Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 134702 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Taufik Akbar
"ABSTRAK<>br>
Perseteruan antar kelompok suporter sepak bola seringkali terjadi di dunia nyata bahkan dengan adanya kemajuan teknologi komunikasi sudah mulai merambah ke media sosial. Cara-cara kekerasan yang ditempuh dalam mengatasi perseteruan ini mengakibatkan bergesernya perseteruan dari kekerasan fisik yang terjadi di dunia nyata menjadi kekerasan verbal dan ujaran kebencian yang marak di media sosial. Namun, pemanfaatan media sosial dapat diibaratkan seperti dua buah mata pisau, yaitu dapat berbentuk positif maupun negatif. Dengan memanfaatkan media sosial secara positif, penulis beranggapan bahwa perdamaian antar kelompok suporter sepak bola dapat diciptakan. Karakteristik media sosial, yang mampu menyebarkan infomasi secara luas dan cepat, dapat menjadi alternatif untuk mengatasi terjadinya perseteruan antar kelompok suporter sepak bola. Penelitian-penelitian terdahulu menjelaskan bahwa penggunaan peacemaking criminology identik dengan sistem peradilan pidana. Selain itu, penggunaan peacemaking criminology dapat berpengaruh pada penyelesaian konflik. Lebih spesifik, penulis akan menggabungkan pemanfaatan media sosial secara positif dengan peacemaking pyramid paradigm yang dicetuskan oleh John Fuller.

ABSTRACT<>br>
The clash between football team supporters happens in the real situation. Moreover, with the development of communication technology, the clash starts to happen on the social media. Supporters often express their loyalty by doing violence to other team supporters, especially physical violence. Nowadays, the physical violence in the real situation has turned into verbal violence and hate speech through social media. Those are the negative side of using social media for football team supporters. On the other hand, social media could give positive benefit as well, by taking advantage of its role in facilitating peace. Disseminating informations quickly and broadly is the character of social media that could be an alternative option of solution to the clash between football team supporters. Former researchers have explained that benefiting peacemaking criminology could possibly affect the resolution of the conflict in the clash. More Specifically, author would combine the advantage of benefiting both social media positively and peacemaking pyramid paradigm which thought by John Fuller."
2017
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Pandu Wicaksana
"Dalam dunia yang mengalami deteritorialisasi, makna-makna baru ditampilkan secara lokal karena eksistensi teritorial tidak bertahan di satu lokasi. Deteritorialisasi memuat reteritorialisasi dengan relokasi makna di berbagai ruang dan tempat yang berbeda dari sebelumnya. Melalui kerja lapangan partisipatif, penelitian ini bertujuan memahami proses pembentukan identitas para anggota Milanisti Indonesia serta relevansinya terhadap konteks reteritorialisasi kelompok penggemar bola di Indonesia. Relokasi gagasan ke-Milan-an dipadukan dengan kebutuhan teritorialitas sebagai bagian dari adaptasi lokasi. Hal ini menghasilkan sejumlah kelokalan seperti penciptaan lingkungan lokal di Jakarta. Sebuah skema yang dapat digambarkan dari kasus ini adalah negosiasi identitas melalui de/reteritorialisasi, cultural borrowing, fictive kinship hasil batas-batas sosial masyarakat perkotaan dengan produksi kelokalan.

In a world that has deterritorialized, new meanings shown locally because the existence of territorial not stay in one location. Deterritorialization contain reterritorialization with the relocation of meaning in different spaces and places than before. Through participatory fieldwork, the research aims to understanding formation identity process of the members Milanisti Indonesia and its relevance to the reterritorialization's context of football fandom in Indonesia. The relocation of ke-Milan-an combined with territoriality requirement as part of the adaptation to location. This results in a number of locality such as the creation of local environment in Jakarta. A scheme that can be drawn from this case is the negotiation of identity through the de/re-territorialization, cultural borrowing, fictive kinship as results of social boundaries from urban society with the production of locality."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
London: Routledge , 1994
301 FOO
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Chairunnisa
"Sepak bola adalah salah satu jenis olahraga yang banyak digemari di kalangan masyarakat Indonesia. Tim sepakbola biasanya memiliki klub pendukung. Perilaku pendukung dalam mendukung klub mereka memiliki tindakan yang berbeda, mulai dari menciptakan kebersamaan, solidaritas, menciptakan keresahan, dan bahkan anarki. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan anarkis pendukung adalah tingkat fanatisme dan solidaritas pendukung. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis model fanatisme dan solidaritas pada tingkat anarkisme terhadap para pendukung sepakbola di Indonesia. Elemen sampel dari populasi adalah pendukung di Indonesia terutama pendukung dari Persija, Persib, Arema, dan Persebaya. Jumlah sampel adalah 1457 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Pengukuran tingkat fanatisme, solidaritas, dan anarkisme dibangun menggunakan kuesioner. Metode analisis data menggunakan SEM yang digunakan untuk mengetahui model hubungan tingkat fanatisme dan solidaritas terhadap anarkisme di setiap klub. Analisis data menemukan bahwa model di setiap klub berbeda satu sama lain.

