Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 143472 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Peter Wibowo
"ABSTRAK
Setiap industri maupun bisnis tentunya didukung oleh beberapa atau bahkan banyak industri penunjang. Begitu pula pada industri otomotif yang memiliki banyak industri penunjang atau komplementer dimana apapun yang terjadi pada industri otomotif tentunya akan berpengaruh besar baik secara langsung maupun tidak terhadap industry pendukungnya.
Salah satu bisnis pendukung industri otomotif yang sedang berkembang pesat akhir-akhir ini adalah bisnis rumah modifikasi mobil terutama di Jakarta. Dalam kasus ini rumah modifikasi diartikan sebagai toko atau bengkel yang menyediakan aksesoris beserta kegiatan pendukungnya yaitu layanan instalasi dan konsultasi untuk memodifikasi mobil.
Bisnis rumah modifikasi mobil ini sebenarnya telah mulai berkembang di Indonesia sejak tahun 1980an dimana keadaan perekonomian Indonesia terus berkembang. Perkembangannya terus meningkat di tahun 1990an namun kemudian sempat mengalami kemunduran yang cukup berarti saat krisis moneter terjadi di tahun 1997-1998. Banyak rnmah modifikasi mobil berguguran pada masa ini karena kacaunya situasi ekonomi, keamanan dan politik pada saat itu. Namun demikian dalam 1-2 tahun berikutnya, bisnis ini kembali ramai dan terus berkembang sampai saat ini ditandai dengan terus bertambahnya jumlah rnmah modifikasi yang ada terntama di pusat-pusat perdagangan otomotif di Jakarta.
Jumlah rnmah modifikasi terus bertambah di masa paska krisis akhir-akhir ini sedangkan wilayah sasaran pasarnya tetap yaitu Jabotabek meskipun tentunya dilihat dari pertambahan jumlah penduduk dan kendaraan bermotor yang ada maka besarnya pasar pun juga ikut bertambah. Dengan semakin banyaknya rumah modifikasi ini sedangkan lingkup wilayah sasarannya tetap tentunya tingkat persaingan yang terjadi juga meningkat secara signifikan.
Permasalahan dalam studi ini adalah bagaimana pemain lama agar dapat bertahan pada masa paska krisis sekarang ini yang ditandai dengan terus bertambah banyaknya kompetitor dan bagaimana pula kompetitor baru untuk dapat masuk ke dalam bisnis ini yang tentunya akan membutuhkan strategi tertentu agar dapat berhasil.
Untuk dapat menentukan strategi apa yang tepat untuk dilakukan, terlebih dahulu kita harus menganalisa lingkungan eksternal dan intenal dari bisnis rumah modifikasi ini. Dari kedua analisa ini nantinya kita dapat mengidentifikasi strategi apa saja yang mungkin bisa kita terapkan. Pada akhirnya kita akan memilih satu atau Iebih dari pilihan strategi tersebut yang dianggap sebagai yang terbaik tentunya setelah melalui pertimbangan secara konkret.
Dari studi yang dilakukan temyata dapat diketahui bahwa jumlah rumah modifikasi di Jakarta saat ini sudah cukup banyak dan perkembangannya bahkan semakin pesat pada masa paska krisis, namun sebagian besar darinya terkelompok di wilayah-wilayah tertentu yang letaknya seringkali jauh dari konsumen. Sehingga sebenarnya peluang untuk pemain baru masuk di bisnis ini masih terbuka mengingat volume pasarnya yang cukup besar. Namun demikian untuk hasil yang lebih baik khususnya untuk jenis rumah modifikasi yang tidak terlalu membutuhkan keahlian tertentu, sebaiknya pemain baru membidik pasar yang belum sepenuhnya tergarap seperti membuka rumah modifikasi di dalam kompleks perumahan atau dengan kata lain dengan membuka pasar baru.
