Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 230173 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Vandi Averroes
"Beberapa siswa telah berjuang untuk tampil dengan baik di lingkungan multikultural saat mereka ditugaskan untuk bekerja dalam kelompok. Untuk menjelaskan bagaimana siswa dapat tampil lebih efektif dalam kelompok yang beragam secara budaya, saya menggunakan teori kecerdasan budaya dan dimensi budaya individualisme-kolektivisme. Khususnya, penelitian kuantitatif ini berfokus pada pemahaman hubungan antara kecerdasan budaya individu dan persepsi efektivitas tim multikultural dengan memeriksa peran interaksi individualisme-kolektivisme dimensi budaya dan kecerdasan budaya. Saya berhipotesis bahwa semakin tinggi kecerdasan budaya seorang siswa, semakin tinggi persepsi akan efektivitas tim. Saya juga berhipotesis bahwa memiliki sifat kolektivis dimensi budaya kolektivisme membuat efek hubungan antara dimensi individualisme dan kolektivisme dan persepsi efektivitas tim semakin kuat secara positif. Terakhir, saya berhipotesis bahwa akan ada efek interaksi antara kecerdasan budaya dan dimensi kolektivisme yang mempengaruhi persepsi efektivitas tim. Studi ini meneliti hubungan ini melalui data survei yang dilaporkan sendiri di antara 103 siswa dalam berbagai jurusan dari fakultas ekonomi dan bisnis di Universitas Amsterdam. Dua hipotesis pertama didukung seperti yang diperkirakan, sementara hipotesis ketiga ditolak. Hasilnya menunjukkan bahwa kecerdasan budaya individu dan sifat kolektif secara individual berkontribusi pada persepsi yang lebih tinggi tentang efektivitas tim multikultural. Namun, seorang siswa yang sangat cerdas secara budaya yang memiliki sifat kolektif tidak serta merta berkontribusi terhadap persepsi yang lebih tinggi tentang keefektifan tim daripada siswa yang sangat cerdas secara budaya yang memiliki sifat individualistik. Penjelasan tambahan dieksplorasi, dan implikasi temuan tersebut didiskusikan dengan saran praktis untuk institusi pendidikan tinggi.

Some students have been struggling to perform well in a multicultural environment when they are assigned to work in a group. To explain how students can perform more effectively in a culturally diverse group, I draw on cultural intelligence theory and the individualism collectivism cultural dimension. Particularly, this quantitative research focuses on understanding the relationship between individual rsquo s cultural intelligence and the perception of multicultural team effectiveness by examining the interacting role of the individualism collectivism cultural dimension and cultural intelligence. I hypothesize that the higher a student rsquo s cultural intelligence, the higher the perception of team effectiveness. I also hypothesize that having collectivistic traits collectivism cultural dimension makes the relationship effect between individualism collectivism dimension and the perception of team effectiveness stronger positively. Lastly, I hypothesize that there will be an interaction effect between cultural intelligence and collectivism dimension that influence the perception of team effectiveness. This study examines this relationship through self reported survey data among 103 students in different majors from the faculty of economics and business at the University of Amsterdam. The first two hypotheses were supported as predicted, while the third hypothesis was rejected. The results suggest that individual rsquo s cultural intelligence and a collectivistic trait individually contribute to a higher perception of multicultural team effectiveness. However, a highly culturally intelligent student who has a collective trait does not necessarily contribute to a higher perception of team effectiveness than a highly culturally intelligent student who has an individualistic trait. Additional elaboration is explored, and the implications of the findings are discussed with practical suggestions for higher education institutions."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S69026
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sophan Sophian
"Perubahan lingkungan bisnis yang dinamis mendorong perusahaan untuk mampu beradaptasi mengikuti perkembangan yang ada dengan tetap memenuhi ketentuan dan peraturan perundangan yang berlaku, hal ini membuat PT. PGN Persero Tbk bertransformasi menjadi perusahaan holding untuk mencapai tujuan jangka panjang perusahaan dan mewujudkan visinya. Sebagai perusahaan holding yang memiliki beberapa entitas bisnis dan anak usaha, menjadikan pengambilan keputusan yang tepat akan sangat mempengaruhi kinerja dari perusahaan. Tesis ini mengkaji pengaruh gaya kepemimpinan, kecerdasan emosional dari individu dan dimensi modal sosial yang dimiliki terhadap pengambilan keputusan dalam rangka mendukung kinerja organisasi dengan studi kasus di PT. Perusahaan Gas Negara Persero Tbk. Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat kualitatif dengan menggunakan metode survey dan interview terbatas. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa kecerdasan emosional dan kebersamaan kognitif memiliki hubungan yang signifikan terhadap kinerja organisasi. Sementara gaya kepemimpinan, keterikatan struktural dan keterbukaan hubungan tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap kinerja organisasi.

