Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 91074 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alifa Starlika
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak volatilitas nilai tukar efektif riil REER terhadap ekspor jasa riil Indonesia, Thailand, Singapura, Malaysia, dan Filipina ke dunia pada periode 2005 ndash; 2014 dalam periode waktu per kuartal dan per tahun. Dengan menggunakan standar deviasi sebagai pengukuran volatilitas nilai tukar efektif riil dan regresi panel fixed effects dalam estimasinya, hasil penelitian menunjukkan perbedaan dampak volatilitas REER terhadap sektor jasa dalam periode per kuartal dan tahunan. Dalam periode kuartal, volatilitas nilai tukar efektif riil tidak signifikan mempengaruhi ekspor jasa riil kelima negara ASEAN ke dunia. Hal ini dapat dikarenakan dalam periode kuartal yang pendek, eksportir sulit dalam melakukan penyesuaian barang modal dan tenaga kerja untuk ekspor. Dalam periode tahunan, volatilitas REER secara signifikan mempengaruhi ekspor jasa riil secara positif. Ekspor jasa riil tetap menujukkan peningkatan meskipun terdapat peningkatan risiko yang tercermin dalam volatilitas REER. Hal ini dapat dikarenakan oleh eksportir yang memiliki tingkat risk aversion yang rendah, terdapat tingkat fleksibilitas yang lebih tinggi untuk menyesuaikan volume ekspor, dan eksportir yang memiliki akses terhadap fasilitas keuangan lindung nilai hedging sehingga ekspor jasa dapat meningkat meskipun volatilitas naik.

This study attempts to assess the impact of real effective exchange rate REER volatility on real services exports of ASEAN 5 member states including Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapore, and Philippines to the world, with the period of analysis from 2005 ndash 2014. The analysis is divided into two time period, yearly and quarterly analysis. A standard deviation method of calculation is used to measure real effective exchange rate REER volatility. In addition, this study applies fixed effects panel regression for its estimation to verify the impact of REER volatility on services exports. The result finds a difference in its quarterly and yearly estimation result. In the quarterly period, result shows that real effective exchange rate volatility has no statistically significant on the real export of ASEAN 5 countries to the world. The result in yearly period however provides an evidence that real effective exchange rate volatility has an economically and statistically positive impact on services export. Exporter rsquo s low risk aversion, higher flexibility to adjust export rsquo s volume in a longer period, and sufficient access to financial instruments, such as hedging, to guard exporters from risk arising from real effective exchange rate volatility can explain the positive impact of REER volatility on services exports. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S67959
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bangkit Anugerah Fadhillah
"Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis dampak volatilitas nilai tukar terhadap ekspor non migas Indonesia ke lima negara mitra dagang utamanya. Penelitian ini menggunakan periode observasi selama 13 tahun yaitu tahun 2000 - 2013 dengan menggunakan data panel. Hasil estimasi data panel menunjukkan bahwa volatilitas nilai tukar tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap ekspor non migas Indonesia.

The objective of this study is to analyze the impact of exchange rate volatility to non-oil export in Indonesia to 5 major trading partners. This study used thirty years observation period from 2000 - 2013 and used panel data. In the preliminary analysis, this study found that exchange rate volatility has no significant impact on Indonesia non-oil export."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T46293
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shinta Fitrianti
"Penelitian ini mengkaji pengaruh jangka panjang dan jangka pendek dari volatilitas nilai tukar terhadap ekspor Indonesia ke mitra dagang utama, khususnya Jepang dan Amerika Serikat. Penelitian menggunakan data bulanan mulai Januari 1998 hingga Oktober 2015. Harga komoditas turut menjadi variabel bebas. Indeks volatilitas nilai tukar dihasilkan menggunakan rata-rata bergerak dari standar deviasi pergerakan nilai tukar riil. Estimasi hubungan jangka panjang diperoleh melalui Autoregressive-Distributed Lag ARDL bounds testing, sedangkan hubungan jangka pendek diuji menggunakan metode error-correction-model ECM. Hasil pengujian menunjukkan bahwa volatilitas rupiah terhadap yen berdampak negatif terhadap ekspor Indonesia ke Jepang, sedangkan fluktuasi rupiah terhadap dolar AS secara jangka pendek berpengaruh positif terhadap ekspor Indonesia ke AS. Harga komoditas relatif kurang berpengaruh terhadap kinerja ekspor Indonesia ke kedua negara, terkecuali pada kasus ekspor jangka panjang ke Jepang.

