Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 193851 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cita Nurjanah
"Laporan magang ini membahas tentang kebijakan akuntansi dan prosedur audit atas aset eksplorasi dan properti pertambangan pada Grup XYZ. Kebijakan akuntansi atas aset eksplorasi akan dianalisa berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK 64 Aktivitas Eksplorasi dan Evaluasi pada Pertambangan Sumber Daya Mineral dan kebijakan akuntansi atas properti pertambangan akan dianalisa sesuai PSAK 16 Aset Tetap . Prosedur audit yang dilakukan KAP CTA akan dibandingkan dengan teori serta Standar Profesional Akuntan Publik SPAP yang berlaku di Indonesia.

The focus of this study is intended to analyze implementation of accounting policy and audit procedures of exploration and evaluation assets and mining properties rsquo XYZ Group. Accounting policy of exploration and evaluation assets will be analyzed based on Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK 64 Aktivitas Eksplorasi dan Evaluasi pada Pertambangan Sumber Daya Mineral and accounting policy of mining properties will be analyzed based on PSAK 16 Aset Tetap . Audit procedures done by KAP CTA will be compared with the theory and Standar Profesional Akuntan Publik SPAP which is effective in Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Farudin
"Aset non produktif adalah aset perusahaan yang karena alasan tertentu menjadi tidak mampu memberikan nilai ekonomis bagi perusahaan. Untuk menutupi biaya operasional dan pajak, pemanfaatan aset diperlukan, tetapi sebelumnya analisis pemanfaatan dilakukan terlebih dahulu. Analisis pemanfaatan aset yang terdiri atas tanah dan bangunan milik perusahaan antam di Limo 2 & 3 jakarta selatan bertujuan untuk menentukan pemanfaatan aset terbaik bagi perusahaan. Alat analisis yang digunakan terdiri dari aspek hukum, aspek pasar, aspek konstruksi teknis, dan aspek keuangan.
Dalam penelitian ini terdapat dua bentuk pemanfaatan aset yaitu bisnis rumah kota dan bisnis rumah kos, maka berdasarkan hasil analisis akan menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan bagi perusahaan untuk memilih aset mana yang memiliki pemanfaatan paling menguntungkan. Untuk menganalisis apakah bentuk emanfaatan aset menguntungkan atau tidak, pendapatan, biaya, dan Arus Kas bisnis harus ditentukan. Alat analitik yang digunakan adalah Net Present Value (NPV), Payback Period (PP), dan internal rate of return (IRR). Berdasarkan hasil analisis, bentuk pemanfaatan aset yang bermanfaat bagi perusahaan adalah bisnis townhouse dengan nilai NPV adalah Rp. 96.900.101.939,35 dengan periode waktu 20 tahun.

Non-productive assets are company assets that become special reasons do not provide economic value for the company. To pay for operational costs and taxes, the use of the required assets, the previous analysis is done before it is done. Analysis of the utilization of assets consisting of land and buildings owned by the company in South Jakarta Limo 2 & 3 is intended to determine the best use of assets for the company. The analytical tool used consisted of legal aspects, market aspects, technical construction aspects, and financial aspects.
In this study, there are two assets that contain assets of a business house and boarding house, so based on the results of the analysis will be a consideration in making decisions for companies to choose which assets have the most beneficial benefits. To analyze whether the shape For the benefit of beneficial assets or not, revenues, costs, and business cash flow must be determined. Analytical tools used are Net Present Value (NPV), Payback Period (PP), and internal rate of return (IRR). Based on the results of the analysis, the use of assets that benefit the company is a townhouse business with an NPV value of Rp. 96,900,101,939.35 with a period of 20 years.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meita Wulandari
"Skripsi ini bertujuan untuk menganalisis perencanaan kebutuhan, pengadaan, pemanfaatan dan penyajian aset tetap pada laporan keuangan di Pemerintah Daerah Kota Bogor. Skripsi ini membahas mengenai kesesuaian perencanaan, pengadaan, pemanfaatan dan penyajian aset tetap Pemerintah Daerah Kota Bogor terhadap Perundang-undangan yang berlaku. Hasil penelitian yang dilakukan menyimpulkan bahwa perencanaan kebutuhan aset tetap Pemerintah Daerah Kota Bogor sesuai dengan perundang-undangan namun memiliki kekurangan dalam melaksanakan fungsi, time management,sistem pencatatan dan pengawasan. Sistem pengadaan sudah berkembang mengikuti perkembangan teknologi dengan proses e-procurement.Penyajian aset tetap masih jauh dari standar akuntansi yang berlaku di pemerintah daerah.

