Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 49 dokumen yang sesuai dengan query
cover
BIGBANG
Seoul: YG Entertaiment, 2014
781BIGB001
Multimedia  Universitas Indonesia Library
cover
BIGBANG
Seoul: YG Entertainment, 2014
781BIGB002
Multimedia  Universitas Indonesia Library
cover
Bintang Megakusuma
"Prasasti Garudamukha adalah salah satu prasasti batu yang terletak di Museum Majapahit di Trowulan, Mojokerto di Jawa Timur. Prasasti Garudamukha berangka tahun 945 Śaka (1023 Masehi) yaitu pada era pemerintahan Raja Airlangga di masa Mataram Kuno. Prasasti ini menceritakan mengenai pemberian status sīma yang diberikan oleh raja kepada desa tertentu atau wilayah tertentu atas jasa mereka dalam memberikan dukungan terhadap raja pada saat pemerintahannya. Prasasti ini berada dalam kondisi fragmentaris atau pecah-pecah, sehingga belum ada peneliti lain yang meneliti secara mendalam. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis informasi yang dapat dibaca dari fragmen-fragmen yang tersisa dan masih dapat terbaca serta merekonstruksi informasi tersebut sesuai dengan konteksnya.

Garudamukha Inscription is one of a stone inscription kept at Majapahit Museum in Trowulan, Mojokerto, East Java. Garudamukha Inscription was made in 945 Śaka (1023 A.D) on King Airlangga’s Era of Ancient Mataram. The inscription tells us about how the king give his blessing of sīma on a certain village or rural area because of what has they’ve done in giving support for the king on his governs. The inscription itself is in fragmentation condition that makes no other researchers have done depth analysis on this. This research is analyzing the information that given from the fragments that still can be read and also trying to reconstruct the informations based on their context."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S46035
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Galuh Widiyarti
2007
T40091
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2003
TA1203
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Hambar Sari
"ABSTRAK
Pendahuluan: Keloid adalah tumor jinak pada kulit yang ditandai denganpeningkatan deposisi kolagen yang disebabkan oleh tingginya aktivitas danproliferasi fibroblas. Karakteristik utama dari keloid adalah berada pada kondisihipoksia. Hypoxia inducible factor-1alpha HIF-1? dan HIF-2? merupakansubunit faktor transkripsi HIF-1 dan HIF-2 yang berperan penting pada adaptasiterhadap kondisi hipoksia. Kondisi hipoksia juga memicu sel memproduksireactive oxygen species ROS yang dapat ditangkal oleh sitoglobin Cygb . Padakeloid, Cygb juga berperan pada sintesis kolagen. Penelitian lain membuktikanbahwa terdapat situs pengikatan promoter HIF-1 pada hypoxia response element HRE Cygb, sedangkan situs pengikatan HIF-2 pada Cygb belum diketahui. HIF-1? dan HIF-2? juga diketahui berperan menginduksi ekspresi gen yang berperanpada proliferasi. Keduanya diketahui mengatur proliferasi sel pada beberapa jeniskanker. Namun, peran HIF-1? dan HIF-2? terhadap ekspresi Cygb dan proliferasifibroblas pada keloid belum diketahui. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuanmengetahui peran HIF-1? dan HIF-2? terhadap ekspresi sitoglobin dan proliferasifibroblas pada keloid, dengan melakukan penghambatan HIF-1? dan HIF-2? padafibroblas keloid menggunakan inhibitor HIF berupa ibuprofen. Metode:Pemeriksaan dilakukan terhadap ekspresi mRNA dan kadar protein HIF-1?, HIF-2?, dan sitoglobin, menggunakan metode qRT-PCR dan ELISA, serta proliferasisel menggunakan metode trypan blue exclussion assay setelah diberi ibuprofendan dibandingkan dengan kontrol yang tidak diinduksi dengan ibuprofen. Hasil:Penghambatan HIF-1? menyebabkan terjadinya penurunan ekspresi mRNA Cygbdan proliferasi fibroblas pada keloid. Hal ini membuktikan bahwa HIF-1?berperan sebagai faktor transkripsi Cygb, dan juga berperan menginduksi ekspresigen yang berperan pada proliferasi fibroblas keloid. Akan tetapi, peran HIF-2?dalam meregulasi sitoglobin dan mempertahankan proliferasi fibroblas keloidbelum berhasil dibuktikan. Kesimpulan: HIF-1? berperan meregulasi eksrepsiCygb dan berperan pada proliferasi fibroblas keloid. Akan tetapi, HIF-2? belumterbukti meregulasi eksrepsi Cygb dan berperan pada proliferasi fibroblas keloid.