Sedangkan dalam menghadapi persaingan ketat saat ini, strategi yang harus dilakukan pemain yang sudah ada ternyata berbeda-beda menurut jenis rurriah modifikasi dan pasar sasarannya. Strategi yang harus dilakukan oleh rumah modifikasi audio mobil tentunya akan berbeda dengan strategi dari rumah modifikasi roda dan ban. Selain itu faktor promosi juga akan menjadi salah satu faktor pendukung kesuksesan dalam menghadapi persaingan.
"
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haryo Prasetyo
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18244
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irwan Sofiansyah
"Ketatnya persaingan di industri asuransi kerugian berbasis syariah membuat setiap perusahaan asuransi kerugian akan berusaha meraih pangsa pasar yang seluas-luasnya dengan menerapkan strategi yang tepat, mengingat untuk pemasaran produk yang tidak berwujud (intangible product) seperti jasa asuransi tidaklah mudah dibandingkan dengan produk yang berwujud (tangible product) karena produk jasa asuransi tersebut tidak dapat diperagakan, diraba dan dilihat secara jelas.
Penerapan strategi bisnis suatu perusahaan asuransi kerugian akan berbeda satu dengan yang lainnya tergantung pada visi dan misi perusahaan serta strategi bisnisnya Pendekatan dalam pembahasan dan analisis penelitian menggunakan metode pendekatan penelitian kualitatif di mana jenis penelitian ini dapat digolongkan sebagai penelitian diskriptif.
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan cara observasi, studi pustaka, dan wawancara di mana data yang dibutuhkan merupakan data primer dan data sekunder Kerangka analisis yang akan digunakan pada penelitian ini dalam memformulasikan strategi pemasaran dilakukan (1) analisis eksternal yang meliputi analisis makro dan persaingan; (2) analisis internal yaitu analisis fungsi pemasaran; dan (3) analisis kebijakan stratejik berupa visi dan misi perusahaan.
Alat yang digunakan untuk menganalisa pengaruh eksternal dan internal adalah matriks EFE dan IFE. kemudian dengan bantuan matriks QSPM dapat diformulasikan strategi yang terpilih yaitu strategi penetrasi pasar di mana langkah-langkah yang perlu dilakukan dapat dijabarkan melalui matriks SWOT, yaitu :
- Mengoptimalkan saluran distribusi yang sudah ada untuk meningkatkan perolehan premi
- Memperbanyak variasi jalur distribusi
- Melakukan kegiatan promosi yang menonjolkan syariah
- Mengembangkan produk-produk baru (inovasi produk)
- Meningkatkan kualitas pelayanan.

The tightness in the industrial competition in shariah based lost insurance makes every lost insurance companies trying to grasp the market as wide as possible by implementing accurate strategy, concerning marketing the intangible products such as insurance products is not as easy as tangible products because insurance products cannot be shown, touched and seen clearly. Implementing business strategy of a lost insurance company will be different from one to another depending on the vision and the mission oh the company and their business strategy.
The approach in discussing and analyzing the research using qualitative research approach where this research can be classified as a descriptive research. In this type of research, data collection techniques which used is by observation, library studies, and interview where the needed data is primary and secondary data.
Analysis framework which will be used in the method of research in formulating the bussines strategy are done by (1) external analysis which consists of macro and competition analysis; (2) internal analysis: that is analyzing marketing function; and (3) strategic policy analysis in the form of company?s vision and mission.
Tools that are used in analyzing external and internal impacts is EFE and IFE matrix. Furthermore, with the assistant of QSPM matrix, the chosen strategy can be formulated, they are market penetrating strategy where the steps needed to be done can be described through SWOT matrix by:
- Optimizing the existing distribution channels in order to increase the premium incomings.
- Multiplying distribution variaty.
- Performing promotional activity concerning shariah
- Developing new products (product innovation)
- Improving service quality."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
T24590
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yohanes Ngamal
"Tesis ini dibuat bertujuan untuk mengetahui strategi promosi yang tepat dalam memenangkan persaingan dalam industri mobil nasional pada PT. Indomobil Niaga Internasional (suzuki). Meneliti faktor-faktor apa saja yang patut dipertimbangkan dalam melaksanakan strategi. Untuk mengetahui masalah-masalah diatas, maka dilakukan penelitian pustaka, penelitian lapangan, dengan melakukan wawancara maupun membagikan kuesioner kepada para pakar dalam bidang pemasaran dan promosi pada PT. Indomobil Niaga Internasional.