Football is a type of sport that is popular among Indonesian people. Football teams usually have a support club. Supporting behavior in supporting their clubs has different actions, ranging from creating togetherness, solidarity, creating anxiety, and even anarchy. Factors that can cause supporting anarchists are the level of fanaticism and supporting solidarity. This study aims to analyze the model of fanaticism and solidarity at the level of anarchism towards supporters of football in Indonesia. The sample element of the population is supporters in Indonesia, especially supporters of Persija, Persib, Arema, and Persebaya. The number of samples was 1457 respondents. The sampling technique uses purposive sampling. Measurement of the level of fanaticism, solidarity, and anarchism was built using a questionnaire. The data analysis method uses SEM which is used to determine the relationship model of the level of fanaticism and solidarity with anarchism in each club. Analysis of the data found that the models in each club differ from each other.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Muhammad Bariq Rizqullah Soepadminto
"Melalui budaya partisipatif suporter dalam media sosial, proses reproduksi nasionalisme banal dalam sepakbola menjadi semakin menguat karena tiap suporter dapat berpartisipasi aktif secara dua arah dalam setiap interaksi sosial mengenai timnas Indonesia yang mengandung simbol-simbol banal. Nasionalisme banal yang berbasis pada simbol-simbol banal yang direproduksi sehari-hari justru dapat lebih menghasilkan nasionalisme yang lebih bersifat hot, dekat, c serta menguatkan sense of belonging pada suporter melalui media sosial. Penelitian ini menggunakan teori participatory culture oleh Jenkins (2009) dan nasionalisme banal oleh Billig (1995) yang melihat interaksi antara budaya partisipatif suporter timnas Indonesia di media sosial dalam proses reproduksi nasionalisme banal melalui simbol-simbol banal. Pemetaan terhadap berbagai studi sebelumnya telah memfokuskan bagaimana sepakbola berfungsi sebagai bentuk perlawanan terhadap penjajahan, representasi citra identitas nasional, wadah reproduksi nasionalisme, dan pengaplikasian nasionalisme banal dalam berbagai arena. Berbeda dengan studi terdahulu, studi ini berfokus untuk melihat bagaimana budaya partisipatif suporter melalui Instagram memperkuat proses reproduksi nasionalisme banal melalui simbol-simbol banal. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus yang datanya diperoleh dari wawancara mendalam dan observasi digital. Temuan membuktikan bahwa budaya partisipatif suporter sepakbola timnas Indonesia sebagai subjek yang melakukan proses reproduksi nasionalisme dangkal melalui elemen-elemen banal yakni atribut yang mereka gunakan, yel-yel yang mereka nyanyikan, slogan yang mereka gaungkan, wacana yang mereka bicarakan, serta desain poster yang digunakan melalui media sosial telah merubah sifat nasionalisme banal yang cold nationalism menjadi hot nationalism. Proses reproduksi nasionalisme banal tersebut dapat menciptakan 2 sifat nasionalisme banal yakni hot dan cold tergantung dari ada atau tidaknya pertandingan timnas Indonesia, ada atau tidaknya kegiatan kompetisi yang diikuti timnas Indonesia,  serta siapa lawan yang dihadapi saat pertandingan tersebut
hrough the participatory culture of supporters in social media, the process of reproducing banal nationalism in football is getting stronger because each supporter can actively participate in two directions in every social interaction regarding the Indonesian national team that contains banal symbols. Banal nationalism that are reproduced daily can produce a nationalism that is more hot, close, and strengthens the sense of belonging to supporters through social media. This study uses participatory culture theory by Jenkins (2009) and banal nationalism by Billig (1995) which looks at the interaction between the participatory culture of Indonesian national team supporters on social media in the process of reproducing banal nationalism through banal symbols. The mapping of various previous studies has focused on how football functions as a form of resistance to colonialism, representation of the image of national identity, a place for reproducing nationalism, and the application of banal nationalism in various arenas. In contrast to previous studies, this study focuses on seeing how the participatory culture of supporters through Instagram strengthens the process of reproducing banal nationalism through banal symbols. This research uses a qualitative approach with the case study type research whose data is obtained from in-depth interviews and digital observations. The findings prove that the participatory culture of Indonesian national football fans as a subject carries out the process of reproducing shallow nationalism through banal elements, namely the attributes they use, the slogans they sing, the slogans they echo, the discourses they talk about, and the poster designs used. through social media has changed the nature of banal nationalism from cold nationalism to hot nationalism. The process of reproducing banal nationalism can create 2 characteristics of banal nationalism, namely hot and cold depending on whether or not there is a match between the Indonesian national team, the presence or absence of competitive activities that are participated in by the Indonesian national team, and who the opponents are facing during the match."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabiila Aliifah Ihsan
