Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 155259 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rafika Dewi Karima
"Pada masa kini terdapat banyak mahasiswa yang telah mendapatkan gelar sarjana tetapi tidak langsung mendapat pekerjaan. Para sarjana yang tidak langsung mendapat pekerjaan ini pada umumnya tidak sadar akan peluang karir dan tidak mengetahui pengaplikasian skill yang dimilikinya di dunia kerja. Hal ini mengindikasikan kurangnya bimbingan, pelatihan dan konseling karir pada mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui preferensi pilihan kerja mahasiswa Prodi Statistika Universitas Indonesia dengan metode analisis konjoin sehingga pihak prodi dapat mengarahkan mahasiswanya untuk siap memasuki dunia kerja. Terdapat 4 faktor yang akan diteliti, yaitu 1 Gaji dan Tunjangan, 2 Kesesuaian Pekerjaan dengan Latar Belakang Pendidikan, 3 Bidang Kerja dan 4 Jam Kerja yang masing-masing memiliki beberapa kategori. Monanova digunakan untuk menganalisis data dan hasilnya adalah 1 nilai utilitas dari tiap kategori untuk mengetahui kategori apa yang disukai mahasiswa dan 2 nilai kepentingan relatif tiap faktor untuk mengetahui faktor apa yang menjadi pertimbangan saat memilih pekerjaan. Hasil dari analisis konjoin didapat bahwa faktor yang sangat dipertimbangkan adalah gaji dan tunjangan.

Nowadays, there are many graduates who are not directly employed after receiving bachelor rsquo s degree. The graduates who are not employed seem largely unaware of career opportunities and unsure of how to apply their skills in the workforce. This indicates a lack of career guidance, coaching and counseling. This research aims to study people rsquo s preferences on determining their jobs by using conjoint analysis among University of Indonesia students, majoring in Statistics. So that Departement of Statistics could guide its students to face working world. Four factors are evaluated 1 Income, 2 Suitability of the Workplace with Educational Background, 3 Field of Works, and 4 Working hours, which has different level category values. Monotonic Analysis of Variance is used to analyze the data and the results are 1 utility value which is useful to know the most desirable level of each attribute and 2 its relative importance value to know the most considered attribute on determining their jobs. The full profile method of conjoint analysis shows that income is the most considered attribute value."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S69892
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kevin Pradipta
"Penelitian ini menggunakan metode CBC Choice Based Conjoint untuk mengetahui bagaimana preferensi mahasiswa Prodi Statistika UI ketika memilih pekerjaan. Metode CBC Choice Based Conjoint memberikan pendekatan yang lebih realistis dibandingkan dengan metode lainnya dalam menganalisis preferensi yang tidak hanya dari segi main effect tetapi juga dari interaksi antar atribut. Atribut yang menjadi perhatian yaitu Gaji Tunjangan, Kesesuaian Tempat Kerja dengan Latar Belakang Pendidikan, Bidang Pekerjaan, dan Jam Kerja. Analisis data pada CBC Choice Based Conjoint dilakukan dengan multinomial logit.
Hasil dari analisis data akan diperoleh nilai utilitas untuk mengetahui taraf yang lebih diminati dari tiap atribut dan Nilai Relatif Penting NRP untuk mengetahui atribut mana yang paling mempengaruhi mahasiswa ketika memilih pekerjaan. CBC Choice Based Conjoint memberikan hasil bahwa atribut yang paling berpengaruh ketika mahasiswa memilih pekerjaan adalah Gaji Tunjangan.

This research used CBC Choice Based Conjoint to determine how UI Statistics college student preferences when choosing a job. CBC method gives a more realistic approach compared to other methods in analyzing preferences not only in terms of the main effects but also the interaction between attributes. Attributes of concern in this research, namely Income, Suitability of the Workplace with Education Background, Field of Work, and Working Hours. Data Analysis on CBC is done with multinomial logit.
