Ditemukan 131972 dokumen yang sesuai dengan query
Khumairo Fadillah
"Di abad 21, Korea Selatan mengalami perubahan yang sangat drastis, dari masyarakat agrikultur menjadi industrialisasi modern. Perubahan ini menimbulkan masalah baru yang berdampak besar pada kehidupan sehari-hari, salah satunya adalah struktur keluarga. Secara tradisional, Korea Selatan menerapkan sistem patriarki dalam masyarakatnya yang menjadikan laki-laki sebagai dominan dan pemegang kekuasaan, sementara wanita sebagai istri bertugas untuk melayani suami patriarki . Namun, seiring dengan modernisasi, hal itu menggeser nilai-nilai patriarkal dalam keluarga Korea. Studi ini menjelaskan tentang lunturnya nilai patriarki sehingga berpengaruh pada peran wanita Korea dalam keluarga. Dengan menggunakan metodologi penelitian kualitatif, deskriptif, dan menggunakan korpus drama Korea modern berjudul lsquo;Can We Get Married rsquo;. Studi ini menyimpulkan bahwa wanita Korea masa modern memiliki peran lebih banyak dibandingkan masa lalu sehingga hal ini melemahkan patriarki dalam keluarga.
In the 21st century, South Korea experienced a very drastic change, from agriculutral society into modern industrialization. This change raises new issues that gave a major impact in daily lives, one of them is family structure. Traditionally, South Korea apply patriarchy in society that makes men as dominant and power holders, meanwhile women as wives duty to serve the husband patriarchy . But along with the formation of modernization has weakening patriarchal values in Korea family. This study explains the diminishing value of patriarchy so that it affects the role of Korean women in the family. Using a qualitative, descriptive research methodology, and using a modern Korean drama corpus entitled 39 Can We Get Married 39 . The study concludes that modern Korean women have more roles than the past so this weakens patriarchy in the family."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Nur Fajria Yuliantini
"Skripsi ini membahas perubahan peran wanita pada saat kerajaan Joseon ke modern Korea ditinjau dari sudut pandang ajaran Konfusianisme. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perubahan peran wanita Joseon yang hanya sebatas urusan rumah tangga ke masa modern Korea dengan memasuki dunia kerja.
Dari penelitian kualitatif deskriptif ini dapat disimpulkan bahwa perubahan peran wanita Joseon ke modern Korea menimbulkan dampak positif dan negatif. Selain itu, sistem patriarki dan hierarki yang berdasarkan ajaran Konfusianisme tetap berjalan, seperti masih terdapatnya diskriminasi jender dalam hal pembagian dan kesempatan kerja.
The focus of this study is the changing of women in the Joseon dynasty into Modern Korea reviewed from the perspective of the teachings of Confucianism. The purpose of this study to know changes the role of Joseon women that only for household affairs to the modern Korea with entering the workforce. From this descriptive qualitative research can be concluded that the changing role of Joseon women to modern Korea the impact of positive and negative. In addition, the patriarchal and hierarchy system based on the teachings of Confucianism remains running, as there is still gender discrimination in terms of distribution and employment opportunities."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S43296
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Muhammad Bagus Mahendra
"Dalam kehidupan manusia, pasti akan berakhir dengan kematian. Ketika seseorang meninggal dunia, pada umumnya orang tersebut meninggalkan hartanya kepada orang-orang terdekat. Oleh karena itu, pembagian warisan menjadi hal yang penting bagi kebanyakan orang. Akan tetapi, tidak dapat dipungkiri bahwa masih banyak orang yang tidak mengetahui tentang bagaimana sebenarnya sistem pembagian warisan di Korea Selatan dengan budaya patriarki yang kuat, hasil pengaruh dari Konfusianisme. Jurnal ini menganalisis tentang budaya patriarki dan pembagian warisan di Korea Selatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah budaya patriarki mempengaruhi pembagian warisan di Korea Selatan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode pustaka. Temuan dari penelitian ini adalah Konfusianisme dengan budaya patriarki yang kuat memiliki pengaruh terhadap pembagian warisan di Korea Selatan pada zaman dahulu, sedangkan di masa modern ini, pengaruhnya sudah semakin melemah.
