Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 233444 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mei Riayu
"Osteomielitis merupakan infeksi pada tulang, sumsum tulang dan jaringan sekitar yang terjadi karena masuknya mikroorganisme dengan tanda yang khas yaitu nyeri. Pembedahan merupakan salah satu pilihan penatalaksanaan pada osteomielitis dengan nyeri sebagai keluhan utama yang sering dilaporkan. Nyeri yang dialami pada klien dengan osteomielitis setelah pembedahan menjadi semakin berat ketika dilakukan perawatan luka. Asuhan keperawatan manajemen nyeri diterapkan pada Tn. MI berusia 25 tahun dengan latar belakang etnis Betawi yang menjalani debridement dan remove implant dengan riwayat operasi open reduction internal fixation ORIF femur dan tibia dekstra tujuh tahun lalu.
Manajemen nyeri yang diterapkan yaitu dengan mendengarkan musik selama perawatan luka. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan visual analogue scale VAS dan monitor tanda nonverbal nyeri. Evaluasi hasil pada hari pertama setelah debridement pada saat dilakukan perawatan luka yaitu VAS 8 dengan wajah ekspresi merintih disertai menggerakkan kaki kiri. Nyeri yang dirasakan TN. MI berkurang secara progresif selama perawatan luka dengan nilai VAS 3 dan ekspresi wajah tenang pada hari keenam setelah operasi. Penulis merekomendasikan terapi musik sebagai pilihan manajemen nyeri nonfarmakologi dengan kolaborasi pemberian analgetik sebelum perawatan luka sehingga tujuan manajemen nyeri dapat tercapai optimal.

Osteomyelitis is an infection of bone, bone marrow and surrounding tissues that occur due to the entry of microorganisms with pain as spesific sign. Surgery is one of the management options in osteomyelitis with pain as the main complaint that often reported. Pain experienced by clients with osteomyelitis after surgery becomes more severe during wound care. Nursing care of pain management applied to Mr. MI , 25 years old with Betawi ethnic background undergoing debridement and remove implants with a history of open reduction internal internal fixation ORIF surgery of the femur and tibia dekstra seven years ago.
Pain management is applied by listening music during wound care. The evaluation was performed using visual analogue scale VAS and nonverbal pain monitor. Evaluation of the results on the first day after debridement during wound care that showed VAS value 8 with a face moaning expression and wiggle his left foot. Music therapy was effective on reducing pain especially during wound care. The pain felt by TN. MI progressively decreased during wound care with VAS value 3 and calm facial expression on the sixth day after surgery. Recommendation music therapy as nonpharmacological pain management option with collaboratve analgesic treatment before wound care will provide optimal results for pain management goal.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Widiyaningsih
"Open Reduction and Internal Fixation (ORIF) adalah prosedur yang sering dilakukan untuk mengatasi fraktur. Masalah yang sering timbul pada post ORIF adalah nyeri akut. Apabila tidak dikontrol dengan baik bisa menyebabkan lamanya waktu rawat dan menambah biaya perawatan sehingga diperlukan manajemen nyeri yang tepat. Karya ilmiah akhir ini bertujuan untuk menguraikan analisis mengenai manfaat terapi musik untuk mengurangi nyeri post operatif. Berdasarkan hasil pengkajian diagnosa keperawatan utama yang ditemukan adalah nyeri, hambatan mobilitas fisik, kerusakan integritas kulit dan risiko infeksi. Intervensi untuk meredakan nyeri secara non farmakologi dilakukan dengan teknik distraksi menggunakan musik, evaluasi yang didapatkan masalah nyeri dapat teratasi. Terapi musik dan distraksi perlu diterapkan pada anak post operatif dalam penanganan nyeri kombinasi dengan terapi farmakologis untuk manajemen nyeri yang lebih efektif.