This paper investigates the long run and short run impacts of the real exchange rate volatility on Indonesia rsquo s real exports to its major trading partners, namely Japan and the US. The study uses monthly data from January 1998 to October 2015 thus captures the structural break period of the GFC 2008. Commodity price is included as an explanatory variable. The index of exchange rate volatility is generated using moving sample standard deviation of the growth of the real exchange rate. Estimates on the long run cointegration and the short run dynamics are obtained using Autoregressive Distributed Lag ARDL bounds testing and the error correction model ECM respectively. The findings suggest that bilateral exchange rate volatility reduces Indonesia rsquo s export to Japan. Fluctuation of rupiah against the US dollar helps Indonesia rsquo s export to the US in the short run. The impact of commodity price is negligible, except for the long run export to Japan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T47044
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syahda Sabrina
"Semenjak kebanyakan negara menerapkan nilai tukar mengambang, menganalisa nilai dan pergerakan dari nilai tukar nominal dan riil menjadi ketertarikan seluruh dunia. Dimana tujuan utama mereka ialah menciptakan nilai tukar yang stabil seiring dengan mempertahankan partisipasinya di pasar global. Determinan fluktuasi nilai tukar secara umum ialah gejolak moneter dan inflasi dimana meningkatnya volatilitas jumlah uang yang beredar atau inflasi akan membawa nilai tukar pada tahap yang lebih bergejolak. Bagaimanapun, studi empiris menemukan bahwa kedua indikator ini tidak selalu menjelaskan pergerakan dari nilai tukar. Oleh karena itu, para peneliti mulai mencari indikator selain moneter untuk menjelaskan volatilitas dari nilai tukar, salah satunya adalah keterbukaan perdagangan. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara keterbukaan ekonomi terkait perdagangan dengan volatilitas dari nilai tukar riil pada empat negara Asia Tenggara: Indoenesia, Malaysia, Filipina dan Thailand. Dengan menggunakan metode panel, data kuartalan diambil dari Triwulan I-2002 sampai Triwulan IV-2015. Hasil dari penelitian ini menunjukan keterbukaan terbukti memiliki hubungan negatif dengan fluktuasi nilai tukar riil. Sedangkan, indikator dasarnya seperti pergejolakan moneter dan fiskal memiliki hubungan yang sejalan dengan fluktuasi nilai tukar riil. Selain itu, ukuran dari rasio perdagangan ditemukan penting dalam meningkatkan besarnya keterkaitan antara keterbukaan dan volatiltias nilai tukar riil.

Since most of countries gave up their currency to float, analysing the value and movement of both nominal and real exchange rate has become a notorious interest by the rest of the world. Where the sole objective is to create a stable exchange rate while sustain their participation in global market. The common determinants of exchange rate fluctuation are monetary shocks and inflation as higher money supply volatility or inflation will bring exchange rate to a more volatile phase. However, empirical studies have found that these two indicators do not always define all the motions of exchange rate. Therefore, researchers have been in the spirit of tracing non monetary indicators to determine exchange rate volatility, one of them is trade openness. This study aims to clarify the relationship between economic openness in terms of its trade on real exchange rate volatility of four Southeast Asian countries Indonesia, Malaysia, Philippines, and Thailand. By using panel analysis, quarterly data gathered from 2002Q1 until 2015Q4 . The results of the study show that trade openness is evidently found to have a negative relationship with exchange rate fluctuations. While the fundamentals ndash monetary and fiscal shocks unsurprisingly in line with the exchange rate volatility. However, the size of trade ratio matters in boosting the magnitude of openness ndash RER volatility linkage. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hilda Kurniawati
"ABSTRAK
Penelitian ini memiliki objektif utama untuk menganalisa hubungan kointegrasi dan kausalitas antara nilai tukar riil dan neraca transaksi berjalan di Indonesia, Malaysia, Filipina dan Thailand pada periode 1990-2015. Penelitian ini menggunakan uji kointegrasi Johansen untuk uji hubungan jangka panjang, uji VECM untuk uji hubungan jangka pendek, dan uji Granger Causality untuk pengujian kausalitas. Penelitian ini menemukan bahwa terdapat hubungan jangka panjang antara kedua variabel di semua negara, namun tidak untuk hubungan jangka pendek. Dalam pengujian kausalitas, penelitian ini menemukan arah hubungan yang berbeda-beda untuk setiap negara. Untuk ASEAN-4 secara keseluruhan, penelitian ini menemukan hubungan kausalitas dua arah antara nilai tukar riil dan neraca transaksi berjalan.

