,648), lifestyle (p=0,674) did not have significant value statistically.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>