Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 155558 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andri Imam Fauzi
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas perbedaan transkripsi grafemis fonem dan morfem bahasa Jawa dalam percakapan grup pesan instan Line dan WhatsApp. Perkembangan bahasa Jawa akibat perkembangan media sosial terutama Line dan WhatsApp diperlihatkan melalui perubahan transkripsi grafemis. Sumber data penelitian ini berasal dari sembilan grup percakapan bahasa Jawa di pesan instan Line dan WhatsApp yang mewakili tiga dialek besar bahasa Jawa Banyumas, Jawa Timur, dan Solo . Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yaitu dengan cara mendekripsikan temuan berupa perbedaan transkripsi grafemis bahasa Jawa yang terjadi pada fonem-fonem dan pada afiks tertentu.

ABSTRACT
This study focused on differences grapheme transcription phoneme and morpheme of Javanese language in Line and WhatsApp. Development of Javanese language due to the development of social media, especially Line and WhatsApp are shown from the differences grapheme transcription. This study will be discussed with data in the form of nine conversations of the Javanese language group in Line and WhatsApp that representing three major dialects of Javanese language Banyumas, East Java, and Solo . This research used qualitative method, namely by way of describing findings in form of the differences grapheme transcription that occurred at certain phonemes and affixes."
2017
S70025
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmawati
"ABSTRAK
Morfem -e dalam bahasa Jawa yang mempunyai dua alomorf [-e] dan [-ne] mempunyai dua fungsi, diantaranya adalah sebagai pronomina posesif, penanda posesif, penentu, dan pembentuk nomina. Akan tetapi, belum banyak ditemukan penelitian yang membahas fungsi-fungsi lain -e dalam teks. Oleh sebab itu penelitian tentang fungsi morfem -e dalam bahasa Jawa dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi fungsi morfem -e dalam bahasa Jawa khususnya dalam teks naratif pada majalah Panjebar Semangat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Data pada penelitian ini adalah kata, dan frasa yang dilekati oleh morfem -e. Program aplikasi AntConc digunakan untuk mengumpulkan data. Data tersebut kemudian dianalisis dengan mengidentifikasi fungsinya. Dari analisis data, morfem -e dalam teks naratif bahasa Jawa mempunyai empat fungsi yaitu pronomina posesif, penanda posesif, penentu, dan pembentuk nomina. Fungsi yang paling banyak ditemukan adalah fungsi penanda posesif, diikuti fungsi pronomina posesif, penentu, pembentuk nomina dan penanda posesif, dan pembentuk nomina dan pronomina posesif.

ABSTRACT
Morpheme -e in Javanese has two allomorphs, they are [-e] and [-ne]. This morpheme has more than one functions, they are possessive pronoun, possessive marker, definite marker, and nominalizer. Therefore, this research is conducted in order to identify the functions of -e in Javanese, especially in narrative text in Panjebar Semangat magazine. The qualitative method is applied in this research. The data of this reserch are words, and phrases which are attached by morpheme -e . AntConc program applications is used in order to collected the data. The data then analyzed by identified the functions. From the analyzed data, morpheme -e in narrative text in Javanese has four functions, they are possessive pronoun, possessive marker, definite marker, and nominalizer. The functions that mostly found is possessive marker followed by possessive pronoun, definite marker, nominalizer and possessive marker, and nominalizer and possessive pronoun."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ekky Malindra
"Skripsi ini menjelaskan tentang kosakata warna dasar dan pola penamaan warna dalam bahasa Jawa. Penelitian ini dilakukan di Dusun Ngepek, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul, Yogyakarta dengan menggunakan 216 kartu warna Color Safe Palette (Rusmawati, 2010: 5) untuk memperoleh data. Berdasarkan data, kosakata warna dasar Bahasa Jawa disusun berdasarkan urutan warna Brent Berlin dan Paul Kay (1969 dalam Lyons, 1977: 246). Sementara itu, pola penamaan warna diklasifikasikan berdasarkan dimensi warna versi Munsell (Darmaprawira, 2002: 51) yaitu berdasarkan corak warna (hue), nilai (value), dan intensitas (chroma) kemudian dianalisis maknanya berdasarkan teori Ogden dan Richards (1952 dalam Rahyono, dkk., 2005: 23).