Open Reduction and Internal Fixation (ORIF) is a common procedure to treat fracture. The prominent problem of a post ORIF patient is acute pain. Untreated pain leads to prolonged hospital stay and increase the cost of healthcare. This appropriate treatment is urgently needed. This study aims to analyze the impact of music therapy to reduce post operative pain. According to the nursing assessment, the main nursing diagnoses found are impaired physical mobility, impaired skin integrity and risk for infection. For the study purpose, the writer implemented non pharmachological approach such as music therapy and find out it was effective to reduce the pain in the patient. Music therapy and other distraction methods needs to be implemented in pain management on children suffering from post operative pain.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Kurniah
"Karya ilmiah akhir ini bertujuan untuk memberikan gambaran asuhan keperawatan pada anak dengan atresia ani pre dan postoperasi tutup kolostomi, dengan aplikasi terapi musik untuk mengurangi nyeri. Atresia Ani merupakan kelainan bawaan (kongenital), dimana tidak adanya lubang anus. Perawatan pre dan postoperasi tutup kolostomi menimbulkan nyeri pada anak. Salah satu intervensi untuk meminimalkan nyeri tersebut dengan menggunakan terapi musik.
Terapi musik merupakan salah satu penatalaksanaan nyeri nonfarmakologis. Nyeri post operasi dan tindakan invasif perlu penanganan untuk meminimalkan rasa sakit yang dirasakan anak. Hasil dari penerapan intervensi terapi musik yang telah dilakukan pada anak atresia ani selama 3 hari untuk mengurangi nyeri terbukti efektif menurunkan skala nyeri klien dari skala nyeri 5 menjadi 3 dengan menggunakan FLACC postoperative pain scale.

This final scientific work aims to provide an overview of nursing care to children with pre and postoperative atresia ani closed colostomy, with the application of music therapy to reduce pain. Atresia ani is a congenital abnormality, where there is no anal duct. Operative procedur to treat this congenital abnormality causes the children pain.
Music therapy can be used to minimize the pain. Music therapy is one of the non-pharmacological pain management. Music therapy proved reduce the pain effectively to from scale of 5 to 3 with the using of FLACC postoperative pain scale.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ismi Arummaning Tyas
"Diabetes merupakan gangguan metabolisme yang dapat menimbulkan berbagai komplikasi. Penyakit ini mempunyai karakteristik utama yaitu hiperglikemia yang disebabkan oleh gangguan sekresi maupun resistensi insulin. Gaya hidup masyarakat perkotaan yang tidak sehat menjadi salah satu penyebab terjadinya diabetes melitus. Kondisi hiperglikemia ini mampu menimbulkan komplikasi yang menyerang berbagai organ tubuh. Pengontrolan kadar glukosa darah merupakan fokus utama dalam penanganan diabetes melitus. Karya Ilmiah Akhir Ners ini bertujuan untuk menganalisis intervensi latihan fisik dengan rentang pergerakan sendi dan senam kaki diabetes pada klien dengan diabetes melitus di Ruang Rawat Penyakit Dalam Lantai 6 Utara RSUP Fatmawati. Hasil analisa menunjukkan adanya penurunan kadar glukosa darah pada klien setelah melakukan latihan fisik. Perlu dilakukan sosialisasi mengenai manfaat latihan fisik pada perawat ruangan untuk memaksimalkan pengendalian kadar glukosa darah dan pencegahan komplikasi.

Diabetes is metabolic impaired who can lead to vary complication. The main characteristic of this illness is hyperglicaemia which is caused by secretion or resistance of insulin impaired. Unhealthy urban lifestyle can lead diabetes mellitus. Hiperglicaemia condition can cause complication who attack another body organs. Blood glucose levels controlling is the key of diabetes mellitus management. This scientific work aim to analyze physical exercise intervention using range of motions and diabetic foot gymnastic for patient with type 2 diabetic mellitus in Internal Medicine Ward, 6th North Floor Fatmawati Hospital. Result shown that blood glucose levels decreased during physical exercise. Socialization about physical exercise advantage is needed for nurses to maximizing blood glucose levels control and complication prevention."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Toulasik, Anita Welhelmina
"Diabetes mellitus tipe 2 adalah penyakit metabolik kronis dan progresif yang banyak dialami oleh masyarakat di perkotaan. Salah satu faktor pemicunya adalah gaya hidup kurang gerak. Salah satu masalah keperawatan yang timbul pada klien diabetes mellitus tipe 2 adalah ketidakefektifan manajemen terapetik terkait aktivitas fisik. Intervensi yang diberikan adalah pendidikan kesehatan.
Studi kasus ini bertujuan untuk menganalisis intervensi keperawatan pendidikan kesehatan tentang latihan fisik bagi penderita DM tipe 2. Intervensi pendidikan kesehatan tentang aktivitas fisik sebaiknya dilakukan berdasarkan model transteori untuk meningkatkan perubahan perilaku klien.

