Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 201779 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Fara Fanesa Z.
"Asam mefenamat adalah obat golongan anti inflamasi nonsteroid yang cukup sering digunakan sebagai pereda nyeri pada tingkat ringan hingga sedang. Meskipun prevalensi penggunaan asam mefenamat di Indonesia cukup tinggi, namun beyond use date (BUD) asam mefenamat masih belum diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui BUD dari sediaan suspensi asam mefenamat yang beredar di pasaran dengan melakukan pengujian berkala terhadap perubahan kadar sampel menggunakan instrumen kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) pada metode yang telah tervalidasi. Kondisi KCKT yang digunakan adalah fase terbalik dengan kolom C18, fase gerak asetonitril – air (75:25) pH 4, laju alir 1,0 ml/menit, mode isokratik, dan panjang gelombang UV 280 nm. Waktu retensi yang diperoleh asam mefenamat adalah 5,068 menit. Berdasarkan hasil validasi, metode analisis optimal yang digunakan menujukkan hasil yang linear pada rentang 4 – 10 μg/mL dengan r = 0,9993. LOD dan LOQ yang diperoleh adalah 0,5157 μg/mL dan 1,5627 μg/mL. Hasil uji akurasi asam mefenamat yaitu 98,80 – 101,16% dengan nilai KV<2%. Metode analisis telah memenuhi seluruh parameter validasi menurut ICH Q2(R1) (2005) dan Harmita (2015), sehingga dapat digunakan untuk analisis kadar suspensi asam mefenamat. Penetapan kadar dilakukan selama 39 hari. Penetapan BUD mengacu pada nilai t90 dari seluruh sampel yang diuji dan diperoleh BUD pada 33 hari.

Mefenamic acid is a non-steroidal anti-inflammatory drug which is quite often used as a pain reliever at mild to moderate levels. Although the prevalence of mefenamic acid use in Indonesia is quite high, the beyond use date (BUD) of mefenamic acid is still unknown. This study aims to determine BUD of mefenamic acid suspension on the market by conducting periodic testing of changes in sample concentrations using a high performance liquid chromatography (HPLC) instrument with a validated method. The HPLC conditions used were reversed phase with column C18, mobile phase acetonitrile – water (75:25) pH 4, flow rate 1.0 ml/min, isocratic mode, and UV detection at 280 nm. The retention time obtained by mefenamic acid was 5.068 minutes. Based on the validation results, the optimal analytical method used showed linear results in the range of 4 – 10 µg/mL with r = 0.9993. The LOD and LOQ obtained were 0.5157 µg/mL and 1.5627 µg/mL. This method had fulfilled the parameters of accuracy and precision with % recovery from 98.80 % to 101.16% and CV  <2%. The analytical method complies with all validation parameters according to ICH Q2(R1) (2005) and Harmita (2015), so that it can be used to analyze the concentrations of mefenamic acid suspension. Determination of samples’ concentrations carried out for 39 days. BUD determination refers to the t90 value of all samples tested and obtained BUD on 33 days."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alexander Susanto
"Arthritis merupakan penyakit pada daerah persendian yang dapat diobati dengan pemberian obat anti inflamasi non steroid (OAINS) misalnya asam mefenamat. Asam mefenamat merupakan OAINS yang sudah umum dikonsumsi secara oral, tetapi menimbulkan iritas pada sistem gastrointestinal sehingga dibutuhkan cara penghantaran obat yang lain misalnya melalui kulit. Asam mefenamat merupakan senyawa hidrofobik, dibutuhkan suatu yang bersifat aman dan mampu melarutkan asam mefenamat. Deep Eutectic Solvent (DES) merupakan pelarut tidak beracun yang mampu melarutkan senyawa hidrofobik. DES tersusun atas senyawa pemberi ikatan hidrogen (HBD) dan penerima ikatan hidrogen (HBA). Mentol merupakan senyawa yang memiliki kemampuan anti inflamasi dan sudah umum dijadikan sebagai pemberi ikatan hidrogen. Asam laurat merupakan senyawa hidrofobik yang umum digunakan untuk melarutkan senyawa hidrofobik. Mentol dan asam laurat dipilih sebagai senyawa penyusun DES dengan rasio molar tertentu. Asam mefenamat akan dilarutkan dalam DES kemudian akan dibentuk menjadi nanoemulgel dengan bantuan karbomer 940. Nanoemulgel akan dibuat dari DES dengan rasio molar HBA:HBD sebesar 2:1 dan 4:1. Jumlah asam mefenamat juga divariasikan untuk melihat pengaruhnya pada nanoemulgel. Hasil pengujian nanoemulgel memperlihatkan kestabilan selama satu tahun, memiliki ukuran partikel berkisar 467,93-711,1 nm dengan Polydispersity index 0,77-2,04. Loading dari nanoemulgel berada pada rentang 0,17-0,74 % dengan efisiensi enkapsulasi sebesar 9,61-108,4 %. Sampel E21 dan E23 diujikan lebih lanjut untuk kemampuan permeasi transdermal dan menunjukan sampel E21 mampu untuk melepaskan 21,33% obat sedangkan sampel E23 mampu melepaskan 7,72% obat setelah pengujian 6 jam.

