Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 153622 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nul Zulhadi, Author
"ABSTRAK
Kondisi ekonomi Makro memberikan pengaruh signifikan terhadap perkembangan dunia usaha di Indonesia pada umumnya. PEMILU pertama kali pemilihan Presiden secara langsung membawa sentimen positif pada bursa saham di Indonesia termasuk saham Bank Mandiri. Kondisi perbankan nasional secara umum membaik terlihat dari peningkatan porsi kredit yang diberikan, peningkatan dana pihak ketiga dan meningkatnya rasio permodalan.
Bank Mandiri merupakan bank BUMN yang sangat strategis bagi Indonesia. Sejak mega merger 4 bank Pemerintah yang melahirkan Bank Mandiri, injeksi kas yang digunakan untuk membeli Obligasi Pemerintah RI sebesar Rp 178 triliun, hingga IPO Bank Mandiri pada tahun 2003, Bank Mandiri menimbulkan berbagai opini kontroversi mengingat besamya biaya dan potensi biaya tambahan yang dikeluarkan Pemerintah.
Saat ini saham bank Mandiri memiliki kapitalisasi pasar dan saham teraktif no 2 yang terbesar di pasar modal kita selain itu bank ini merupakan 10 besar Perusahaan ditinjau dari besamya asset perusahaan yang go publik. Namun jika ditinjau secara relative valuation saham bank ini terbilang murah dibandingkan dengan saham bank-bank besar lainnya seperti Danamon dan BCA. Berdasarkan analisa yang kami lakukan secara teknikal maupun fundamental saham bank Mandiri temyata dapat memberikan keuntungan yang memadai. Dari penelitian yang kami lakukan terhadap saham BankMandiri, Bank Danamon dan BCA temyata dalam melakukan investasi saham bila kita menggunakan analisa teknikal pada saat kondisi pasar bullish, imbal hasil yang kita dapatkan masih lebih besar dari pada sistem trading buy and hold. Apalagi jika kita menggabungkan analisa fundamental dengan teknikal maka investasi saham yang kita lakukan dapat menghasilkan keuntungan yang maksimal. Kondisi pasar saham yang sedang bullish karena besarnya pengaruh sentimen positif terutama akibat PEMILU Presiden secara langsung serta sentiment negatif akibat harga minyak yang melonjak serta peningkatan suku bunga FED di Amerika Serikat telah menyebabkan IHSG naik turun secara signifikan, akibat harga saham bergerak volatile, ternyata penggunaan analisa teknikal sangat bermanfaat.
Fluktuasi harga saham menimbulkan risiko serta peluang mendapatkan return yang cukup besar. Penggunaan signal beli dan jual dalam analisa teknikal sangat membantu pengambilan keputusan investasi. Dalam investasi jangka pendek secara teknikal Bank Mandiri ternyata menghasilkan return yang lebih besar dibandingkan Bank Danamon dan BCA padahal ke dua bank tersebut mempunyai kesehatan yang lebih baik dilihat dari segi NPL.
Berdasarkan hasil valuasi harga saham Bank Mandiri dengan metode Free Cash Flow to Equity (FCFE) diperoleh harga saham Mandiri sebesar Rp 1.897 per lembar saham pada akhir tahun 2004, sedangkan harga saham Bank Mandiri saat penutupan pada akhir tahun 2004 adalah sebesar Rp 1.925 per lembar. Atas analisa tersebut diketahui intrinsic value saham bank Mandiri lebih rendah dari harga pasarnya. Namun perlu diingat bahwa intinsic value ini diperoleh dengan metode valuasi FCFE yang sangat bergantung pada berbagai asumsi yang digunakan dalam melakukan proyeksi Cashflow perusahaan di masa depan dan besarnya expecteted rate of return yang diinginkan investor.
"
2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novita Wulansari
"On May 2003, the Government start the divestment of Bank Danamon's share. First, the divestment process through a strategic sale mechanism of 51% share divestment of Bank Danamon Indonesia (BDI) and second, the divestment process through market placement of 20% shares of BDI. On June 2003, the Asia Financial Indonesia Pte.Ltd Consortium (AFI Consortium) acquired 51% of IBRA shareholdings in Bank Danamon Indonesia. First divestment of 51% Bank Danamon's share invite a lot of the debates particularly concerning price offer of Bank share of Danamon by strategic investor which assessed was lower than market share.