Type 2 diabetes mellitus is a chronic metabolic and progressive disease that most found among the urban residents. Sedentary life style is one of many factors that cause it. One of the nursing problem found in type 2 diabetes mellitus client is ineffectiveness of therapeutic management of physical activity.
Intervention given to overcome this problem is health education. Nursing intervention of health education is better used based on trantheoritical model in order to enhance the behaviour changes of the client.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Choirun Nisa Umam
"Apendisitis merupakan salah satu penyakit pada saluran pencernaan yang menginfeksi bagian apendiks. Penulisan karya ilmiah akhir ini dilakukan untuk menguraikan asuhan keperawatan pada anak dengan apendisitis di RS Fatmawati. Salah satu intervensi yang diimplementasikan adalah teknik relaksasi dan distraksi untuk mengurangi rasa nyeri saat perawatan luka paska operasi. Hasil evaluasi menunjukkan adanya perbedaan skala nyeri selama dilakukan perawatan luka antara anak yang diberikan intervensi dengan yang tidak diberikan intervensi. Disarankan agar asuhan keperawatan yang diberikan tak hanya untuk mengatasi masalah fisik saja, tetapi juga harus mempertimbangkan masalah psikososial yang terjadi ataupun berisiko terjadi pada anak.

Appendicitis is one of digestive disease that infect appendix. The final papers was done to analyze nurses perform nursing care to clients with appendicitis in children of Fatmawati Hospital. One of the interventions that implemented on the client with appendicitis is relaxation and distraction techniques to reduce pain during postoperative wound care. The results of evaluation identified a pain scale differences for wound care was done between the client provided interventions with clients who are not given the intervention. It was recommended that nursing care is given not only to overcome the physical problems, but also must consider psychosocial problems happened or occurs on the client-risk children.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tika Widowati
"Diabetes melitus tipe 2 adalah penyakit tidak menular yang banyak ditemui di kawasan perkotaan. Faktor risiko penyakit tersebut di wilayah perkotaan antara lain obesitas, penurunan aktivitas, dan tingkat stres. Glukosa darah yang tidak terkontrol dalam waktu yang berkepanjangan akan menimbulkan komplikasi jangka panjang, salah satunya, yaitu masalah kaki. Salah satu bentuk intervensi aktivitas fisik yang dapat diberikan kepada penderita diabetes melitus tipe 2 antara lain senam kaki. Senam kaki bermanfaat untuk melancarkan peredaran darah dan mencegah terjadinya komplikasi kaki yang masih jarang diterapkan di rumah sakit.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis intervensi senam kaki untuk menurunkan glukosa darah dan meningkatkan sensitivitas kaki pasien diabetes melitus tipe 2 di Lantai 5 Utara, Gedung Teratai, RSUP Fatmawati. Hasil analisis intervensi menunjukan aktivitas fisik khususnya senam kaki efektif dalam menurunkan kadar glukosa darah hingga 36 mg/dl. Intervensi keperawatan berupa senam kaki perlu dilakukan pada pasien dengan diabetes mellitus sebelum pemberian terapi medikasi.