Abstract
This undergraduate thesis describes about basic color terms and color naming pattern in Javanese language. The research took place in Ngepek, Sedayu district, Bantul Residence, Yogyakarta using 216 Color Safe Palette (Rusmawati, 2010: 5) to get the data. Based on data, basic color terms in Javanese language are sorted according to the categorization done by Brent Berlin and Paul Kay (1969 in Lyons, 1977: 246). Meanwhile, color nomenclature are classified into three color dimension based on its hue, value, and chroma (Munsell in Darmaprawira, 2002: 51) and then the meaning of the data are analyzed based on Ogden and Richards theory (1952 in Rahyono, et.al, 2005: 23). "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S482
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Chusni Hadiati
"ABSTRAK
Penelitian mengenai strategi percakapan dalam jual beli tradisional dalam dialek Banyumas
ini merupakan penelitian pragmatik yang berfokus pada analisis percakapan. Penelitian ini
bertujuan untuk merekonstruksi strategi percakapan jual beli tradisional dalam dialek
Banyumas dan menemukan faktor-faktor yang berpengaruh dalam keputusan pembelian
konsumen. Tuturan yang diujarkan oleh penutur merepresentasikan apa yang ada dalam
benak mereka. Strategi percakapan dalam penelitian ini meliputi, kondisi kesahihan tuturan,
strategi bertutur dan strategi kesantunan. Keputusan konsumen dipengaruhi oleh faktor
eksternal dan faktor internal yang direalisasikan melalui tuturan dalam percakapan jual beli.
Data penelitian diperoleh dari percakapan jual beli di pasar tradisional. Penyajian data
dilakukan dengan menggunakan mikro dan makro struktur. Analisis data dilakukan dengan
metode padan pragmatis. Satuan analisis dalam penelitian ini adalah tuturan. Kondisi
kesahihan tuturan dapat dilihat dari konteks tuturan. Pada realisasinya, konteks tuturan dapat
dilihat sebagai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pembelian. Faktor eksternal atau
bauran pemasaran adalah faktor-faktor di luar individu yang berpengaruh terhadap keputusan
pembelian. Faktor internal atau black box model yang terjadi dalam benak individu
merupakan faktor dalam diri individu yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
Faktor eksternal dan faktor internal itu direalisasikan ke dalam tuturan individu dalam
percakapan jual beli tradisional. Bahasa dalam percakapan jual beli tradional memiliki tiga
fungsi, yaitu fungsi referensial, fungsi afektif, dan fungsi fatis. Penelitian lebih lanjut dapat
dilakukan untuk membuktikan fungsi bahasa dalam percakapan jual beli tradisional dalam
bahasa Jawa dialek Banyumas

ABSTRACT
The research on conversation strategies in traditional selling and buying in Banyumas dialect
is a pragmatic research focuses on conversation analysis. It aims to reconstruct the
conversation strategies in traditional selling and buying in Banyumas dialect and to find out
the factors affecting consumers? behavior. Utterances used in traditional selling and buying
conversation relfect speakers? mind. The conversation strategies include the felicity
condition, the speech strategies, and the politeness strategies. Consumers? behavior is
affected by external and internal factors. Data is gathered from traditional selling and buying
conversations in traditional markets. This qualitative research uses micro and macro structure
to display data and uses pragmatic identity method in analysis. The unit of analysis of this
research is speech or utterance. Felicity condition of each utterance can be seen from the
context. Context is considered as factors affecting consumers? behavior. External factors or
marketing mix are factors outside the consumers which affects the consumers? decision
whether or not to buy the goods. On the other hand, internal factors or the black box model
are factors inside the consumers affecting their decision. It is called as a black box model
since it occurs in buyers? mind. Those external and internal factors are realized in the
utterances used in traditional selling and buying conversation. The language functions in
traditional selling and buying are classified into three types; referential, affective, and phatic.
A further and deeper research needs to conduct to prove the language functions in traditional
selling and buying conversation in Banyumas dialect"
2016
D2246
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maharisa Audria
"Penelitian ini menjelaskan mengenai kata sapaan jeng dalam bahasa Jawa. Pada kamus bahasa Jawa, Poerwadarminta (1939) hanya menjelaskan sedikit mengenai kata sapaan jeng dan terdapat perbedaan jika dibandingkan dengan kamus bahasa Jawa oleh Robson (2002). Hal tersebut menjadi pemicu dalam topik penelitian ini untuk menjawab pertanyaan penelitian bagaimana perkembangan kata sapaan jeng dari segi bentuk dan penggunaannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan bentuk dan penggunaan kata sapaan jeng di tahun yang berbeda-beda (1960-an—2020-an). Sumber data berupa novel dan cerita pendek dari tahun yang berbeda-beda merupakan kebaruan dari penelitian ini. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan cara penyajian informal yaitu menjelaskan dengan kata-kata tanpa adanya lambang-lambang khusus. Hasil analisis menunjukkan bahwa kata sapaan jeng memiliki bentuk lain yang lebih utuh dengan arti dan makna yang sama. Pada penggunaannya terdapat konteks di luar bahasa yang dapat menambah penjelasan untuk kata sapaan jeng. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kata sapaan jeng dengan makna yang merujuk pada perempuan muda sudah digunakan pada tahun 1930-an, tetapi hanya untuk perempuan dari golongan bangsawan Jawa. Kemudian, penggunaan kata sapaan jeng memasuki tahun 1970-an mengalami perluasan pada latar sosial mitra tutur yaitu dapat berasal dari kalangan orang biasa.

