Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6187 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Judhiastuti Februhartanty
SEAMEO TROPMED RCCN Ul, 2009
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Fachrudinawati
"Ketahanan pangan rumah tangga berhubungan dengan berbagai macam gangguan kesehatan seperti malnutrisi, stunting, overweight, obesitas, dan gangguan kesehatan mental. Indonesia adalah satu-satunya negara di dunia dengan prevalensi tinggi terhadap tiga jenis malnutrisi, wasting, stunting, and overweight. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari apakah terdapat perbedaan ketahanan pangan pada rumah tangga yang dikepalai laki-laki dan perempuan di Indonesia sepanjang kurun waktu 1993-2018. Data yang digunakan dalam studi ini adalah data pooled-crossection yang berasal dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) dan Sensus Potensi Desa (Podes). Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi logistik multinomial. Rumah tangga yang dikepalai perempuan cenderung tidak lebih rawan pangan dibandingkan dengan rumah tangga yang dikepalai laki-laki. Faktor sosial ekonomi, keragaman konsumsi, bencana alam, akses infrastruktur, kewilayahan, dan tekanan ekonomi, secara statistik signifikan memengaruhi ketahanan pangan rumah tangga.

Household food security correlates to a variety of health problems such as malnutrition, stunting, overweight, obesity, and mental health. Indonesia is the only country in the world with a high prevalence of three types of malnutrition wasting, stunting, and overweightThis study aims to analyze the food security of male and female-headed households in Indonesia during 1993-2018. This study uses a nationally representative survey in Indonesia, also known as Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) and Village Census (Potensi Desa). The analytical method uses multinomial logistic regression analysis. This study finds that female headed-household found to be more food secure than male at counterpart. Many socio-demographic variables, socio-economic, road infrastructure and economic shock have a significant association with food security status."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T53965
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leo Brandto Purbadi Sri Margono
"Program Raskin bertujuan untuk mengurangi beban pengeluaran Rumah Tangga Sasaran melalui pemenuhan sebagian kebutuhan pangan yaitu beras. Bila tujuan ini tercapai maka besaran pengeluaran RTS untuk konsumsi beras dan pangan akan berkurang. Berkurangnya pengeluaran ini menghasilkan selisih pengeluaran yang dapat dimanfaatkan oleh RTS untuk dapat lebih memenuhi kebutuhan keluarga pada sektor lain. Kebijakan pemberian subsidi harga beras ini secara jangka pendek akan langsung bermanfaat bagi masyarakat miskin untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dasarnya.
Metode pengolahan data yang digunakan adalah regresi dengan variabel dummy dan menggunakan data yang bersifat cross section dari Susenas bulan Maret tahun 2013. Variabel terikat adalah pengeluaran konsumsi per kapita. Variabel bebas adalah dummy dari status penerimaan Raskin. Variabel kontrol menggunakan dummy dari tingkat pendidikan kepala rumah tangga, pekerjaan kepala rumah tangga dan status penguasaan bangunan tempat tinggal.
Berdasarkan hasil regresi dan analisa maka dapat disimpulkan bahwa Program Raskin yang telah dilaksanakan sejak tahun 1998 ini berpengaruh besar pada pengeluaran akan konsumsi pangan pada rumah tangga yang menerima Raskin yaitu sebesar Rp 87.766,91. Pada rumah tangga sasaran yaitu rumah tangga miskin yang berada pada desil 1-3, pengaruh penerimaan Raskin hanya Rp 11.959,79. Artinya kebijakan pemerintah ini tercatat cukup berpengaruh dalam membantu RT memenuhi kebutuhan pangannya tetapi belum cukup untuk menanggulangi kemiskinan pada rumah tangga yang menjadi sasaran Program Raskin.

