Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 159503 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sefira Fikaranda
"ABSTRAK
Menimbulkan rasa nostalgia ke dalam buyer-decision process merupakan sebuah teknik yang efektif karena rasa rindu akan perhubungan kepada masa lalu sangat berpengaruh dalam sebuah proses pembelian. Dengan menggunakan kasus 39;Polaroids Camera 39; dan Impossible Project, laporan ini memberikan wawasan tentang teknik pemasaran yang digunakan untuk mengenalkan kembali merek bernostalgia ke abad ke-21. Target konsumen adalah yang berusia 18-25 tahun yang merasa berkeinginan untuk mengikuti tren retro yang merupakan upaya untuk merasakan sense of belonging dan social acceptance. Perlu dicatat bahwa rasa nostalgia yang dihadapi segmen konsumen ini umumnya terkait dengan konsep vicarious nostalgia yang merupakan rasa rindu untuk berhubungan dengan era sebelumnya. Konsep ini merupakan motivator bagi kelompok konsumen sasaran untuk membeli kamera Polaroid ini. Munculnya kembali produk ini telah dikaitkan dengan konsep self-concept; kesinambungan diri yang dapat dikaitkan dengan benda-benda nyata seperti foto, memberi jangkar pada masa lalu kita yang dapat menimbulkan kepercayaan diri. Oleh karena itu, sosok marketing mengenali hubungan antara kecenderungan kita untuk berhubungan kembali dengan masa lalu meskipun dengan melakukannya di dunia modern kita. The Impossible Project menjadi pembalap terbesar di balik kebangkitan Polaroid dan terbukti efektif dalam mengelola produk terkait perspektif 4P Product, Price, Place and Promotion

ABSTRACT
Evoking a sense of nostalgia into the consumer buyer decision process is a powerful tool as this feeling of longing to connect to the past is highly influential to a purchasing process. Using the case of Polaroid Cameras and the Impossible Project, this report provides insights into the marketing techniques utilized in reintroducing nostalgic brands into the 21st century. The target consumers are those aged 18 25 who feel a desire to keep up with retro trends as an attempt is made to feel a sense of belonging and social acceptance. It is noted that the sense of nostalgia faced by this consumer segment is commonly associated with the concept of Vicarious Nostalgia, being the yearning to reconnect to an era before your own, has been found to be the driving motivator for the target consumer group in purchasing these Polaroid cameras. The re emergence of this product has thereby been associated with the notion of self concept a seeming self continuity that can be associated with tangible objects such as photographs, provides an anchor to our past that can be reassuring about our present day selves. Marketeers have thereby recognized these links between our inclinations to reconnect to the past though by doing so in our modernized world. The Impossible Project, being the greatest driver behind Polaroid rsquo s revival has proved effective in managing the product in regards to perspective of the product, price, place and promotion. "
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Aqilla Nasyia Maulidia
"Keadaan pasar yang semakin ramai membuat berbagai industri harus bersaing untuk mendapatkan perhatian dari konsumen dan pangsa pasar, termasuk industri makanan dan minuman. Cara yang dilakukan perusahaan untuk membeli produk mereka adalah dengan membuat strategi pemasaran. Salah satu jenis strategi pemasaran yang terkenal adalah strategi pemasaran nostalgia. Pendekatan pemasaran nostalgia terbagi menjadi dua, yaitu nostalgia pada kemasan produk dan iklan nostalgia. Tujuan dari analisis ini adalah untuk membandingkan efektivitas dalam strategi pemasaran nostalgia pada kemasan produk dengan strategi pemasaran iklan nostalgia pada produk makanan. Analisis dilakukan melalui studi kepustakaan dari jurnal atau penelitian mengenai pemasaran nostalgia di industri makanan dan minuman selama satu dekade terakhir. Hasil analisis dipetakan ke dalam model perilaku konsumen nostalgia, yaitu reaksi emosional nostalgia, reaksi kognitif nostalgia dan reaksi perilaku nostalgia. Analisis menunjukkan bahwa pendekatan iklan nostalgia lebih efektif daripada nostalgia pada kemasan produk.