This paper explains the addressing word of jeng in Javanese. In the Javanese dictionary, Poerwadarminta (1939) only explains a little about the addressing word of jeng and there are differences when compared to the Javanese dictionary by Robson (2002). This is the trigger in the topic of this research to answer the research question of how the development of the addressing jeng in terms of its form and usage. This paper aims to determine the development of the form and usage of addressing jeng in Javanese literature such as novels and short stories. The selection of novels and short stories from different years (1960s—2020s) as sources of research data is a novelty in this paper. This research uses qualitative methods and informal presentation methods, namely explaining in words without any special symbols. The results of the analysis show that the addressing word of jeng has another, more complete form with the same meaning. In the usage section, there is a non-linguistic context that can add an explanation for the addressing jeng. The conclusion of this study is that the addressing jeng with a meaning referring to young women was used in the 1930s, but only for women from the Javanese nobility. Then, the use of the jeng addressing entering the 1970s experienced an expansion in the social background of the interlocutor who did not have to be of noble descent."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Eni Maghfiroh
"Penelitian ini menjelaskan proses pembentukan kata majemuk dalam bahasa Jawa. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kata majemuk berdasarkan komponen pembentuknya. Kata majemuk adalah kata mandiri yang terdiri atas dua buah unsur atau lebih yang bentuknya berbeda. Oleh sebab itu, terdapat frasa dan kata majemuk yang sulit dibedakan. Sumber data yang digunakan pada penelitian ini adalah novel Pinatri Ing Teleng Ati karya Tiwiek SA (2015). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Kata majemuk diklasifikasikan atas tujuh kelompok (Sudaryanto, 1991). Penelitian ini berfokus pada penghadiran makna baru yang berambu-rambukan makna bentuk dasar. Data berupa kata majemuk yang berambu-rambukan makna bentuk dasar lebih banyak ditemukan di dalam novel dibandingkan kata majemuk lainnya. Data kata majemuk kemudian dikategorikan berdasarkan komponen pembentuknya menurut Poedjosoedarmo (1984). Setelah terbagi dalam subkelas kata, kata majemuk dianalisis berdasarkan hubungan komponen pembentuk kata majemuk dengan frasa maupun klausa. Selanjutnya, kata majemuk dianalisis perbedaan urutan kelas kata komponen pembentuk dan makna leksikalnya dengan frasa maupun klausa menurut Wedhawati (2006). Temuan dari penelitian ini adalah kata majemuk memiliki makna baru, dan makna baru tersebut masih memperlihatkan pertalian dengan makna komponen pembentuknya. Berbeda halnya dengan frasa dan klausa, hasil pembentukannya berdasarkan makna leksikal komponen pembentuknya. Selain itu, ditemukan pola verba-nomina pada kata majemuk yang polanya berbeda dengan frasa maupun klausa. Pada frasa dan klausa umumnya membentuk pola nomina-verba. Terakhir, ditemukan kata majemuk dengan pola adjektiva-verba yang berbeda dengan aturan frasa maupun klausa bahasa Jawa. Perbedaan tersebut menjadikan kata majemuk memiliki ciri khas yang berbeda dari frasa dan klausa.

