Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12461 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dahlan Iskan, 1951-
"Essays on financial crises in Indonesia and several countries."
Surabaya: Jaring Pena, 2009
330.9 DAH k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Seno Gumira Ajidarma, 1958-
Yogyakarta: Pabrik Tulisan, 2020
814 SEN k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Luh Dian Rahayu T.
"Penetapan besarnya penerimaan pemerintah daerah yang dipakai sebagai dasar dalam penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Bogor selama ini didasarkan pada incremental budgeting, sehingga menyebabkan perkiraaan penerimaan pemerintah daerah tidak sesuai dengan realisasinya. Paling tidak ada dua konsekuensi dari pendapatan pemerintah daerah yang tidak sesuai dengan realisasinya yaitu
(1) ada anggaran pendapatan yang tidak teralokasikan karena perkiraan pendapatan daerah di awal tahun yang terlalu kecil dan (2) kegiatan atau program yang direncanakan di awal tahun anggaran tidak terdanai karena perkiraan pendapatan yang terlalu tinggi. sehingga dalam menentukan besarnya penerimaan pemerintah daerah sebaiknya memperhitungkan faktor-faktor yang mempengaruhi perekonomian daerah tersebut.
Penelitian ini difokuskan untuk: (1) menentukan variabel-variabel ekonomi yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan penerimaan pemerintah daerah Kabupaten Bogor dan (2) melakukan proyeksi pertumbuhan ekonomi dan pendapatan daerah Kabupaten Bogor. Penelitian ini menggunakan data sekunder deret waktu selama tahun 1985-2004 dan dianalisis menggunakan pendapatan ekonometrika. Model terdiri dari empat persamaan identitas dan tujuh persamaan struktural selanjutnya pendugaan parameternya dilakukan dengan metode 2SLS (Two Stage Least Squares).
Hasil pendugaan menunjukkan ada keterkaitan antara blok makro ekonomi daerah dan blok keuangan daerah Iewat produk domestik regional bruto dan penerimaan pemerintah daerah. Variabel-variabel ekonomi yang mempengaruhi output daerah (PDRB) adalah PDRB per kapita Kabupaten Bogor, PDRB per kapita DKI Jakarta, konsumsi rumah tangga tahun sebelumnya, output daerah tahun sebelumnya, tingkat suku bunga, total penerimaan pemerintah daerah, pengeluaran pemerintah tahun sebelumnya, dan nilai tukar. Sementara variabel-variabel ekonomi yang mempengaruhi besarnya penerimaan pemerintah daerah pada biok keuangan daerah yaitu: PDRB per kapita, jumlah penduduk, besarnya bagi hasil tahun sebelumnya, penerimaan asli daerah, dan produk domestik bruto (GDP).
Hasil proyeksi pesimis menghasilkan pertumbuhan PDRB clan penerimaan pemerintah daerah selama periode 2005-2010 masing-masing berkisar 1,65% - 2,74% dan 4,43% - 4,55%. Sementara hasil proyeksi moderat menghasilkan pertumbuhan PDRB clan penerimaan pemerintah daerah masing-masing berkisar 2,79% - 3,47% dan 4,86% - 5,37%. Sedangkan hasil proyeksi optimis menghasilkan pertumbuhan PDRB dan penerimaan pemerintah daerah berturut-turut berkisar 3,46% - 5,84% dan 5,33% - 5,37%.
Mengingat konsumsi rumah tangga dan net ekspor Kabupaten Bogor sangat dipengaruhi oieh pendapatan per kapita DKI Jakarta, maka sebaiknya Pemda Kabupaten Bogor membuat suatu kebijakan berupa penyediaan infrastruktur yang memadai agar penduduk DKI Jakarta lebih banyak melakukan kegiatan konsumsi di Kabupaten Bogor. Selain itu, Pemda Kabupaten Bogor juga harus mampu menciptakan iklim yang kondusif bagi para investor agar tertarik berinvestasi terutama untuk menyediakan hunian. Kebijakan tersebut tentunya harus tetap berpedoman pada Tata Ruang Kabupaten Bogor.
Pertumbuhan ekonomi daerah Kabupaten Bogor secara tidak langsung dipengaruhi penerimaan pajak. Salah satu langkah yang bisa dilakukan Pemda Kabupaten Bogor daiam meningkatkan penerimaan pajak yaitu mengurangi biaya daiam pengumpulan penerimaan pajak dengan memberikan reward dan punishment kepada aparatur pengumput pajak.