Raskin program aims to reduce the burden of Target Households expenditure through partial fulfillment of the need for food that is rice. When this goal is reached, the amount of expenditure RTS for rice and food consumption will be reduced. Reduced spending produces excess expenditure that can be utilized by the RTS to be able to better meet the needs of families in other sectors. Policy of subsidizing rice prices in the short term will directly give benefit for the poor to meet the basic needs of their consumption.
Data processing method uses regression with dummy variables and use cross section data, Susenas March 2013. The dependent variable is per capita consumption expenditure. The independent variable is a dummy of acceptance status Raskin. Control variables use dummy of educational level of household head, household head job and home tenure status.
Based on the results of the regression and analysis, it can be concluded that Raskin which has been implemented since 1998 have a big impact on food consumption expenditure in households who receive Raskin, that is 87.766,91 rupiah. On the target households, which are poor households who are in deciles 1-3, the effect of acceptance Raskin only 11.959,79 rupiah. This means that government policy is recorded quite influential in helping households meet their food needs but not enough to reduce poverty in households that were subjected to Raskin."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T43288
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Choirun Nisa
"Ketahanan pangan adalah kondisi ketika semua orang dapat mengakses makanan yang aman dan bergizi guna hidup aktif dan sehat. Pandemi COVID-19 mengganggu ketahanan pangan oleh karena dampak buruknya terhadap sosial ekonomi, yang menyebabkan kerawanan pangan. Kondisi rawan pangan berkaitan dengan buruknya kualitas konsumsi pangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan ketahanan pangan rumah tangga selama pandemi COVID-19 dan kaitannya terhadap kebiasaan konsumsi siswa SMAN 1 dan SMAN 2 Liwa, Kabupaten Lampung Barat, Provinsi Lampung. Penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional ini menggunakan data sekunder. Sampel penelitian ini adalah 207 siswa SMA (berusia 14-17 tahun) beserta ibunya. Analisis data secara univariat dan bivariat menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan 51,2% rumah tangga mengalami rawan pangan. Hasil analisis statistik menunjukkan pekerjaan ayah sebagai non-PNS (OR = 4,115), pendapatan orang tua per bulan saat pandemi COVID-19 kurang dari Upah Minimum Kabupaten (UMK) (OR = 4,115), pendidikan ayah dan pendidikan ibu kurang dari atau sama dengan tamat SMP (OR = 1,739 dan 1,843) berhubungan signifikan dengan kerawanan pangan rumah tangga. Penelitian ini juga menemukan hubungan yang bermakna antara kerawanan pangan rumah tangga dengan kebiasaan tidak sering mengonsumsi sumber protein hewani (OR = 2,569), susu dan produk olahannya (OR = 7,098), serta fast food (OR = 0,562) pada siswa. Program ketahanan pangan sebaiknya difokuskan kepada sasaran rentan, yakni rumah tangga dengan ayah dan ibu berpendidikan rendah serta memiliki pendapatan di bawah UMK. Rumah tangga rawan pangan direkomendasikan untuk melakukan upaya ternak ayam dan ikan sebagai sumber konsumsi protein hewani. Dinas Ketahanan Pangan dapat bekerja sama dengan Dinas Peternakan untuk mengembangkan industri peternakan sapi perah guna meningkatkan produksi susu.

Food security is a condition when everyone can access safe and nutritious food for an active and healthy life. The COVID-19 pandemic disrupts food security due to its adverse socio-economic impact, which causes food insecurity. Food insecurity is related to poor diet quality. This study aims to determine the factors related to household food security during the COVID-19 pandemic and its relation to the consumption habits among students at SMAN 1 and SMAN 2 Liwa, West Lampung Regency, Lampung Province. This quantitative research with a cross-sectional design uses secondary data. The sample of this study was 207 high school students (aged 14-17 years) and their mothers. Data analysis was univariate and bivariate using the chi-square test. The results showed 51,2% of households experienced food insecurity. The results of statistical analysis showed that the father's occupation as a non-civil servant (OR = 4,115), the parent's monthly income during the COVID-19 pandemic was less than the District Minimum Wage (UMK) (OR = 4,115), father's education and mother's education was less than or equal to junior high school (OR = 1.739 and 1.843) had a significant relationship to household food insecurity. This study also found that household food insecurity was significantly related to the habit of not frequently consuming animal protein sources (OR = 2.569), milk and its processed products (OR = 7.098), and fast food (OR = 0.562) in students. Food security programs should be focused on vulnerable targets, namely households with fathers and mothers with low education and income below the UMK. It is recommended to raise chicken and fish as a source of animal protein consumption for food insecurity households. The Food Security Agency can collaborate with the Animal Husbandry Agency to develop the dairy cows industry to increase milk production."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria Pusposari
"Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor ? faktor yang mempengaruhi permintaan pangan rumah tangga khususnya pangan sumber karbohidrat di Provinsi Maluku dan mengetahui komoditas pangan lokal apa yang berpotensi menjadi pengganti beras sebagai sumber pangan pokok masyarakat di Provinsi Maluku. Analisis dilakukan dengan menggunakan metode analisis model Almost Ideal Demand System (AIDS). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) untuk Provinsi Maluku Tahun 2010. Pola permintaan sumber karbohidrat di Provinsi Maluku secara umum dipengaruhi oleh pendapatan dan harga komoditas baik harga sendiri maupun harga silang dan secara spesifik untuk masing-masing komoditas dipengaruhi faktor sosial demografi yang berbeda-beda. Komoditas yang bersifat substitusi terhadap beras dalam penelitian ini adalah komoditas sagu dan pangan lokal lain (jagung, talas, ubijalar dan kentang). Namun kendalanya, komoditas-komoditas tersebut termasuk dalam komoditas inferior di Provinsi ini. Selain itu, terigu yang merupakan produk impor menjadi salah satu ancaman dalam penyediaan pangan bagi masyarakat di Provinsi Maluku karena komoditas ini bersifat substitusi terhadap seluruh kelompok komoditas yang diteliti selain beras.