Arthritis is a disease affecting the joints that can be treated with non-steroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs), such as mefenamic acid. Mefenamic acid is a commonly used oral NSAID but can cause irritation to the gastrointestinal system, so an alternative drug delivery method is needed, such as through the skin. Mefenamic acid is a hydrophobic compound, and a safe solvent capable of dissolving mefenamic acid is required. Deep Eutectic Solvent (DES) is a non-toxic solvent that can dissolve hydrophobic compounds. DES is composed of a hydrogen bond donor (HBD) and a hydrogen bond acceptor (HBA) compound. Menthol is a compound with anti-inflammatory properties and is commonly used as a hydrogen bond donor. Lauric acid is a hydrophobic compound commonly used to dissolve hydrophobic compounds. Menthol and lauric acid are chosen as the constituents of DES with a specific molar ratio. Mefenamic acid will be dissolved in DES and then formed into a nanoemulgel with the help of carbomer 940. Nanoemulgel will be made from DES with HBA:HBD molar ratios of 2:1 and 4:1. The amount of mefenamic acid is also varied to observe its effect on the nanoemulgel. The testing results of the nanoemulgel show stability for one year, with particle sizes ranging from 467,93 to 3711,1 nm and a polydispersity index of 0,77 to 2,04. The loading of the nanoemulgel ranges from 0,17% to 0,74% with encapsulation efficiency ranging from 9,61% to 108,4%. Samples E21 and E23 were further tested for transdermal permeation capability, with sample E21 able to release 21,33% of the drug, while sample E23 released 7,72% of the drug after 6 hours of testing."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fadhilah Amalina Putri Joni
"Jamu merupakan obat tradisional Indonesia yang telah dimanfaatkan masyarakat sejak dahulu. Beberapa orang menyalahgunakan jamu dengan cara menambahkan bahan kimia obat untuk meningkatkan efek terapi. Penggunaan bahan kimia obat pada jamu melanggar hukum yang ada serta berbahaya bagi masyarakat. Salah satu jamu yang sering ditambahkan bahan kimia obat adalah jamu rematik, dengan penambahan obat golongan anti inflamasi. Pada penelitian ini dilakukan validasi metode analisis dari Metampiron, Asam Mefenamat, dan Parasetamol di dalam jamu rematik menggunakan KLT Densitometri. Jamu yang telah diekstraksi dengan etanol dianalisis menggunakan KLT Densitometri dengan fase gerak toluen-etanol 6:4 . Batas deteksi dan kuantitasi metampiron, asam mefenamat, dan parasetamol berturut-turut 46,39 g/mL, 154,66 g/mL; 43,29 g/mL, 144,29 g/mL; dan 30,92 g/mL, 103,08 g/mL. Dari sepuluh sampel yang diperiksa, lima diantaranya positif mengandung parasetamol dengan kadar sampel WT 4,96 ,GS 3,98 , AK 5,95 , KJ 4,62 , dan MN 27,91.