In this life, people will inevitably end in death. When someone dies, it?s usual that person leaves the property to those who have a close relationship. Therefore, the inheritance becomes important for most people. However, it is undeniable that there are still many people who do not know about how the actual inheritance systems in South Korea with a strong patriarchal influence of Confucianism. This journal analyzes of patriarchy and inheritance in South Korea. The purpose of this research was to determine whether the patriarchal culture affect the distribution of inheritance in South Korea. The method used is descriptive qualitative method. Data collection method used is the litterature method. The result of this research is the Confucian patriarchy has a strong influence on the distribution of inheritance in South Korea?s away back, but right now, in the modern period, the influence has been weakened."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Ayu Yasmina Putriningrum
"Ajaran Konfusianisme di Korea telah membawa dampak yang besar terhadap perubahan nilai-nilai budaya tradisional masyarakat Korea, di antaranya adalah perayaan ulang tahun pertama (Doljanchi) yang mendapat pengaruh dari ajaran Konfusianisme. Perayaan ini pada awalnya dilakukan karena keadaan sosial-ekonomi masyarakat Korea yang masih terbelakang. Perayaan Doljanchi dilakukan sebagai bentuk ekspresi rasa terima kasih kepada dewa-dewa dan juga sebagai representasi simbol harapan bagi sang bayi saat tumbuh dewasa. Seiring dengan berjalannya waktu, perayaan ini mengalami perubahan bentuk dan pergeseran nilai budaya di dalamnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perubahan nilai budaya yang terdapat pada perayaan Doljanchi di dalam masyarakat modern Korea. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik wawancara dan studi pustaka. Hasil penelitian ini mennjukkan bahwa telah terjadi perubahan nilai budaya dalam perayaan Doljanchi di masa modern akibat transformasi dan perubahan sosial budaya dalam masyarakat Korea. Ini berdampak pada perayaan Doljanchi, seperti perayaan yang hanya mengundang keluarga dan kerabat terdekat, beragamnya barang yang diikutsertakan dalam Doljabi, dan berkurangnya proses ritual yang dijalankan.
Confucianism in Korea has had a great impact on changes in the traditional cultural values of Korean society, including the traditional celebration on the first birthday (Doljanchi) which was influenced by Confucianism. Doljanchi was originally carried out because of the socio-economic conditions of the Korean society which is still underdeveloped. Doljanchi’s celebration is done as a form of expression of gratitude to the gods ans also as a symbol of hope for the baby as the baby grows up. Over time, the celebration of Doljanchi has changed its form and shifted the cultural values in it. This study aims to identify changes in cultural values in Doljanchi celebrations in modern Korean society. This study uses qualitative methods with interview techniques and literature study. The results of this study indicate that there has been a change in cultural values in the Doljanchi celebration in modern times due to social cultural transformation and change in Korean society. This has an impact on Doljanchi celebrations, such as celebrations that only include family and closest relatives, the variety of items included in Doljabi, and the reduced process of rituals carried out."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Fadhilla Ratna Febrianti
"Penelitian ini membahas mengenai kekerasan terhadap perempuan yang terjadi secara online (online violence against women (online VAW)) di Korea Selatan, khususnya voyeurisme digital. Korban kejahatan voyeurisme digital mayoritas adalah perempuan, sedangkan pelakunya mayoritas laki-laki, baik yang dikenal korban maupun yang tidak dikenal. Perempuan dalam kasus voyeurisme digital mendapat tekanan tidak hanya dari pelaku, tetapi secara struktural ditekan oleh praktik budaya patriarki oleh petugas polisi, penyidik kasus, dan netizen. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi pengaruh apa saja yang ditimbulkan dari budaya patriarki dalam perilaku kekerasan terhadap perempuan secara online. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi pustaka dalam lingkup budaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa warisan budaya patriarki Konfusian menegaskan persistensi dominasi laki-laki terhadap perempuan dan subordinasi perempuan dalam online VAW yang terjadi.
This study discusses online violence against women (online VAW) in South Korea, particularly digital voyeurism. The majority of victims of digital voyeurism are women, while the perpetrators are mostly men, both known to the victim and unknown. Women in digital voyeurism cases are under pressure not only from perpetrators, but structurally by patriarchal cultural practices by police officers, case investigators, and netizens. The purpose of this study is to identify the effects of patriarchal culture on violent behavior against women online. The research method used in this research is descriptive qualitative with a literature study approach within the cultural scope. The results show that the Confucian patriarchal cultural heritage confirms the persistence of male domination over women and female subordination in the online VAW that occurs in South Korea.;Penelitian ini membahas mengenai kekerasan terhadap perempuan yang terjadi secara online (online violence against women (online VAW)) di Korea Selatan, khususnya voyeurisme digital. Korban kejahatan voyeurisme digital mayoritas adalah perempuan, sedangkan pelakunya mayoritas laki-laki, baik yang dikenal korban maupun yang tidak dikenal. Perempuan dalam kasus voyeurisme digital mendapat tekanan tidak hanya dari pelaku, tetapi secara struktural ditekan oleh praktik budaya patriarki oleh petugas polisi, penyidik kasus, dan netizen. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi pengaruh apa saja yang ditimbulkan dari budaya patriarki dalam perilaku kekerasan terhadap perempuan secara online. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi pustaka dalam lingkup budaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa warisan budaya patriarki Konfusian menegaskan persistensi dominasi laki-laki terhadap perempuan dan subordinasi perempuan dalam online VAW yang terjadi.