The result of the data analysis will generate utility value, which is useful to know the more desirable level of each attribute, and the second result is relative importance, which is useful to know which attribute are considered by the college students when choosing a job. In this research, CBC gives the result that the most considered attribute when college student choose a job is Income.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S69267
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Syayidatus Solihat
"Salah satu permasalahan yang muncul pada perusahaan rintisan di beberapa tahun terakhir adalah tingginya tingkat turnover intention. Diantara banyak faktor, salah satu faktor penyebab utama munculnya turnover intention adalah kurangnya career growth opportunity. Adapun bentuk penelitian ini terbagi menjadi dua studi, yaitu studi 1 merupakan penelitian kuantitatif korelasional antara variabel career growth opportunity dan turnover intention dengan 100 partisipan yang terlibat . Studi 1 bertujuan untuk melihat hubungan antar variabel di perusahaan rintisan X. Alat ukur yang digunakan adalah Turnover Intention - 6 Scale (TIS-6) dan Career Growth Scale. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik korelasi Pearson Product Moment. Hasil penelitian studi 1 menunjukkan bahwa adanya hubungan negatif yang signifikan antara career growth opportunity dengan turnover intention. Terdapat dua dimensi career growth opportunity yang menunjukkan korelasi negatif yang signifikan, yaitu career goals progress dan promotion speed sedangkan dimensi professional ability development dan salary growth tidak berkorelasi secara signifikan. Kemudian, dilanjutkan dengan studi 2 yaitu program intervensi dengan jenis penelitian eksperimen dan melibatkan 4 partisipan yang memiliki skor terendah pada studi 1. Studi 2 ini bertujuan untuk melihat adanya perbedaan sebelum dan sesudah diberikan perlakuan melalui career planning coaching. Hasil penelitian studi 2 dengan pemberian intervensi career planning coaching menunjukkan adanya perbedaan skor secara signifikan pada variabel turnover intention antara sebelum dan sesudah diberikan intervensi (p= 0.02, p<0.05). Artinya, program intervensi career planning coaching berpengaruh secara signifikan dalam menurunkan tingkat persepsi terhadap turnover intention

One of the problems that has arisen in startups in recent years is the high level of turnover intention. Among many factors, one of the main causes of turnover is a lack of career growth opportunities. The form of this research is divided into two studies, namely Study 1, which is a quantitative correlational study between career growth opportunity and turnover intention variables with 100 participants involved. Study 1 aims to look at the relationship between variables in Startup X. The measuring tools used are the Turnover Intention - 6 Scale (TIS-6) and the Career Growth Scale. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation point. The results of Study 1 show that there is a significant negative relationship between career growth opportunities and turnover intention. There are two dimensions of career growth opportunity that show a significant negative correlation, namely career goal progress and promotion speed, while the dimensions of professional ability development and salary growth are not significantly correlated. Then proceed with study 2, which is an intervention program with the type of experimental research and involves 4 participants who had the lowest score in study 1. Study 2 aims to see if there are any differences before and after being given treatment through career planning coaching. The results of study 2 with the provision of career planning coaching interventions showed that there was a significant difference in scores on the turnover intention variable between before and after being given the intervention (p=0.02; p<0.05). This means that the career planning coaching program intervention has a significant effect on reducing perceptions of turnover intention."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Astuti Cahyasiwi