ABSTRACT
This study attempts to assess both the causality and time series relations of cointegration between real exchange rate and current account in Indonesia, Malaysia, Philippines, and Thailand, with the period of analysis from 1990 to 2015. It applies time series analyses of unit root with the Augmented Dickey Fuller method, Johansen cointegration procedure for long run test, VECM for short run test, and Granger Causality test for causality analysis. This paper finds long run relationship between real exchange rate and current account, yet it doesn 39 t find any short run relationship between the two. In causality test, this paper finds varied results of causality direction in each country. As for the ASEAN 4, this paper finds simultaneous causality relations between real exchange rate and current account."
2017
S66976
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angestika Wilandari
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh fluktuasi nilai tukar terhadap ekspor di lima negara pendiri ASEAN yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Singapura dengan periode penelitian dari tahun 2003 hingga 2012. Nilai tukar masing-masing negara sampel dipatok berdasarkan nilai dollar. Variabel dependen dari penelitian ini adalah ekspor dengan variabel indepeden berupa produk domestik bruto negara pengekspor, produk domestik bruto negara pengimpor, harga relatif, fluktuasi nilai tukar, serta jarak di antara dua negara yang berdagang. Untuk mengukur fluktuasi nilai tukar, dalam penelitian ini digunakan tiga pengukuran; Standard Deviation (SD), Moving Average Standard Deviation (MASD), dan General Autoregressive Conditional Heteroscedasity (GARCH). Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan uji panel unit root, uji kointegrasi, dan regresi data panel menggunakan model random effect. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa fluktuasi nilai tukar baik dengan menggunakan pengukuran SD, MASD, dan GARCH tidak berpengaruh signifikan terhadap ekspor di lima negara pendiri ASEAN pada periode 2003-2012.

The aim of this study is to analyze the effect of exchange rate volatility against export from five countries of the ASEAN founders i.e. Indonesia, Malaysia, Philippines, Thailand, and Singapore with a period of the research 2003 until 2012. Exchange rate of this study from the sample countries against to dollar. The dependent variable of this research is export along with the independent variables are gross domestic product of exporting country, gross domestic product of importing country, relative price, exchange rate volatility, and distance between two countries. For measuring exchange rate volatility, in this research used three measurements; Standard Deviation (SD), Moving Average Standard Deviation (MASD), and General Autoregressive Conditional Heteroscedasity (GARCH). Method of this research is quantitative with panel unit root test, cointegration test, and panel data regression by using the random effect model. The results of this study find that exchange rate volatility either by using measurement of SD, MASD, and GARCH has no effect significantly for export in five countries of ASEAN founders period 2003-2012."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S58397
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Della Pidanti N.
"ABSTRAK
Penelitian ini meneliti hubungan nilai tukar mata uang domestik terhadap Dollar Amerika Serikat dan harga saham di negara ASEAN-5 pada periode 2000-2018. Korelasi diantara kedua variabel diukur menggunakan Dynamic Conditional Correlation GARCH sementara hubungan kausalitas nilai tukar mata uang dan harga saham diukur menggunakan uji kausalitas Granger. Selanjutnya arah dari hubungan kedua variabel juga diteliti untuk menentukan hubungan antara kedua variabel sesuai dengan teori flow-oriented atau rsquo;stock-oriented. Ditemukan bahwa di semua negara ASEAN-5 terdapat korelasi antara nilai tukar mata uang domestik terhadap Dollar Amerika Serikat dan harga saham. Indonesia, Filipina dan Singapura pada selama masa penelitian memiliki korelasi positif, sementara pada Malaysia dan Thailand kedua variabel secara umum memiliki korelasi positif walaupun terkadang terdapat korelasi negatif selama masa penelitiannya. Selanjutnya ditemukan bahwa di Indonesia pergerakan nilai tukar mata uang riil menyebabkan pergerakan harga saham riil sesuai teori flow-oriented sementara di Thailand hubungan yang terjadi adalah kebalikannya sesuai teori rsquo;stock-oriented. Pada Filipina dan Malaysia, walaupun terdapat korelasi di kedua variabel, tidak ditemukan hubungan kausalitas diantara variabel yang diteliti. Sementara itu pada Singapura ditemukan bahwa hubungan yang ada nilai tukar mata uang riil dan harga saham riil adalah hubungan bivariat. Namun, pada era unconventional monetary policy, ditemukan bahwa masing-masing negara memiliki hubungan kausal yang berbeda. Indonesia memiliki hubungan kausalitas bivariat, sementara hubungan di negara Malaysia dan Filipina sesuai dengan teori flow-oriented. Untuk negara Singapura dan Thailand ditemukan bahwa di kedua negara tersebut tidak terdapat hubungan kausalitas antara variabel.

