Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 216240 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wiwit Tarziah
"Motivasi merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan keberhasilan kinerja dari suatu organisisi. Jika motivasi seseorang tinggi maka kinerja yang dihasilkan pun akan semakin baik. Salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi adalah gaya kepemimpinan. Tesis ini membahas tentang pengaruh gaya kepemimpinan (partisipatif, suportif dan direktif) terhadap motivasi (expectancy, instrumentality dan valence)dan kinerja dalam bisnis multilevel marketing di PT CNI.
Untuk menguji pengaruh gaya kepemimpinan terhadap motivasi dan kinerja dari seorang distributor dilakukan analisis regresi. Akan tetapi sebelumya dilakukan analisa faktor untuk mengetahui indikator penelitian mana saja yang tepat digunakan untuk mengukur variabel gaya kepemimpinan dan motivasi.
Berdasarkan hasil analisa regresi dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan partisipatif dan direktif mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap motivasi seorang distributor. Sedangkan gaya kepemimpinan suportif temyata tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap motivasi seorang distributor. Dari hasil analisa regresi juga dapat disimpulkan bahwa motivasi mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja yang dihasilkan oleh seorang distributor.

Motivation is one of the factor which can be used to determine performance of the organization. If motivation is higher then performance of the organization will be better. One of the factor which influence motivation is leadership style. This research contains about the influence of leadership style (participate, supportive and directive) to motivation (expectancy, instrumentality and valence) and performance on multilevel marketing PT Citranusa Insancemerlang.
Factor analysis is used to reduce the research indicator into factors which used to determine the construct of leadership style and motivation. Regression analysis then used to examine the influence of leadership style to motivation and performance.
The results shows that participative and directive leadership style have positif influence to motivation while supportive leadership style has no influence to motivation. The last, motivation has positive influence to distributor performance."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
S10664
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rio Saputra
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
S5375
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aam Bastaman
"Industri Direct selling - multilevel marketing (MLM) telah menunjukkan pertumbuhan yang sangat cepat, terutama dalam dekade tahun 80-an, dan terutama di Indonesia dalam dekade tahun 90-an. Sebagai sebuah industri, direct selling (termasuk multilevel marketing) memberikan potensi peluang usaha alternatif yang cukup menjanjikan bagi masyarakat.
Berdasarkan catatan World Federation of Direct Selling Association (1989; 8), terdapat sekitar 30 juta orang di seluruh dunia terlibat dalam aktifitas bisnis direct selling sebagai distributor independen. Sedangkan industri ini mencatat penjualan lebih dari 80 Milyar dollar Amerika dalam tahun 1999.
Mengingat pentingnya peranan industri direct selling, terutama dalam menciptakan lapangan kerja alternatif, maka penulis tertarik meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja penjualan pada perusahaan direct selling - multilevel marketing multinasional di Indonesia, dengan mengambil studi kasus di PT. Amindoway Indonesia, Jakarta.
Dalam penelitian ini dibahas mengenai: I. Kinerja penjualan Amway di Asia Pasifik, 2. Posisi penjualan Amway di Indonesia dibandingkan dengan kinerja penjualan Amway di beberapa negara Asia Pasifik, 3. Pengaruh Program Insentif (Peluang Bisnis), Promosi, Kualitas Produk, Pimpinan Distributor/UpLine Sponsor, Jaminan Kepuasan 100%, Keyakinan pada Bisnis Amway dan Faktor Penjualan Eceran (variabel-variabel X, baik secara individual maupun secara bersama-sama) terhadap kinerja penjualan (variabel Y), dengan menggunakan koefisien korelasi Spearman dan model single regression dan multiple regression.
Sampel sebanyak 50 orang diambil dengan menggunakan simple random sample dan sekitar 20,000 populasi distributor Amway yang aktif di Jakarta.
Hasil penelitian ini menunjukkan faktor Program Promosi memberikan pengaruh yang kecil (tidak signifikan) terhadap kinerja penjualan, faktor Kualitas Produk memberikan pengaruh yang signifikan, faktor Jaminan Kepuasan 100% relatif memberikan pengaruh, faktor Pimpinan Distributor memberikan pengaruh yang kurang signifikan, faktor Insentif (Peluang Bisnis) memberikan pengaruh, faktor Penjualan Eceran juga kurang memberikan pengaruh.