"Polarisasi merupakan salah satu parameter antena yang telah banyak diteliti untuk menjawab kebutuhan aplikasi sistem komunikasi nirkabel. Polarisasi adalah parameter yang menunjukkan bagaimana medan listrik pada gelombang elektromagnetik beradiasi pada medan jauh. Keberagaman polarisasi menjadi salah satu cara dalam meningkatkan kapasitas transmisi sistem komunikasi nirkabel dan bergerak, karena penggunaan antena dengan polarisasi yang berbeda maka spektrum frekuensi dapat kembali digunakan. Beberapa metode untuk mengatur polarisasi telah diteliti baik untuk polarisasi linier maupun melingkar. Beberapa metode juga telah mengajukan pembangkit polarisasi dengan struktur yang serupa namun dengan tambahan rekonfigurasi dapat menghasilkan polarisasi linier dan melingkar. Dari metode terdahulu belum pernah menggunakan metode pembangkit polarisasi yang dapat juga menambahkan parameter antena dengan kemampuan seleksi sebagaimana sebuah filter. Kemampuan filter untuk melewatkan daya pada frekuensi operasi dan menahan daya di luar frekuensi operasinya merupakan fungsi yang penting untuk mencegah terjadinya interferensi pada sinyal telekomunikasi. Selama ini teknik pembangkit polarisasi dan teknik untuk menghasilkan selektifitas pada antena merupakan dua metode yang terpisah. Penelitian ini mengajukan sebuah metode yang menggabungkan teknik pembangkit polarisasi dan teknik pembentuk selektifitas menjadi satu metode yang sama, karena kebutuhan telekomunikasi nirkabel di masa yang akan datang adalah penggunaan perangkat yang terintegrasi dan multifungsi. Disertasi ini mengajukan sebuah metode untuk membangkitkan polarisasi berdasarkan teori polarisasi umum. Medan listrik berjalan yang mewakili polarisasi antena sesungguhnya dapat diuraikan menjadi dua komponen medan listrik maya dengan arah vertikal dan horisontal, sehingga kedua medan listrik yang ortogonal ini dapat diwakili masing-masingnya oleh resonator dengan arah arus permukaan vertikal dan horisontal. Saat penggabungan kedua resonator ini dilakukan, maka polarisasi dapat dibangkitkan menjadi vertikal, 75°, 45° serta melingkar dengan mengubah variabel panjang dan lebar radiator, jarak antara radiator dan resonator serta jarak antara resonator. Integrasi komponen radiator dan resonator ini mengadaptasi integrasi antena-filter menggunakan pencatu tunggal. Metode yang diajukan dimodelkan pada radiator berbentuk persegi dengan arus permukaan vertikal serta resonator yang memberikan arus permukaan horisontal yang dapat direpresentasikan antara lain oleh dua jenis resonator yaitu, interdigital dengan lubang via dan hairpin, dimana kedua resonator ini membentuk komponen ortogonal jika masing-masingnya diintegrasi dengan radiator persegi. Pengujian model dilakukan secara simulasi dan diverifikasi dengan pembuatan sebuah purwarupa antena dengan polarisasi 45° dan dua buah antena dengan polarisasi melingkar serta divalidasi dengan pengukuran. Hasil desain antena-filter dengan resonator interdigital membuktikan bahwa metode yang diajukan berhasil membangkitkan polarisasi vertikal, 75°, 45° pada frekuensi kerja 4.65 GHz, lebar pita impedansi -10 dB sebesar 300 MHz, dan perolehan masing-masing 5,4 dBi, 6,7 dBi dan 6,82 dBi. Antena-filter dengan polarisasi melingkar menggunakan sebuah resonator interdigital berhasil diperoleh dengan frekuensi kerja 4,65 GHz, perolehan 6,467 dBi, lebar pita impedansi -10 dB sebesar 224 MHz dan lebar pita rasio aksial 160 MHz. Antena-filter dengan polarisasi melingkar menggunakan sebuah resonator hairpin juga diperoleh dengan frekuensi kerja 2,58 GHz, lebar pita impedansi -10 dB sebesar 133 MHz, lebar pita rasio aksial 20 MHz dan perolehan 6,8 dBi yang dapat digunakan untuk aplikasi satelit broadcast. Seluruh antena juga memiliki respon perolehan seperti respon filter lolos-pita sebagaimana respon antena-filter. Maka dapat disimpulkan bahwa polarisasi dapat dibangkitkan dengan integrasi dua komponen resonator ortogonal mengadaptasi metode integrasi antena dan filter, dimana keseimbangan besar medan ortogonal dipengaruhi oleh panjang dan lebar radiator persegi, sedangkan perbedaan fasa dipengaruhi oleh besar celah antara radiator dengan resonator.

One of the antenna’s parameters being discussed widely is its polarization, representing the way the electrical field propagates in the far-field. Polarization diversity is one of the solutions to increase the channel capacity and avoid the cross-band interference. Some methods to excite polarization have been studied both for linear and circular polarization. There has been polarization excitation using the same structure, and with an additional reconfigure, it can perform linear or circular polarization. However, it has never been a polarization excitation method that can also add a selectivity feature to an antenna as in the filter function. A filter can pass the power in the bandpass and block the power out of the bandwidth, which is an essential function to avoid signal interference. In the previous studies, techniques for exciting polarization and techniques for selectivity forming in the antennas are two different methods. While at the same time, the need for wireless telecommunications in the future is the use of integrated and multifunctional devices. So, this study proposes a technique that combines polarization excitation techniques and selectivity shaping techniques into the same method.