This thesis aims to analyze the planning, procurement, utilization and presentation of fixed asssets in the financial statements in Bogor City Government. This thesis elaborates the suitability of the planning, procurement, utilization and presentation of fixed assets Bogor City Government on regulation. Results of this research concluded that planning of fixed assets Bogor City Government in accordance with the legislation but has shortcomings in carrying out the functions, time management, recording and monitoring system. Procurement system has been developed following the development of technology to process e- procurement.Presentation of fixed assets is still far from applicable accounting standards in local government."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S44371
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Patriya, Author
"Krisis ekonomi yang pemah melanda Indonesia pada tahun 1997 menimbulkan dampak luar biasa terhadap dunia perbankan dikarenakan perubahan tingkat suku bunga yang tajam sangat mempengaruhi kondisi masing-masing bank. Sulitnya bank dalam mencari sumber dana pihak ketiga membuat bank-bank menaikkan tingkat suku bunga simpanan hingga mencapai lebih dari 60% serta pinjaman hingga mencapai lebih dari 50%. Kenaikan tingkat suku bunga simpanan yang tinggi tersebut membuat biaya bunga yang harus dibayar sangat membebani bank dalam tujuannya untuk memperoleh profit. Di lain pihak, kenaikan suku bunga di pihak pinjaman membuat banyak debitur tidak dapat melakukan pembayaran angsuran terhadap pinjamannya yang pada akhimya menimbulkan kredit macet yang sangat membahayakan kelangsungan hidup perusahaan.
Mengantisipasi terulangnya krisis ekonomi yang membuat pemerintah harus menutup bank-bank yang mengalami kerugian sekaligus memperkuat fundamental perbankan Indonesia, Bank Indonesia mulai menitikberatkan agar proses operasi yang dijalankan selalu berpedoman terhadap manaJeman risiko sehingga segala kondisi yang dianggap membahayakan tingkat kesehatan suatu bank dapat segera diketahui dan diperbaiki.
Salah satu risiko yang sangat mempengaruhi kelangsungan hidup suatu bank adalah risiko suku bunga. Hal ini karena tingkat profitabilitas yang diperoleh bank sangat tergantung pada penetapan besamya tingkat suku bunga yang diberikan dan diterima nasabah bank yang mempengaruhi baik sisi aset maupun sisi kewajiban.
Saat ini tingkat volatilitas suku bunga sudah tidak terlalu tinggi dibandingkan pada saat krisis ekonomi dan cenderung menurun. Namun kesulitan bank dalam melakukan ekspansi kredit, berbagai kebijakan intern yang mempengaruhi proses pengumpulan dana pihak ketiga, serta berbagai faktor ekstemal yang muncul membuat bank harus melakukan pengelolaan sumber dan penggunaan dananya dengan suatu sistim yang berfungsi dan berperan untuk melakukan monitor serta kontrol terhadap pergerakan tingkat suku bunga yang sensitif.
Karya akhir ini akan menggunakan PT. Bank XX Tbk. yang bergerak di industry perbankan sebagai sumber penulisan didasari atas pentingnya perusahaan untuk mengetahui perbedaan (gap) antara aset yang sensitif terhadap perubahan suku bunga dengan kewajiban yang sensitif terhadap perubahan suku bunga sebagai bagian dari pelaksanaan Assets Liabilities Management (ALMA). Melalui analisis ini, diharapkan Bank XX akan dapat mengetahui serta mengendalikan kesenjangan yang mungkin muncul dengan tujuan untuk memperkecil dampak negatif perubahan suku bunga terhadap target pencapaian pendapatan bersih (net interest income I Nil), memaksimalkan pendapatan serta meminimalkan risiko kerugian yang mungkin timbul akibat perubahan suku bunga.