Secara keseluruhan faktor-faktor yang memberi pengaruh terbesar terhadap kinerja penjualan adalah faktor Kualitas Produk, program Insentif (Peluang Bisnis) dan Jaminan Kepuasan 100%.
Coefficient of Multiple Correlation diantara variabel-variabel X dan Y tersebut sebesar 0.6627 (66.27%), yang berarti pengaruh variabel-variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) sebesar 66.27%.
Saran kepada perusahaan untuk lebih fokus terhadap ketiga variabel yang mempengaruhi kinerja penjualan tersebut, yaitu Kualitas Produk, Program Insentif (Peluang Bisnis) dan Jaminan Kepuasan 100%."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T1040
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jatu Anggraeni
"ABSTRAK
Penelitian menenai profil trait pengusaha Multi Level Marketing di Jakarta bertujuan untuk mengetahui bagaimana perbedaan profil trait self confidence, originality, people oriented, task oriented, risk taking dan future oriented pada pengusaha Multi Level Marketing di Jakarta dengan dikaitkan pada faktor-faktor yang berperan di dalam trait pengusaha yakni jenis kelamin, usia, status marital, pendidikan. Di samping itu diteliti pula bagaimana trait yang menonjol pada pengusaha (atau dikenal dengan sebutan distributor) Multi Level Marketing yang sukses, dan bagaimana tipe pengusaha para distributor Multi Level Marketing di Jakarta berdasarkan trait task oriented.
Penelitian dilakukan atas dasar pentingnya mengetahui trait bagi pengusaha maupun calon pengusaha khususnya distributor Multi Level Marketing, sehingga diharapkan mereka dapat melakukan perubahan-perubahan yang positif-konstruktif dengan memaksimalkan potensi yang ada dalam dirinya untuk meraih sukses.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif berdasarkan teori dan alat yang dibuat oleh Technology Development Center yang berpusat di EAST WEST INSTITUTE, Honolulu Hawaii. Di samping itu penelitian ini juga membahas teori dari Robert Dougal (1986) dan beberapa hasil penelitian yang memiliki relevansi dengan area penelitian ini.
Hasilnya secara umum memperlihatkan 88.89% hipotesa null diterima yaitu, tidak terdapat perbedaan trait pengusaha yang signifikan pada Level Of Significance .05 pada distributor Multi Level Marketing di Jakarta dalam kaitannya dengan aspek jenis kelamin, usia, status marital, pendidikan. Sisanya adalah 11.11% hipotesa null yang ditolak, yaitu terdapat perbedaan trait pengusaha yang signifikan pada Level Of Significance .05 pada distributor Multi Level Marketing di Jakarta dalam kaitannya dengan aspek jenis kelamin, usia, status marital, pendidikan. Tetapi dapat diambil sebuah generalisasi bahwa dalam tiap faktor yang berperan dalam trait pengusaha terdapat urutan trait yang sering ditemui yaitu people oriented, task oriented, hsk taking, future oriented, self confidence, dan yang terakhir adalah originality. Selain itu urutan tipe pengusaha yang dominan pada distributor Multi Level Marketing di Jakarta adalah pragmatist, need achiever dan yang terakhir adalah managerial. Sedangkan urutan trait yang menonjol pada distributor Multi Level Marketing di Jakarta yang sukses adalah people oriented, kemudian task oriented, risk taking, future oriented, self confidence, dan yang terakhir adalah originality.
Saran-saran yang diajukan untuk peningkatan faktor metodologis berupa hal-hal yang perlu dipertimbangkan agar di kemudian hari penelitian yang relevan bisa lebih sempurna. Juga saran mengenai area yang dapat dieskplorasi lebih jauh dari penelitian ini untuk diteliti selanjutnya di masa yang akan datang."