This dissertation proposes a method for generating polarization based on general polarization theory. The propagate electric field, representing the antenna's polarization, can be decomposed into two virtual electric field components with vertical and horizontal directions. These two orthogonal electric fields can be represented respectively by resonators with vertical and horizontal surface current directions. Integration of radiator and resonator components adapts antenna-filter integration using a single feed. The proposed method is proved on a rectangular radiator and two different types of resonators which are the interdigital and hairpin.

To prove the method, three prototype filtering antennas each with a vertikal, 75°, and 45° polarization and two filtering antennas with circular polarization are designed and validated using measurement. The results of the filtering antenna with the interdigital resonator proved that the proposed method had succeeded in generating 45° polarization at an operating frequency of 4.65 GHz, an impedance bandwidth -10 dB of 300 MHz, and a gain of 5.4 dBi, 6.7 dBi and 6.82 dBi respectively. Filtering antenna with circular polarization using an interdigital resonator is obtained with a frequency of 4.65 GHz, 6.467 dBi gain, -10 dB impedance bandwidth of 224 MHz and 160 MHz axial ratio bandwidth. Filtering antenna with circular polarization using a hairpin resonator is also obtained with a frequency of 2.58 GHz, -10 dB impedance bandwidth of 133 MHz, 3 dB axial ratio bandwidth of 20 MHz and gain of 6.8 dBi which can be used for broadcast satellite applications. The three antennas have bandpass filter gain responses as is a filtering antenna. It is proven that polarization can be generated by integrating two orthogonal resonator components adapting the antenna and filter integration method, where the balance of the orthogonal magnitude of electrical field is affected by the length and width of the square radiator, while the phase difference is stimulated by the gap between the radiator and the resonator."

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arjo Baju Adji
"Seiring dengan makin tingginya tuntutan akan teknologi kendali (kontrol), makin kompleks pula masalah perancangan sistem kendali yang dihadapi para perancang sistem. Hal mi menyebabkan para perancang tersebut semakin dituntut untuk membuat suatu model pengendalian yang dapat menangani masalah yang lebih kompleks. Salah satu masalah pengendalian sistem yang cukup kompleks adalah masalah pengendalian suatu keadaan yang tidak pasti (uncertainty situation). Sedangkan salah satu model pengendalian yang sesuai untuk keadaan seperti itu adalah model pengendalian Fuzzy, yaitu berupa Sistem Inferensi Fuzzy. Skripsi mi membahas tentang. Sistem Inferensi Fuzzy untuk mengatur lebar buka katub karburator dengan tujuan mengefisienkan penggunaan bahan bakar dari kendaraan bermotor yang bersangkutan, dengan menggunakan metode Orthogonal Least Square. Secara garis besar dibahas mengenai model Sistem Inferensi Fuzzy yang digunakan berikut cara kerjanya, cara kerja metode Orthogonal Least Square, dan beberapa teori dasar dan logika Fuzzy yang menjadi dasar Sistem Inferensi Fuzzy."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Benny Raharjo
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18021
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luluk Darojati Suhada
"Pendidikan perpustakaan sangat terkait dengan tempat kerja. Perubahan pun terus menerus terjadi di dunia kerja. Pendidikan perpustakaan sendiri perlu menyesuaikan dengan kebutuhan di dunia kerja. Oleh sebab itu, pendidikan perpustakaan perlu mengidentifikasi efektivitas mata kuliah dengan kebutuhan yang berkembang di dunia kerja.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauhmana kesesuaian kurikulum -keluasan dan kedalamannya- pendidikan perpustakaan Jurusan Ilmu Perpustakaan Universitas Indonesia (JIP UI) Program Sarjana (S1) Reguler dengan kebutuhan dunia kerja. Hal ini dilakukan dengan mengidentifikasi pendapat alumni mengenai perbandingan antara kompetensi yang didapat dari pendidikan Perpustakaan Universitas Indonesia (JIP UI) Program Sarjana (S1) Reguler dengan kompetensi yang dibutuhkan di dunia kerja. Pada gilirannya, informasi ini diharapkan dapat memberi masukan mengenai hal yang perlu dilakukan untuk meningkatkan pendidikan perpustakaan JIP FSUI agar dapat mengikuti perubahan di dunia kerja.