Model makro ekonomi ini sebaiknya digunakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor daiam memproyeksi besarnya penerimaan pemerintah daerah, mengingat melalui penerapan model ini memperhitungkan kondisi makro ekonomi daerah dan nasional sehingga perencanan dari nisi penerimaan menjadi iebih balk jika dibandingkan dengan menggunakan incremental budgeting."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T20141
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhy Kusmintyarso
"Penelitian mengenai Zona Ekonomi Khusus Shenzhen telah dilakukan dengan menggunakan cara kepustakaan dan penulisan ini sifatnya deskriptif analitis. Tuiuannya adalah untuk membahas apakah sosialisme di Cina masih ingin dipertahankan atau tidak, sehubungan dengan dilaksa_nakannya reformasi ekonomi yang bersifat kapitalistik di Shenzhen. Kemudian bagaimana dampaknya terhadap pem_bangunan sosialis Cina.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan membuktikan bahwa reformasi ekonomi yang dilakukan di Cina adalah reformasi dengan Cara kapitalis dan dalam pelaksanaannya masih bersifat sebagian. La1u penggunaan istilah sosial_zsme berkarakteristik Cina hanya merupakan slogan untuk menutupi diri para pemimpin Cina yang telah melegalisir penerapan kapitalisme di Cina. Sedangkan penetapan Zona Ekonomi Khusus Shenzhen sebagai model reformasi ekonomi Cina adalah lebih untuk menunjukkan bahwa cara kapitalis yang diterapkan di sana adalah benar dan telah berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi Cina. Akibatnya timbul masalah polusi di bidang ideologi komunis, politik dan social. Sehingga dengan kemajuan-kemajuan di bidang ekono_mi yang didapat dari penggunaan cara kapitalis ini, memungkinkan Cina keluar dari tujuan semula mencapai masya_rakat komunis. Tujuan lainnya adalah upaya reunifikasi Hong Kong, Taiwan, Macao dengan Cina. Hal ini terlihat dari penetapan Zona-zona Ekonomi Khusus yang diikuti dengan pembukaan 14 kota pesisir yang letaknya berdekatan atau berhadapan dengan Hong Kong, Taiwan dan Macao."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S12817
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Santoso
"This paper explores the role of the coffe's economy in the national economy by using multi-equation model. The model consists of sub models; production, consumption and trade models. The results recommend that the productivity of coffee must be improved to address the increasing rote of this commodity in national economy and the farmer's income. To enhance coffee export, government must try to increase the export quota of this commodity in the international market although the demand elasticity of this commodity is relatively in-elastic."
1999
EFIN-XLVII-1-Mar1999-59
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Masyhuri Machfudz
Malang: UIN-Maliki Press, 2015
338.959 5 MAS d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Biro Pusat Statistik, 1986
657.48 LAP
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Cut Sawalina
"Penelitian ini bertujuan untuk "melihat seberapa besar pengeluaran pembangunan mempengaruhi perekonomian khususnya indikator-indikator ekonomi makro pada model ekonomi makro triwulanan di Indonesia".
Metode analisis yang digunakan adalah model ekonometri, yaitu model persamaan simultan, dengan 8 persamaan (yang terdiri dari persamaan identitas dan persamaan tingkah laku). Hipotesa yang ingin dibuktikan adalah:
1. PDB=Cg+Cp+PMTB +CIS+X-M
2. CP =ao+a₁PDB+a2 CP­ ₁+e₁
PDB dan CP­ ₁ mempunyai hubungan positif dengan CP, artinya bahwa jika PDB dan CP­ ₁ naik maka Konsumsi swasta akan naik, dan begitu juga sebaliknya.
3. CG =bο+b1 PDB+b2 CG­ ₁ +e2
PDB dan CG­ ₁ berhubungan positif dengan CG, artinya bahwa jika PDB dan CG­ ₁ naik maka Konsumsi pemerintah akan naik, dan sebaliknya jika CG turun.
4. PMTB = cο+c1 PDB-c2 KI +c3GDE+c4FDI +c5 PMTB + e3 Hubungan antara PDB, GDE dan FDI serta PMTB­ ₁ dengan PMTB adalah positif yang berarti bahwa jika PDB, GDE, dan FDI naik maka nilai PMTB akan naik dan sebaliknya jika PMTB turun, sedangkan hubungan PMTB dengan KI adalah negatif artinya jika KI naik, maka akan menurunkan PMTB.
5. X =dQ+dY PDB+d2 XCR-d3 EXPTAX+d4 X+e4
Hubungan antara PDB, XCR Ekspor periode sebelumnya dengan Ekspor adalah positif yang menunjukkan bahwa jika PDB, XCR, dan X­ ₁, naik maka nilai ekspor barang dan jasa akan naik dan begitu juga sebaliknya, sedangkan hubungan X dengan EXPTAX adalah negatif artinya jika pajak ekspor naik, maka akan menurunkan ekspor.
6. M =f0+f1 PDB-f2 XCR- f3 IMPTAX +f4 M+es
Hubungan antara PDB dan M­ ₁ dengan Impor adalah positif yang menunjukkan bahwa jika PDB dan M­ ₁ naik maka nilai impor barang dan jasa akan naik dan begitu juga sebaliknya, sedangkan hubungan M dengan XCR dan IMPTAX adalah negatif artinya jika nilai tukar rupiah menguat dan pajak impor naik, maka akan menurunkan impor.
7. KI =go+g1 PDB+g2RSBI -g3 NM +e₆
Hubungan antara PDB dan RSBI dengan Suku bunga kredit investasi adalah positif yang menunjukkan bahwa jika PDB dan RSBI naik maka KI akan naik dan jika RSBI turun maka akan menurunkan KI, sedangkan hubungan NM dengan KI adalah negatif artinya jlka jumlah uang beredar (Ml) naik, maka akan menurunkan KI.
8. FDI = ha + hl PDB + h2 XCR + h3 KI + e₇
Hubungan antara PDB dan XCR dengan KI adalah positif yang menunjukkan bahwa jika PDB, Kurs, dan KI naik maka Penanaman Modal Asing akan naik, begitu juga sebaliknya.
Hasil simulasi dengan model persamaan di atas, adalah:
1. Kebijakan pengeluaran pembangunan mempengaruhi beberapa indikator ekonomi makro tersebut yaitu: PDB, PMTB (Investasi), Penanaman Modal Asing, Konsumsi Pemerintah dan Swtasta, Ekspor dan Impor Barang dan Jasa, serta Suku Bunga Kredit Investasi.
2. Skenario 1 yang merupakan modifikasi dari Propenas merupakan skenario terbaik karena menambah persentase pengeluaran pembangunan terhadap PDB dengan bertahap."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T12039
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>