The increasingly crowded market conditions make various industries have to compete to get the attention of consumers and market share, including the food and beverage industry. Companies purchase their products by developing a marketing strategy. Nostalgic marketing is a marketing strategy that involves integrating elements of nostalgia into marketing activities. There are two types of nostalgic marketing approaches, nostalgia packaging and nostalgia advertising. The purpose of this analysis is to compare the effectiveness of nostalgia marketing on product packaging to nostalgia advertising marketing on food products. The analysis is carried out using journal articles or research on nostalgia marketing in the food and beverage industry over the last decade. The analysis' findings are applied into a model of nostalgic consumer behavior, which includes nostalgic emotional reactions, nostalgic cognitive reactions, and nostalgic behavioral reactions. According to the findings, nostalgia advertising is more effective than nostalgia on product packaging.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Maulina Fajrini
"Film berperan sebagai media representasi utama yang digunakan oleh para ahli sejarah dalam menampilkan kembali ruang kota di masa lalu lewat nostalgia. Memori-memori memberikan identitas ruang dalam set film sebagai karakter utama sehingga memunculkan ruang lain yang bersifat imajiner, salah satunya merupakan ruang utopia. Ruang utopia masa lalu di dalam film direpresentasikan lewat simbol yang menjadi kunci utama dalam mengaitkan plot cerita dan mengandung nilai-nilai tradisional yang dapat mendukung keadaan utopia masa lalu sebagai tema utama representasi. Skripsi ini menggunakan 2 film berbeda yang diproduksi dalam 15 tahun terakhir, Pleasantville (1998) dan Midnight in Paris (2011) untuk melihat bagaimana representasi yang dihadirkan terhadap ruang kota utopia masa lalu berdasar pada persepsi personal.

Films are used, by historian, as the primary media of representing urban space in the past through nostalgia. Memories are the main characteristics of the identity in film set space. Hence the production of another space, an imaginary space, the utopia. Utopian space of the past in films are represented in symbols which become the key in story plots. These contain traditional values that enhances the utopia state of the past as the representation main theme. This writing utilises two different films which are produced within the last fifteen years, “Pleasantville” (1998) and “Midnight in Paris” (2011), in order to analyze how the representation of the past utopian urban space are based on personal perception."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46356
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sonya Clarissa
"ABSTRAK
Salah satu cara yang perlu dilakukan oleh pelaku industri retail agar mampu bersaing dengan kompetitornya adalah dengan mengetahui faktor yang mempengaruhi konsumen dalam memilih tempat berbelanja kebutuhan sehari-hari. Dalam hal ini dilakukan pendekatan menggunakan integrasi prinsip Taguchi dan Logit untuk mendapatkan rekomendasi yang sistematis dilihat dari choice probability dan S/N Ratio. Penelitian ini dibatasi pada industri retail modern paling berkembang di Indoensia yakni hypermarket. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, faktor-faktor yang secara signifikan mempengaruhi konsumen dalam melakukan pemilihan tempat berbelanja adalah harga produk, ketersediaan transportasi publik, promosi dan lokasi. Berdasarkan analisis dari choice probability dan S/N Ratio diketahui bahwa seorang konsumen akan cenderung untuk memilih suatu hypermarket dengan ciri-ciri: penawaran harga yang cenderung lebih rendah dibandingkan kompetitornya, variasi produk didominasi oleh merk internasional, tersedia transportasi publik yang sesuai, lokasi berdiri sendiri dan kesesuaian promosi kartu kredit dengan yang dimiliki konsumen.

ABSTRACT
One way that a retail industry could do to compete with their competitors is to find out why consumers select one store over another. To solve this problem, an approach is conducted using the principle of Taguchi Method and Logit to get a systematic recommendation to analyse. This study is limited in most developing modern retail in Indonesia, which is hypermarket. According to the research performed, the factors that significantly affect consumers in the selection are product prices, availability of public transport, promotion, and the location. Based choice probability and S / N Ratio analysis, it is known that a consumer would be likely to choose a hypermarket with traits : tend to offer lower prices than its competitors, product variety is dominated by international brands, availability of public transportation, stand-alone locations and the suitability of credit card promotion that owned by consumers."