To know do offer price given by the strategic investor lower or high, hence in this thesis will be conducted by assessment of Bank Danamon;s share. This assessment is conducted by using fundamental analysis which have the character of topdown analysis, started with macro economic analysis, last industry and company analysis. Fair value of Bank Danamon `s share calculated by using Two Stage Dividend Discount Model and Ratio Earning Price These datas to do assessment taking from secondary data through publicized financial statement, data of IHSG, rate of SBI level and other relevant publication. Assessment the intrinsic value of Bank Danamon's share use Two Stage Dividend of Discount Model was higher than offer price by Asian Financial Indonesia ( AFL) as a winner of tender so that Bank Danamon's share was undervalued or assessed too low. While result using PER still is higher than PER actual of Bank Danamon Indonesia, this matter also indicate that Bank Danamon's share was undervalued.
Because of the intrinsic value of share residing above market value hence Bank Danamon's share was good investment choice for investor candidate and investor during his value still undervalued to be bought by because it price will close to and over the intrinsic value of it. While for government, divestment of rest share for the next bank like Bank Mandiri, Bank Lippo, Bank Bali and the other bank is better not to sell until the share value of those bank more increase to get the better feedback return.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13871
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alvin Bramantyo
"ABSTRAK
Bank Mandiri dikenal sebagai bank dengan asset terbesar di Indonesia. Di tengah usaha Indonesia untuk bangkit kembali setelah mengalami krisis ekonorni sejak tahun 1998, Bank Mandiri yang merupakan gabungan dari 4 bank pemerintah bemiat untuk melakukan penawaran saham perdana
kepada publik. Hal tersebut terkait dengan program restrukturisasi yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia. PadahaL pasar modal Indonesia belum menunjukkan kondisi yang lebih baik dibandingkan dengan sebelum krisis tahun 1997. Namun investor justru dapat memiliki keyakinan bahwa ini adalah saat yang tepat untuk menanamkan investasinya di pasar modal, apalagi didukung oleh kecenderungan membaiknya indikator perekonomian Indonesia. Menimbang semua ini, sangat menarik untuk mengevaluasi prospek saham Bank Mandiri di masa depan.
Untuk mengambil keputusan investasi terutama jangka panjang, investor harus melakukan analisis fundamental perusahaan. Pendekatan yang digunakan biasanya top-down approach. Pendekatan ini dimulai dengan melakukan analisis ekonomi makro dengan memperhatikan indikator-indikator perekonomian dan perubahannya, dilanjutkan dengan menganalisis industry perbankan dengan memperhatikan struktur industri pada saat ini serta prospeknya di masa depan. Dan yang terakhir melakukan analisis terhadap Bank Mandiri dengan melihat strategi yang diterapkan dan kinerja keuangan, serta menilai kemampuan perusahaan memperoleh keuntungan di masa depan dengan menggunakan metode dividend discount model (DDM), fee cash flow to equity model (FCFE) dan relative valuation.
Analisis ekonomi makro menunjukkan bahwa kondisi perekonomian Indonesia masih berada dalam proses pemulihan ekonomi, namun tetap dibayangi oleh ketidakpastian politik dan lingkungan global. Analisis industri menunjukkan bahwa kondisi industri perbankan mulai membaik walaupun fungsi intermediasinya belum pulih seperti semula. Perkembangan tersebut tercermin pada peningkatan indikator-indikator utama seperti kecukupan Capital Adequacy Ratio (CAR), membaiknya kualitas kredit, profitabilitas, serta penip.gkatan penghimpunan dan penyaluran dana. Analisis strategis perusahaan menunjukkan bahwa Bank Mandiri memiliki potensi yang baik untuk bertumbuh di sektor retail selain mempertahankan sektor korporasi. Kinerja Bank Mandiri juga cenderung semakin membaik walau kualitas aktiva produktifnya masih kurang memuaskan.