Changes in dynamic business environment prompting the company to be able to adapt with dynamic trends while still follow the rule and regulations, this makes PT. PGN Persero Tbk. transformed into a holding company to achieve long term corporate objective in order to realize its vision. As a holding company which has several business entities and subsidiaries, making the right decisions will give more affect to the performance of company. This thesis examines the influence of leadership style, emotional intelligence and social capital dimension to decision making in order to support organizational performance with a case study of PT. PGN Persero Tbk. This is a qualitative study which using a survey methods and limited interview. The study concluded that emotional intelligence and cognitive togatherness have a significant relationship with the organizational performance. While the leadership style, structural embededness and disclosure of relationships do not have a significant relationship with organizational performance."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T46925
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Livermore, David, 1967-
"Most people know that some basic cultural sensitivity is important. But few have developed the deep cultural intelligence (CQ) required to really thrive in our multicultural workplaces and globalized world. Now everybody can tap into the power of CQ to enhance their skills and capabilities, from managing multi cultural teams and serving a diverse customer base to negotiating with international suppliers and opening offshore markets. "The Cultural Intelligence Difference" gives readers: a scientifically validated instrument for measuring their personal CQ score; customized strategies for improving interactions with people from diverse cultures; new findings on the bottom-line benefits of cultural intelligence; examples of major organizations that use CQ to achieve success; and, a high CQ points to more than just cultural sensitivity. It is linked to improved decision making, negotiation, networking, and leadership skills - and provides a crucial advantage in a crowded job market. "The Cultural Intelligence Difference" delivers a powerful tool for navigating today's work world with finesse - and success."
New York: [American Management Association, ], 2011
e20437346
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Uus Faizal Firdaussy
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengalaman diplomasi sains peneliti dalam suatu kolaborasi riset internasional dan bagaimana pengalaman tersebut terkait dengan model kecerdasan kultural dari Thomas 2006 dan tiga kualitas Mindfulness dari Kaufman dan Hwang 2015 . Studi Analisis Fenomenologi Interpretatif dilakukan dengan wawancara mendalam dengan empat informan yang terlibat dalam sebuah kolaborasi penelitian internasional yang disebut Innovative Bio-Production Indonesia atau iBioI . Data penelitian menunjukkan bahwa dalam melaksanakan kerja sama riset internasional informan menghadapi tantangan dan hambatan komunikasi yang disebabkan oleh perbedaan budaya. Studi ini menunjukkan bahwa terdapat manifestasi kecerdasan kultural pada diri informan, walau dalam taraf yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut dapat ditelusuri dari perbedaan manifestasi komponen kualitas kecerdasan kultural, yaitu pengetahuan antarbudaya, perhatian, dan keterampilan antarbudaya pada diri informan. Studi ini juga menjelaskan pola dalam suatu kolaborasi riset yang mindful dan empat fungsi kecerdasan kultural dalam komunikasi antarbudaya dalam konteks diplomasi sains. Keterbatasan penelitian ini adalah penelitian ini hanya mengambil data dari peneliti Indonesia dan hanya meneliti kolaborasi di bidang ilmu hayati saja. Penelitian ini telah mampu menunjukkan bukti empiris bahwa kecerdasan kultural juga dapat membantu peneliti dalam situasi antar budaya. Selain itu, penelitian ini mendukung pernyataan penelitian sebelumnya mengenai peran penting mindfulness dalam menerjemahkan pengetahuan budaya ke dalam keterampilan antarbudaya. Penelitian ini diharapkan bisa menjadi panduan bagi kolaborasi penelitian internasional lainnya. Pengembangan kecerdasan kultural pada peneliti diharapkan bisa mewujudkan tujuan diplomasi sains yang membantu memperkuat hubungan antar negara.