Jamu is a traditional medicine in Indonesia that has been used for centuries to maintain a good health. Some people add chemical drug into jamu to improve the therapeutic effect. This is a violation of the law and maybe harmful to health. Jamu for rheumatoid arthritis are often found contain added anti inflamatory drug. This study aims to validate analytical method of Methampyrone, Mefenamic Acid, and Paracetamol in jamu for rheumatoid arthritis by TLC Densitometry. The sample jamu was extracted ethanol is analyzed with TLC densitometry using toluene ethanol 6 4 as the mobile phase. This method was fulfilled the validation with limit of detection and limit of quantitation respectively for methampyrone, mefenamic acid, and paracetamol are 46.39 g mL, 154.66 g mL 43.29 g mL, 144.29 g mL and 30.92 g mL 103.08 g mL. Out of ten samples analyzed, five of them contained paracetamol at a concentration of WT 4.96 ,GS 3.98 , AK 5.95 , KJ 4.62 , and MN 27.91."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S68362
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arry Yanuar
"Ibuprofen merupakan analgesik anti-inflamasi non steroid (AINS). Umumnya, ibuprofen memiliki sifat alir yang buruk karena sifat kohesifnya yang terlalu tinggi. Masalah lainnya dalam memformulasi bahan ini adalah kecenderungan yang tinggi untuk lengket pada cetakan. Disamping itu kekurangan sifat ibuprofen adalah memiliki laju disolusi yang buruk karena struktur hidrophobiknya. Untuk memperbaiki sifat-sifat tersebut dapat dilakukan metode kristalisasi dengan berbagai pelarut. Pada penelitian ini, dilakukan metode kristalisasi dengan cara pendinginan, penguapan dan penambahan air menggunakan pelarut metanol, etanol dan aseton. Dari seluruh hasil kristalisasi dihasilkan kristal berbentuk prisma yang berwarna putih. Metode kristalisasi terpilih yaitu metode pendinginan, lalu kristal yang dihasilkan dikarakterisasi dengan menggunakan Scanning Electron Microscopy (SEM), Difraksi sinar-X (X-ray diffractometry) dan Differential Scanning Calorimetry (DSC). Dari karakterisasi tersebut menunjukkan terjadinya perubahan bentuk kristal hasil kristalisasi terhadap kristal bahan baku ibuprofen. Metode terpilih ini juga menghasilkan serbuk kristal yang bersifat nonkohesif dengan ukuran partikel 710µm, nilai indeks kompresibilitas: IBMD 14.2%, IBED 16.6%, IBAD 17.1%; nilai sudut istirahat: IBMD 28.1º, IBED 29.7º, IBAD 30.1º dan mempunyai angka kelarutan yang lebih tinggi dibandingkan bentuk kristal yang umum digunakan. Dengan dilakukannya penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa metode kristalisasi dapat memperbaiki sifat alir, indeks kompresibilitas, dan laju disolusi dari bahan baku ibuprofen."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2008
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Lianne Cynthia Carolina Lie
"Asam valproat adalah obat antikonvulsi yang umum digunakan pada terapi epilepsi. Penggunaannya dalam jangka panjang dapat mengakibatkan kegagalan hati. Analisis dengan kromatografi gas secara langsung menghasilkan kromatogram dengan puncak yang berekor besar, sehingga perlu dilakukan derivatisasi sebelum dianalisis. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh baku dalam yang sesuai dan kondisi analisis optimum agar diperoleh metode yang valid yang selanjutnya digunakan untuk menetapkan kadar asam valproat dalam sampel sirup. Derivatisasi dilakukan dengan metode esterifikasi Lepage menggunakan reagen metanol-toluen 4:1 (v/v) dan katalis asetil klorida. Analisis dilakukan menggunakan kromatografi gas dengan kolom VB-wax (60 m x 0,32 mm), suhu kolom terprogram 120-180°C, kenaikkan 2°C/menit dan dipertahankan selama 5 menit. Suhu injektor dan suhu detektor masing-masing 230 dan 250°C; laju alir gas helium 1,2 ml/menit, volume penyuntikkan 1,0 μl, dan dideteksi dengan detektor ionisasi nyala. Baku dalam terpilih adalah asam nonanoat. Pada kondisi optimum waktu retensi valproat termetilasi adalah 4,2 menit dengan faktor ikutan 1,0. Waktu retensi baku dalam termetilasi adalah 5,0 menit, faktor ikutan 1,1. Metode yang diperoleh valid pada rentang konsentrasi 11,03-66,18 μg/ml, dihasilkan kurva kalibrasi yang linier dengan koefisien korelasi (r) 0,9999. Batas deteksi (LOD) 0,94 μg/ml dan batas kuantitasi (LOQ) 3,13 μg/ml. Presisi (KV) antara 0,35-1,6%, dan uji perolehan kembali 98,27-101,44%. Kadar asam valproat dalam sirup adalah 4,9 + 0,01%.