ABSTRACT
Background Keloid is a benign tumor which is characterized by overabbundance of collagen deposition caused by high activity and proliferation offibroblast. The main characteristics of keloid is hypoxia. HIF 1 and HIF 2 aretwo subunits of transcrption factors HIF 1 and HIF 2 which mediate adaptationto hypoxic condition. Hypoxic condition also induces cells to produce reactiveoxygen species ROS which can be scavenged by cytoglobin Cygb . In keloid,Cygb also plays important role in collagen synthesis. Other studies prove thatthere is a binding site of HIF 1 promoter on hypoxia response element HRE ofCygb. Whereas, HIF 2 binding site on HRE of Cygb is not cleraly understood.HIF 1 and HIF 2 also play important role to induce expression of many geneswhich involved in cells proliferation. Both HIF 1 and HIF 2 are known toregulate cells proliferation in many cancer types. However, the role of HIF 1 andHIF 2 to Cygb expression and fibroblast proliferation in keloid is not fullyunderstood. Therefore, the aim of this study is to determine the role of HIF 1 andHIF 2 on Cygb expression and fibroblast proliferation in keloid, by doing aninhibition of HIF 1 and HIF 2 in keloid fibroblast primary culture usingibuprofen as HIF inhibitor. Methods Analysis was conducted by analizing HIF 1 , HIF 2 , and Cygb mRNA expression and protein level using qRT PCR andELISA, and fibroblast proliferation analysis was conducted using trypan blueexclusion assay after given with ibuprofen and compared with control which isnot given with ibuprofen. Results Inhibition of HIF 1 caused a decrease onCygb mRNA expression and fibroblast proliferation on keloid. These findingsprove that HIF 1 acts as transcription factor of Cygb, and also inducesexpression of gene which plays a role on fibroblast proliferation in keloid.However, the role of HIF 2 in regulating and maintaining Cygb expression andfibroblast proliferation in keloid was not succesfully proven. Conclusion HIF 1 regulate Cygb expression and fibroblast proliferation in keloid. However, HIF 2 role on Cygb expression and fibroblast proliferation has not be proven yet."
[, ]: 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Hasil pengamatan terhadap nilai kesetimbangan uap-cair untuk kondisi superkritits menunjukkan bahwa niJai u(1) bemilai terbatas dan mendekati nol pada suhu tak terbatas. fungsi a(T) pada persamaan keadaan kubik Soave-Redlich-Kwong maupun Peng-Robinson mempunyai nilai yang tidak sefaJu turun secara monoton dan terkadang menunjukkan nilai negatif maupun maxima, Ha1 ini mengakibatkan
adanya ekstrapolasi terhadap nilai a(l) pada suhu tinggi dan rnengakibatkan basil
yang didapetkan menjadi kurang akural
Salah satu cara yang dapat dilalwkan daiam memodifkasi fungsi a(l) adalah dengan menggunakan dua fungsi yang terpisah untuk kondisi subkritis dan superkritis. Pendekatan ini diharapkan dapat meningkatkan prediksi kondist superk.ritis. Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan daiam mengkorelasikan bentuk modifikasi fungsi n(T) adalah dengan meregresi bentuk eksponensial alpha terhadap data Cp Maxima yang dikumpulkan oleh Kim (1974). Bentuk modifikasi yang dlhasitkan akan diuji pada perhitungan fluida mumi maupun fluida campuran untuk mciihat pengaruh modifikasi yang dihasilkan.