"Di Indonesia, citra pendukung sepak bola dianggap menjadi permasalahan bangsa dikarenakan perilaku mereka yang seringkali melakukan tindak kekerasan, kerusuhan hingga jatuhnya korban jiwa. Perilaku kerumunan pendukung sepak bola tersebut dapat diteliti secara spasial dengan mengetahui latar belakang identitas, bagaimana kerumunan memaknai ruang mereka di dalam stadion sehingga pemaknaan ruang itu dapat mempengaruhi kerumunan dalam melakukan aktivitas dan atribut yang mereka tunjukan. Pergerakan mereka saat memasuki stadion hingga selesai keluar dari area stadion juga dipengaruhi bagaimana tahapan kerumunan berlangsung. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan metode observasi lapangan, wawancara mendalam dengan para pelaku kerumunan pendukung sepak bola Persija yang sebelumnya mewancarai gate keeper untuk kemudian dapat menetapkan kriteria informan yang ingin diwawancarai. Triangulasi data dengan menvalidasi informasi melakui kajian pustaka, hasil observasi lapangan, dan jawaban informasi lain mengenai topik yang serupa. Hasil pada perilaku spasial yang terjadi pada kerumunan massa sepak bola Persija atau The Jakmania terlihat dari perbedaan karakteristik pada kelompok-kelompok kerumunan yang terbentuk di dalam stadion yang terbagi atas paham Ultras yang berada di utara yaitu Curva Nord, selatan yaitu Outsider atau The Jakmania yang berasal dari luar Jakarta. Paham lokal, Hooligan dan kelompok kerumunan yang memilih menonton pada tribun VIP atau VVIP. Tribun utara dan timur yang terdapat kerumunan paham Ultras dan lokal memiliki kecenderungan mendominasi di dalam stadion disebabkan identitas kedaerahan Jakarta memiliki peran yang penting dalam kepemilikan ruang. Pergerakan pendukung dari luar stadion gelora bung karno kedalam atau sebaliknya dipengaruhi bagaimana jenis kerumunan saat itu menurut teori Gustav Le Bon. Sehingga akhirnya dapat dihasilkan penelitian berupa gambaran deskiptif bagaimana kerumunan massa The Jakmania berperilaku secara spasial.

In Indonesia, the image of football support is considered a nations problem because of their behavior that often commit acts of violence, riots to the fall of casualties. The behavior of the crowd supporters of the football can be researched spatially by knowing the background of the identity, how the crowd will interpret their space in the stadium so that the use of the space can affect the crowd in doing The activities and attributes they demonstrate. Their movement when entering the stadium to finish out of the stadium area was also influenced by how the crowd took place. This research uses qualitative methods. Data collection techniques conducted in this study using the method of field observation, in-depth interview with the perpetrators of the crowd supporter football Persija who previously led the gate keeper to then be able to set the criteria The informant you want to interview. Triangulating data by validating information in the study of libraries, field observations, and other information on similar topics. The result of the spatial behavior that occurred in the mass crowd football of Persija or The Jakmania is seen from the difference of characteristic in the crowd groups that are formed in the stadium that is divided into the northern understanding of Ultras, namely Curva Nord, south of Outsider or The Jakmania originating from outside Jakarta. Local understanding, Hooligan and the crowd who chose to watch on a VIP stand or VVIP. The north and eastern stands that have a crowd of Ultras and local understanding have a dominant tendency in the stadium due to the regional identity of Jakarta has an important role in space ownership. The movement of supporters from outside the Stadium Gelora Bung Karno or otherwise influenced how the type of crowd then according to the theory of Gustav Le Bon. So that The research can finally be produced in The form of a picture of how mass crowd Jakmania behaves spatially.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M Iqbal Rahmatulloh
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas mengenai makna tanggapan-tanggapan yang diujarkan fan sepak bola Jerman melalui kampanye mengenai isu komersialisasi sepak bola di Jerman yang terdapat pada spanduk yang yang dibentangkan di dalam stadion. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan makna dan tujuan ujaran yang terdapat pada spanduk tersebut berdasarkan teori tindak lokusi dan ilokusi Austin, 1962:103 . Selain itu, untuk menunjang analisisnya, penelitian ini juga menggunakan teori semantik dan sintaksis. Melalui penelitian ini dapat disimpulkan bahwa fan sepak bola Jerman menolak adanya komersialisasi. Penolakan yang mereka lakukan dapat berupa penolakan secara langsung maupun penolakan dengan menggunakan analogi.