2001
S3067
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roller, David
Jakarta: Gramedia, 1995
658.8 Rol m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Roller, David
Jakarta: Gramedia, 1995
658.8 Rol m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nurdin Hidayat
"PT. INDOGRANIT TUNGGAL PERKASA adalah perusahaan yang bergerak di bidang Granit dan Marble Product. Adapun mist perusahaan adalah memberikan nilai Iebih pada karya seni tinggi. Nilai karya ini akan memberikan nilai kepuasan dari sentuhan kesempurnaan dan kemewahan yang abadi. Nilai kepuasan ini didapat melalui usaha peningkatan kinerja. Peningkatan Kinerja dipengaruhi beberapa factor seperti kondisi kerja, fasilitas, Lingkungan, kompensasi, Motivasi dan Gaya Kepemimpinan. Penelitian ini tentang pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi terhadap Kinerja yang dilatarbelakangi oleh pentingnya penerapan Motivasi dan Gaya Kepemimpinan di dalam perusahaan_ Gaya Kepemimpinan menyangkut pola perilaku pimpinan dalam menggerakkan bawahan untuk pencapaian tujuan. Gaya kepemimpinan tidak lepas dari pengaruh situasi dan kondisi dan bersifat insidental. Sedangkan motivasi menyangkut pemberian umpan balik baik yang bersifat materil maupun non materil seperti promosi, jaminan karir, situasi kerja dan gaji termasuk pemberian penghargaan sesuai dengan tingkat perubahan yang ditunjukkan karyawan sehingga dapat meningkatkan kinerja. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang berjumlah 200 orang dari berbagai staff sentra produksi seperti Quality Assurance, Factory Manager, Marketing Manager, HRD Manager, Personnel & GA Manager dan Accounting & Finance manager. Adapun jumlah responden sebagai sample sebanyak 60 orang dengan teknik pengambilan sample "Proporsional Random Sampling". Hal ini dilakukan untuk memberikan kesempatan yang sama kepada karyawan sebagai responden penelitian. Adapun pengumpulan data dilakukan melalui berbagai teknik antara lain observasi, kepustakaan dan Kuesioner melalui penyebaran angket model Skala Likert. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Non Parametrik yaitu Korelasi Spearman dan Korelasi Partial dengan menggunakan Program SPSS (Statistical Product for Service Solution). Analisis ini digunakan untuk melihat beberapa hal antara lain :
1. Apakah gaya kepemimpinan memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja.
2. Apakah motivasi kerja memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja.
3. Apakah gaya kepemimpinan dan motivasi kerja secara bersama-sama memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja.
Hasil penelitian melalui pengujian analisis statistik menunjukkan bahwa secara umum gaya kepemimpinan dan motivasi secara bersama-sama maupun masing-masing memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja dan dapat digolongkan tinggi. Selain itu, berdasarkan pengujian Deskripsi Data diperoleh frekuensi relative dengan skor sedang dan lebih banyak di atas rata-rata (Mean). Selain itu, melalui pengujian korelasi Partial diperoleh bahwa Kinerja lebih banyak dipengaruhi Motivasi dibandingkan Gaya Kepemimpinan. Ini menunjukkan bahwa peningkatan kinerja lebih besar dipengaruhi oleh motivasi dibandingkan dengan penerapan model Gaya kepemimpinan Situasional. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka beberapa saran yang perlu diperhatikan, yaitu : Pertama; perlu diterapkan system motivasi yang dapat meningkatkan kinerja. Hal ini karena sebagian besar karyawan lebih memprioritaskan pemberian motivasi dibandingkan gaya kepemimpinan., Kedua : Perlu ditingkatkan kembali strategi untuk mendorong kinerja baik dilihat dari sisi penerapan motivasi maupun gaya kepemimpinan secara simultan. Ini karena kedua variabel tersebut memiliki pengaruh yang signifikan baik sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama. Pendekatan Penerapan ini dapat dilakukan melalui pendekatan kelompok maupun perorangan. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang dikatagorikan pada klasifikasi tinggi, Ketiga : Perusahaan harus memperhatikan factor lain selain motivasi dan gaya kepemimpinan. Hal ini didasarkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa pengaruh yang diakibatkan perilaku motivasi maupun gaya kepemimpinan dikatagorikan tinggi sehingga memungkin adanya factor lain. Sebagai tidak lanjut penelitian ini, peneliti mengharapkan adanya penelitian yang sama dengan kancah berbeda dan jumlah sample lebih besar maupun penelitian dengan menambahkan variabel lain sebagai variabel bebas maupun kontrol. Dengan cara tersebut diharapkan dapat ditarik suatu generalisasi yang lebih luas dan signifikan sehingga dapat dijadikan referensi ilmiah secara memadai dan lengkap."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T14197