ABSTRACT
This study examines the relationship of real exchange rate of domestic currency to US Dollar and real stock price in ASEAN 5 countries for the period 2000 2018. Correlations between the two variables were measured using the Dynamic Conditional Correlation GARCH while causality between real exchange rate and real stock prices is measured using the Granger causality test. Moreover, the direction of the relationship of the two variables is also examined to determine the relationship between the two variables in accordance with flow oriented rsquo model or stock oriented model. There is evidence of correlation between the exchange rate of the domestic currency against the US Dollar and the stock price in all ASEAN 5 countries. Indonesia, Philippines and Singapore shows positive correlation, while in Malaysia and Thailand both variables generally shows positive correlation although sometimes there are negative correlation during the study period. Furthermore, it is found that in Indonesia the real exchange rate movements cause the real stock price movement in accordance with rsquo flow oriented rsquo model while in Thailand the relationship is reversed consistent with stock oriented model. In the Philippines and Malaysia, although there is correlation in both of variable, there is no evidence of causal relationship. Meanwhile, in Singapore, the study found there is bidirectional causality between real exchange rate and real stock price. However, in the unconventional monetary policy era, each country shows a different type of causal relationship. Indonesia has bivariate causal relationship, while the relationship in Malaysia and Filipina is in accordance with rsquo flow oriented rsquo model. As for Singapura and Thailand, it is found that both of the countries have no causal relationship in the unconventional monetary policy era."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herlin Zen
"Nilai tukar menjadi sangat penting karena menghubungkan sistem moneter antara dua negara. Ketika nilai tukar suatu negara berubah, semua harga luar negeri akan berubah secara relatif terhadap harga dalam negeri, sehingga dalam dua negara yang perekonomiannya berbeda akan terjadi saling ketergantungan. Dengan kata lain nilai tukar diartikan juga sebagai sebuah kunci keterikatan antar sebuah negara terhadap negara lain didunia, baik itu hubungannya terhadap barang-barang dan asset-asset pasar. Nilai tukar yang fluktuatif dapat mengganggu tatanan perkonomian, oleh karena itu perlu diketahui deterrninan fundamental nilai tukar rill yang diharapkan dapat membantu memperbaiki perekonomian melalui kebijakan yang akan dibuat.
Penelitian ini bertujuan mengevaluasi determinan fundamental pergerakan dari nilai tukar rill rupiah baik dalam jangka panjang, jangka menengah maupun jangka pendek dengan menggunakan model Behavioral exchange rate (BEER). Selain itu, penelitian ini juga melihat perbandingan pengaruh nilai tukar yang berbeda terhadap dua negara partner dagang utama Indonesia yaitu Amerika dan Jepang. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai tukar rupiah terhadap US dollar, nilai tukar rupiah terhadap yen Jepang, Gross Domestic Pruduct (GDP) riil, term of trade, interest diferensial antara Indonesia dan partner dagang utama, Fiscal balance, Monetary Shocks, Net foreign asset, dan tingkat Openess perekonomian.
Berdasarkan hasil estimasi nilai tukar equilibrium rupiah perdollar pada periode sebelum krisis, faktor fundamental yang signifikan mempengaruhi equilibrium nilai tukar riil dalam jangka pendek adalah perubahan net foreign asset (lag 1) dan variabel perubahan kontroI kebijakan perdagangan (lag 1). Sedangkan pada periode recovery variabel fundamental yang signifikan mempengaruhi dalam jangka pendek adalah variabel perubahan net foreign asset (lag 4), variabel perubahan kontrol kebijakan perdagangan (lag 1) dan variabel perubahan perbe0an selisih tingkat suku bunga (lag 4).
Hasil estimasi nilai tukar riil equilibrium rupiah per-yen pada periode sebelum krisis, selain variabel perubahan kebijakan kontrol perdagangan semua variabel faktor fundamental signifikan mempengaruhi equilibrium nilai tukar riil dalam jangka pendek diantaranya adalah variabel perubahan selisih tingkat suku bunga (lag 6), variabel perubahan term of trade (lag 4), perubahan net foreign asset (lag 4), perubahan produktivitas (lag 4), perubahan kebijakan moneter (lag 4) dan variabel perubahan kebijakan fiskal (lag 3). Sedangkan pada periode recovery variabel fundamental yang signifikan mempengaruhi dalam jangka pendek adalah variabel perubahan selisih tingkat suku bunga (lag 2), variabel perubahan net foreign asset (lag 3), perubahan produktivitas, perubahan kebijakan moneter (lag 3) dan variabel perubahan kebijakan fiskal (lag 3).