Dari hasil penelitian dilakukan dengan pengelolahan data menggunakan AHP Maka, ditemukan bahwa strategi promosi yang paling tepat digunakan dalam memenangkan persaingan pada industri mobil adalah strategi promosi fokus segmen. Untuk faktor-faktor yang mempengaruhi dalam menyusun dan melaksanakan strategi adalah faktor internal dan eksternal sbb: Faktor eksternalnya adalah. 1) Daya beli, 2)Prilaku Konsumen, 3)pertumbuhan ekonomi 4)kebijakan pemerintah, 5) Kebijakan Transportasi, 6)tingkat bunga. Sedangkan faktor internal yang paling dominan adalah 1) Produk, 2) Harga, 3)distribusi. Diikuti dengan faktor-faktor lain seperti produksi, organisasi, dan Sumber daya manusia. Untuk sasaran strategi promosi yang paling tepat adalah segmen demografis.

This Thesis is made to known the aim of the exactly promotin strategy to win the competition withinnational car industry at PT. Indomobil Niaga International (Suzuki). Than examine what are the factors that must be considerable when doing the strategy. Because of that, to understands all the problems, it must do a book research, field research, as well as spreading an questionair to an expert in marketing and promotion at the PT. PT. Indomobil Niaga International.
From this research result, it continued with processing the data using the AHP. So, from this processing data, it found that the most appropriate promotion strategi to winning the competition in car industry is with focusing promotion strategi segment. The factors that affecting Strategi is Internal and external factors, are: External Factor is 1) Purchase efforts, 2) Consumer Behaviour, 3) Ecomonic Growth, 4) Goverment Policy, 5) Transportation Policy, and 6) Level Of Interest. While the most dominan in Internal Factor are:1) Product, 2) Price and 3) distribution. Followed with the other factors like, production, Organization and Human Resources. The most appropriate aim of strategic promotion is demographic segment."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2007
T 19241
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eddy Susanto
"Besarnya pasar bisnis SMS Premium melalui media ponsel di Indonesia memang membuat pertumbuhan layanan ini cukup berkembang dengan pesat Selain disebabkan oleh besarnya pasar penduduk Indonesia. karakteristik masyarakat Indonesia sangat mendukung pesatnya pertumbuhan bisnis layanan SMS premium ini. Dalam penyelenggaraannya, SMS Premium melibatkan beberapa pihak yaitu Operator sebagai penyedia jaringan telekomunikasi selular atau infrastruktur dan billing dan para rekanan dari operator yang sering disebut dengan Content Provider atau CP. Para CP inilah yang secara aktif mempromosikan dan menawarkan layanan-layanan dengan memanfaatkan jaringan fisik yang dimiliki oleh operator seluler. Untuk proses transaksi dari pada SMS Premium sendiri. operator seluler biasanya menyediakan sebuah nomer khusus (biasanya terdiri dari empat digit) yang sering disebut dengan istilah Short Code. Dari masing-masing short code inilah biasanya para CP mulai membangun image dan brand dari perusahaannya. Saat ini jumlah CP yang terdaftar di beberapa operator tak lagi puluhan saat ini, tetapi sudah mencapai ratursan. Hal ini disebabkan oleh belum jelasnya peraturan dan persyaratan yang diterapkan olen sebuah operator kepada perusahaan yang ingin menjadi Content Provider. Di awal perkembangannya dengan sedikit perkecualian siapa saja yang memiliki massa bisa menjadi CP dan memiliki short code. Mulai dari perusahaan teknologi informasi, bank bahkan hingga perusahaan angkutan umum."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T23217
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Priyanto
"PT. Jaya Real Property,tbk adalah perusahaan pengembang property yang didirikan pada tahun 1992, dibawah induk perusahaan PT. Pembangtrnan Jaya sebelumnya perusahaan property tersebut bemama PT. Bintaro Jaya yang didirikan pada tahun 1979. Perubahan nama tersebut diikuti dengan tugas dan kewajiban yang lebih luas, yaitu mengelola Plaza Slipi Jaya, Kompleks pertokoan clan perdagangan Pasar Senin Blok IV dan V dan beberapa proyek lainnya.