2013
T35614
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danang Salahuddin Aditya Lukmana
"Wedangan merupakan sebuah konsep ruang kuliner lokal tempat masyarakat di kota Solo mengisi waktu senggang terutama di malam hari. Wedangan yang dikenal sebagai konsumsi kelas bawah telah memainkan peran penting memberikan gambaran sejarah dan memori terkait perkembangan serta transformasi kota Solo dari masa ke masa. Ketika Solo mencanangkan visi pembangunan kota menggunakan pendekatan Eco Cultural City dengan mengusung romantisme nilai-nilai kebudayaan masa lalu, wedangan dipilih sebagai studi kasus karena kemampuannya membangun nostalgia masa lalu dalam merekonstruksi identitas Solo yang lebih pro rakyat dan non-feodal.Terkait hal tersebut, penulis memilih tiga wedangan sebagai studi kasus, yaitu Cafe Tiga Tjeret, Wedangan Pendopo,dan Wedangan Pak Yo/Kemin, untuk mengulas bagaimana strategi pemosisian jenama dari para pelaku usaha wedangan  dalam mengkomodifikasi nostalgia sambil merekonstruksi identitas kota Solo. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi lapangan, ditemukan tiga cara berbeda dalam strategi pemosisian jenama antar wedangan yaitu, praktik upscaling wedangan mengikuti gaya kafe urban kontemporer; merancang nuansa nostalgia dalam wedangan melalui barang-barang bernuansa retro maupun vintage dan terakhir tetap bertahan dengan konsep yang telah dikembangkan sejak puluhan tahun. Penelitian ini menunjukkan permasalahan terkait upaya menjadikan aspek keseharian masyarakat sebagai narasi pembentukan representasi identitas dan citra kota Solo. Pada akhirnya upaya tersebut membuatnya terjebak dalam praktik-praktik komodifikasi dan komersialisasi.

Wedangan a local culinary space where people in Solo city can engage in leisure time particularly at night. Wedangan, which was formerly known as a lower class consumption, has played a substantial role in Solos historical trajectory and its identity transformation. When Solo launched the vision of urban development using the Eco Cultural City approach by carrying out the romanticism of past cultural values, wedangan was chosen as a case study because it signifies the process of stimulating nostalgia of the past in reconstructing a more proletary and non-feudal identity of Solo. The author chose three areas as a case study, which are Cafe Tiga Tjeret, Wedangan Pendopo, and Wedangan Pak Yo/Kemin, to explore how the positioning strategies from their owners and represents different ways of commodifying nostalgia whilst reconstructing the citys identity. Based on the results of the interviews and participant observations, research findingsshow  the three different  strategies of brand positioning between the three wedangan, which are, the upscaling in order to replicate the contemporary urban cafe style designing nostalgic ambience in wedangan through retro or vintage materials and sticking with the concept that has been developed for decades. This research shows the complex process to make the everyday aspects of society as a part of the city narrative in order to build the identity of Solo, which predominantly entails practices of commodification and commercialization."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
T53563
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aqilla Nasyia Maulidia
"Keadaan pasar yang semakin ramai membuat berbagai industri harus bersaing untuk mendapatkan perhatian dari konsumen dan pangsa pasar, termasuk industri makanan dan minuman. Cara yang dilakukan perusahaan untuk membeli produk mereka adalah dengan membuat strategi pemasaran. Salah satu jenis strategi pemasaran yang terkenal adalah strategi pemasaran nostalgia. Pendekatan pemasaran nostalgia terbagi menjadi dua, yaitu nostalgia pada kemasan produk dan iklan nostalgia. Tujuan dari analisis ini adalah untuk membandingkan efektivitas dalam strategi pemasaran nostalgia pada kemasan produk dengan strategi pemasaran iklan nostalgia pada produk makanan. Analisis dilakukan melalui studi kepustakaan dari jurnal atau penelitian mengenai pemasaran nostalgia di industri makanan dan minuman selama satu dekade terakhir. Hasil analisis dipetakan ke dalam model perilaku konsumen nostalgia, yaitu reaksi emosional nostalgia, reaksi kognitif nostalgia dan reaksi perilaku nostalgia. Analisis menunjukkan bahwa pendekatan iklan nostalgia lebih efektif daripada nostalgia pada kemasan produk.