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Ridha
"Alasan dan Tujuan Penelitian Skripsi ini ditulis untuk mempraktekkan ilmu yang telah penulis terima di bangku kuliah dengan memfokuskan pada penelitian distribusi Multilevel Marketing. Disamping itu penulis juga berusaha menerapkan Metode AHP (analytical Hirarchie Process) dalam proses pengambilan keputusan pemilihan saluran distribusi .Dalam hal ini pilihannya adalah Distribusi Multilevel Marketing dan Distribusi Konvensional. Metoda Penelitian Metoda penelitian yang penulis lakukan adalah metode AHP. Dalam penelitian ini penulis mengambil empat orang responden yang berasal dari berbagai latarbelakang yang berbeda, yang sesuai dengan yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Hasil Penelitian Hasil penelitian dengan menggunakan metode AHP pada pemilihan saluran distribusi memperjelas adanya perbedaan persepsi berbagai kalangan tentang Multilevel Marketing. Responden berjumlah empat orang. Masing - masing responder yang mewakili pendapat kelompok atau profesinya; Responden 1; Praktisi pada Perusahaan yang menerapkan distribusi Multilevel Marketing Responden 2; Praktisi pada Perusahaan yang menerapkan distribusi Konvensional Responden 3; Dosen di bidang Pemasaran , mewakili Kalangan Akade mis Responden 4; Praktisi pada Perusahaan yang menerapkan distribusi Konvensional dan juga secara pribadi terlibat dalam distribusi Multilevel Marketing . Kesimpulan: Pendapat Responden 1 Sebagai Manager Pemasaran PT AMWAY INDONESIA, Responden 1 sangat menekankan pada pertimbangan perantara . Bagi. Responden 1 distributor tidak hanya partner dalam melakukan usahanya tapi juga merupakan asset yang paling beharga. Responden 1 memilih distribusi Multilevel Marketing-lah yang terbaik, dibandingkan dengan distribusi konvensional. Pendapat Responden 2 Sebagai Manager Pemasaran perusahaan P&G, yang bergerak di distribusi konvensional, bagi Responden 2 pertimbangan pasar adalah pertimbangan utama. Responden 2 menganut konsep bahwa kunci untuk mencapai tujuan operasional adalah terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran dan pemberian kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan lebih efisisen dari yang dilakukan oleh pesaing. Menurut Responden 2 distribusi konvensional tetap yang paling andal. Namun di masa yang akan datang prospek bagi Multilevel Marketing akan semakin cerah. Pendapat Responden 3. Sebagai seorang yang berasal dari kalangan akademisi,Responden 3 berpendapat bahwa secara teoritis semua pertimbangan itu sama pentingnya. Meskipun demikian, Responden 3 melihat pertimbangan perusahaan adalah pertimbangan yang paling utama, meskipun tidak muntlak. Penerapan distribusi yang dipilih harus melihat kepada kemampuan perusaha'an dalam mengelolanya. Responden 3 memilih distribusi konvensional sebagai yang terbaik dibandingkan dengan distribusi Multilevel Marketing. Namun seperti Responden 2, beliau masih melihat prospek bagi Multilevel Marketing di masa yang akan datang. Pendapat Responden 4 Dari beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan saluran distribusi, Responden 4 menempatkan tiga faktor pertimbangan pada posisi yang sama penting yaitu Pertimbangan Pasar, Produk, dan Perusahaan. Pendapat ini paling moderat diantara yang lainnya. Responden 4 memilih Multilevel Marketing sebagai lebih baik daripada distribusi konvensional dengan score perbandingan yang tipis. IV.2. SARAN 1. Diharapkan pemerintah segera mengeluarkan peraturan yang memadai terhadap pelaksanaan Multilevel Marketing ini untuk melindungi konsumen dari praktek-praktek yang merugikan . 2. Perusahaan yang bergerak dibidang Multilevel Marketing perlu membentuk asosiasi sendiri agar bisa berkomunikasi dan memonitor serta mengontrol para anggotanya dari aktivitas yang merugikan image tentang Multilevel Marketing itu sendiri. IDSA (Indonesia Direct Selling Association) sampai saat ini tidak atau belum memberikan kontribusi berarti terhadap kepentingan anggotanya yang bergerak di Multilevel Marketing. Ini terlihat dari belum adanya usaha-usaha yang berarti untuk mengayomi anggota-anggotanya yang menerapkan distribusi Multilevel Marketing 3. Diperlukan informasi yang jujur dan transparan dari perusahaan yang menerapkan Multilevel Marketing kepada masyarakat tentang mekanisme kerjanya untuk mencegah kesimpang siuran informasi yang akan berdampak negatif. 