Hasit optimasi fungsi a(T) dengan menggunakan pendekal.an TM dan CpM mcmbcrikan deviasi yM yang Jebih baik sebesar 0.42 dengan konsekuensi peningkatan nilai deviasi CpM sebesar 2915 dan deviasi untuk fluida Metana dan n­ Butana sebesar 14.1%. Deviasi nilai kapasitas panas dapat diminimalis.asi hingga
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S49478
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Kurnia Septiana
"Diabetes melitus adalah penyakit yang serius dan kronis di mana tingkat terjadinya meningkat seiring dengan peningkatan obesitas dan penuaan. Salah satu pendekatan terapi untuk mengurangi hiperglikemia postprandial adalah dengan memperlambat penyerapan glukosa karena adanya penghambatan terhadap α-glukosidase.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui beberapa tanaman yang memiliki aktivitas penghambatan α-glukosidase serta melakukan identifikasi golongan kandungan kimia dari famili Apocynaceae dan Clusiaceae.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga ekstrak yang memiliki nilai IC50<5μg/ml, yaitu ekstrak daun dan kulit batang Garcinia daedalanthera serta ekstrak daun Garcinia kydia menunjukkan nilai IC50 2,33 µg/ml, 3,71 µg/ml dan 3,88 µg/ml. Hasil penapisan fitokimia menunjukkan bahwa famili Apocynaceae mengandung alkaloid, saponin, terpen, dan glikosida, sedangkan famili Clusiaceae mengandung tanin, terpen, saponin dan glikosida.

Diabetes mellitus is a most serious and chronic disease whose incidence rates are increasing with incidences of obesity and aging of the general population over the world. One therapeutic approach for decreasing postprandial hyperglycemia is to retard absorption of glucose by inhibition of a-glucosidase.
The aim of this research was to screen some plants that had α-glucosidase inhibiting activity and identified chemical groups of the Apocynaceae and Clusiaceae families. The results showed that three extracts have IC50 value<5μg/ml. The leaves and barks extracts of Garcinia daedalanthera also leaves extract of Garcinia kydia showed high inhibitory activities, with IC50 values of 2.33 µg/ml, 3.71 µg/ ml and 3.88 µg/ml.
The results of phytochemistry screening showed that Apocynaceae family contains class of alkaloid, terpen, saponin and glycoside, while Clusiaceae family contains tannin, terpen, saponin and glycoside."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2011
S669
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Gama Ramadhan
"Diabets melitus merupakan salah satu masalah kesehatan utama di Indonesia, oleh karena itu obat-obat bagi penderita diabetes terus dikembangkan. Salah satunya adalah obat-obat penghambat α-glukosidase yang dinilai memiliki efek samping yang lebih kecil dibanding obat anti diabetes oral dari golongan lain. Hal ini menyebabkan pencarian senyawa penghambat α-glukosidase dari bahan alam sering dilakukan, terutama senyawa yang berasal dari mikroorganisme. Kapang endofit merupakan salah satu mikroorganisme yang merupakan sumber senyawa metabolit aktif.
Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi kapang endofit dari daun Johar (Cassia siamea Lamk.) dan memperoleh hasil uji aktivitas penghambatan α-glukosidase dari hasil fermentasi kapang endofit sebagai daun C. siamea Lamk. Pada penelitian ini dilakukan isolasi kapang endofit dari daun C. siamea Lamk. yang telah terbukti melalui penelitian secara in vivo dapat mengontrol kadar gula darah tikus diabetes. Lima koloni kapang endofit berhasil diisolasi dari daun Johar, dan selanjunya setiap isolat difermentasi. Hasil fermentasi diekstraksi dengan pelarut etil asetat dan metanol. Pada penelitian ini diperoleh sembilan ekstrak yang memiliki aktivitas penghambatan α-glukosidase lebih baik dari akarbose dengan nilai IC50 terkecil sebesar 28,40 ppm.

Diabetes mellitus is one of the major health problems in Indonesia. Thus, medications for this disease keep going to develop, which one of them is α-glucosidase inhibitor known for their fewer side effects than other antidiabetic oral drugs. Moreover, searching of α-glucosidase inhibitor from natural compound was recently done by many scientists to find the new active compounds. Endophytic fungi have great potential as a source of α-glucosidase inhibitory compounds.
This research aims to isolate the endophytic fungi from Johar leaves and to obtain the results of α-glucosidase inhibition assay from fermentation culture of endophytic fungi from Cassia siamea Lamk. On this research, we isolated the endophytic fungi from leaves of Cassia siamea Lamk., proven through in vivo studies, are able to control the blood glucose level of diabetic rats. We successfully isolated five endophytic fungi colonies, and then each isolate was fermented and extracted with ethyl acetate and methanol solvent. Nine extracts showed better α-glucosidase inhibitory activity than acarbose with the smallest 50 value was 28.40 ppm."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2011
S826
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Latar belakang: Aktivitas fisik mengakibatkan peningkatan kebutuhan oksigen. Oksigen diperlukan untuk fosforilasi oksidatif dalam rangka menghasilkan ATP. Tingginya kebutuhan oksigen selama aktivitas fisik yang tidak diikuti dengan kemampuan suplai oksigen yang cukup, mengakibatkan terjadi hipoksia di jaringan otot. Dalam kondisi hipoksia gen utama yang mengalami upregulasi adalah Hypoxia Inducible Factor-1α (HIF-1α). Melalui aktivitas HIF-1α, ekspresi sejumlah gen akan mengalami peningkatan guna mengurangi ketergantungan sel terhadap oksigen sekaligus meningkatkan pasokan oksigen ke jaringan, termasuk gen VEGF. Pada otot jantung belum diketahui apakah aktivitas fisik juga mengakibatkan hipoksia serta apakah HIF-1α dan VEGF berperan dalam mekanisme adaptasi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat korelasi antara HIF-1α dan VEGF dalam jaringan otot jantung tikus yang diberi aktivitas fisik aerobik dan anaerobik.