Type 2 diabetes mellitus is a noncommunicable diseases that is mostly found in urban areas. The risk factors of diabetes in urban areas are obesity, decreased activity, and stress levels. Uncontrolled blood glucose in a prolonged time will cause long-term complications, one of them is foot problems. One of physical exercise intervention that can given to diabetes mellitus is foot exercise. Foot exercise can help blood circulation and prevent foot complication that is rarely applied at the hospital.
This study aimed to analyze the foot exercise intervention to improve blood glucose and increase patient’s foot sensitivity with type 2 diabetes mellitus at 5th North Floor, Teratai Building, Fatmawati Hospital. The analysis of foot exercise intervention for diabetes patient shows that it can lower the blood glucose levels down to 36 mg/dl. Nursing intervention such as foot exercise is necessary to be given before medication therapy administration in diabetes mellitus.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mira Andriyani
"Acquired Immune Deficiency Syndrome AIDS merupakan penyakit tahap lanjut dari Human Immunodeficiency Virus HIV yang menyebabkan terjadinya penurunan pada sistem imun. AIDS dapat berdampak pada sistem saraf dengan salah satu manifestasi klinis yang muncul berupa nyeri. Nyeri yang tidak tertangani dapat menimbulkan dampak, diantaranya mengganggu aktivitas, gangguan tidur, dan meningkatkan kecemasan yang dapat menurunkan kualitas hidup penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk menganalisis intervensi terapi musik klasik dan instrumental untuk mengurangi nyeri pada pasien dengan HIV/AIDS. Metodologi yang digunakan adalah metode studi kasus dan analisis intervensi keperawatan. Terapi musik diberikan selama 7 hari dengan frekuensi 2 kali sehari selama 30 menit. Hasil intervensi menunjukkan adanya penurunan skala nyeri dari skala nyeri 6 menjadi 4. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terapi musik dapat menjadi salah satu penatalaksanaan nonfarmakologi yang dapat menurunkan nyeri. Rekomendasi dari penelitian ini adalah pentingnya perawat untuk memberikan manajemen nyeri nonfarmakologi seperti terapi musik sebagai salah satu upaya dalam menurunkan masalah nyeri pada pasien.

Human Immunodeficiency Virus HIV that damage the immune system. AIDS can affected the nervous system with pain as the symptom. Uncontrolled pain can cause various effects, such as impaired activity, sleep disorders, and increased anxiety, which reduce the quality of life. This case study aimed to analyze nursing interventions to reduce pain on patient with HIV AIDS. This study conducted by the case study method and evidence based practice intervention. Patient was administered the classical and instrumental music twice a day with 30 minutes long in each session for 7 days. The results showed a decrease in pain scale from 6 to 4 out of 10 by using numerical rating scale. The result of this study indicates that music therapy can be one of non pharmacological intervention to reducing pain. The recommendation of this study is the importance of nurses to provide non pharmacological pain management such as music therapy in order to reducing pain in patients with HIV AIDS.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lathifany R.W.
"Mobilisasi dini pasca operasi merupakan salah satu intervensi yang penting pada periode pasca operasi yang dapat mempersingkat hari rawat LOS dan mencegah komplikasi post operasi. Namun demikian, mobilisasi pasca operassi merupakan elemen asuhan keperawatan yang kadang terlupakan. Tujuan penulisan adalah untuk menganalisis intervensi program mobilisasi dini pada klien Ny.S 60 tahun dengan lumbal spinal stenosis L4-L5 pasca operasi dekompresi dan pemasangan TLIF Transforaminal Lumbar Interbody Fusion dengan riwayat hipertensi, obesitas dan foot drop dextra. Intervensi dilakukan selama lima hari perawatan yang meliputi edukasi kesehatan, latihan kekuatan otot, mobilisasi di tempat tidur, hingga mobilisasi jalan dengan menggunakan walker.
Hasil pelaksanaan intervensi adalah kemampuan klien dalam mobilisasi meningkat yang ditunjukan dengan pencapaian 6 dari 8 skor JH-HLM John Hopkins Highest Level of Mobilty yaitu klien mampu berjalan lebih dari 10 langkah dalam 5 hari perawatan. Selain itu, kondisi umum klien meningkat yaitu secara fisik meliputi: klien lebih aktif untuk merubah posisi dan bergerak, keluhan nyeri dan kelelahan jarang, mengatakan lebih nyaman dan tubuhnya tidak kaku ; emosional meliputi: mood tampak baik, kecemasan untuk mobilisasi minimal, kooperatif dalam program mobilisasi , dan sosial meliputi: peningkatan tingkat kemandirian klien untuk mobilisasi, keluarga berpartisipasi aktif dalam mendukung dan mendampingi klien dalam program mobilisasi. Hasil analisis menunjukan bahwa intervensi program mobilisasi dini pasca operasi berdampak positif terhadap hasil perawatan pasca operasi klien sehingga perlu menjadi prioritas dalam asuhan keperawatan pasca operasi.