Berdasarkan hasil penilaian, diperoleh nilai intrinsik saham Bank Mandiri sebesar Rp 1.368 (DDM) dan Rp 1.324 (FCFE). Berarti harga perdana saham Bank Mandiri sebesar Rp 675 telah dinilai rendah (undervalued). Hasil tersebut didukung oleh nilai price earning ratio (PER) dan price to book value (PBV) saat IPO yang Iebih rendah dari rata-rata industri dan fundarnentalnya
Disarankan bagi investor untuk membeli saham Bank Mandiri karena berpotensi untuk mengalami kenaikan di masa depan. Sedangkan bagi Bank Mandiri, pertama, disarankan untuk menjaga komitmen pertumbuhan kineijanya dan meningkatkan good corporate governance. Kedua, perlu mempertimbangkan untuk meningkatkan saham kepemilikan publik agar lebih likuid dan memberikan sentimen positif kepada investor. Ketiga, agar lebih terbuka dan hati-hati dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelian asset-asset yang berisiko tinggi agar tidak merugikan nasabah maupun investor, dan perbaikan kualitas aktiva produktif dapat lebih cepat terlaksana.
"
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prama Nugraha
"Salah satu hal penting yang harus dipertimbangkan oleh perusahaan yang akan menawarkan sahamnya kepada masyarakat adalah penentuan harga saham perdana. Berdasarkan keputusan Ketua Bapepam No. KEP-O1/PM11988 tanggal 22 Pebruari 1988 pasal 11, disebutkan bahwa harga saham perdana ditetapkan berdasarkan kesepakatan bersama antara emiten dan penjamin emisi. Harga saham tersebut haruslah merupakan harga yang wajar, artinya bahwa harga saham tersebut sesuai dengan kondisi fundamental yang dimiliki perusahaan dan dapat diterima oleh para calon investor.
Dalam Penawaran Umum Perdana Saham PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk, perkirakan harga saham perusahan dilakukan dengan analisa fundamental yang meliputi pertimbangan kondisi eksternal dan internal perusahaan. Kondisi eksternal perusahaan meliputi kondisi makro ekonomi dan industri perbankan, sedangkan kondisi internal perusahaan meliputi kinerja yang telah dicapai perusahaan, strategi yang akan dikembangkan perusahaan di masa mendatang serta analisis mengenai perhitungan harga saham perusahaan.
Dengan menggunakan metode Free Cashflow to Equity, harga saham perdana PT Bank Nusaritara Parahyangan Tbk berdasarkan kondisi fundamentalnya adalah antara Rp. 466,24 hingga 1.314,53 dengan harga pada kondisi normal (sesuai dengan yang diprediksi manajemen perusahaan) sebesar Rp. 921,14. Namun pada Penawaran Umum Perdana, saham Perusahaan ditawarkan pada harga sebesar Rp. 525,00 per lembar saham. Penentuan harga saham perdana tersebut didasarkan atas hasil pemantauan minat calon investor terhadap saham Perusahaan. Dengan harga yang relatif Iebih rendah daripada hasil anahsa fundamentalnya, serta dengan rasio Price Earnings (PE) dan Price to Book Value (PB V) yang Iebih rendah dari rasio PE dan PBV rata-rata industri perbankan, diharapkan calon investor akan tertarik untuk membeli saham Perusahaan. Dengan membaiknya kondisi ekonomi dan industri perbankan serta terus dipertahankannya kinerja Perusahaan, diperkirakan harga saham Perusahaan akan dapat meningkat mencapal nilai fundamentalnya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T4987
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Priyatno Hendroyuwono
"Krisis ekonomi yang telah dialami perbankan Indonesia pada dasarnya disebabkan oleh lemahnya permodalan yang dimiliki. Hal ini menjadi ancaman serius terutama dalam menghadapi era pasar bebas dunia yang sudah semakin dekat. Mengantisipasi masalah ini, pemerintah Indonesia menghendaki agar perbankan nasional memperkuat permodalannya sendiri dengan salah salu jalan melakukan penawaran saham ke pasar modal. Pasar modal yang berkembang pesat beberapa tahun belakangan ini dapat digunakan sebagai alternatif untuk mendapatkan sumber dana yang besar. Di samping itu pasar modal juga dapat menjadi alternatif berinvestasi bagi masyarakat yang ingin memanfaatkan dananya karena dapat memberikan keuntungan. Semakin besar keuntungan yang diharapkan oleh seorang investor, semakin tinggi pula resiko yang harus dihadapinya. Untuk itu diperlukan analisis yang matang sebelum investor mengambil keputusan membeli, menahan atau menjual suatu saham. Salah satu bentuk analisis yang dapat dilakukannya adalah analisis fundamental.