Analisis terhadap aset dan kewajiban pada karya akhir ini dilakukan dengan menggunakan metode manajemen gap. Metode manajemen gap adalah metode yang berupaya untuk mengelola dan mengendalikan kesenjangan (gap) antara aset yang sensitif terhadap suku bunga (Rate Sensitive Assets I RSA) dengan kewajiban yang sensitif terhadap suku bunga (Rate Sensitive Liabilities I RSL) pada periode yang sama sehingga bank dapat menerapkan strategi gap yang tepat dalam mengantisipasi perubahan suku bunga. Sedangkan untuk mengetahui besamya kerugian yang mungkin diterima berdasarkan kondisi neraca, digunakan analisis sensitivitas pada on-balance sheet berdasarkan tiga periode neraca.
Pada ketiga periode analisis terlihat bahwa walau Bank XX memiliki posisi gap yang tepat terhadap kondisi tingkat suku bunga yang terjadi, namun biaya bunga yang diperoleh dari pos rate sensitive memperlihatkan belum baiknya kondisi aset dan kewajiban yang dimiliki. Selain itu semakin mengecilnya gap yang dimiliki akibat adanya perubahan baik di sisi aset dan kewajiban merupakan suatu kerugian karena berakibat semakin mengecilnya sensitivitas bank terhadap penurunan suku bunga.
Dengan mengetahui kondisi yang dihadapi melalui manajemen gap, maka bank dapat mengambil berbagai kebijakan yang dianggap akan memperbaiki komposisi aset dan kewajiban yang dimiliki sehingga dapat meningkatkan pendapatan yang diterima pada periode berikutnya. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kurniawan
"

Laporan magang ini mengevaluasi bagaimana prosedur yang dilakukan oleh KAP VNM dalam menentukan kontrak CPT Indonesia yang mengandung sewa. Prosedur yang dilakukan KAP VNM mengacu pada IFRS 16 mengenai sewa. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa prosedur yang dilakukan oleh KAP VNM dalam menentukan sewa telah sesuai dengan IFRS 16 karena telah mempertimbangkan tiga kriteria penting dalam penentuan sewa. Kriteria tersebut adalah apakah di dalam kontrak terdapat aset identifikasian, apakah lessee memiliki hak untuk mendapatkan secara substansial seluruh manfaat ekonomik dari penggunaan aset sepanjang periode penggunaan, dan apakah lessee memiliki hak untuk mengarahkan penggunaan aset identifikasian selama periode penggunaan.

 


This internship report evaluates the procedure that is performed by KAP VNM in order to determine wether CPT Indonesia’s contracts contain lease or not. The procedure is based on IFRS 16 about leasing. The evaluation shows the procedure that is performed by KAP VNM to determine lease has been done appropriately accordance to IFRS 16 because the procedure has considered three important criterias in order to determine lease. Those criterias are wether there is an identified asset, does lessee has the right to obtains substantially all of the economic benefits from the use of asset throughout the period of use, and does lessee has right to direct the use of assets throughout the period of use.