Early postoperative mobilization is one of the most important interventions in the postoperative period that can shorten length of stay LOS and prevent postoperative complications. However, postoperative mobilization is the most frequently overlooked element of nursing care. The purpose of the writing was to analyze the early mobilization program on the Ny.S 60 years old client with Lumbar L4 L5 spinal stenosis post decompression and TLIF Transforaminal Lumbar Interbody Fusion installation with history of hypertension, obesity, and foot drop dextra. Interventions were performed for five days of care that included health education, muscle strength training, bed mobilization, to out of bed mobilization using walkers.
The result of the intervention was client's ability to mobilize has increased which has been shown in the achievement of 6 of 8 JH HLM score John Hopkins Highest Level of Mobilty which client can walked more than 10 steps within 5 days of treatment. Client's general condition also improved which physical aspect including the client were more active to change position and moved, rare to complaint pain and tiredness, said more comfortable and her body more relaxed emotional aspect including good mood, minimal anxiety during mobilization, cooperative in mobilization program , social aspect including the level of client independence for mobilization increased, the family actively participated in supporting and assisting clients in the mobilization program. The results of the analysis showed that the intervention of early postoperative mobilization program had a positive impact on client's postoperative outcomes, therefore it needs to be a priority interventions in postoperative nursing care.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nurhasanah
"ABSTRAK
Fraktur femur dikenal sebagai fraktur yang umum terjadi di wilayah perkotaan dibandingkan wilayah pedesaan. Di perkotaan banyak dijumpai kasus fraktur femur, namun di pedesaan lebih banyak ditemukan yaitu fraktur pada ekstremitas atas. Hal ini karena perbedaan karakteristik wilayah dan penduduk dari keduanya, sehingga masyarakat kota memiliki faktor risiko yang khas wilayah perkotaan seperti contohnya fraktur yang terjadi karena trauma atau kecelakaan lalu lintas. Pada kasus ini, Ny H merupakan seorang wanita berusia 43 tahun dan bertempat tinggal di wilayah perkotaan. Ny H mengalami fraktur femur intertrochanter tertutup bukan disebabkan karena cedera tetapi karena proses infeksi. Berdasarkan pengkajian dan analisis data pada periode pre operasi maupun post operasi, ditemukan masalah keperawatan nyeri akut, hambatan mobilitas fisik, risiko infeksi, risiko trauma, dan risiko kerusakan integritas kulit. Intervensi keperawatan yang dibahas dalam karya tulis ini adalah mengenai latihan kekuatan otot isometrik untuk mencegah penurunan kekuatan otot dan mempersiapkan ambulasi serta mobilisasi dini secara optimal.

ABSTRACT
Femoral fractures are known as common fractures in urban areas rather than rural areas. In urban areas there are many cases of femoral fracture, but in rural areas more commonly found is fracture in upper limb. This is due to the different characteristics of the region and the population of both, so that urban people have typical risk factors in urban areas such as fractures that occur because of injury or traffic accidents. In this case. Mrs H is a 43 year old female and lives in an urban area. Mrs H has a closed femoral fracture intertrochanter not caused by injury but because of infection process. Based on assessment and analysis of data in the preoperative and postoperative periods, acute pain nursing problems, impaired physical mobility, infection risk, risk for injury, and risk for impaired skin integrity were found. Nursing interventions discussed in this paper are about isometric excercise to prevent decreased muscle strength and prepare for early ambulation and early mobilization.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>