The increasingly crowded market conditions make various industries have to compete to get the attention of consumers and market share, including the food and beverage industry. Companies purchase their products by developing a marketing strategy. Nostalgic marketing is a marketing strategy that involves integrating elements of nostalgia into marketing activities. There are two types of nostalgic marketing approaches, nostalgia packaging and nostalgia advertising. The purpose of this analysis is to compare the effectiveness of nostalgia marketing on product packaging to nostalgia advertising marketing on food products. The analysis is carried out using journal articles or research on nostalgia marketing in the food and beverage industry over the last decade. The analysis' findings are applied into a model of nostalgic consumer behavior, which includes nostalgic emotional reactions, nostalgic cognitive reactions, and nostalgic behavioral reactions. According to the findings, nostalgia advertising is more effective than nostalgia on product packaging."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Vallen Damayanti
"Advertising clutter di media sosial dapat memicu respons negatif dan mengurangi efektivitas iklan digital. Namun, nostalgia yang ditimbulkan oleh iklan di media sosial diketahui dapat membangkitkan tanggapan positif konsumen terhadap brand yang diiklankan. Nostalgia pada iklan digital telah banyak digunakan oleh brand di seluruh dunia dan telah diteliti sebelumnya. Meskipun demikian, masih belum jelas bagaimana nostalgia dapat membangkitkan tanggapan positif pada tipe media sosial yang berbeda. Penelitian ini menggunakan teori nostalgia dan consumer-brand relationship untuk menguji efek moderasi tipe media sosial pada hubungan antecedent (need to belong, nostalgia proneness, dan social media intensity) dan outcomes (self-brand connection & social media engagement) dari iklan nostalgia di Facebook dan Instagram. Data dikumpulkan dari pengguna Facebook & Instagram melalui survei online dan dianalisis menggunakan structural equation modeling dengan multiple-group analysis. Hasilnya menunjukan bahwa ada efek yang signifikan pada pengaruh need to belong terhadap nostalgia proneness, social media intensity terhadap ad-evoked nostalgia, ad-evoked nostalgia terhadap self-brand connection, serta self-brand connection terhadap social media engagement pada Instagram dan Facebook. Sedangkan efek moderasi tipe media sosial signifikan pada pengaruh need to belong terhadap ad-evoked nostalgia, need to belong terhadap nostalgia proneness, nostalgia proneness terhadap ad-evoked nostalgia, serta nostalgia proneness terhadap social media intensity.

Advertising clutter on social media can trigger negative responses and reduce the effectiveness of digital advertising. However, nostalgia evoked by advertising on social media is known to evoke positive consumer responses to the advertised brand. Nostalgia appeal on digital advertisements has been widely used by brands around the world and has been studied before. Nonetheless, it remains unclear how nostalgia can evoke positive responses on the different social media types. The current research used the theory of nostalgia and consumer-brand relationship to examine the moderating effect of social media types on the antecedent (need to belong, nostalgia proneness, and social media intensity) and outcomes (self-brand connection & social media engagement) of ad-evoked nostalgia on Facebook & Instagram. The data were collected from Facebook & Instagram millennial users through online surveys and analyzed using structural equation modeling with multiple-group analysis. The results show that there is a significant effect of need to belong to nostalgia proneness, social media intensity to ad-evoked nostalgia, ad-evoked nostalgia to self-brand connection, and self-brand connection to social media engagement on Instagram and Facebook. Meanwhile, the moderating effect of social media type is significant on the effect of need to belong to ad-evoked nostalgia, need to belong to nostalgia proneness, nostalgia proneness to ad-evoked nostalgia, and nostalgia proneness to social media intensity."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ulfah Azizah