 

"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia , 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tovik Indrianto
"Studi kasus ini dilakukan untuk melakukan evaluasi penerapan konsep optimalisasi aset dalam konteks manajemen aset PT. ABC. Evaluasi optimalisasi aset bertujuan untuk menghasilkan manfaat ekonomi melalui penggunaan kapasitas yang optimal. Penggunaan aset yang belum optimal mengindikasikan aset yang tersedia tidak digunakan secara optimal. Hal tersebut dapat berdampak pada penurunan profitabilitas, harga produk yang tidak kompetitif, serta biaya investasi aset. Penelitian ini untuk bertujuan untuk menganalisis optimalisasi dalam konteks manajemen asets di PT. ABC serta kendala yang dihadapi dalam penerapan optimalisasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode wawancara untuk mendapatkan data primer sebagai bahan analisis. Hasil analisis menunjukkan bahwa evaluasi penerapan konsep optimalisasi dalam manajemen aset di PT ABC masih belum sempurna karena beberapa hambatan, yaitu :(i) standar teknis yang ditentukan oleh PT XYZ sebagai holding membatasi optimalisasi utilisasi aset; (ii) peraturan pemerintah daerah / instansi dalam pengunaan tiang dan tower; (iii) sistem manajemen aset belum dapat memberikan informasi rinci kondisi fisik aset. Oleh karena itu, rekomendasi agar konsep optimalisasi dalam manajemen aset dapat diterapkan dengan sempurna, adalah : i) melakukan revisi standar teknis untuk pemanfaatan aset sesuai dengan kebutuhan pasar dan pelanggan; ii) melakukan pendekatan pada para pemangku kepentingan, khususnya pemda, instansi pemerintah dan PT XYZ, untuk berkolaborasi dalam mencari solusi yang saling menguntungkan; iii) meningkatkan kapabilitas sistem manajemen aset agar dapat memberikan informasi yang lebih akurat tentang fisik aset

This case study was conducted to evaluate the application of the asset optimization concept in the context of PT asset management. A B C. Asset optimization evaluation aims to generate economic benefits through optimal capacity use. Suboptimal use of assets indicates that the available assets are not used optimally. This can have an impact on decreasing profitability, uncompetitive product prices, and asset investment costs. This research aims to analyze optimization in the context of asset management at PT. ABC and the obstacles faced in implementing optimization. This research uses a qualitative approach with an interview method to obtain primary data as material for analysis. The results of the analysis show that the evaluation of the application of the optimization concept in asset management at PT ABC is still not perfect due to several obstacles, namely:(i) technical standards determined by PT XYZ as a holding limit the optimization of asset utilization; (ii) regional government/agency regulations regarding the use of poles and towers; (iii) the asset management system cannot provide detailed information on the physical condition of assets. Therefore, recommendations so that the concept of optimization in asset management can be implemented perfectly are:i) revise technical standards for asset utilization in accordance with market and customer needs; ii) approach stakeholders, especially regional governments, government agencies and PT XYZ, to collaborate in finding mutually beneficial solutions; iii) improve the capabilities of the asset management system so that it can provide more accurate information about physical assets."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
H.C. Royke
"Sudah banyak diketahui bahwa telah terjadi krisis ekonomi yang berat dan berkepanjangan sejak pertengahan tahun 1997 hingga sekarang. Krisis ini diawali oleh adanya krisis moneter dimana mata uang rupiah terdevaluasi dalam hitungan yang sangat signifikan, pada saat itu pinjaman luar negeri mernbengkak sehingga perusahaan-perusahaan besar inengalarni kesulitan operasionalnya, akhirnya krisis ini meluas kesektor rill. Terpuruknya sektor rill tentu saja akan mempengaruhi. fungsi perbankan sebagai lembaga intermediaries, yang fungsinya menjembatani antara pihak yang kelebihan dana dan pihak yang kekurangan dana untuk operasionalnya. Selanjutnya, debitur-debitur bánk rnenjadi debitur yang bermasalah, karena kredit yang dikucurkan oleh bank menjadi kurang lancar atau bahkan macet.
Didalam kondisi seperti diatas, maka diperlukan langkah? langkah yang komprehensif untuk menyelamatkan perbankan nasional sebagai lembaga intermediasi sehingga sektor rill dapat bergerak kembali seperti sernula. Secara prinsip, bank harus dikembalikan fungsinya dengan cara melakukan praktek? praktek operasional perbankan yang lazim dan berdasarkan pada prinsip-prinsip kehati-hatian (prudential banking). Oleb karena itu disinilah Bank Indonesia sebagal pembina bank mempunyai peranan yang sangat strategis didalam mendorong bank-bank berjalan pada aturan?aturan yang berlaku dengan mengeluarkan berbagai peraturan yang inengacu pada prirLsip-prinsip kehati?hatian. Terlebih lagi telah ada suatu kesadaran bahwa Bank Indonesia harus mempunyai tingkat independensi yang tinggi, seperti tercantum dalam tJU tentang Bank Sentral yang baru, yaitu Ut) No. 23 tahun 1999. Pada saat ini masìh ada usulan dan berbagai pihak di DPR untuk ¡nengadakan amandemen terhadap beberapa pasal yang dirasa kurang relevan untuk masa-masa mendatang.