The general objective of this study was to determine the factors that affect the household food demand on source of carbohydrate and the commodities of local resources that could potentially be a substitute for rice as a staple food source for communities in Maluku. The analysis is using the Almost Ideal Demand System (AIDS) model. The data used in this study is data from the National Socioeconomic Survey (Susenas) of Maluku Province in 2010. The pattern of demand for carbohydrate sources in Maluku Province in general influenced by income and price. The social demographic variables influenced specifically on each commodity. Commodities that are substitutes for rice in this study are sagu and other local foods (corn, talas, sweet potato, and potato). But these commodities are inferior in this province based on income elasticity. In addition, wheat commodities that is imported become one of the threats on food providing specially for Maluku communities, because this commodities are substitutes of all commodities group in this study, except for rice."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T23017
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fadlliyah
"Tesis ini membahas analisis efektifitas penerapan gerakan percepatan penganekaragaman konsumsi pangan (P2KP) di wilayah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, dimana wilayahnya memiliki karakteristik yang berbeda dengan wilayah lain. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis dengan metode wawancara, studi kepustakaan dan observasi serta survei untuk mengetahui penerapan gerakan P2KP, kendala-kendala dan efektivitas dari gerakan P2KP dalam mendukung ketahanan pangan wilayah. Unit analisis penelitian ini adalah anggota kelompok P2KP dengan jumlah 124 orang.
Hasil analisis didapatkan bahwa penerapan gerakan P2KP belum efektif di terapkan di wilayah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu karena secara keseluruhan belum dapat meningkatkan jumlah partisipasi wanita dalam penyediaan pangan keluarga yang B2SA, belum meningkatnya motivasi, partisipasi, dan aktivitas masyarakat dalam gerakan P2KP, dan rendahnya skor PPH yang dimiliki wilayah tersebut yakni sebesar 62,8 pada tahun 2013. Hal ini dikarenakan banyaknya kendala yang ditemui yaitu tidak adanya air tawar, kondisi tanah yang berpasir dan cuaca yang ekstrim serta kurangnya pemahaman masyarakat tentang cara bercocok tanam dan pola pangan yang B2SA.

This thesis discussed about the analysis of the effectiveness of acceleration movement of food consumption diversity (P2KP) implementation in administrative region of Kepulauan Seribu where the region has different specialty from other regions. This research was conducted by using descriptive analytic through interview method, literature study, observation and survey to comprehend the implementation of acceleration movement of food consumption diversity (P2KP), problems and effectiveness of this P2KP movement to support regional food resilience. The unit analysis in this study is the number of group members P2KP 124 people.
The result of the study showed that the implementation of P2KP movement is ineffective to be implemented in administrative region of Kepulauan Seribu Municipal because generally, it could not increase the number of women participation in supplying diverse, balanced nutritious and safe (B2SA) family food, no motivational improvement, participation and society?s activity in P2KP movement and low scores PPH owned the area which is up to 62.8 in 2013. This is due to the many obstacles encountered is the lack of fresh water, sandy soil conditions and extreme weather and lack of public understanding about how to grow crops and food patterns B2SA
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afifah Adila
"Pola konsumsi pangan pokok merupakan susunan pemenuhan kebutuhan konsumsi pangan pokok sehari-hari dari individu atau kelompok manusia. Perbedaan pola konsumsi pangan pokok dipengaruhi faktor-faktor pendukung diantaranya aksesibilitas wilayah rumah tangga dan kondisi sosial ekonomi masyarakat. Kondisi wilayah akan mempengaruhi tingkat aksesibilitas dan ciri khas mata pencaharian, pendidikan dan tingkat sosial ekonomi masyarakat lainnya. Rumah tangga petani memiliki ciri khas lokalitas wilayah pedesaan yang juga dapat mempengaruhi kegiatan konsumsi pangan pokok. Penelitian ini bertujuan untuk, menganalisis pola konsumsi pangan pokok rumah tangga petani berdasarkan karakteristik rumah tangga dan wilayah rumah tangga petani di Desa Sukawening, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis statistik deskriptif dan analisis keruangan. Temuan penelitian menunjukkan bahwa pola konsumsi pangan pokok rumah tangga petani di wilayah aksesibilitas tinggi dan sedang memiliki dominasi konsumsi yang berasal dari sumber hasil panen sendiri dengan jeni pangan pokok yang bervariasi. Sedangkan pola konsumsi rumah tangga petani di wilayah aksesibilitas mudah didominasi konsumsi pangan pokok yang bersumber dari hasil panen sendiri dengan jenis pangan pokok yang tidak bervariasi.