ABSTRACT
This research is aiming to discuss the meaning of responses from German football fans through campaigns concerning the issue of commercialization in German football from banners across the Stadium. The aim of this research is to describe the meaning and its purposes contained in the banners according to the theory of locutionary act and illocutionary act of J.L. Austin. Furthermore, in order to support the analysis, this research is also applying semantics and syntax theory. Conclusively, through this research we are able to understand that German football fans are rejecting commercialization in German football and the rejection could be direct speech or indirect speech in the form of analogy."
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Heldy Fadillah
"Penelitian ini bertujuan untuk mengemukakan bagaimana framing yang dilakukan oleh BBC, The Guardian, dan Sputnik terhadap klub sepakbola asal Rusia, yaitu Anzhi Makhachkala pada periode 2011-2013. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis konten dipadukan dengan konsep framing Robert Entman. Kemudian, penelitian ini melakukan pengidentifikasian bentuk frame menggunakan pendekatan deduktif berdasarkan lima bentuk frame yang didefinisikan oleh Holli Semetko dan Patti M. Valkenburg. Penelitian ini menyimpulkan bahwa ketiga media aktif dalam menggunakan kelima bentuk frame dan membentuk citra positif untuk Anzhi Makhachkala pada periode 2011-2013.
This paper aimed to reveal how framing used by BBC, The Guardian, and Sputnik to Russian football club Anzhi Makhachkala within period 2011-2013. This paper uses content analysis with accordance to Robert Entman`s framing concept. Then, this paper do an identification of certain frames is gained through using a deductive approach that uses  five pre-defined frames by Holli Semetko dan Patti M. Valkenburg. This paper concluded that all three medias actives using the five pre-defined frames and forming a positive image to Anzhi Makhachkala within period 2011-2013"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Rizki Yoga
"Ujaran kebencian merupakan ujaran yang dapat menimbulkan kebencian. Fenomena ujaran kebencian dapat muncul dalam berbagai konteks, seperti hukum, psikologi, hingga olahraga, terutama sepak bola. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui/menjelaskan bentuk ujaran kebencian dan medan makna yang digunakan oleh suporter sepak bola ketika menuturkan ujaran kebencian di kolom komentar media sosial Instagram. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini adalah komentar suporter sepak bola yang berisi ujaran kebencian di kolom komentar media sosial Instagram. Sumber data penelitian ini berasal dari kolom komentar dalam unggahan foto di akun Instagram @plesbol.inc selama periode 1—29 Februari 2024. Pengumpulan data dilakukan pada 1—10 Maret 2024 dengan memilih 100 komentar, baik dalam bentuk frasa maupun kalimat. Analisis data dilakukan dengan tiga tahapan, yaitu mengidentifikasi makna literal dan kontekstual, mengidentifikasi bentuk ujaran kebencian, serta mengidentifikasi medan makna dari masingmasing data yang sudah dikumpulkan. Hasil analisis menunjukkan tiga bentuk ujaran kebencian yang berbeda, yaitu menghina, mengumpat, dan mencemarkan nama baik. Hasil analisis juga menunjukkan terdapat sebelas medan makna yang digunakan, yaitu sifat/ keadaan, binatang, kekerabatan, benda, aktivitas, pelaku kegiatan, anggota tubuh, perilaku komunikasi, penyakit, makhluk halus, dan penampilan fisik.

Hate speech is speech that can cause hatred. The phenomenon of hate speech can appear in various contexts, such as law, psychology, and sports, especially soccer. This paper aims to find out/explain the form of hate speech and the meaning field used by soccer supporters when saying hate speech in the Instagram social media comment section. The method used in this research is descriptive qualitative. The data in this study are soccer supporters' comments containing hate speech in the Instagram social media comment section. The data source of this research comes from the comments column in photo uploads on the @plesbol.inc Instagram account during the period February 1—29, 2024. Data collection was carried out on March 1—10, 2024 by selecting 100 comments, both in the form of phrases and sentences. Data analysis was carried out in three stages, namely identifying literal and contextual meanings, identifying forms of hate speech, and identifying the meaning field of each data that has been collected. The results of the analysis show three different forms of hate speech, namely insulting, swearing, and defaming. The results of the analysis also show that there are eleven fields of meaning used, namely nature/condition, animal, kinship, object, activity, actor, limb, communication behavior, disease, ethereal creature, and physical appearance."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>