Pada bulan Juni 1994, PT Jaya Real Property go publik dengan menjual saham pertamanya sebanyak 35 juta lembar saham, dengan penjualan saham tersebut maka struktur kepemilikan PT.Jaya Real Property berubah menjadi 85,11% milik PT.Pembangunan Jaya dan sisanya sebesar 14,89% milik masyarakat, yang kemudian berubah lagi pada tahun 1995 menjadi PT Pembangunan Jaya 72,61% dan 27,39% milik masyarakat.
Pengembangan usaha yang terlalu ekspansif pada saat itu menyebabkan kondisi keuangan perusahaan mengalami rugi secara finansial karena ekspansi tersebut dibiayai melalui pinjaman dengan tingkat suku bunga yang tinggi, kurs rupiah yang semakin melemah terhadap mata uang asing lainnya,melonjaknya harga bahan baku untuk pembangunan proyek - peroyek yang sedang dibangun, menurunnya daya beli masyarakat, pinjaman yang diterima dalam bentuk mata uang USD dollar tanpa melakukan Hedging dan terjadinya over supply di pasar pada beberapa produk properti.
Hal tersebut diatas adalah merupakan dampak krisis yang dialami oleh sektor property pada umumnya tidak terkecuali juga terjadi pada PT Jaya Real property tbk. Langkah manajemen melalui penghematan operasional dan penjualan aset dari sektor real estate dan gedung perkantoran cukup dapat membantu keuangan perusahaan. Subsidi antar divisi dan perubahan strategi bisnis yang obyektive perlu dilakukan berdasarkan pertimbangan dan kondisi yang ada saat ini.
PT.Jaya Real Property Tbk, perlu melakukan pengkajian dan pemahaman yang mendalam atas kondisi tersebut untuk dapat membuat beberapa strategi yang tepat dan dapat dilakukan yaitu dengan memposisikan strategi pengembangan usaha pada sektor real estate dan bangunan komersial sehingga tidak terjadi kegagalan dalam menentukan langkah pada lingkungan masa depan yang tidak pasti tersebut.
Analisa kuantitaif dan kualitatif baik disektor internal maupun eksternal yang ada dilingkungan perusahaan dapat digunakan untuk melihat peluang, ancaman, serta kekuatan dan keterbatasan yang dimiliki.
Berdasarkan hasil analisa dan faktor - faktor eksternal dan internal yang ada posisi PT. Jaya Real Property tbk, adalah tumbuh dan berkembang yaitu mengindikasikan potensi usaha bagi perusahaan untuk tetap mempertahankan bisnis ini dan berusaha mengembangkannya pada kondisi saat ini.
Keputusan perusahaan sebelum krísis dengan mengintensifkan pembangunan produk bangunan komersial adalah karena potensi pasar yang besar, hal tersebut terlihat dari tingkat hunian yang tinggi, dengan memanfaatkan pinjaman ìnstitusi keuangan yang memberikan piajaman dalam bentuk mata uang USD. Dollar karena sumber dananya juga berasal dari dana mata uang asing yang memang relatif murah dibandingkan sumber dana mata uang rupiah.
Kesalahan perusahaan adalah membuat prediksi bahwa harga jual/sewa kepada konsumen juga dalam bentuk mata uang USD dollar yang tidak akan terdepresiasi sebesar 60-70% berdarkan data histori nilai tukar, sehingga perusahaan tidak mengambil posisi penyelamatan atau pengamanan nilai tukar.
Dari hasil analisa tugas akhir ini dapat ditarik kesimpulan bahwa pengembangan usaha yang berimbang antara bangunan komersial dan real estat, yang maksudnya bahwa pertimbangan ini hanya dalam bentuk jumlah dana yang didapat dan digunakan dan hasil penjualan real estate untuk pembangunan bangunan komersial atau sebaliknya.