Valproic acid is an anticonvulsant drug which is commonly used in epilepsy treatment. The longterm use of valproic acid can lead to hepatic failure. Direct analysis of valproic acid by gas chromatography shows peaks with considerable tails, therefore necessary to do derivatization on valproic acid before analysis. This study aims to obtain an appropriate internal standard and the optimum analysis conditions in order to obtain a valid method which then used to determine levels of valproic acid in syrup. Derivatization was carried out with Lepage esterification method, using the reagent methanol-toluene 4:1 (v/v) and catalyst acetyl chloride. Analysis was performed using gas chromatography with VB-wax column (60 m x 0,32 mm), column temperature was programmed 120-180°C, increased by 2°C/minute and held for 5 minutes. The temperature of injector and detector were 230 and 250°C; helium gas flow rate was 1,2 ml/minute; injection volume was 1,0 μl, and detected with a flame ionization detector. The selected internal standard was nonanoic acid. At this optimum condition, retention time of methylated valproic was 4,2 minutes with tailing factor 1,0. Retention time of methylated internal standard was 5,0 minutes, tailing factor 1,1. Linearity was established for range concentration of 11,03-66,18 μg/ml with coefficient correlation (r) was 0,9999. Limit of Detection (LOD) was 0,94 μg/ml and Limit of Quantification (LOQ) was 3,13 μg/ml. Precision (CV) ranged 0,35-1,16%, and recovery ranged 98,27-101,44%. Valproic acid levels in the syrup was 4.9 + 0.01%."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2011
S1123
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Diniah Utami
"Tesis ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan nilai prediksi VO2max dan kadar laktat pada uji latih submaksimal menggunakan sepeda Astrand saat menggunakan masker bedah dan N95 pada tenaga medis. Metode penelitian adalah desain experimental. Subjek penelitian adalah tenaga medis usia dewasa muda baik laki-laki atau perempuan dengan IMT normoweight sampai obesitas I. Tingkat aktivitas fisik subjek dinilai dengan kuesioner IPAQ sebelum dimulai uji latih. Total subjek penelitian adalah 54 orang. Subjek penelitian melakukan uji latih submaksimal sepeda Astrand dengan menggunakan masker medis dan masker N95 untuk mengetahui nilai prediksi VO2max. Interval uji latih dengan kedua masker adalah minimal 2 hari dan maksimal 1 minggu. Peningkatan kadar laktat diukur melalui selisih nilai laktat yang diperiksa sebelum uji dan sesaat setelah uji latih selesai. Hasil penelitian menunjukkan terdapat nilai prediksi VO2max yang lebih rendah secara signifikan saat uji latih memakai masker 95 dibandingkan masker bedah (p<0.001). Nilai prediksi VO2max yang lebih rendah secara signifikan juga didapatkan pada kelompok jenis kelamin perempuan, laki-laki, kelompok normoweight dan obesitas I dengan nilai p <0.001, 0.09, <0.001, 0.06 secara berurutan. Peningkatan laktat saat uji latih menggunakan masker N95 lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan saat memakai masker bedah dengan nilai p=0.003. Kesimpulan penelitian terdapat perbedaan bermakna pada nilai prediksi VO2max dan peningkatan laktat saat uji latih submaksimal sepeda astrand dengan menggunakan masker bedah dan N95 pada tenaga medis

The objection of this study is to evaluate the difference of VO2max predicted value and blood lactate level in submaximal exercise testing with astrand ergocycle using N95 and surgical mask among physician. The method of this study is experimental design. The subjects are male or female young adult physician with BMI within normo-weight to obesity I. Activity level of the subjects was assessed using IPAQ quisioner before the exercising testing. Total of the subject in this study was 54. The subject performed the submaximal exercise testing with astrand ergocycle using surgical and N95 mask to obtain the VO2max prediction value. The interval between the exercise testing was minimum 2 days and maximum 1 week. The increase of lactate level was measure by subtracting the lactate level post exercise testing with pre-exercise testing level. The result of this study shows that the predicted VO2max from submaximal exercise testing with N95 mask is significantly lower than while using surgical mask (p<0.001). According to the gender, the same result also found in female and male groups using N95 and also according to BMI, the same result also found in normo-weight and obesity I group with p value <0.001, 0.09, <0.001, 0.06 respectively. The increase of blood lactate level also higher significantly in N95 mask group with p 0.003. The conclusion of the study is there are significant difference in predicted VO2max and the increase of blood lactate level from the submaximal exercise testing with N95 and surgical mask among physician"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulistiani
"Sayur asin umumnya dikenal sebagai produk fermentasi spontan sawi pahit, Brassica juncea (L.) Czern., oleh bakteri asam laktat (BAL) epifit di Indonesia, khususnya di Jawa. Informasi keanekaragaman BAL di sayur asin lokal Indonesia masih sangat terbatas, oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. Penelitian dilakukan untuk mengetahui keanekaragaman BAL di sayur asin lokal Indonesia. Telah dilakukan isolasi dan identifikasi BAL dari sebelas sampel sayur asin diperoleh dari Tulung Agung, Kediri, Solo,Yogyakarta, Kota Semarang dan Depok. BAL diisolasi dari sayur asin dan larutan fermentasi. Identifikasi BAL dilakukan secara molekuler berdasarkan sekuen 16S rDNA. Sebanyak 631 isolat BAL telah berhasil diisolasi dan diidentifikasi. Hasil identifikasi menunjukkan 20 spesies BAL yang telah diketahui namanya yaitu Lactobacilus farciminis (90 isolat), L. fermentum (106 isolat), L. namurensis (48 isolat), L. plantarum (309 isolat), L. paralimentarius (4 isolat), L. parafarraginis (1 isolat), L. nodensis (1 isolat), L. tucceti (11 isolat), L. acidophilus (1 isolat), L. helveticus (2 isolat), L. brevis (4 isolat), L. parabrevis (3 isolat), L. futsaii (11 isolat), L. versmoldensis (4 isolat), L. coryniformis (16 isolat), L. casei (12 isolat), L. rhamnosus (2 isolat), L. fabifermentans (3 isolat), L. satsumensis (1 isolat), L. zymae (1 isolat) dan 1 kandidat spesies baru Lactobacillus sp. B4 (1 isolat) secara genetik dekat dengan L. composti. Hasil identifikasi menunjukkan keanekaragaman BAL di sayur asin asal Jawa Indonesia cukup tinggi. Analisis intraspesies pada spesies dominan L. plantarum dan L. fermentum asal sayur asin menggunakan tiga teknik molekuler restriction fragment length polymorphism (RFLP) 16S-23S rDNA intergenic spacer region (ISR), random amplified polymorphic DNA-polymerase chain reaction (RAPD-PCR) dan enterobacterial repetitive intergenic consensus (ERIC-PCR) menunjukkan terdapat tiga kelompok genotip L. plantarum dan dua kelompok genotip L. fermentum asal sayur asin.

Sayur asin is commonly known as a spontaneous fermented mustard Brassica juncea (L.) Czern product by epiphytic lactic acid bacteria (LAB) in Indonesia, in particular Java. The information on LAB diversity in Indonesia was obviously limited. More investigation is required. Therefore, effort on inventory of LAB from sayur asin in Indonesia was carried out to determine its diversity. LAB diversity in eleven samples of sayur asin collected from Tulung Agung, Kediri, Solo, Yogyakarta, Kota Semarang and Depok was studied. LAB was isolated from both of fermented mustards and fermenting liquors. Molecular identification of the isolates was conducted based on 16S rDNA sequence data. A total of 631 isolates of LAB was successfully isolated and identified. The bacteria belong to 20 known species viz, Lactobacilus farciminis (90 isolates), L. fermentum (106 isolates), L. namurensis (48 isolates), L. plantarum (309 isolates), L. paralimentarius (4 isolates), L. parafarraginis (1 isolate), L. nodensis (1 isolate), L. tucceti (11 isolates), L. acidophilus (1 isolate), L. helveticus (2 isolates), L. brevis (4 isolates), L. parabrevis (3 isolates), L. futsaii (11 isolates), L. versmoldensis (4 isolates), L. coryniformis (16 isolates), L. casei (12 isolates), L. rhamnosus (2 isolates), L. fabifermentans (3 isolates), L. satsumensis (1 isolate), L. zymae (1 isolate) and 1 candidate of novel species Lactobacillus sp. B4 (1 isolate) phylogenetically closed to L. composti. The current study revealed high diversity of LAB present in sayur asin from Java, Indonesia. Study on intraspecies determination of predominant isolates belonging to L. plantarum and L. fermentum in sayur asin using three molecular techniques namely: restriction fragment length polymorphism (RFLP) 16S-23S rDNA intergenic spacer region (ISR), random amplified polymorphic DNA-polymerase chain reaction (RAPD-PCR) and enterobacterial repetitive intergenic consensus (ERIC-PCR) revealed that strains belong to L. plantarum and L. fermentum in sayur asin could be divided into three and two genotypic groups respectively
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
D1912
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adisya Miftah Syakfanaya
"Natural Deep Eutectic Solvent (NADES) merupakan suatu pelarut alternatif dalam ekstraksi bahan alam yang memiliki banyak keuntungan antara lain ramah lingkungan, toksisitas yang rendah, biodegradable, dapat melarutkan senyawa polar dan non-polar, murah, dan penyiapannya yang sederhana sehingga sangat memungkinkan digunakan di bidang kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Natural Deep Eutectic Solvent-Ultrasonic Assisted Extraction (NADES-UAE) terhadap penarikan jumlah asam klorogenat dan kafein yang terkandung dalam biji kopi hijau (Coffea canephora) dan aktivitas penghambatan lipase yang dimilikinya.