The pattern of staple food consumption is a collection of fulfilling the daily staple food consumption needs of individuals or groups of people. Differences in staple food consumption patterns are influenced by supporting factors including the accessibility of the household area and the socio-economic conditions of the community. Regional conditions will affect the level of accessibility and characteristics of livelihoods, education and other socio-economic levels of the community. Farmer households have a characteristic of rural rural locality which can also affect staple food consumption activities. This study aims to analyze the staple food consumption pattern of farmer households based on household characteristics and farmer household areas in Sukawening Village, Ciwidey District, Bandung Regency, West Java. The method used in this research is descriptive statistical analysis and spatial analysis. The findings of the study indicate that the consumption pattern of staple food at farmer's houses in high accessibility areas and has a dominance of consumption originating from their own harvest sources with varied types of staple food. Meanwhile, the consumption pattern of farmer households in the easy accessibility area is dominated by consumption of staple food sourced from their own harvest with the type of staple food that does not vary."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chandra Rila Putra
"Permasalahan penyakit kronis yang bersumber dari pola makan tidak sehat seperti diabetes, obesitas, maupun penyakit jantung merupakan suatu fenomena yang terjadi secara global. Indonesia sendiri mengalami permasalahan yang sama di mana jumlah pengidap diabetes terus meningkat sejak tahun 2007. Salah satu metode intervensi yang diketahui dapat membantu untuk memperbaiki pilihan makanan menjadi lebih sehat adalah dengan memberikan pesan berisi norma deskriptif dibanding sekedar pesan informatif. Selain itu, pesan jarak jauh juga ditemukan memiliki efek yang cukup kuat dalam intervensi untuk memperbaiki pola hidup sehat. Oleh sebab itu, penelitian ini dilakukan untuk menguji metode intervensi menggunakan pesan deskriptif untuk memperbaiki pilihan makanan individu supaya lebih sehat di Indonesia. Penelitian dilakukan terhadap 99 masyarakat umum dengan memberikan variasi pesan norma deskriptif mauun pesan biasa menggunakan pesan jarak jauh di media WhatsApp. Studi menemukan bahwa variasi jenis pesan tidak menghasilkan perbedaan yang signifikan terhadap pilihan makanan sehat. Partisipan yang diberikan pesan norma deskriptif maupun pesan biasa sama-sama mengalami perbaikan dalam pilihan makanan sehatnya.

The problem of chronic diseases such as diabetes, obesity, or heart attack that stemmed from unhealthy eating habits is a global phenomenon that has been happening around the world. Indonesia is also one of the countries who is facing the same problem where the number of people with diabetes has been increasing since 2007. One method of intervention that has been found to be effective in making people choose a healthier menu is by priming them with message containing descriptive norm instead of just a standard informative message. Also, long distance message has been found to be effective in some research to increase healthy behaviour. Thus, the current research aims to study the effect of using descriptive norm to make people make a healthier food choice. This research was done to 99 individuals by sending two message variants via WhatsApp, one using descriptive norm and another using standard informative message. This research found that there is no significant difference between the two messages in increasing healthy food choices. Both individuals who are given the descriptive norm message as well as the ones given standard informative messages display a significant increase in making healthy food choices. such as diabetes."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ananda Sekar Ayu
"Pola konsumsi pangan didefinisikan sebagai kebiasaan makan yang berbeda antara satu individu dengan individu lainnya. Perbedaan kebiasaan makan seseorang sejatinya dapat disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari faktor kesehatan, faktor harga, faktor agama, dan faktor budaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengelompokkan individu dari lima kota besar di Indonesia berdasarkan pola konsumsi pangan. Terdapat 18 variabel yang digunakan dalam penelitian ini, 6 diantaranya merupakan variabel numerik dan 12 variabel lainnya merupakan variabel kategorik. Mengingat data yang digunakan terdiri dari dua jenis variabel yang berbeda, maka pengelompokan dilakukan secara terpisah. Variabel numerik dikelompokkan menggunakan metode K-Means Clustering, sementara variabel kategorik dikelompokkan menggunakan metode ROCK Clustering. Hasil kedua pengelompokan tersebut kemudian digabungkan dan dipandang sebagai data baru yang terdiri dari dua variabel bertipe kategorik. Variabel baru tersebut kemudian dikelompokkan kembali menggunakan metode pengelompokan data kategorik yang sebelumnya digunakan, yaitu ROCK Clustering. Proses pengelompokan data gabungan tersebut kemudian dikenal sebagai Ensemble Clustering. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kelompok optimal yang terbentuk untuk data gabungan adalah sebanyak tiga klaster. Klaster satu terdiri dari 286 individu yang pola konsumsi pangannya cenderung dipengaruhi faktor harga, agama, dan budaya. Klaster dua terdiri dari 233 individu yang pola konsumsi pangannya cenderung dipengaruhi faktor kesehatan, agama, dan budaya serta cenderung netral akan faktor harga. Sementara itu, klaster tiga terdiri dari 191 individu yang pola konsumsi pangannya dipengaruhi faktor kesehatan, agama, dan budaya.