"Di antara seluruh pengguna jalan, pejalan kaki adalah kelompok yang paling rentan terhadap risiko kecelakaan, dimana kendaraan dan pejalan kaki mengalami konflik. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki perilaku penyeberangan pejalan kaki, termasuk factor lima kategori (pelanggaran, kesalahan, penyimpangan, perilaku agresif, perilaku positif) serta pertanyaan terkait demografis di Jawa Barat. Selain itu, penelitian ini juga menyelidiki hubungan antara karakteristik pejalan kaki dengan waktu tambahan yang dibutuhkan untuk mengakses fasilitas penyeberangan. Kuesioner Perilaku Pejalan Kaki (Pedestrian Behaviour Question) yang dilaporkan secara mandiri digunakan untuk mendapatkan pemahaman yang baik tentang perilaku pejalan kaki. PBQ mencakup 16 item survei yang memungkinkan responden menilai kondisi penyeberangan pejalan kaki. Pada studi ini menemukan bahwa laki-laki lebih rentan mengambil risiko dibandingkan perempuan. Pendapatan juga mempengaruhi perilaku kesalahan, dan positif. Agresi dan pelanggaran juga lebih sering terjadi pada generasi muda. Karakteristik demografi, pola perjalanan, dan perilaku pejalan kaki mempengaruhi kecelakaan pejalan kaki, menurut regresi logistik biner. Kecelakaan 2,3 kali lebih mungkin terjadi pada laki-laki dibandingkan perempuan. Studi ini juga mengeksplorasi alternatif penyeberangan ilegal, termasuk penyeberangan tanpa fasilitas penyeberangan, untuk menilai keselamatan dan waktu berjalan kaki. Temuan menunjukkan bahwa pejalan kaki yang membutuhkakn berjalan kaki terutama yang melebihi enam menit, meningkatkan kemungkinan penyeberangan secara ilegal.

Among all road users, pedestrians are most vulnerable to risk and crossing the street, where vehicles and pedestrians get into conflict. This study aimed to investigate pedestrian crossing behaviour, including five factors’ categories (violation, error, lapse, aggressive behaviour, positive behaviour) and demographic questions in West Java. Furthermore, this study also investigates the relationship between pedestrian characteristics and the additional time required to access them. A self-reporting Pedestrian Behavior Questionnaire (PBQ) was utilized to obtain a good understanding of pedestrian behaviour. The PBQ includes 16 survey items that allow respondents to rate the condition of the pedestrian crossing. The study found that men are more prone than women to take risks. Income also affects error, positive, and lapse behaviour. Aggression and violations are also more common in younger people. Demographic characteristics, travel patterns, and pedestrian behaviour affect pedestrian accidents, according to binary logistic regression. Accidents are 2.3 times more probable for men than women. This study also explores illegal crossing alternatives, including crossing without crossing facilities, to assess the safety-walking time trade-off. Findings show that longer walks, especially those exceeding six minutes, increase the likelihood of illegal crossing."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sarah Risda Nafisah
"Sektor energi pada khususnya industri minyak dan gas merupakan indutriyang menjadi pendapatan utama di Negara Indonesia sebelum tahun 2015, namunpada tahun yang sama terjadi perubahan terhadap harga minyak dan gas yangmenurun secara significant. Maka dibutuhkan pola proyek manajemen yang lebihcepat dan sistematis dengan menggunakan Agile, Agile merupakan sebuah polaproyek manajemen yang akan diimplementasikan pada decade saat ini, denganmenggunakan agile segala bentuk aktivitas menjadi lebih mudah untuk difikirkan,dimengerti dan diimplementasikan prioritisasi setiap tahapan. Pada penelitian iniakan dilakukan pemetaan prioritas dan resiko berdasarkan expert pada penentuanrisk matriks, prioritas pekerjaan dan pemetaan resiko. Hasil penelitian inimenunjukan bahwa kegiatan subsurface merupakan subproyek yang utama yang memiliki prioritas tertinggi.

Energy sector in particular the oil and gas industry is the industry thatbecame the main income in the State of Indonesia before 2015, but in the sameyear there was a significant change in oil and gas prices. A more rapid andsystematic project management pattern is required using Agile, Agile is amanagement project pattern that will be implemented in the current decade, usingagile activities to make it easier to think, understand and implement prioritizationat each stage. In this research will be mapping priority and risk based on expert ondetermining risk matrix, job priority and risk mapping. The results of this studyindicate that subsurface activity is the main sub project that must be prioritized.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T50721
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>