The purpose of this article is to find out how the researcher experience science diplomacy in an international research collaboration and how the experience is linked to the cultural intelligence model from Thomas 2006 and three qualities of Mindfulness from Kaufman and Hwang 2015 . An Interpretative Phenomenological Analysis study conducted with in depth interviews with four informants involved in an international research collaboration called Innovative Bio Production Indonesia or iBioI . Research data shows that in carrying out an international research collaboration informants face the challenges and communication barriers caused by cultural differences. This study shows that there are manifestations of cultural intelligence in informants, even at various levels. This distinction can be traced from the components of cultural intelligence, i.e. Intercultural knowledge, mindfulness, and intercultural skills. This study also explains the mindful collaborative research patterns and the four functions of cultural intelligence in intercultural communication in the context of science diplomacy. The limitation of this study is to only take data from the Indonesian researchers and examine only collaboration in the field of natural science. This research has been able to show empirical evidence that cultural intelligence can also help researchers in an intercultural situation. In addition, this study supports the previous research statement on the critical role of mindfulness in translating cultural knowledge into intercultural skills. This research is also able to show the pattern of mindful collaborative research and the function of mindfulness in an international research collaboration. This research is expected to be a guide for another international research collaborations. The development of cultural intelligence on a researcher is expected to realize the goal of science diplomacy that helps strengthen the relationship between countries."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
T47617
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mescon, Michael H.
New York: Harper & Row, 1981
658 MES m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Atikah
"In the era reformation, transparency and globalization the organization of financial bureau is demanded to be responsible to its environmental, accountable, and it must reflect and transform the constitution mandate and justice principles. Those things are getting more important in order to give the public service so the government officers must provide a variative and qualify service.
That situation becomes a challenge for the government to change its paradigm, method for system and procedure of accomplishment so it can be fitting up with the social development. in order to create an government which can provide a high quality of goods and services it needs to be supported by government's policy which matching with government tasks and functions.
According to the analysis results the Financial Bureau is less effective on doing its tasks. It can be found on how much barriers faced by the Budget Drafting Department, such as the realization of spending budget is over the limit, a lack of budget in case of the employees mutation, some compensatory demands by employees, and a disorder on Budget Realization Reports founded by Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
In order to analyze the factors which influence the effectiveness of organization, this research is using a 7S framework that formulated by Mc Kinsey which including: structure, strategy, system, staff, skills, style and shared value. This research is using an explanative research method that explain the relationship between two variables or more; in this case are the dependent variable and the independent variable. The dependent variable is organization effectiveness and the independent variable are structure, strategy, system, staff, skills, style and shared value. This research is using a primary and secondary data. In order to increase the effectiveness of the organization there are some factors that needed to be repaired soon, especially the quality and the quantity of human resources. It needs an administrator to coordinate and activate all elements. There must be a professional person on documentation handling. The organization must create a working system and a job description as the employees working guide, and also doing an orderly administration and documentation. If those clauses could be provided there will be a high consciousness on every employee to appreciate the already exist constitution so the Financial Bureau organization's effectiveness will be done.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13920
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soenyoto Rais
"Pelaksanaan tugas pengawasan dewasa ini merupakan harapan masyarakat Indonesia yang pada saat ini sedang melaksanakan pembangunan dalam rangka peningkatan pendapatan negara sebagai usaha untuk kesejahteraan masyarakat seperti yang tertuang didalam GBHN dan Undang-Undang Dasar 1945.
Kalau kita meninjau sejarah pengawasan di negara kita sejak dimulainya pelaksanaan pembangunan yang dikenal dengan REPELITA (Rencana Pembangunan Lima Tahun) maka sejak itu pula kita mulai melaksanakan dasar-dasar manajemen dalam Administrasi Negara yaitu adanya siklus perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan kernbali ke perencanaan. Dalam siklus manajemen itu, perencanaan harus merupakan batasan-batasan bagi pelaksanaan, selanjutnya pelaksanaan perlu diawasi agar sesuai dengan rencana, akhirnya hasil pengawasan merupakan masukan untuk perencanaan selanjutnya. Dengan demikian, ketiga unsur manajemen tersebut merupakan satu kesatuan dan sama pentingnya untuk melakukan pengawasan.
Oleh karena itu, mulai Repelita II dan III pelaksanaan tugas pengawasan secara bertahap telah dikembangkan dengan diadakannya penugasan secara bertahap, khususnya kepada Wakil Presiden untuk menangani pengawasan. Secara kronologis tugas pengawasan itu dituangkan dalam berbagai peraturan yaitu dimulai dari Keputusan Presiden No. 31 tahun 1974 sebagai pengganti Keputusan Presiden No. 15 tahun 1966 yang telah mengharuskan adanya Inspektorat Jenderal pada setiap departemen. Kemudian dikeluarkan lagi keputusan Presiden No. 25 tahun 1974 yang membentuk Irjenbang. Dan Instruksi Presiden No. 9 tahun 1977 tentang Pembentukan Operasi Tertib dipusat dan di daerah.