Variabel yang mempunyai pengaruh signifikan pada kedua negara yaitu Amerika Serikat dan Jepang terhadap nilai tukar rill Indonesia dan juga signifikan pada semua periode baik itu periode sebelum krisis, periode recovery dan periode setelah krisis adalah variabel net foreign asset, yang menunjukan bahwa besarnya ketersediaan net foreign asset sangat berpengaruh terhadap nilai tukar rill equilibrium di Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T17286
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erlina Putri Wijayanti
"Pada pertengahan tahun 1997, terjadi krisis yang melanda Thailand dan menimbulkan dampak terhadap negara - negara Asia lainnya. Indonesia merupakan salah satu negara yang mengalami masalah yang cukup serius akibat dampak krisis finansial dan neraca pembayaran yang dimulai di Thailand pada bulan Juli 1997. Nilai tukar rupiah terhadap US dollar mengalami depresiasi sebesar 67 persen antara Juli dan Desember 1997 dan terdepresiasi kembali sebesar 118 persen antara Desember 1997 dan Desember 1998. Meskipun nilai tukar mengalami apresiasi sebesar 27 persen antara Januari 1998 sampai dengan April 1998, nilai tukar rupiah kembali terdepresiasi sekitar 83 persen antara April 1998 sampai dengan Juli 1998. Hal ini menunjukkan bahwa nilai tukar rupiah berfluktuasi cukup besar sejak terjadinya krisis ekonomi. Fluktuasi bulanan nilai tukar rupiah terhadap US dollar antara Januari 1997 sampai dengan Januari 2001 dapat dilihat pada Grafik 1.1. Krisis nilai tukar tersebut menimbulkan dampak negatif terhadap perekonomian Indonesia. Salah satu indikatornya adalah penurunan pertumbuhan PDB riil dari 9.3 persen pada tahun 1996 menjadi 4.5 persen pada tahun 1997. Pada triwulan pertama tahun 1998, PDB mengalami kontraksi sebesar 13.2 persen, dimana hampir seluruh sektor mengalami pertumbuhan negatif kecuali sektor pertanian."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T20330
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Prakoso
"ABSTRAK
Dornbusch rsquo;s exchange rate overshooting hypothesis DOH merupakan salah satu teori terpenting dalam menjelaskan fenomena-fenomena dalam perekonomian internasional seperti pergerakan nilai tukar, harga, dan suku bunga. Namun, Rogoff 2002 berargumen bahwa teori tersebut tidak sepenuhnya dapat dibuktikan secaraempiris melalui data seperti yang ditemukan pada penelitian-penelitian sebelumnya contohnya: Kim Roubini, 2000, dan Favero Marcellino, 2004 . Melalui metodologi penelitiannya, Bjornland 2009 berhasil membuktikan bahwa DOH dapat dibuktikan secara empiris dengan menggunakan kerangka penelitian yang sesuai dengan asumsi-asumsi DOH. Meskipun demikian, penelitian tersebut memiliki kesimpulan yang bersifat unifikasi dan desain penelitiannya tidak menguji pelanggaran asumsi DOH namun hanya sebatas validasi atas metodologi yangdigunakan. Dengan menguji kedua reserach gap tersebut pada negara ASEAN-5, penelitian ini membuktikan bahwa DOH sensitif atau restriktif terhadap asumiasumsinya sehingga DOH tidak dapat dengan baik menjelaskan pergerakan nilai tukar, suku bunga, dan harga pada suatu negara yang memliki kondisi yang tidak sesuai dengan asumsi-asumsi DOH.

ABSTRACT
Dornbusch rsquo s exchange rate overshooting hypothesis DOH is one of most important theory on explaining international economics phenomenons especially related to exhange rate, price and interest rate movement. However, Rogoff 2002 comments that DOH may unable to be tested empirically as supported by some findings in prior research i.e. Kim Roubini, 2000 and Favero Marcellino, 2004 . By using new methodology, Bjornland 2009 found that DOH is able to explain the exhange rate, price and interest rate movement if tested by using research framework which inline with DOH assumptions. Despite using proven methodology, Bjornland 2009 displays conclusion separately on each country and does not perform testing on assumption violation. By testing those two research gaps, this research found that DOH is sensitive or restrictive to its assumptions hence DOH unable to properly explain exchange rate, interest rate and price movement on a country with condition which not inline with DOH assumptions."
2017
T47589
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>