Analisis fundamental dengan metode top down approach dimulai dengan analisis perekonomian makro, analisis industri dimana perusahaan berada dan analisis perusahaan. Termasuk ke dalam analisis ekonomi makro adalah analisis terhadap variabel-variabel perekonomian makro, seperti kebijakan moneter dan fiskal dari pemerintah, pertumbuhan ekonomi, inflasi, tingkat suku bunga dan lain-lain. Sedangkan analisis industri dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan analisis five forces (Porter), yaitu melihat kekuatan-kekuatan yang akan mengancam profitabilitas perusahaan. Sementara itu analisis perusahaan adalah melihat kondisi dan kinerja perusahaan di masa lalu dan sekarang untuk memperkirakan prospek perusahaan di masa yang akan datang, Yang dilakukan dalam analisis perusahaan antara lain adalah analisis terhadap strategi perusahaan, laporan keuangan, dan penghitungan nilai wajar atau intrinsik saham perusahaan dengan menggunakan model penilaian free cashflow to equiry dan P/E multiple.
Penulisan Karya Akhir ini menerapkan analisis fundamental pada sebuah perusahaan Negara atau BUMN yang telah melakukan go public tanggal 14 Juli 2003. Diharapkan dengan analisis ini dapat diketahui perkiraan nilai wajar sahamnya pada saat IPO dilaksanakan dan selama tahun 2004. Perusahaan yang dipilih PT. Bank Mandiri (Persero).
Analisis fundamental yang terdiri dari analisis terhadap ekonomi makro, diketahui kondisi perekonomian Indonesia menunjukkan masih terus berlangsungnya. Proses pemulihan ekonomi, dengan terjadinya peningkatan aktifitas ekonomi meskipun masih terus dibayangi oleh tekanan inflasi dan melemahnya nilai tukar rupiah. Dan krisis industri, diketahui kondisi industri perbankan mulai menunjukkan perbaikan walaupun kondisinya secara umum masih belum pulih. Perkembangan tersebut tercermin pada peningkatan penghimpunan dana, profitabilitas, membaiknya kualitas kredit serta peningkatan jumlah bank yang telah memenuhi ketentuan minimum Capital Adequacy Ratio (CAR). Disamping itu, fungsi intermediasi bank yang sempat terganggu selama berlangsungnya krisis telah menunjukkan pemulihan, yang tercermin dari adanya ekspansi kredit walaupun masih dalam skala kecil.
Bank Mandiri terus meningkatkan kualitas pelayanan terhadap nasabahnya, disamping terus menciptakan keunggulan baru dibanding pesaingnya. Bahkan Bank Mandiri sedang mempersiapkan diri dalam menghadapi era baru dalam bisnis perbankan yaitu telepon banking dan internet banking yang didukung dengan penggunaan teknologi canggih. Kecanggihan teknologi inilah yang membedakan Bank Mandiri dalam pelayanan menjadi lebih maju dari bank lain di Indonesia. Strategi Bank Mandiri mempertahankan dan meningkatkan bisnis corporate banking, meningkatkan pangsa pasar untuk nasabah komersial dan consumer, memperkuat pengelolaan risiko, meningkatkan penggunaan teknologi dan meningkatkan kinerja keuangan.