Meskipun keputusan strategis tersebut tidak mudah dan sederhana untuk dilaksanakan tetapi konsep tersebut dapat menjadi acuan didalam mengembangkan pola investasi pengembangan usaha."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T5898
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tricia Lelonowati Sumarjanto
"ABSTRAK
Kebijakan Pemerintah pada periode tahun 1980-an telah memberi peluang yang sangat luas pada perkembangan pariwisata di Indonesia. Dengan Tap MPR No 11/MPR/1988 telah memberikan dimensi yang lebih luas pada pembangunan, pembinaan dan pengembangan pariwasata. Hasil dari kebijaksanaan pemerintah terlihat dalam peningkatan jumlah kunjungan wisman ke Indonesia dalam kurun waktu Pelita V dan periode 1989- 1999. Tahun 1990-an jumlah kedatangan wisatawan meningkat secara dramatis, bahkan pernah melewati 30% per tahunnya.
Berbagai kemudahan diberikan pemerintah untuk meningkatkan jumlah wisatawan yang datang, seperti negara yang diberikan kebebasan visa kunjungan yang sebelumnya hanya 29 negara pada tahun 1983, meningkat hingga 46 negara di tahun 1995. Perkembangan kunjungan wisatawan yang cukup mencolok ini membuat perkembangan industri perhotelan di Indonesia pada masa itu juga meningkat cukup signifikan.
Namun semua pembangunan itu terhenti pada saat Indonesia dihantam krisis ekonomi yang dimulai pada pertengahan tahun 1997. Krisis ini telah menyebabkan multi krisis, termasuk krisis kepercayaan dan politik. Akibat semua itu, kinerja perekonomian pada hampir semua aktivitas ekonomi mengalami penurunan drastis yang belum pernah terjadi sebelumnya, ditambah dengan berbagai kerusuhan di berbagai tempat di Indonesia, akhirnya pariwisata juga mengalami penurunan.
Dampak krisis ini berpengaruh pada hotel semua kelas, dari kelas melati hingga bintang lima. Salah satunya adalah, Hotel Dharmawangsa yang mulai dibangun tahun 1996 dan baru mulai beroperasi di Indonesia tahun 1997 tepat saat krisis terjadi. Hotel ini adalah anggota jaringan internasional Rosewo9d Group, sebuah grup internasional yang terkenal di bidang hotel, resort eksekutif.
Dengan jumlah wisatawan yang menurun drastis, berarti pangsa pasar Dharmawangsa yang memang sudah tidak besar semakin berkurang. Sementara hotel-hotel lain sekelasnya terus melakukan berbagai macam strategi yang tidak saja menjaring pasar asing, tapi juga wisatawan lokal. Salah satu strategi yang dilakukan oleh kebanyakan hotel adalah menurunkan standard harga kamar dengan penghematan di berbagai pos.
Berbeda dengan hotel lain, Hotel Dharmawangsa yang hanya memiliki 100 kamar, memposisikan dirinya sebagai hotel bintang lima plus, strategi yang dilakukan tidak sama dengan strategi hotel-hotel berbintang lainnya. Eksklusifitas hotel dan privacy tamu selalu dijaga. Target market yang sangat selected membuat Hotel Dharmawangsa harus memiliki strategi yang jitu dan mengena sasaran, tanpa merusak image I citra.
Salah satu faktor yang menjadi keunggulan Hotel Dharmawangsa ini adalah lokasinya di daerah pemukiman elit, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Sementara "' kebanyakan hotel bintang 5 lainnya berada di pusat kota atau dekat dengan pusat bisnis dan perbelanjaan. Faktor lainnya adalah layanan personal, jaringan internasional serta Bimasena Club & Spa yang memberikan berbagai layanan dan fasilitas olah raga.