Optimasi ekstraksi dilakukan dengan cara serbuk kopi hijau diekstraksi menggunakan NADES-UAE pada beberapa macam variasi kondisi ekstraksi, antara lain perbandingan jumlah betain:sorbitol:urea, penambahan air dalam NADES, dan waktu ekstraksi. Selanjutnya, kandungan asam klorogenat dan kafein dianalisis menggunakan High Performance Liquid Chromatography (HPLC), sistem fase terbalik, dan kolom C18 ODS-3. Hasil tersebut digunakan untuk analisis optimasi selanjutnya menggunakan Response Surface Methodology (RSM) dengan Box Behnken Design pada tiga faktor dan tiga level sebagai parameter proses meliputi konsentrasi betain, waktu ekstraksi, dan rasio sampel-pelarut.
Perolehan hasil kadar maksimum dari analisis tersebut akan digunakan lebih lanjut untuk penentuan nilai IC50 uji penghambatan aktivitas porcine pancreas lipase dengan para-nitrophenyl butyrate sebagai substrat. Kadar asam klorogenat dan kafein maksimum pada optimasi awal masing-masing adalah 28,62 mg/g dan 7,89 mg/g simplisia (perbandingan jumlah betain:sorbitol (1:1,2) dan penambahan air dalam NADES (1:2) selama 30 menit).
Berdasarkan kondisi ekstraksi yang disarankan RSM, kadar asam klorogenat dan kafein berturut-turut adalah 8,21 mg/g dan 4,77 mg/g simplisia (perbandingan jumlah betain:sorbitol (1,25:1,2) dengan perbandingan simplisia:pelarut NADES (1:20) selama 35 menit) dengan nilai IC50 sebesar 18,02. Penelitian ini menyimpulkan bahwa perbandingan jumlah betain:sorbitol, penambahan air dalam NADES, perbandingan simplisia:pelarut NADES dan waktu ekstraksi mempengaruhi kadar asam klorogenat dan kafein yang terekstraksi sehingga berpengaruh terhadap penghambatan aktivitas lipase.

Natural Deep Eutectic Solvent (NADES) is an alternative solvent in the extraction of metabolites from plants which has many environmental benefits, such as low toxicity, biodegradable, can dissolve polar and non-polar compounds, low costs, and simple preparation therefore it is very possible to be used in the health sector. This study aims to determine the effect of natural deep eutectic solvent-based ultrasonic-assisted extraction (NADES-UAE) on enrichment of chlorogenic acid and caffeine in extract from green coffee beans (Coffea canephora) and its inhibition lipase activity.
Extraction optimization was done by the sample powders were extracted using Natural Deep Eutectic Solvent-Ultrasonic Assisted Extraction (NADES-UAE) method in several types of extraction condition, including amount of betaine:sorbitol ratio, water addition in NADES, and extraction time. Chlorogenic acid and caffeine content were analyzed using High Performance Liquid Chromatography (HPLC), reverse phase system, and C18 ODS-3 column. These results were used for further optimization analysis used Response Surface Methodology with Box Behnken Design on three factors and three levels as process parameters including betaine concentration, extraction time, and sample-solvent ratio.
The result of the maximum content of the analysis used to determine of IC50 value for inhibition activity of porcine pancreas lipase with para-nitrophenyl butyrate as a substrate. The highest of chlorogenic acid and caffeine content in the initial optimization were respectively, 28.62 mg/g and 7.89 mg/g (amount of betaine:sorbitol (1:1.2) ratio and NADES-water addition (1:2) ratio for 30 minutes).
Based the recommended extraction method of RSM, the chlorogenic acid and caffeine content were respectively, 8.21 mg/g and 4.77 mg/g powder (NADES betaine:sorbitol (1.25:1.2) ratio and simplicia:NADES solvent (1:20) ratio for 35 minutes), with an IC50 value 18.02 μg/ml. This research concluded that amount of betaine:sorbitol ratio, water addition in NADES, simplicia:NADES solvent ratio, and extraction time affected chlorogenic acid and caffeine content in green coffee beans so that is affects the inhibition of lipase activity."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
T51904
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>