Berdasarkan analisis fundamental yang dilakukan dengan pendekatan FCFE model dan P/E multipie, diperoleh nilai intrinsik saham sebesar Rp.1.618 per saham dan Rp.1.996,62, yang dapat dijadikan penimbangan bagi investor apakah nantinya harga yang terjadi di pasar adalah harga yang undervalued atau Overvaluead. Sehingga dengan diketahuinya nilai wajar dari saham ini investor dapat mempertimbangkan memutuskan untuk membeli atau tidak membeli saham tersebut. Tetapi dengan berjalannya waktu yang selalu diikuti dengan adanya ketidakpastian, kesimpulan tersebut dapat berubah. Apabila terjadi perubahan kondisi yang tidak sesuai dengan proyeksi yang telah dibuat maka kesimpulan akhir yang diperolehpun dapat berubah."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T13583
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahmud Tarmizi Amir
"ABSTRAK
Pasar modal di Indonesia berkembang pesat semenjak beberapa tahun belakangan ini. Kondisi ini sangat mendukung dunia usaha di Indonesia karena dapat digunakan sebagai alternatif sumber dana yang besar. Di samping itu pasar modal juga merupakan alternatif investasi bagi masyarakat yang ingin memanfaatkan dananya karena dapat memberikan keuntungan.
Semakin besar keuntungan yang diharapkan oleh investor, semakin tinggl juga resiko yang harus dihadapinya. Untuk itu diperlukan analisis yang matang sebelum seorang investor mengambil keputusan membeli, menahan atau menjual saham yang dimilikinya. Bentuk analisis yang dapat dilakukan adolah analisis fundamental dan analisis teknikal.
Analisis fundamental dengan metode fop down approach dimulai dari analisis ekonomi makro, analisis industri di mana perusahaan berada, dan analisis perusahaan. Yang termasuk ke dalam analisis ekonomi makro adalah analisis terhadap variabel-variabel ekonomi makro, seperti kebijakan moneter dan kebijakan fiskal dari pemerintah, pertumbuhan ekonomi, inflasi, tingkat bunga, dan lain-lain. Sedangkan analisis industri dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan analisis five forces (Porter, 1985), yaitu melihat kekuatan-kekuatan yang akan mengancam profitabilitas perusahaan. Sementara itu analisis perusahaan adalah melihat kondisi dan kinerja perusahaan di masa lalu dan sekarang untuk memperkirakan prospek perusahaan di rnasa yang akan datang. Yang dilakukan dalam analisis perusahaan antara lain adalah analisis terhadap strategi perusahaan, laporan keuangan, dan analisis terhadap nilai saham perusahaan dengan menggunakan berbagai model penilaian. Dividend discount model dan free cash flow to equity model merupakan contoh dari model penilaian yang digunakan dalam penulisan Karya Akhir ini.
Analisis teknikal lebih menekankan kepada pemanfaatan harga saham di masa lalu untuk memprediksi harga saham di masa yang akan datang dengan menggunakan bantuan berbagai bentuk grafik. Bentuk grafik dapat disesuaikan dengan keinginan investor. Grafik garis (Sine charfj dapat memperlihatkan fluktuasi harga saham selama periode tertentu, sedangkan grafik moving average dapat membantu memperhalus fluktuasi dan melihat kecenderungan harga saham. Grafik multiple moving average adalah grafik yang menggunakan gabungan beberapa moving average dengan periode yang berbeda. Sementara itu cand/esfick chart adalah grafik yang rnemiliki bentuk khas, grafik ini memiiiki bentuk dan karakteristik tersendiri yang dapat memben'kan informasi kepada investor tentang perkiraan harga saham di masa yang akan datang, sehingga dapat membantu investor di dalam mengambil keputusan.
Tujuan dari penulisan karya akhir ini adalah untuk menerapkan analisis fundamental dan analisis teknikal pada salah satu perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Jakarta dan kernudian memperkirakan perubahan harga saham tersebut di masa yang akan datang. Disamping itu karya akhir ini juga bertuj'uan untuk membandingkan hasil analisis fundamental dan analisis teknikal, apakah keduanya saling mendukung atau tidak di dalam membantu investor menilai dan memperkirakan harga saham.