Kemudian oleh pemerintah diangkatlah seorang menteri yaitu, Menteri Negara Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup pada Kabinet Pembangunan III, dan Keputusan Presiden No. 20 tahun 1984 yang membentuk Tim Koordinasi Pengendalian dan Pengawasan Proyek Pembangunan di Daerah, serta demikian juga dengan dikeluarkannya Keputusan Presiden No. 29-30 tahun 1984 tentang pedoman pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Pada periode kabinet Pembangunan IV pengawasan diharapkan lebih ditingkatkan lagi, karena bertambahnya dana dalam Repelita IV dan makin tumbuhnya kehidupan Konstitusional demokratis serta pengembangan stabilitas yang sehat dan dinamis bagi terwujudnya pembangunan tahun-tahun berikutnya.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwitularsih Sukowati
"Penelitian untuk penulisan tesis ini bertitik tolak dari banyaknya suara minor masyarakat terhadap keberadaan organisasi isteri khususnya yang ada di institusi Pemerintah dan TNI. Stereotype negatif tentang organisasi isteri prajurit TNI-AD Persit Kartika Chandra Kirana tentunya sangat merugikan citra organisasi dimana organisasi ini sebenarnya punya kegiatan- kegiatan yang positif. Salah satunya adalah peran organisasi dalam mencapai tujuan utamanya yaitu memperhatikan kesejahteraan anggota dan meningkatkan kualitas SDM anggota.
Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan mutu SDM anggota dengan merencanakan dan melaksanakan program-program yang bermanfaat. Asumsinya bahwa dengan semakin meningkatnya mutu SDM anggota maka diharapkan anggota sebagai isteri dan ibu bisa mengelola rumah tangganya dengan baik sehingga menghasilkan SDM yang berkuaiitas. Permasalahan yang dihadapi organisasi adalah SDM yang heterogen dikaitkan dengan jenjang pangkat suami, masalah leadership dan stereotype negatif terhadap organisasi.
Sebagai seorang anggota organisasi penulis ingin mengungkapkan fakta melalui penelitian ilmiah dan tentunya dengan keterbatan sebagai peneliti, tetap akan menjaga obyektifitas hasil penelitian. Dengan landasan tatar belakang tersebut penelitian ini mempunyai tujuan menggambarkan bagaimana persepsi anggota terhadap peran organisasi dalam meningkatikan mutu SDM anggotanya.
Lokasi penelitian dilakukan di wilayah Kodam VII 1 Wirabuana karena dianggap populasi anggota Persit Kartika Chandra Kirana PD VII 1 Wirabuana bisa mewakili populasi Persit Kartika Chandra Kirana di Indonesia. Sampel penelitian sebanyak 250 dengan tehnik pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran angket, wawancara dan data sekunder.Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif sedangkan sifat penelitiannya evaluatif dengan unit analisisnya anggota organisasi.
Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa peran organisasi yang maksimal dapat meningkatkan kualitas SDM. Sedang masalah intern organisasi yang berhubungan dengan kepemimpinan fungsional pendapat positif justru diperoleh dari anggota yang sudah pernah bertugas diluar Persit Kartika Chandra Kirana. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan untuk organisasi karena masalah SDM dan upaya peningkatannya perlu dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan karena organisasi akan selalu berkembang dan anggota juga bertambah. Organisasi juga harus bisa melihat perkembangan zaman dan mampu mengupgrade dirinya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T10799
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djunaidi Maskat H
"Tesis ini berjudul PENINGKATAN EFEKTIVITAS ORGANISASI POLRI DALAM KERANGKA PROGRAM REINVENTION Dari judul tersebut, masalah yang dirumuskan adalah :
1. Sejauh mana efektivitas organisasi Polri saat ini ?
2. Faktor apa saja yang mempengaruhi terhadap efektivitas organisasi Polri saat ini, dan faktor mana yang dominan ?
3. Bagaimana cara meningkatkan efektivitas organisasi Polri ?
Dari permasalahan tersebut, dengan landasan teori tentang Reinventing Government dan efektivitas organisasi, peneliti berupaya mendekati dari nilai-nilai yang bersaingan (the competing value approach), yaitu Rational goal model, human relation model, open system model, and internal process model. Sedang faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap efektivitas Organisasi Polri saat ini, peneliti mendekati dari 7 S Mc Kinsey dan Lingkungan Strategi. 7 S tersebut meliputi Struktur Organisasi (Structure), Strategi (Strategy), sistem (System), Gaya kepemimpinan (Style), personal (Staff), ketrampilan (Skill), dan nilai-nilai yang dipedomani (Shared value).