Dalam Nine Cell Matrik GE, Hotel Dharmawangsa memiliki market attractiveness yang tinggi (high). Sedangkan untuk business strengthnya berada di antara medium dan weak akibat krisis, sehingga Hotel Dharmawangsa harus build selectively dengan mencapai strategi yang tepat untuk penetrasi ke pasar yang sangat selected dan jika kondisi politik terguncang kembali lebih baik menunggu saat yang tepat.
Sedangkan dalam Competitive Position, Hotel Dharmawangsa termasuk dalam question mark, karena masih relatif baru dalam industri perhotelan di Jakarta. Hotel Dharmawangsa masih terus berusaha menempatkan posisi sebagai hotel kelas papan atas di Jakarta. Hal ini relatif lebih mudah dilakukan di luar Indonesia, terutama di negara-negara yang telah memiliki hotel dari jaringan Rosewood, seperti Jepang dan Amerika.
Strategi dasar yang digunakan Hotel Dharmawangsa untuk bisa bersaing dalam industri perhotelan yang begitu ketat adalah menggunakan strategi fokus diferensiasi, yaitu dengan narrow target dan uniqueness.
Hotel Dharmawangsa dengan pertumbuhan pasar yang masih lambat namun memiliki posisi persaingan yang kuat, melakukan strategi concentric diversification. Dimana strategi ini mengembangkan produk yang tetap berhubungan dengan produk lama, lebih kepada product development.
Sambil menunggu kondisi market membaik, Hotel Dharmawangsa terus melakukan berbagai usaha untuk memperkuat posisinya di pasar hotel bintang lima. Jika hotel lain memiliki kamar paling tidak 400-an, Hotel Dharmawangsa yang hanya memiliki 1 00 kamar mau tidak mau melakukan pengembangan layanan atau diversifikasi dari produk yang ada selama ini disesuaikan antara visi grup Rosewood dan kondisi masyarakat Indonesia pada umumnya.
Mengingat kondisi industri perhotelan dan pariwisata yang lesu, Hotel Dharmawangsa harus lebih proaktif dalam melihat peluang yang ada secara internal. Terutama melihat bahwa membidik wisatawan lokal tidaklah mudah, akibat berbagai faktor (harga, lokasi, fasilitas, dll). Penduduk Jakarta lebih dapat dioptimalkan melalui restauran dan club & spa. Bagi kalangan tertentu, bisa bersantap di Hotel Dharmawangsa adalah suatu prestis dan menunjukkan golongan mereka. Sayangnya hal ini tidak ditunjang dengan pilihan makanan atau promo di restauran, terutama dalam hal pilihan makanan dan rasa."
2001
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Aslam
"Terjadi penurunan kinerja terhadap PT. Astra Intenasional, dikarenakan adanya beban hutang yang masih harus dibayar dan melambatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia serta krisis ekonomi yang berkepanjangan. Semua hal ini merupakan kendala yang utama untuk penerapan strategi pemasaran.
PT. Astra Intemasional sebagai produsen otomotif terbesar di Indonesia hares memiliki kewaspadaan yang tinggi terhadap kedatangan mobil impor yang dapat berpengaruh terhadap pangsa pasar mobil toyota kijang. Dan Strategi Pemasaran yang dilakukan sebagai pemimpin pasar industri otomotif di Indonesia. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa jauh efektifitas dari strategi pemasaran yang dilakukan PT. Astra Internasional untuk mengantisipasi daya saing mobil toyota kijang terhadap mobil impor. Dan Metode Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif dan eksplanatif dengan cara membandingkan strategi pemasaran yang dilakukan Astra Internasional dengan menggunakan Strategi Bersaing (melalui strateg generik dan lima kekuatan persaingan) dan Bauran Pemasaran.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk meningkatkan daya saing produk perusahaan yaitu mobil toyota kijang terhadap mobil impor yang didatangkan oleh para importir sebagai akibat dikeluarkannya kebijakan Pemerintah mengenai kebebasan impor mobil. Strategi pemasaran harus dilakukan secara konsisten dengan di dukung Strategi Bersaing dan Bauran Pemasaran. terhadap mobil toyota kijang.