Perusahaan yang dipilih sebagai obyek penelitian adalah perusahaan yang berada di dalam industri perbankan, karena bank memiiiki karakteristik tersendiri yang berbeda jika dibandingkan dengan bentuk perusahaan jasa dan manufaktur lainnya. Sebagai contoh dalam analisis rasio, bank memiliki rasio unik yang tidak terdapat pada bentuk perusahaan umum lainnya, seperti rasio CAR, LDR, Giro Wajib Minimum dan lain sebagainya. PT Bank Dagang Nasional Indonesia {BDNI) dipilih sebagai obyek penelitian karena memenuhi semua karakteristik pemilihan yang sudah ditetapkan, yaitu perusahaan telah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta, memiliki jumlah aktiva di atas Rp 10 triliun, memiliki fee based income yang tinggi, dan saham perusahaan tersebut aktif diperdagangkan di bursa.
Berdasarkan analisis fundamental yang dilakukan, terlihat bahwa harga pasar saham BDNI pada akhir bulan Juni 1997 berada di atas nilai sebenarnya (intrinsic value). Sehingga keputusan yang sebaiknya diambil oleh investor adalah tidak membeii saham BDNI atau jika investor telah memiliki saham BDNI sebaiknya menjuat saham tersebut. Karena harga saham tersebut diperkirakan akan turun mendekati nilai intrinsiknya.
Analisis teknikal yang digunakan dalam penuiisan karya akhir ini adalah grafik garis (tine chart), moving average dan multiple moving average, serta candlestick chart. Semua grafik yang digunakan di atas memperlihatkan bahwa harga pasor saham BDNi pada akhir bulan Juni 1997 sudah tinggi dan di atas rata-rata harga selama ini. Kesimpulan yang dapat diambil adalah sama dengan hasil analisis fundamental, yaiiu tidak membeii saham BDNI karena dikhawatirkan harga saham itu akan turun dalam beberapa waktu mendatang. Atau jika investor telah memiliki saham BDNt sebaiknya menjuat saham tersebut pada saat harga tinggi.
Dari analisis fundamental -dan teknikal yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa kedua analisis tersebut dapaf saling mendukung. Tetapi dengan berjalannya waktu kesimpulan tersebut dapat benjbah, karena apabila terjadi perubahan kondisi yang tidak sesuai dengan proyeksi yang telah dibuat, maka kesimpulan akhirpun dapat berubah."
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S9356
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhi Irawan, Author
"ABSTRAK
Dalam beberapa tahun ini, telah bermunculan bank-bank syariah baru yang menerapkan prinsip syariah selain Bank Muamalat Indonesia yang merupakan pelopor bank syariah. Tercatat antara lain, Bank Syariah Mandiri, BNI Syariah, Bank lfl Cabang Syariah, Bank Bukopin Cabang Syariah, BII Syariah, Bank Danamon Syariah dan BRI Syariah, telah mulai beroperasi di sektor perbankan syariah Indonesia.
BMI, yang pada awalnya merupakan pemain tunggal di pasar perbankan syariah sejak tahun 1992, kini mempunyai telah berhadapan dengan sedikitnya 7 kompetitor diperkirakan akan makin banyak bank-bank lain yang akan masuk ke industri perbankan syariah ini. Jika dulu BMI dengan mudah memposisikan dirinya sebagai bank Islam atau banknya ummat Islam melalui penerapan konsep syariah, saat ini kemudahan tersebut tidak akan bisa dinikmati lagi. Kini BMI harus bersaing dalam berebut mind share dan market share. Tak ketinggalan pula pemain baru seperti BSM atau pun BNI Syariah dan juga bank-bank syariah lainnya juga menghadapi tantangan yang sama.