Dengan tetap mengacu pada ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia berkaitan dengan prinsip-prinsip kehati-hatian, ditambah pula dengan adanya berbagai macam resiko yang harus dihadapi oleh bank, sepertì misalnya resiko tingkat bunga (interest rate risk), resiko mata uang (exchange rate risk) dan lainnya, maka bank harus membenahi diri kedalam berkenaan dengan kesiapan organisasinya dalam menghadapi situasi yang tidak menentu, secara komprehensif, salah satunya adalah pembenahan dalam Assets-Liabilities Management (ALMA), untuk meminimalkan resiko yang telah disebutkan diatas. Bidarig yang tercakup dalarti ALMA sangat luas, bisa dikatakan mencakup seluruh aspek operasional perbankan. Oleh karena itu dalam Pembahasannya djcoba Untuk lebjh memfokuskan pada resiko yang terbesar, yaitu resiko tingkat bunga yang dikaitkan dengan pengelolaan gap (gapping management) pengaturan struktur neraca pada bank dan dampaknya terhadap tingkat profitabilitasnya.
Secara teoritis kenaikan profitabilitas, dalam hal ini adalah Net Interest Income (NIT) atau Net Interest Margin (NIM) tergantung dan besarnya gap, yang didapat dan selisìh antara Rate-Sensitive Assets (RSA) dengan Rate-Sensitive Liabilities (RSL) dan perubahan tingkat bunga. Aset dan kewaj iban yang diperhitungkan adalah aset dan kewaj iban yang sensitif karena dengan adanya perubahan tingkat bunga maka berdampak langsung pada perolehan pendapatan dan biaya, dan bank dapat rnelakukan repricing lebih cepat untuk inengatasi kondisi yang berubah.
Sehingga dalam hal ini bank dapat segera rnerestruktur posisi neracanya sea1an dengan arab perubahan tingkat bunga. Fada saat ada kecenderungan tingkat bunga akan naik, maka bank harus mempunyai dan memelihara posisi gap yang positif, yaitu RSA>RSL, sebaliknya jika ada kecenderungan tingkat bunga turun, malca bank harus rnernelihara posisi gap yang negatif, yaitu RSA"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elbert Frits Putranto
"Sekalipun beberapa indikator ekonomi makro telah menunjukan perbaikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, sektor ekonomi rill masih belum tampak pulih akibat lesunya pasar, investasi yang belum menunjukkan pertumbuhan serta beban pengembalian kredit yang masih cukup berat. Kinerja Bank Y di tahun 2001, kemungkinan besar masih akan tertekan oleh perolehan pendapatan bunga bersih yang negatif (negative spread), karena turunnya pendapatan bunga dan earning asset bank, yaitu pinj aman. Hal in! timbul karena sedikitnya kredit yang dapat dikucurkan Bank Y. Untuk dapat menghindari resiko kredit, bank cenderung memilih menempatkan dananya pacla surat-surat berharga pasar uang, danipada memberikan kredit dengan resiko dan ketidakpastian pasar. Hal ini erat kaitannya dengan fluktuasi keuntungan bank dan pengelolaan asset dan kewajiban bank.