This study discusses online violence against women (online VAW) in South Korea, particularly digital voyeurism. The majority of victims of digital voyeurism are women, while the perpetrators are mostly men, both known to the victim and unknown. Women in digital voyeurism cases are under pressure not only from perpetrators, but structurally by patriarchal cultural practices by police officers, case investigators, and netizens. The purpose of this study is to identify the effects of patriarchal culture on violent behavior against women online. The research method used in this research is descriptive qualitative with a literature study approach within the cultural scope. The results show that the Confucian patriarchal cultural heritage confirms the persistence of male domination over women and female subordination in the online VAW that occurs in South Korea.;Penelitian ini membahas mengenai kekerasan terhadap perempuan yang terjadi secara online (online violence against women (online VAW)) di Korea Selatan, khususnya voyeurisme digital. Korban kejahatan voyeurisme digital mayoritas adalah perempuan, sedangkan pelakunya mayoritas laki-laki, baik yang dikenal korban maupun yang tidak dikenal. Perempuan dalam kasus voyeurisme digital mendapat tekanan tidak hanya dari pelaku, tetapi secara struktural ditekan oleh praktik budaya patriarki oleh petugas polisi, penyidik kasus, dan netizen. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi pengaruh apa saja yang ditimbulkan dari budaya patriarki dalam perilaku kekerasan terhadap perempuan secara online. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi pustaka dalam lingkup budaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa warisan budaya patriarki Konfusian menegaskan persistensi dominasi laki-laki terhadap perempuan dan subordinasi perempuan dalam online VAW yang terjadi.
This study discusses online violence against women (online VAW) in South Korea, particularly digital voyeurism. The majority of victims of digital voyeurism are women, while the perpetrators are mostly men, both known to the victim and unknown. Women in digital voyeurism cases are under pressure not only from perpetrators, but structurally by patriarchal cultural practices by police officers, case investigators, and netizens. The purpose of this study is to identify the effects of patriarchal culture on violent behavior against women online. The research method used in this research is descriptive qualitative with a literature study approach within the cultural scope. The results show that the Confucian patriarchal cultural heritage confirms the persistence of male domination over women and female subordination in the online VAW that occurs in South Korea."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Marsya Chintania
"Penjajahan Jepang di Korea pada tahun 1910 memaksa Korea yang dulunya menutup diri, untuk membuka diri terhadap ideologi serta pemikiran-pemikiran dari luar. Feminisme sebagai salah satu pemikiran dari Barat yang masuk di Korea terus berkembang hingga sekarang, terlebih lagi di zaman yang mudah terkena paparan media seperti saat ini. Bersama dengan pesatnya perkembangan ekonomi Korea, sistem sosial yang ada dalam masyarakat pun ikut berubah. Namun, perubahan ini tidak memperbaiki kesejahteraan perempuan Korea yang masih terperangkap dalam doktrin patriarki. Tema ini menarik perhatian penulis karena dinamika peran perempuan dalam masyarakat modern Korea terlihat dari meningkatnya partisipasi perempuan dalam bidang ekonomi dan pekerjaan melalui peningkatan jumlah perempuan sebagai pencari nafkah. Tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk menjelaskan bagaimana feminisme memengaruhi dinamika peran perempuan Korea dalam masyarakat modern. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai emansipasi dan kesetaraan gender dalam feminisme mendukung dinamika peran perempuan dalam masyarakat modern Korea.