Dalam menghadapi perubahan peta persaingan tersebut, BMI kemudian memposisikan dirinya melalui penetapan positioning statement yang berbunyi "Pertama Murni Syariah". Kalimat itu merupakan cerminan strategi positioning yang berupaya mempertegas kembali eksistensi BMI sebagai bank yang sesuai syariah dan bersih dari unsur riba, paling murni dalam penerapan dan pengoperasian konsep syariah sekaligus bank yang paling berpengalaman karena merupakan pionir di sektor perbankan syariah Indonesia. Hal itu didasari pada status BMI sebagai entitas keuangan syariah yang berdiri sendiri, tidak bercampur dengan praktek pengelolaan bank konvensional. Serta modal dasar pendirian perusahaan-yang berasal dari pemerintah dan masyarakat, bukan dana dari lembaga keuangan konvensional. Namun positioning tersebut masih perlu diuji kinerjanya ketika berhadapan dengan entitas keuangan syariah yang berdiri sendiri seperti BSM. Bank yang dilahirkan oleh Bank Mandiri tersebut, yang notabene perusahaan induknya ini, praktis hanya berbeda dari segi proses pendirian saja dengan BMl Maka dengan asumsi dan hipotesa yang ada, maka dilakukanlah penelitian ini untuk mengetahui gambaran yangjelas tentang karakteristik kedua bank tersebut.
Dari hasil penelitian dibuktikan bahwa memang BMI dan BSM merupakan pemain yang head-to-head dalam perebutan pasar, karena memiliki dan membidik segmentasi pasar yang sama dari segi demografis. Lebih spesifik lagi, berdasarkan karaktersitik status social ekonomi dan komposisi usia nasabah masing-masing bank tersebut, baik BMI dan BSM membidik segmen masyarakat kelas menengah yang masih produktif (21-50 tahun).
Temuan selanjutnya menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara persepsi antara nasabah BMI dan BSM terhadap citra merek masing-masing bank yaitu BMI memiliki indeks tingkat persepsi yang lebih tinggi dari BSM pada semua komponen citra merek baik pada dimensi emosional dan rasional. Namun menurut nasabah masing-masing, representasi citra merek antara BMI dan BSM sedikit berbeda. Citra merek BSM hanya tercermin lewat dimensi rasional saja yang diwakili oleh tiga komponen citra yaitu (i) bank yang lebih adil (fair) dan transparan, (ii) kualitas dan reputasi bank yang baik. Dan terakhir, (iii) kinerja pertumbuhan bank yang sangat baik Sedangkan BMI, hampir merefleksikan seluruh komponen citra merek yang ada pada dimensi emosional dan resional. Hanya citra sebagai bank yang memiliki kinetja pertumbuhan sangat baik saja (dimensi rasional) yang tidak tercermin dari BMI.
Sedangkan mengenai persepsi nasabah BMI dan BSM terhadap variabel kualitas layanan masing-masing bank diperoleh hasil, bahwa secara keseluruhan tingkat kualitas pelayanan BMI lebih unggul atas BSM. Lalu apabila ditinjau berdasarkan dimensi kualitas layanan, BMI juga unggul di sebagian besar dimensi yaitu dimensi tangibles, dimensi responsiveness, dan dimensi emphaty. Pada kedua dimensi lainnya yaitu reliability dan assurance, kualitas pelayanan kedua bank cenderung seimbang. Keunggulan kualitas Iayanan BMI direfleksikan oleh komponen-komponen kualitas yang tersusun atas 4 faktor yaitu (i) faktor jaminan kepercayaan, (ii) faktor fasilitas dan suasana religius, (iii) faktor kepedulian, dan (iv) faktor ketrampilan teknis perbankan.Sementara itu kualitas layanan BSM direfleksikan oleh 6 faktor antara lain (i) faktor perhatian, (ii) faktor fasilitas, (iii) faktor ketrampilan, (iv) faktor ketentraman, (v) faktor kecepatan pelayanan, dan (vi) faktor suasana religius. Dari semua faktor tersebut, faktor kecepatan pelayanan adalah faktor yang tidak mewakili kualitas layanan BMI. Sedangkan BSM kurang menonjol dari faktor jaminan kepercayaan.