Metode: Jaringan otot jantung berasal dari tikus yang diberi aktivitas fisik aerobik dan anaerobik menggunakan treadmill selama 1, 3, 7 dan 10 hari. Kemudian dilakukan pengukuran konsentrasi HIF-1α dan konsentrasi VEGF jaringan.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan terjadinya peningkatan protein HIF-1α dan VEGF (p < 0,05) pada kelompok yang diberi perlakuan aktivitas fisik aerobik dan anaerobik. Peningkatan konsentrasi HIF-1α tertinggi terjadi pada hari pertama perlakuan dan konsentrasi HIF-1α kelompok anaerobik lebih tinggi dibandingkan kelompok aerobik (156,8 ± 33,1 vs 116,03 ± 5,66). Begitu pula dengan konsentrasi VEGF pada kelompok anaerobik konsentrasi tertinggi terjadi pada hari pertama (36,37 ± 2,35), sedangkan pada kelompok aerobik konsentrasi VEGF tertinggi terjadi pada hari ke-3 (40,66 ± 1,73). Terdapat korelasi antara konsentrasi HIF-1α dan konsentrasi VEGF jaringan dengan tingkat korelasi sedang (r = 0,59) pada kelompok aerobik dan korelasi yang kuat pada kelompok anaerobik (r = 0,69).
Kesimpulan: Aktivitas fisik aerobik dan anaerobik mengakibatkan peningkatan konsentrasi HIF-1α dan VEGF pada otot jantung tikus dalam pola yang spesifik. Kondisi anaerobik memicu peningkatan kebutuhan vaskularisasi lebih kuat dan lebih dini dibandingkan kelompok aerobik.

Abstract
Background: Exercise increases the need for oxygen to generate ATP through oxidative phosphorylation. If the high energy demand during exercise is not balanced by sufficient oxygen supply, hypoxia occurs in skeletal muscle tissue leading to upregulation of hypoxia inducible factor-1α (HIF-1α). The activity of HIF-1α increases the expression of various genes in order to reduce the metabolic dependence on oxygen and to increase oxygen supply to the tissue, e.g., VEGF which plays a role in angiogenesis. In myocardium, it is unlcear whether exercise leads to hypoxia and whether HIF-1α and VEGF play a role in the mechanism of hypoxic adaptation. This study aimed to investigate the correlation of HIF-1α and VEGF in heart muscle tissue of rats during aerobic and anaerobic exercise.
Methods: A rat treadmill was used with a specific exercise program for 1, 3, 7 and 10 days. The concentrations of HIF-1α and VEGF were measured the myocardium.
Results: Both, HIF-1α protein and VEGF were increased (p < 0.05) in the groups with aerobic and anaerobic exercise. Concentrations of HIF-1α were highest on the first day of activity, being higher in the anaerobic than in the aerobic group (156.8 ± 33.1 vs. 116.03 ± 5.66). Likewise, the highest concentration of VEGF in the group with anaerobic exercise occurred on the first day (36.37 ± 2:35), while in the aerobic group, VEGF concentration was highest on day 3 (40.66 ± 1.73). The correlation between the myocardial tissue consentrations of HIF-1α and VEGF is moderate (r = 0.59) in the aerobic group and strong in the anaerobic group (r = 0.69).
Conclusion: Aerobic and anaerobic exercise increase HIF-1α and VEGF concentrations in rat myocardium in specific patterns. The anaerobic condition triggers vascularization stronger and obviously earlier than aerobic exercise."
[Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Universitas Sriwijaya. Fakultas Kedokteran], 2012
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>