Bank Y dalani mengelola asset dan kewajibannya hanis melakukannya secara prudent dan profesional serta menerapkan strategi jangka pendek dan jangka panjang yang tepat. Dalam karya akhir ini dianalisis kesenjangan dan profitabilitas Bank Y selama periode 31 Desember 2000 dan di dalam kurun waktu 1 tahun mendatang. Permasalahan karya akhir ini hanya alcan dibatasi pada analisis kesenjangan tingkat bunga pada akhir tahun 2000 dan pengaruhnya terhadap perolehan bunga bersih Bank Y jika terjadi pergerakan tingkat bunga SBI. Adapun tui uan dan karya akhìr ini adalah untuk mengetahui kondisi kesenjangan tingkat bunga antara asset dan kewajiban Bank Y di tahun 2000, mengetahul pengaruh yang ditimbukan perubahan tingkat bunga SHI terhadap profitabilitas atau pendapatan bunga bersih Bank Y akibat adanya kesenjaragan tingkat bunga (interest raie gap), dan menekan strategi yang sebaiknya ditempuh ALCO Bank Y dalam mengelola kondisi kesenjangan tersebut, agar tetap tercapai proiftabilitas yang diinginkan.
Karya akhir ini menggunakan metode yang bersifat deskriptif kuantitatif yang bermaksud mengupas permasalahan seputar resiko yang ditimbulkan oleh kesenjangan tingkat bunga dan bagaimana pengelolaan asset dan kewajiban ini agar dapat meningkatkan net interest income bank, melaiui strategi-strategi pengelolaan yang baik Adapun tahapan-tahapan dalam melakukan anaJisis tersebut adaiah pertama, melakukan siniplifìkasi neraca. Kedua, m&akukan analisis vertikal terhadap neraca berdasarkan sensitivitas tingkat bunga. Ketiga, pemilahan komponen neraca berdasarkan time maturity. Keempat, menghitung kesenjangan dan rasio kesenjangan antara asset dan kewajiban. Kelima, menghktung rate diferrential dan asset dan kewajiban dan mengliitung net Entere si income yang diperoieh. Keenani, menghitung perolehan net interest income dan estimasi perubahan dan net interest income dengan menggunakan what i/analysis, yaitu anaiisis yang melihat pengaruh tingkat bunga terbadap Nil Bank Yjika diasumsikan tingkat bunga raie sensitive mengalami kenaikan sebesar 1% dan 2% atau jika tingkat bunga mengalami penurunan sebesar 1% dan 2%, akibat fluktuasi tingkat bunga SBI.
Dari hasil anaiisis, dapat kita simpulkan bahwa kesenjangan yang terjadi di Bank Y adalah kesenjangan negatif, dimana RSA-RSL. Dengan dernikian jika terjadi J kenaikan tingkat bunga, profitabilitas Bank Y akan turun dan sebaliknya akan meningkat. Agar value of the firm dan Bank Y tersebut dapat tetap maksimal, diperlukan pengelolaan dan pengawasan yang dilalcukan secara profesional agar dapat menjadi bank yang sehat dan dipercaya rnasyarakat dan investor.
Pada akhir bagian dan karya akhir ini kami benikan kesimpulan dan saran kepada Bank Y dan para pembaca mengenai pengelolaan asset dan kewajiban yang sebaiknya dilaksanakan agar dapat dijadikan acuan dalam menyajikan informasi bagi para pengambil keputusan ALCO."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T5508
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Laksmi R.A.
"Deregulasi disektor perbankan yang diawali dengan Kebijaksanaan 1 Juni 1983 dan diperkuat oleh Kebijaksanaari Paket 27 Oktober 1988 beserta perangkat peraturan-peraturan lainnya, menyebabkan terjadinya perubahan yang mendasar dalam sendi-sendi operasional perbankan di Indonesia, karena mampu merubah pola usaha yang selama ini bersifat pasif (orientasi pada produk) kearah pola usaha yang bersifat aktif (orientasi pada pasar/konsumen). Semuanya ini dilakukan dalam usaha mempertahankari pangsa pasar yang ada dan untuk melakukan perluasan usaha dalam situasi persaingan yang semakin tajam. Hal ini merupakan tanda bahwa pengelolaan aset dan liabiliti bank merupakan hal yang dominan dengan berusaha mempertahaTikan atau meningkatkan profitabilitas yang sudah ada.