Sementara itu, temuan yang cukup penting adalah bahwa dalam memilih merek bank, ternyata faktor-faktor non agama (rasional) justru lebih kuat dibandingkan dengan faktor yang terkait dengan agama (emosional). Faktor agama yang berpengaruh bagi konsumen untuk beralih perilaku adalah faktor menghindari riba.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka disimpulkan bahwa positioning BMI melalui pernyataan "Pertama Mumi Syariah", yang lebih menonjolkan dimensi emosional, tampaknya terlalu "sempit'' dibandingkan dengan keunggulan yang dimiliki oleh BMI sendiri. Dalam jangka waktu 2-3 tahun ke depan ketika pasar perbankan syariah sudah established, positioning tersebut juga menjadi kurang efektif dalam kompetisi. Hal ini karena faktor-faktor non agama seperti jaminan keamanan, reputasi, profesionalisme, dan kualitas pelayanan akan lebih dominan menentukan persaingan antar bank syariah di Indonesia.
"
2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Riza Zainuri
"Tesis ini membahas kinerja Bank Mandiri sebagai bank terbesar di tanah air dan peringkat bank nomor 9 (Sembilan) dengan asset terbesar di Asia Tenggara dalam kurun waktu lima tahun terakhir dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangannya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalis kinerja keuangan Bank Mandiri periode 2006 ? 2010 dengan menggunakan proksi rasio keuangan dan menganalisis perbedaan kinerja keuangan antara Bank Mandiri dan Malaysian Bank Berhard (Maybank) yang merupakan bank terbesar di Malaysia dan bank dengan peringkat 4 (empat) asset terbesar di Asia Tenggara dengan menggunakan metode statistik independent t test, dimana diperoleh hasil tidak terdapat perbedaan kinerja antara kedua bank dalam kategori rasio CAR, NPL, ROA, dan ROE, sedangkan untuk kategori LDR, BOPO, dan NIM diperoleh hasil terdapat perbedaan kinerja diantara keduanya.
Hasil analisis berdasarkan pendekatan rasio keuangan bank yang diwakili oleh indikator rasio CAR, NPL, ROA, ROE, BOPO, LDR dan NIM dengan pembobotan nilai sesuai standard Bank Indonesia, diperoleh hasil selama 5 tahun terakhir Maybank lebih unggul dalam kinerja selama 4 (empat) tahun kecuali tahun 2009, dimana Bank Mandiri berhasil mengungguli nilai yang diperoleh Maybank karena pada tahun 2009 ROA Maybank merosot tajam yang disebabkan penurunan laba yang sangat besar. Dengan hasil perbandingan kinerja kedua bank ini, memberikan bukti bahwa kinerja Bank Mandiri yang notebene terbesar di tingkat nasional dan memperoleh banyak predikat penghargaan, harus lebih bekerja keras untuk dapat menyaingi kinerja Maybank khususnya dan bank-bank asing ditingkat regional Asia Tenggara pada umumnya.

The thesis tells about concerning Bank Mandiri performance as one of the biggest bank in Indonesia and number nine ranks having the biggest asset in South East Asia region, in five years period analyzing through their financial report. This research intended to look at Bank Mandiri financial performance from 2006 to 2010 with financial ratio as well as the financial performance differentiation between Bank Mandiri and Malaysian Bank Berhard (Maybank) which is the biggest bank in Malaysia and having the number four ranks with the biggest asset in South East Asia region using the independent t test statistic method, the results there are not any different between the two banks in CAR, NPL, ROA, and ROE ratio categories, while for LDR, BOPO and NIM categories there are different between both banks.
Analysis result from close points in financial bank ratio which represent by CAR, NPL, ROA, ROE, BOPO, LDR and NIM indicators, with Bank of Indonesia?s standards, the findings are for the last 5 years Maybank have improve their performance for four years in a row except for 2009, where Bank Mandiri have succeed to lead points from Maybank because in 2009 the Maybank ROA dropped off caused by the massive reduction on their profit. Through the comparison result between the two banks, proved that Bank Mandiri performance which in fact the biggest bank in national level and having a lot of achievement, should work very hard competing especially to Maybank and to other foreign banks in South East Asia region."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2011
T33754
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Windy Adriana
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T25288
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>