4. Hubungan antara perusahaan Multilevel Marketing dan distributornya haruslah saling menguntungkan. Dari sisi perusahaan, biaya operasional pendukung pemasaran terutama dalam membangun jaringan distribusi seperti brosur penjualan, audio dan video tapes, mengadakan pertemuan presentasi , penyimpanan dan pengiriman barang, .seharusnya lebih sedikit dari pada jalur eceran yang konvensional. Di samping itu, dari sisi distributor,biaya permulaan dan pengeluaran untuk modal kerja haruslah beralasan dan wajar dibandingkan dengan keuntungan yang akan didapatkan. 1. Diprediksikan oleh para ahli, bahwa di masa yang akan datang akan terjadi perubahan dalam strategi pemasaran; antara lain jalur distribusi akan diperpendek, dan pemasaran secara massal akan pelan-pelan ditinggalkan dan dialihkan ke pemasaran langsung ke individu-individu. 2. Multilevel Marketing adalah saluran distribusi yang digolongkan baru di Indonesia,meskipun pada dasarnya sudah biaya dilakukan sejak dulu yaitu menekankan pada hubungan pribadi. 3. Dengan munculnya Multilevel Marketing maka perusahaaan akan mendapat alternatif baru dalam usaha mendistribusikan dan memasarkan produknya ke konsumen. 4. Multilevel Marketing belum mengakar pada masyarakat Indonesia, sehingga butuh waktu untuk beradaptasi. Meskipun demikian potensi untuk mengembangkannya di Indonesia cukup besar. Jika dilihat dari tingkat pertumbuhannya sampai saat ini dan iklim persaingan yang masih tenang, diperkirakan di masa yang akan datang makin banyak perusahaan di Indonesia yang akan menerapkan Multilevel Marketing dalam usaha mendistribusikan produknya kepada konsumen. 5. Multilevel Marketing sering disalah artikan dengan sistem Piramida yang pelaksanaannya merugikan masyarakat konsumen dan sebagian distributor. Padahal Multilevel Marketing tidak menerapkan praktek-praktek merugikan tersebut. Namun demikian tidak tertutup kemungkinan praktek-praktek curang dilakukan oleh oknum distributor yang ingin mengambil keuntungan jangka pendek. 6. Multilevel Marketing sendiri memang bisa dimasuki oleh praktek-praktek penyelewengan tersebut jika tidak ada pengawasan baik dari perusahaan maupun dari pemerintah. 7. Indonesia belum memiliki peraturan yang memadai terhadap distribusi Multilevel Marketing ini . Padahal peraturan ini penting artinya untuk melindungi masyarakat. 8. Sebagai sistem distribusi yang relatif baru keberadaannya di Indonesia, pro dan kontra terhadap Multilevel Marketing masih dan akan terus berlanjut."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
S18794
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kusmiyanti
"This research is intended to know the effect of leadership, environment work and motivation to the performance of employee at Akademi Ilmu Pemasyarakatan. The background of this research is many problems that connected with the performance of employee. By this indication, there are many problem that unbalance.
The researcher use Nash?s theory, Gary Yulk?s theory and John D. Miller?s theory to illustrate about leadership, Alex S.Nitisemito?s theory to illustrate about environment work, Abraham Maslow?s theory to illustrate about motivation and Miner?s theory to illustrate about performance. This research method in used is a survey method. The writer use primary and secondary data. Approach which used in this research is the quantitative research an spread closed questioner to 37 respondents.
Before conducting the analysis, a validity test was conducted on all instruments and reliability test. Verified and reliable data then was analyzed further by using correlation test of t test to determine the relation between leadership-performance, environment work-performance, and motivation-performance. As to determine the relation between leadership, environment work and motivation on performance, F test analysis is used.
From the analysis, it can be concluded that between motivation, there is a high coefficient correlation with correlation 0,380. Between environment work and performace, there is a second coefficient correlation with correlation 0,360. Between motivation and performance there is a third coefficient correlation with correlation 0,253."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T 25011
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>