Food consumption patterns are defined as eating habits that differ from one individual to another. Differences in a person's eating habits can be caused by various factors, ranging from health factors, price factors, religious factors, and cultural factors. This study aims to clustering individuals from five cities in Indonesia based on food consumption patterns. There are 18 variables used in this study, 6 of them are numerical variables and 12 others are categorical variables. Since the data consists of two different types of variables, the clustering process will be done separately. Numerical variables were grouped using the K-Means Clustering, while categorical variables were grouped using the ROCK Clustering. The grouping result of numerical and categorical variables are then combined into a new data with two categorical variables. The new data then regrouped using the categorical data grouping method, namely ROCK Clustering. This process then known as Ensemble Clustering. The results of this study indicate that the optimal group formed for the new categorical data is three clusters. Cluster one consists of 286 individuals, where food consumption patterns in this cluster tend to be influenced by price, religion, and culture factors. Cluster two consists of 233 individuals, where food consumption patterns in this cluster tend to be influenced by health, religion, and cultural factors and tend to be neutral on price factors. Cluster three consists of 191 individuals, where food consumption patterns in this cluster are influenced by health, religion, and cultural factors."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahsa Faraji
"Orang-orang di seluruh dunia berperilaku berbeda terhadap makanan yang membuat budaya dan tradisi bangsa-bangsa menganggap makanan baik dalam upacara khusus atau sepanjang tahun. Pola konsumsi makanan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama oleh budaya dan tradisi, geografis tertentu, serta status sosial dan ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pola konsumsi makanan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya meliputi jenis kelamin, pilihan makanan, kebiasaan makan, perilaku kompensasi, dan kebiasaan tidur pada mahasiswa universitas Iran di Tehran, Iran dan mahasiswa universitas Indonesia di Jakarta, Indonesia. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional, dimana subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa universitas Iran yang berusia 18-24 tahun yang tinggal di Tehran, Iran dan mahasiswa universitas Indonesia yang berusia 18-24 tahun yang tinggal di Jakarta, Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan dalam pola konsumsi makanan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya antara mahasiswa universitas Iran di Tehran, Iran dan mahasiswa universitas Indonesia di Jakarta, Indonesia; sedangkan, tidak ada hubungan yang signifikan antara pola konsumsi makanan dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

People all around the world behave differently towards food which makes the nationalities’ cultures and traditions regards to food whether in special ceremonies or all over the year. Food consumption patterns can be affected by several factors, particularly by culture and tradition, specific geographic, and social and economic status. This study was concluded to determine the differences in food consumption patterns and its influential factors including gender, food choices, eating habits, compensatory behaviors, and sleeping habits among Iranian college students in Tehran, Iran and Indonesian college students in Jakarta, Indonesia. This research is quantitative with a cross-sectional approach with the subjects in this study are Iranian college students who are aged 18-24 years old who are in Tehran, Iran and Indonesian Iranian college students who are aged 18-24 years old who are in Jakarta, Indonesia. The results show that there are differences in food consumption patterns and its influential factors among Iranian college students in Tehran, Iran and Indonesian college students in Jakarta, Indonesia; while, there is no significant relationship between food consumption patterns and its influential factors."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>