Before becoming the Korea that we all know today, Korea use to be a hermit kingdom as Joseon Dynasty. Japans annexation of Korea in 1910 forced it to open itself to outer ideology and thoughts. Feminism as one of Western thought that entered Korea continues to develop, especially in Digital Age today. Korea being one of the countries with fastest economic growth experiences changes in its society system. However, those changes didnt come along with womens welfare due to doctrine of Confucianism and Patriarchy. This theme took researchers interest as the dynamic of womens role could be seen through its increase of participation in economic, work fields, and the number of breadwinner women. The purpose of this research is to explain how feminism effect dynamic in Korean womens role in modern society. In this research, researcher uses the descriptive analysis method through qualitative approach on the writing process. The result of this research shows that the emancipacy and gender equality aspects of feminism supports the dynamic of womens role in modern Korean society."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Rania Ranasadira
"Penelitian ini membahas mengenai eksistensi shaman peramal (jeomjaengi) yang merupakan salah satu jenis shaman Korea. Di Korea, Shamanisme termasuk kepercayaan asli masyarakat (folk religion) dan memiliki cukup banyak penganut. Pada Shamanisme Korea, terdapat seorang shaman (mudang) yang berperan sebagai mediator antara roh atau dewa dan manusia. Roh dan dewa dalam Shamanisme dipercaya dapat membantu manusia dari kesulitan. Di era modern, masuknya agama baru seperti Kristen dan juga terjadinya modernisasi dapat menyebabkan nilai-nilai kepercayaan asli seperti Shamanisme terancam menghilang dari masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran serta keberadaan shaman peramal (jeomjaengi) dalam Shamanisme Korea di era modern. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kajian kepustakaan dengan menggunakan sumber pustaka, seperti buku, artikel, dan jurnal daring. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada Korea modern, Shamanisme, terutama shaman peramal (jeomjaengi) masih ada dan memiliki peran yang cukup besar dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Korea. Di Korea, terdapat tiga faktor yang mendorong keberadaan para shaman peramal, yaitu kapasitas peramal, pihak yang membutuhkan, dan keadaan lingkungan.
This study discusses the existence of shamanic diviners (jeomjaengi) which is one type of shaman found in Korean Shamanism. Shamanism is considered as a folk religion in Korea and has quite a lot of believers. In Korean Shamanism, there is a shaman (mudang) who acts as the medium between spirits and human beings. It is believed that the gods and spirits of Shamanism could help people out of troubles. In the modern era, the entry of new religions such as Christianity and the occurrence of modernization can cause indigenous religious values such as Korean Shamanism to be threatened with disappearing from society. This study aims to describe the role and existence of shamanic diviners (jeomjaengi) in modern Korean Shamanism. This study uses a descriptive qualitative method using literature sources, such as online articles, books, and journals. The results of this study indicate that in modern Korea, Shamanism, especially shamanic diviners (jeomjaengi) still exist and have a fairly large role in the daily life of Korean people. In Korea, there are three factors that keep the existence of a shamanic diviner, which are their capacity, the ones who needs them, and social environment conditions."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Lutvia Ananda Dewita
"Penelitian ini membahas praktik nilai-nilai patriarki oleh keluarga diaspora Korea di Kanada yang direpresentasikan dalam serial TV Kanada Kim’s Convenience. Serial TV mempunyai peran sebagai media representasi yang dapat menggambarkan sebuah realitas sosial di masyarakat, seperti gambaran kehidupan keluarga diaspora di suatu negara. Salah satu negara yang banyak menjadi tujuan diaspora adalah Kanada. Kanada juga disebut sebagai negara multikultural karena banyaknya populasi imigran dari berbagai negara. Walaupun begitu, masyarakat diaspora, khususnya kelompok minoritas masih kurang direpresentasikan dalam media massa Kanada. Di antara acara TV Kanada yang menampilkan kelompok masyarakat minoritas, terdapat serial TV Kim’s Convenience yang menampilkan orang Asia sebagai pemeran utama. Serial TV ini bercerita tentang keluarga diaspora Korea di Kanada. Penelitian ini menggunakan metode analisis naratif kritis dengan korpus serial TV Kanada Kim’s Convenience musim ke-3 (2019) dan musim ke-4 (2020). Hasil penelitian menunjukkan bahwa serial TV Kim’s Convenience musim ke-3 dan ke-4 merepresentasikan generasi pertama diaspora Korea yang terwakili oleh pemeran laki-laki Tuan Kim yang masih mempraktikan empat nilai-nilai patriarki, yaitu perempuan bertanggung jawab dalam pekerjaan domestik, kepala keluarga mengontrol dan mengawasi anggota keluarga, kepala keluarga bertanggung jawab atas kesalahan anggota keluarga, dan kepedulian ayah kepada anak laki-laki. Sebaliknya, tokoh perempuan generasi pertama diaspora Korea dalam serial TV ini direpresentasikan sebagai seseorang yang menolak praktik patriarki terhadap dirinya.