Dengan pokok masalah dan pendekatan tersebut, peneliti memilih metode penelitian kualitatif, dengan peneliti secara langsung mengamati pada kesatuan-kesatuan yang diteliti, serta peneliti duduk dalam jabatan di Polri dan team Pokja (Role taking) peneliti dapat mengamati dan wawancara langsung atau tidak langsung. Disamping itu peneliti dibantu para Pasis Akpol yang sedang melaksanakan latihan kerja di Polres-Polres untuk meneliti dengan pedoman pengamatan, wawancara telah disiapkan terhadap Polres dimana mereka melakukan latihan kerja sebagai Pamapta dan Pa Ur Min Ops Puskodal Ops (Role taking) selama 40 hari.
Dari hasil penelitian tersebut, dapat diperoleh hasil bahwa organisasi Polri masih belum optimal efektivitasnya, karena walaupun Polri telah dapat menyelesaikan perkara dengan hasil 58 %, namun masih ada "dark number" dan masih banyak keluhan dari masyarakat tentang pelayanan Polri masih kurang memuaskan masyarakat. Anggota yang bekerja secara optimal masih terbatas pada pekerjaan tertentu (Lalu-lintas dan Reserse), dan ada yang bekerja belum optimal (Bimmas, Sabhara).
Sedangkan hasil penelitian terhadap faktor-faktor " 7 S " dan lingkungan yang mempengaruhi efektivitas organisasi Polri diperoleh hasil bahwa Struktur organisasi (structure) baik di Mabes Polri, Polda, Polwil, dan Polres terdapat tumpang tindih tugas yang dapat mempengaruhi efektivitas organisasi; strategi (strategy) yang dibuat masih belum dilaksanakan baik dari proses penyusunan maupun aplikasinya, yang dapat mempengaruhi hasil yang dicapai; sistem (system) kepolisian belum disusun dengan baik, yang dewasa ini sedang disusun stratifikasi doktrin kepolisian, hal ini dapat berakibat terhadap mekanisme kerja yang kurang baik dan dapat mempengaruhi hasil akhir; gaya kepemimpinan (style) masih adanya yang hanya menitik beratkan pada pelaksanaan tugas, dengan mengabaikan keharmonisan kesatuan, hal ini dapat berakibat seringnya konflik dan hasil belum dicapai dengan optimal; personel (staff) Polri juga ada permasalahan baik pada waktu proses seleksi, pendidikan maupun penempatan, yang sangat mempengaruhi efektivitas organisasi Polri ; ketrampilan (skill) anggota Polri juga sebagian belum mendukung tugas, hal inipun dapat mempengaruhi pelaksanaan tugas dan hasil yang ingin dicapai ; nilai-nilai yang harus dipedomani dalam pelaksanaan tugas (Shared value) juga belum dilaksanakan secara konsisten, yang dapat mempengaruhi pelaksanaan tugas dan hasil yang ingin dicapai.
Adapun lingkungan strategik yang dikaji dari dokumen-dokumen yang ada di Sesko ABRI, maupun di Polri, setelah dianalisa dengan matrik dampak silang dapat terlihat kemungkinan peningkatan gangguan Kamtibmas yang perlu diwaspadai sejak dini, dan perlu diantisipasi melalui upaya peningkatan efektivitas Organisasi Polri yang meliputi faktor " 7 S " tersebut di atas.
Dalam peningkatan efektivitas organisasi Polri tersebut, peneliti mendekati dengan kerangka program Reinventing Government (REGO). Sedangkan program REGO peneliti bebas lebih mendalam adalah Empowering Employees To Get Result, yang selanjutnya dititik beratkan pada pembahasan Personal (staff) dan Kepemimpinan (style).
Konsepsi dibidang personel melalui penertiban seleksi dengan saksama untuk menghindari penyalah gunaan wewenang para anggota panitia penerimaan. Di pendidikan perlu diperbaiki dengan mengutamakan para Gadik dan staf kependidikan serta komponen pendidikan lainnya. Dan untuk penempatan personel yang sangat berkaitan dengan pembinaan karier diupayakan dengan penilaian obyektif yang dapat meningkatkan motivasi para anggota. Di bidang gaya kepemimpinan, penulis menyampaikan konsepsi adanya keseimbangan antara keteladanan, pelaksanaan tugas, menjaga kekompakan, dan mengembangkan kemampuan anggota.