Untuk kepentingan penelitian ini, alumni yang dipilih adalah alumni JIP FSUI Program Sarjana (S 1) Reguler dengan tahun masuk 1991. Data yang dianalisa meliputidokumen yang berhubungan dengan pendidikan perpustakaan JIP FSUI dan hasil wawancara dengan para alumni. Wawancara terhadap alumni dilakukan antara bulan Mei - Juli 2000Profil alumni adalah sebagai berikut: 7 orang mempunyai pekerjaan yang berhubungan dengan perpustakaan, satu orang sebagai sekretaris, satu orang sebagai peneliti dan satu orang sebagai konsultan. Sebanyak 8 orang bekerja di perpustakaan khusus, 1 orang di perpustakaan sekolah dan satu orang di institusi pemerintah.Kompetensi yang digunakan dalam penelitian dibagi menjadi delapan yaitu: ilmu perpustakaan dan informasi, manajemen informasi, teknologi informasi, layanan informasi, manajemen organisasi, kebahasaan, komunikasi, administrasi dan keterampilan sosial.
Analisis kurikulum dilakukan dengan membandingkan aspek keluasan dan kedalaman kompetensi yang direncanakan JIP FSUI dengan kompetensi yang dibutuhkan di dunia kerja. Aspek keluasan adalah seberapa banyak topik yang dicakup di dalam kurikulum. Aspek kedalaman adalah sejauhmana tingkat kemampuan yang direncanakan oleh kurikulum.Dalam hal aspek kedalaman, tingkat kemampuan yang direncanakan oleh kurikulum JIP FSUI, yang paling banyak adalah C3 (tingkat penerapan) sebanyak 40% dari total kompetensi yang direncanakan oleh kurikulum. Di pihak lain, tingkat kompetensi yang paling dibutuhkan di dunia kerja adalah C5 (tingkat sintesis) sebanyak 44,4% dari total kompetensiDari segi aspek keluasan, ada beberapa aspek yang mcnurut responden perlu dimasukkan ke dalam kurikulum. Diantaranya etika profesi, ilmu informasi, kemampuanuntuk belajar, manajemen informasi dalam berbagai bentuk, manajemen pengetahuan, dan tekno]ogi infonmasi.Mata kuliah yang terkait dengan dunia kerja menurut pendapat responsden adalah mata kuliah Komunikasi dan Sumber Informasi, Pengantar Psikologi, Manajemen Sistem Perpustakaan, Dasar-dasar Katalog dan Klasifikasi, Pengindeksan Subjek, Pengatalogan Bahan Non Buku, Bahan Rujukan Umum, Aplikasi Teknologi Informasi, Praktek Kerja dan Bahasa Inggris.
Kemampuan yang dibutuhkan di dunia kerja temyata tidak hanya kemampuan ranah kognitif tapi juga kemampuan ranah afektif. Kurikulum perpustakaan JIP FSUI - berdasarkan jumlah tingkat kemampuan kognitif yang direncanakan Mata Kuliah Keahlian (MKK)- menyiapkan tingkat kemampuan mahasiswa sampai tingkat C3 (Penerapan) sedangkan di dunia kerja, tingkat kemampuan yang dibutuhkan adalah C5 (Sintesis), yaitu kemampuan untuk mengkombinasikan elemen-elemen dalam satu struktur atau sistem yang lebih luas.Saran bagi JIP FSUI untuk menjembatani perbedaan dengan dunia kerja adalah dengan perencanaan pendidikan J1P FSUI ke depan dengan memperhatikan situasi dan kondisi yang ada.