This study discusses the practice of patriarchal values by Korean diaspora family in Canada represented in the Canadian TV series Kim's Convenience. TV series has a role as a media representation that can portray social reality in society, such as a representation of a diaspora family life in a country. One of the most popular destinations for diaspora is Canada. Canada is also known as a multicultural country because of the large population of immigrants from various countries. However, the diaspora community, especially visible minorities, are still underrepresented in the Canadian mass media. Among Canadian TV shows featuring visible minorities, there is a TV series, Kim's Convenience, which features Asian people as the main characters. This TV series tells the story of a Korean diaspora family in Canada. This study uses a critical narrative analysis method with the corpus of Canadian TV series Kim's Convenience season 3 (2019) and season 4 (2020). The results of this study show that the TV series Kim's Convenience season 3 and season 4 represent the Korean diaspora's first generation, Mr. Kim, who still practicing four patriarchal values. Those patriarchal values are a woman who is responsible for domestic work, the head of the family who controls and supervises family members, the head of the family who is responsible for the family member’s mistake, and the father's concern for his son. On the other hand, the female character of the Korean diaspora's first generation in this TV series is represented as someone who resists patriarchal practices against her."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Mahfud Nurhuda
"Skripsi ini membahas pengaruh industrialisasi terhadap perubahan peran keluarga Korea. Pembahasan tersebut menguraikan bagaimana pengaruh industrialisasi terhadap peran keluarga di Korea, sehingga mengakibatkan terjadinya perubahan dan juga menguraikan nilai-nilai yang berubah di dalamnya. Penelitian akan dibuktikan dengan pendekatan kualitatif deskriptif atas perubahan dari peran masing-masing anggota keluarga di era modern Korea dan nilai-nilai yang berubah di dalamnya. Hasil studi ini membuktikan adanya pengaruh industrialisasi terhadap perubahan peran keluarga di Korea. Dari pembuktian tersebut, dapat ditarik kesimpulan mengenai nilai-nilai apa saja yang berubah di dalam keluarga Korea akibat industrialisasi.
The focus of this study is to explain the changing role of the Korean family as a result of industrialization that applied there. The discussion outlines the effect of industrialization on the changing role of the family in Korea and the values that are changed in family. This study will be conducted by descriptive-qualitative approach of the changing role of each member in the family in the modern era of Korea and the values that are changed in it. The results of this study demonstrate the effect of industrialization on the changing role of the family in Korea. From the evidences, it can be deduced about what values are changed in the Korean family as a result of industrialization."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S56449
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Vivi Anggreani
"Masalah yang diangkat dalam jurnal ilmiah ini adalah mengenai dampak perubahan keluarga Jepang dari keluarga Jepang yang berbasiskan sistem Ie pada masa sebelum Perang Dunia II ke kaku kazoku pada masa setelah Perang Dunia II terhadap munculnya superioritas wanita Jepang masa kini. Superioritas wanita Jepang masa kini tergambarkan dalam tokoh Makiko dalam drama Jepang Seigi no Mikata. Superioritas wanita merupakan usaha atau perjuangan untuk mencapai keunggulan dan kesempurnaan kehidupan wanita dari kehidupan wanita pada masa sebelumnya yaitu sebelum Perang Dunia II. Pada masa sebelum Perang Dunia II, kehidupan wanita Jepang hanya terbatas pada kehidupan keluarga dan tugasnya hanyalah tugas domestik, yaitu pekerjaan rumah tangga, sedangkan pada masa setelah Perang Dunia II, wanita Jepang sudah bisa memperoleh pendidikan tinggi dan dapat bekerja di luar rumah. Kehidupan wanita Jepang baik pada masa sebelum Perang Dunia II maupun setelah Perang Dunia II dipengaruhi oleh bentuk dan nilai keluarga tempat ia tinggal karena keluarga merupakan tempat pembentukan karakter dan psikologis individu yang dipengaruhi oleh bentuk dan nilai keluarga tersebut.
The issues raised in this scientific journal is the impact of changes in Japanese families from Japanese family based on Ie system in the period before World War II to the kaku kazoku in the aftermath of World War II to the appearance of Japanese modern women 's superiority. Superiority of Japanese modern women is reflected in figure Makiko in Japanese drama Seigi no Mikata. Superiority of women is an effort or struggle to achieve excellence and perfection of the woman's life in the past before World War II. In the period before World War II , the Japanese women’s life confined to family life and his job only domestic duties, housework , whereas in the aftermath of World War II, Japanese women are able to get higher education and be able to work outside the home. The Japanes woman's life both in the period before World War II and after World War II is influenced by the shape and value of the family where she live as a family is a place of character and psychological formation of individuals who are affected by the shape and value of the family."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library