This study describes the process of forming compound words in Javanese. This study aims to analyze compound words based on their constituent components. Compound words are independent words that consist of two or more elements that have different forms. Therefore, there are phrases and compound words that are difficult to distinguish. The data source used in this study is the novel Pinatri Ing Teleng Ati by Tiwiek SA (2015). This study used the descriptive qualitative method. Compound words are classified into seven groups (Sudaryanto, 1991). This research focuses on presenting a new meaning that is mixed with the meaning of the basic form. Data in the form of compound words that have mixed meanings in the basic form are found more commonly in the novel than in other compound words. Compound word data is then categorized based on its constituent components according to Poedjosoedarmo (1984). After dividing into word subclasses, compound words are analyzed based on the relationship between the components forming compound words with phrases and clauses. Furthermore, compound words are analyzed for differences in the word class order of the forming components and their lexical meanings with phrases and clauses according to Wedhawati (2006). The findings from this study are that compound words have new meanings, and these new meanings still show a connection with the meanings of their constituent components. Unlike the case with phrases and clauses, their formation results are based on the lexical meaning of the constituent components. In addition, verb-noun patterns were found in compound words that differed from phrases and clauses. Phrases and clauses generally form noun-verb patterns. Finally, compound words with adjective-verb patterns differ from the rules of Javanese phrases and clauses. These differences make compound words have different characteristics from phrases and clauses."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Rahmawanto
"Skripsi ini membahas tentang satuan lingual -ing dalam Bahasa Jawa Laras Pedalangan Gaya Surakarta. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi fungsi satuan lingual -ing dalam Bahasa Jawa Laras Pedalangan Gaya Surakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis. Data dalam penelitian ini berupa kalimat yang mengandung satuan lingual -ing yang terdapat dalam buku pakem pedalangan gaya Surakarta. Teori penelitian ini mengacu pada Sudaryanto (1978), A. Chaedar (1990), J.W.M. Verhaar (1999), Sudaryanto (1991), Harimurti (2002), dan Wedhawati (2006). Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa terdapat fungsi-fungsi satuan lingual -ing dalam Bahasa Jawa Laras Pedalangan Gaya Surakarta.

This thesis discusses about lingual unit of -ing in Javanese Surakarta's Style Wayang Language. This research aims to identifies function of lingual unit -ing in Javanese Surakarta's style Wayang Language. The research method that used in this research is descriptive method of analysis. The data research is a sentences that contain a lingual unit of -ing in Surakarta's style puppetry grip. This research theory referenced to Sudaryanto (1978), A. Chaedar (1990), J.W.M. Verhaar (1999), Sudaryanto (1991), Harimurti (2002) and Wedhawati (2006). The research show that there are several function of lingual unit -ing in Javanese as Surakarta's Style Wayang Language.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S54284
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Viena Ulya
"Tulisan ini membahas pemakna jujur dalam korpus bahasa Jawa berdasarkan penggunaannya dalam korpus
bahasa Jawa. Data yang digunakan adalah kata jujur dalam web korpus www.korpus.ui.ac.id. Sumber data
korpus tersebut dikumpulkan dari beberapa karya tulis, sastra, majalah, maupun buku ajar sekolah yang terbit
mulai tahun 1950 sampai 2016. Selanjutnya data dikelompokkan berdasarkan kata di sebelah kanan yaitu mulai
dari R3 sampai R1 dan kata di sebelah kiri yaitu mulai L1 sampai L3 berdasarkan frekuensi MI Score.
Pengelompokkan tersebut berdasarkan pada UCREL Semantic Analysis System (USAS) untuk mengetahui
kategori tiap-tiap kata yang berkolokasi dengan kata jujur. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah
metode gabungan, yaitu menggabungkan antara metode kuantitatif dan kualitatif. Teori yang digunakan dalam
penulisan ini adalah teori semantic preference, yaitu merupakan item leksikal yang sering muncul bersamaan
dengan kata inti dan membangun suatu makna tertentu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kata jujur
berkolokasi dengan kata-kata yang cukup banyak dan tidak hanya terdapat dalam kategori tindakan, tetapi juga
menunjukan penggunaan kata jujur dalam beberapa bidang seperti pekerjaan dan pendidikan serta muncul
kategori waktu yang menunjukkan bahwa keadaan atau kondisi tertentu dapat mempengaruhi seseorang dalam
berlaku jujur.