Dengan melimpahnya dana masyarakat yang berbasil dikerahkan bank-bank yang terutama didominasi oleh dana jangka pendek (6 bulan), menyebabkan struktur dana tersebut sulit untuk mendukung investasi disektor rill yang biasanya berjangka panjang, sehingga lehih banyak yang disalurkan kepasar uang maupun menyalurkan kelebihan likuiditasnya ke sektor-sektor yang bersifat konsumtif sehingga menyebabkan meningkatnya laju inflasi. Itulah sebabnya mengapa perbankan merupakan industri yang paling banyak diregulasi,baik oleh peraturan yang berskala nasional maupun internasional.
Pengelolaan aset dan liabiliti bank adalah pengelolaan keuangan bank secara terintergrasi yang secara simultan memantau komposisi dan volume aset dan liabiliti, yang berarti menyangkut masalah pendanaan, sensitivitas tingkat suku bunga, penentuan tingkat hutang serta penentuan harga aset yang sesuai.
Pengelolaan terutama diarahkan kepada spread (net income maigin) yang menghubungkan 2 aspek penting yaitu penghasilan yang diperoleh dari financial aset serta biaya yang timbul sebagal akibat dari financial liability yang dimiliki bank. Pembahasan dipusatkan pada situasi tiga (3) tahun sebelum dan sesudah Pakto 27 Oktober 1988.
Pengelolaan aset dan liabiliti ini dilakukan oleh suatu komite yang mengelola fungsi utama bank dan bertanggung jawab Iangsung kepada Dewan Direksi. Penataan dana perbankan terutama dipusatkan pada likuiditas, posisi gap antara aset dan hutang, dana valuta asing serta earning asset dan investasi bank. Hal ini disebabkan karena bank menghadapi serangkaian aset, hutang dan hutang bersyarat yang didiversifikasi selama jangka waktu tertentu dan dalam situasi perubahan lingkungan usaha yang selalu berubah-ubah.
Metode yang biasa digunakan untuk pengelolaan aset dan liabiliti bank yaitu gap management yang mengkoordinasikan semua komponen yang ada didalam neraca bank (baik yang tingkat suku bunganya variabel maupun tetap) dengan memusatkan perhatiannya pada hubungan antara variabel rate assets (VRAs) dan variable rate liabilities (VRLc), yang dalam kenyataannya selalu di rolled-over dan disesuaikan kembali harganya selama periode tertentu.
Ada 2 cara yang digunakan untuk menganalisa gap management yaitu:
a. Interest margin variance analysis. Merupakan suatu teknik analisa yang menyoroti bagaimana pengaruh perubahan tingkat bunga, volume sumber daya serta asset liability mix terhadap net interest margin (net interest margin/NIM ialah perbedaan antara pendapatan bunga dan biaya bunga yang dinyatakan sebagai prosentase dan earning asset).
b. Funds gap analysis. Merupakan analisa sumber dan penggunaan dana yang dikelompokkan berdasarkari tanggal jatuh waktu masing-masing komponen neraca, baik yang memillki tingkat bunga variabel, tetapi maupun yang tanpa bunga, dengan asumsi bahwa bank memiliki perencanaan tahunan. Dalam situasi tingkat bunga pasar naik, maka spread bank akan menurun, karena pengaruhnya terhadap kenaikkan tingkat suku bunga sumber duna yang biasanya sangat sensitif terhadap perubahan tingkat suku bunga dipasar.
Strategi gap dalam praktek sulit untuk diterapkan karena sulitnya menyesuaikan tanggal jatuh waktu masing-masing komponen aset dan liabiliti yang sangat peka terhadap tingkat bunga, adanya interaksi antara risiko tingkat bunga dan risiko kredit, pengaruh adanya risiko tlngkat keengganan konsumen terhadap struktur tingkat bunga , baik yang berasal dari pinjaman maupun deposito.