Sedangkan konsepsi dibidang struktur organisasi, penulis menyampaikan yang berkaitan dengan penstrukturan pada bagian-bagian yang tumpang tindih, baik di Mabes, Polda, Polwil, maupun Polres. Di bidang strategi penulis menyampaikan proses penyusunan strategi sampai pelaksanaan di lapangan dilaksanakan secara konsisten. Di bidang sistem perlu penyusunan sistem kepolisian secara riel, seperti yang sedang dilaksanakan.
Untuk meningkatkan ketrampilan, perlu diupayakan latihan-latihan ditiap kesatuan yang materi diarahkan pada kemungkinan gangguan Kamtibmas yang akan muncul. Dan nilai-nilai yang dipedomani, perlu disusun etika profesi kepolisian untuk mengontrol pelaksanaan tugas sehari-hari."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Koeshardo KS
"Peranan tanah dalam kegiatan pembangunan makin banyak dibutuhkan, sehingga nilainya semakin meningkat. Pelaksanaan administrasi pertanahan dan manajemen pelayanan, terutama pengurusan sertifikat hak tanah sering membawa permasalahan yang kompleks, antara lain praktek pelayanannya pada Kantor Pertanahan BPN kurang tertib dan kurang memuaskan masyarakat.
Pokok permasalahan dalam penelitian ini, ialah bagaimana pengerahan sumber daya organisasi dan manajemen pelayanan Kantor Pertanahan BPN, sehingga menyebabkan masyarakat kurang puas. Atas dasar tersebut, penelitian ini mengkaji mengenai efektivitas organisasi Kantor Pertanahan BPN dalam melaksanakan tugas pelayanan penerbitan sertifikat hak tanah kepada masyarakat. Fokus perhatiannya ialah mengkaji hubungan antara faktor iklim organisasi, teknologi organisasi dan pelaksanaan pengendalian tugas dengan efektivitas organisasi Kantor Pertanahan BPN dalam melaksanakan tugas pelayanan penerbitan sertifikat hak tanah.
Hasil penelitian dan analisis data menunjukkan bahwa faktor-faktor iklim kerja organisasi, teknologi organisasi dan pelaksanaan pengendalian tugas, masing-masing terbukti terdapat hubungan yang signifikan terhadap efektivitas tugas pelayanan pada Kantor Pertanahan.
Temuan yang lain, terdapat penilaian yang berbeda antara pandangan pihak intern (pegawai Kantor Pertanahan) dengan pihak klien. Karena Kantor Pertanahan BPN terbukti efektif dalam tugas pelayanan, sedangkan dari sudut pandang pihak klien, pada umumnya menilai bahwa Kantor Pertanahan BPN dalam melaksanakan tugas pelayanan masih kurang efektif.
Kesimpulan dari analisis data menunjukkan bahwa faktor sumber daya organisasi pada umumnya termasuk dalam katagori baik dan berpengaruh positif terhadap efektivitas pelaksanaan tugas pelayanan sertifikat tanah. Namun terdapat indikasi lain, terutama menyangkut faktor teknologi, kondisinya dalam katagori kurang baik. Penggunaan alat-alat mekanis secara kuantitas maupun kualitas masih terbatas, pengetahuan dan keterampilan kerja pegawai kualitasnya lemah, koordinasi dalam pelaksanaan prosedur pelayanan masih kurang konsisten. Pendidikan dan latihan pegawai, kesempatannya masih terbatas. Akibatnya kurang menunjang upaya meningkatkan prestasi kerja, dan tingkat profesionalitas petugas dalam tugas pelayanan masih lemah.
Atas dasar temuan tersebut, disarankan agar pada faktor iklim kerja lebih ditingkatkan program pendidikan dan latihan pegawai secara terencana, guna mendukung pengembangan prestasi kerja dan kualitas profesional pegawai. Faktor teknologi organisasi, agar ditingkatkan penyediaan dan penggunaan alat mekaniknya. Aspek prosedur kerja, agar dilakukan penyempurnaan perangkat lunaknya, dan pelaksanaan koordinasi dalam penanganan pelayanan lebih disinkronkan menurut urutan dan ketentuan tata kerjanya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>