Topik yang perlu diintegrasikan dalam pendidikan JIP FSUI adalah kelompok manajemen informasi yaitu pengantar manajemen informasi, knowledge management, kearsipan; kelompok manajemen organisasi yaitu marketing, ISO, manajemen SDM, budgeting dan pendirian perpustakaan (setting up); kelompok teknologi perpustakaan yaitu internet, pembuatan website, jaringan komputer; kelompok komunikasi yaitu pengantar humas, penerbitan cetak maupun non cetak.JIP FSUI disarankan untuk mengakomodasi praktisi supaya bisa terlibat dalam proses pendidikan di ]IP FSUI. Penambahan topik mata kuliah dalam mata kuliah baru atau terintegrasi dengan mata kuliah lama. Topik mata kuliah yang mendesak untuk ditambahkan adalah kelompok mata kuliah teknologi informasi yaitu pengenalan komputer, pangkalan data, jaringan komputer dan internet. Cara lain yang bisa ditempuh adalah dengan mengadakan komunikasi secara berkala dengan mereka yang terlibat dalam pendidikan ilmu perpustakaan yaitu praktisi, alumni, organisasi profesi dan pengajar dan penambahan fasilitas praktek berupa laboratorium komputer..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S15502
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Being an incumbent in two or more jobs simultaneously in the public sector is the hot issue in term of both individual and organizational performance. It could result in i inefficient job performance. Also, it could imply either conflict of interest or ethical dilemma. This paper discusses the meaning of this phenomenon and its implication as well."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sianipar, Melva Costanty Br
"Secara umum, sukarelawan, atau lebih dikenal sebagai relawan, biasanya terlibat dalam dalam bidang sosial dan kemanusiaan. Pada kenyataannya, tidak hanya bidang sosial dan kemanusiaan, sukarelawan juga terlibat dalam bidang pendidikan, seni, lingkungan, olahraga bahkan media. Sukarelawan memberikan kemampuan dan waktu dimiliki tanpa mendapatkan imbalan.
Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari motivasi sukarelawan, pengakuan dan penghargaan terhadap rasa keterkaitan dan tujuan menjadi sukarelawan pada kru Televisi Universitas Indonesia Televisi UI. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode regresi.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan motivasi sukarelawan serta pengakuan dan penghargaan yang diberikan organisasi memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap rasa keterkaitan individu. Rasa keterkaitan juga memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap tujuan menjadi sukarelawan.

Volunteer known as an individu who work on humanity or social purpose. In fact, volunteer also work on another field, such as art, education, sports, or media. Volunteer were offering their skill, time, and effort wirthout being pay or only receive small pay or reimbursement.
Based on the background, this study conducted to determine the effect of volunteer motivation, also recognition and rewards to connectedness and volunteering intention of the members of Televisi Universitas Indonesia Televisi UI. This study is quantitative research using with regression technique to determine the effect of each variable.
The result of this study found that volunteer motivation, recognition and rewards have positive effects on connectedness. Furthermore, connectedness also have a positive effects to volunteer intention.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel Salim
"Salah satu bahan yang dibahas di ruang vektor adalah keortogonalan antara dua vektor. Konsep keortogonalan umumnya dikenal di ruang hasil kali dalam. Di ruang ber-norm terdapat konsep keortogonalan Pythagoras, sama kaki (Isosceles), dan Birkhoff James. Kemudian, Gahler memperkenalkan ruang ber-norm-2 dan ruang hasil kali dalam-2. Di tesis ini, dibahas konsep keortogonalan Pythagoras, sama kaki, dan Birkhoff James di ruang ber-norm-2 dan konsep keortogonalan-G di ruang hasil kali dalam-2. Kemudian, dibahas hubungan keekuivalenan antara konsep keortogonalan Pythagoras, sama kaki, dan Birkhoff James di ruang ber-norm-2.

Orthogonality is one of the main topic in a vector space. Orthogonality of 2 vectors is generally known in inner product space. In normed space, there are Pythagorean, isosceles, and Birkhoff James orthogonality. Later, Gahler introduced a 2-normed space and a 2-inner product space. In this thesis, we discuss about Pythagorean, isosceles, and Birkhoff James orthogonality in a 2-normed space and G-orthogonality in a 2-inner product space. Then, we discuss the equivalency relations between Pythagorean, isosceles and Birkhoff James orthogonality in 2-normed space."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
T43319
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>