Net interest margin sangat dipengaruhi faktor eksternal yaitu naik turunnya tingkat suku bunga yang berada diluar kontrol bank dan dipengaruhi oleh kondisi perekonomian, deregulasi dan perubahan tingkat bunga di pasar serta faktor internal yaitu faktor-faktor yang dapat dikendalikan oleh bank yang biasanya berasal dari organisasi intern bank itu sendiri.
Analisa yang mengguriakan margin variance analysis Ini sulit untuk diterapkan apabila pihak penganalisa berada diluar organisasi bank, karena pengelompokkan komponen sumber dana dan aset yang menghasilkan sulit untuk ditentukan secara tepat, baik bobot masing-masing komponen, volume, jenis maupun tanggal jatuh waktunya secara tepat.
Hasil analisa funds gap rasio menjeaskan bahwa periode Post- Pakto memperlihatkan terjadinya perubahan dalam struktur sumber dan penggunaan dana bank. Secara umum terjadi penurunan dalam komposisi funds gap rasio hal ini menunjukkan semakin menurunnya bagian dan sumber dana yang tingkat bunganya varlabel yang kemudian dipinjamkan atau ditanamkan dengan tingkat bunga yang variabel pula. Berarti semakin besar bagian dan sumber dana yang ditanamkan pada usaha-usaha dengan tingkat bunga yang tetap.
Pada situasi tingkat bunga pasar meningkat akan menyebabkan peningkatan pada biaya sumber dana (biasanya sangat sensitif terhadap perubahan tingkat bunga di pasar) sehingga spread akan menurun. Laporan tingkat suku bunga pada bank umum pemerintah memperlihatkan bahwa walaupun persentase pertumbuhan pendapatan meningkat, tetapi persentase pertumbuhan biayanya cenderung meningkat sehingga secara umum spreadnya menurun. Pada bank swasta nasional, situasi yang terjadi juga sama.
Pengaruh perubahan tingkat bunga, pertumbuhan ekonomi dan inflasi sangat erat kaitannya terhadap spread baik pada bank pemerintah maupun bank swasta, hanya dalam kasus yang terakhir ini masih terdapat fakior-faktor lain yang ikut mempengaruhi. Demikianjuga halnya rasio likuiditas, solvabilitas maupun profitabilitas, bank pemerintah memperlihatkan kinerja yang lebih bagus darlpada bank swasta nasional. Tetapi secara keseluruhan pada periode Post-Pakto terlihat adanya penurunan dan rasio-rasio tersebut."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akhmad Yuzkhar Lutfansa
"Indonesia memiliki aset yang cukup banyak yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Aset-aset tersebut sejak tahun 2015 merupakan tanggung jawab Lembaga Manajemen Aset Negara LMAN . LMAN merupakan lembaga yang memiliki struktur dengan dua divisi dan satu jabatan fungsional, sedangkan LMAN memiliki tantangan-tantangan yang cukup banyak. Berdasarkan permasalahan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan tantangan yang dihadapi struktur organisasi Lembaga Manajemen Aset Negara saat ini. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan pengumpulan data melalui wawancara mendalam dan studi literatur. Hasil penelitian menunjukan dengan struktur organisasi LMAN seperti ini, terdapat tiga tantangan utama yaitu tanggung jawab yang cukup banyak, struktur yang ada saat ini terlalu ramping, dan status non-eselon. Berdasarkan beberapa tantangan tersebut disimpulkan bahwa konfigurasi struktur organisasi LMAN yang paling ideal berbentuk The Divisionalized Form.

Indonesia has a lot of assets that are spread from Sabang to Merauke. These assets since 2015 are the responsibility of the Lembaga Manajemen Aset Negara LMAN . LMAN is an institution that has a structure with two divisions and one functional position, while LMAN has considerable challenges. Based on these problems, this study aims to illustrate the challenges facing the organization structure of LMAN. This research uses qualitative approach and data collection through in depth interview and literature study. The results show that with this LMAN organizational structure, there are three main challenges considerable responsibility, current structure is too lean, and non echelon status. Based on these challenges, it is concluded that the most ideal organizational structure of LMAN is in the form of The Divisionalized Form."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S68017
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>