Harus diperhatikan upaya transfer teknologi yang lebih baik lagi dari pihak prinsipal dan juga kandungan lokal yang lebih banyak dan kandungan impor. Sehingga nilai jual dapat ditekan serendah mungkin untuk meningkatkan penjualan mobil toyota kijang. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T782
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sianturi, Elman H.
"Era Milenium ke-3 saat ini adalah era bagi Komunitas Bisnis di Internet, atau banyak orang menyebut sebagai komunitas e-business yang dipacu oleh perkembangan E-commerce. Indonesia dengan lebih dari 200 juta penduduk yang relatif telah berpendidikan dan kaya akan kekayaan alam adalah aset yang besar untuk berkompetisi dalam pasar global. Indonesia saat ini menghadapi berbagai tantangan dalam meningkatkan aktifitas E-Commerce -nya. Salah satu sumber masalah adalah perkembangan infrastruktur telekomunikasi yang baru mencapai 6 juta sst line in service dan sekitar 300.000 hubungan Internet dengan ISP. Reformasi Undang-undang Telekomunikasi d?'l perbaikan kondisi ekonomi diharapkan dapat memperbaiki situasi ini. Undang-undang yang mengatur pemanfaatan bisnis di Internet masih dalam penyusunan dan harus segera ada untuk menjamin aspek legal dari transaksi bisnis di E-commerce. Arah manajemen dan Teknologi lnformasi harus berjalan selaras dan seimbang. Perusahaan dengan konsep tradisional akan menghadapi hambatan karena ketidaktahuan terhadap cara kerja teknologi dan manfaat Internet bagi bisnisnya. Saat ini aspek-aspek yang berkaitan dengan penjualan, pemasaran, fabrikasi, distribusi, inventory dan billing, harus sejalan dengan strategi Teknologi lnformasi. Kesempatan dalam penghematan biaya dan pertumbuhan pendapatan bagi banyak perusahaan terdapat dalam E-Commerce yang merupakan sarana pemasaran, penjualan dan pembelian berbagai produk melalui Internet. E-commerce berkaitan dengan penggunaan informasi elektronik untuk meningkatkan performansi, meningkatkan nilai dan membentuk hubungan yang baru antara kalangan bisnis dan kastemer. Tanpa infrastruktur yang baik yang tergelar antara semua bagian perusahaan adalah sulit untuk berkompetisi di era virtual economy. Suply Chain Management (SCM), Customer Relationship Management (CRM) & Enterprise Resources Planning (ERP) adalah beberapa faktor kunci sukses dalam E-Commerce, dan terkait tidak hanya mengenai aspek teknologi tetapi juga aspek penataan uryar1isasi yaitu strategi dan proses bisnis. Manajemen sekuriti (security policy & security audit) juga merupakan faktor kritis dalam implementasi sistem E-commerce. PT. Telkom Divisi Regional II sebagai Divisi Utama di perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia, harus mendefinisikan kembali dan mereorganisasi bisnisnya untuk mengantisipasi lingkungan kompetisi E-Commerce. Lingkungan industri E-commerce adalah lingkungan bisnis yang penuh kompetisi, teknologi tinggi dan investasi beresiko tinggi, karena hampir tidak ada hambatan yang berarti bagi perusahaan baru maupun lama untuk terjun sebagai E-commerce Provider. Untuk menjadi pemimpin dalam E-commerce Service Provider PT. Telkom Divre II harus menyusun aliansi strategis dengan perusahaan lain sebagai partner strategis. Aliansi strategis yang meliputi usaha patungan atau akuisisi sangat penting untuk mempercepat penerapan sistem E-commerce dan untuk meminimalkan resiko investasi. PT. Telkom Divre II juga harus menerapkan sistem E-commerce pada aktifitas bisnis utamanya sebagai sarana pemasaran untuk meningkatkan pelayanan dan menjaga loyalitas kastamer. Tesis ini didedikasikan bagi kalangan akademik dan bisnis di Indonesia terutama bagi PT. Telkom Divre II agar diperoleh arah yang lebih tepat di masa mendatang dalam era e-business."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T40686
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>