This paper discusses meanings of honesty in the Javanese language based on their use in the corpus of the
Javanese language. The data used is an jujur honest word in the corpus web www.korpus.ui.ac.id. The source
of the corpus data was collected from several papers, literature, magazines, and school textbooks that were
published from 1950 to 2016. Furthermore, the data are grouped according to the words on the right side,
starting from R3 to R1 and the words on the left side, from L1 to L3 based on the frequency of MI Score. The
grouping is based on the UCREL Semantic Analysis System (USAS) to find out the categories of each word that
is confused with jujur words. The method used in this writing is a combined method of quantitative and
qualitative methods. The theory used in this paper is the semantic preference theory, which is a lexical item that
often appears together with the core words and constructs a certain meaning. The results of this study show that
jujur words collocate with quite a lot of words and not only in the category of action, but also to show the use of
the word jujur in several fields such as work and education and the time category shows that certain conditions
can affect someone in being honest.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Larasati Mauli Amane Hendryanto
"Bahasa Jawa merupakan bahasa yang memiliki kekayaan kata, termasuk dengan kata yang bermakna perasaan cinta. Penelitian terdahulu terkait kekayaan kata dalam bahasa Jawa umumnya meneliti tentang medan makna perasaan dalam bahasa Jawa. Dengan jumlah kata bermakna cinta dalam bahasa Jawa yang lebih dari satu, hal tersebut memunculkan permasalahan, yaitu apa kata-kata yang bermakna cinta dalam bahasa Jawa beserta medan maknanya? Tujuan penelitian ini adalah menunjukkan kata-kata bermakna cinta dalam bahasa Jawa beserta medan maknanya. Penelitian ini menggunakan sumber data empat kamus bahasa Jawa dalam kurun waktu publikasi yang berbeda untuk mendapatkan data yang lebih lengkap, dibandingkan penelitian-penelitian sebelumnya yang umumnya menggunakan satu kamus saja sebagai data utama. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan sumber data dari buku Antologi Cerita Pendek Bahasa Jawa di Yogyakarta, majalah Djaka Lodhang dan korpus bahasa Jawa dari Sastra Jawa Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia untuk data kalimat bermakna cinta. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif untuk mengalisis data secara komperhensif dengan pendekatan deskriptif untuk memberikan gambaran hasil analisis data. Teori yang digunakan penelitian ini adalah analisis komponen makna Nida (1975). Hasil penelitian menunjukkan bawah bahasa Jawa memiliki tiga belas kata yang mengandung makna perasaan cinta, namun hanya ada delapan kata yang ditemukan dalam contoh kalimat.

The Javanese language is a language that has a lot of words, including words that mean feelings of love. Previous research related to the richness of words in the Javanese language generally examined the semantic field of feelings in the Javanese language. With more than one word that means love in Javanese, this raises a problem, namely what are the words that mean love in Javanese and their semantic field? The purpose of this research is to show the words that mean love in Javanese along with their semantic field. This study used four Javanese dictionaries as data sources in different publication periods to obtain more complete data, compared to previous studies which generally used only one dictionary as the main data. In addition, this study also used data sources from a book entitled Antologi Cerita Pendek Bahasa Jawa di Yogyakarta, Djaka Lodhang magazine, and the Javanese language corpus from the Javanese Literature Faculty of Humanities Universitas Indonesia for data on sentences meaning love. The research method used is a qualitative method to analyze data comprehensively with a descriptive approach to provide an overview of the results of data analysis. The theory used in this research is Nida’s (1975) analysis of meaning components. The results of the study show that the Javanese language has thirteen words that convey the meaning of love, but only eight words are found in the sample sentences."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ilham Saiful Mubin
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas medan makna rasa heran dalam bahasa Jawa. Objek kajian pada penelitian ini adalah kata-kata yang memiliki makna rasa heran. Kata-kata tersebut dicari dalam majalah Panjebar Semangat edisi tahun 2012 terutama pada rubrik, Cerita Sambung, Cerita Cekak, Alaming Lelembut, Gelanggang Remaja, dan Wahana Bocah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kata-kata yang bermedan makna rasa heran dalam bahasa Jawa, mengetahui komponen makna, dan mengetahui relasi makna. Penelitian ini menggunakan teori medan makna, komponen makna, dan relasi makna. Metode penelitian yang digunanakan adalah penelitian kualitatif. Metode penulisan dalam peneletian ini adalah deskriptif-analitis. Langkah pertama dalam menganalisis data adalah menemukan komponen makna yang dilanjutkan dengan menganalisis hubungan makna dari masing-masing kata. Hasil penelitian menunjukkan ada 22 kata yang masuk dalam medan makna rasa heran. Dari kedua puluh dua kata kata tersebut menunjukkan adanya hubungan sinonimi.

ABSTRACT
This thesis analizes semantic domain of a sense of wonder in the Javanese language. Object in this thesis are the words that have meaning sense of wonder. The words are searched in Panjebar Semangat magazine of the 2012th edition especially on the rubric, Cerita Sambung, Cerita Cekak, Alaming Lelembut, Gelanggang Remaja, and Wahana Bocah. The purposes to find out words from semantic domain of a sense of wonder in the Javanese language, the semantic components, and the semantic relation. This thesis uses semantic domain theory, the semantic component theory, and the semantic relation theory. The method for this thesis is a qualitative research. The method of writing is descriptive-analytical. The first step in analyzing the data is to find the semantic components and then analyzing the semantic relation of each words. The results of this thesis show there are twenty-two words that entering the semantic domain of a sense of wonder. The twenty-two words indicate the synonymy."
2014
S53154
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>