Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 202530 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alberta Basuki
"Jurnal ini mengambil tema keadilan gender yang terfokus pada penempatan perempuan dalam ranah institusi Gereja Katolik. Menyoroti bagaimana perspektif patriarki masih mengakar dalam masyarakat, terlebih dalam institusi agama yang seharusnya menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Otoritas dan kepentingan politik telah mereduksi kepemilikan tubuh itu sendiri. Penulisan ini merupakan telaah kritis terhadap posisi perempuan dan pelayanan dalam Gereja Katolik. Melihat bagaimana perempuan selalu diposisikan di belakang yang imajiner sebagai suatu dampak dari tradisi dan diskursus yang masih dilanggengkan dalam masyarakat. Melalui pemikiran Luce Irigaray mengenai caress, pemahaman mengenai pelayanan akan dikembalikan kepada aktualisasi tubuh yang berbeda untuk dapat memperlihatkan subjektivitas, terkhusus perempuan sebagai makhluk yang otonom.

This thesis takes the theme of gender equality that focuses on women 39 s placement in the institutional Catholic Church sphere. Hightlighting how patriarchal perspective are still rooted in society, especially in religious institutions that should uphold the value of humanity. Political authority and interests have reduced the ownership of the body itself. This writing is a critical study of women 39 s position and attendance in Catholic Church. Seeing how the women are always positioned behind the imaginary as an impact of tradition and discourse that is still perpetuated in society. Through Luce Irigaray 39 s thought of caress, the understanding of attendance will be restored to the actualization of different bodies in order to demonstrate subjectivity, especially of women as autonomous beings."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S68688
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Karina, auhtor
"Penulisan dalam skripsi ini dilakukan terhadap makna beauty yang dipahami secara berbeda, luas, dan banyak. Adapun metode penulisan yang ditempuh untuk menjawab permasalahan dalam skripsi ini adalah metode kepustakaan, metode dekonstruktif maupun metode analisis kritis. Dalam menganalisa problem beauty untuk mendapati pemahaman ontologis perspektif feminis, digunakan teori Speculum Luce Irigaray. Potret mengenai kecantikan perempuan dalam media ataupun definisi kecantikan tidak mewakili bagaimana perempuan yang 'seutuhnya' melainkan bagaimana perempuan 'seharusnya'. Definisi beauty perempuan yang katanya bersifat subjektif masih terdapat ideologi patriarki dan dikekang. Perempuan dituntut untuk tampil cantik dan menarik demi diakui feminitasnya oleh laki-laki, dalam hal pendefinisian akan cantik atau tubuhnya pun masih melalui sudut pandang laki-laki dan bukan berasal dari dirinya sendiri.

This thesis discuss the meaning of beauty that is understood differently, in wide range, and in many ways. To answer this problem, author use literally method, deconstructive, as well as critical analysis method. To analyze the problem of beauty to get fully understanding about ontological feminist perspective, using the theory of Speculum by Luce Irigaray. The image of women's beauty in media or in the definition of beauty itself does not define women as 'whole' and does not describe what women 'should be'. Definition of beauty which is known as subjective matter, but in the actualization still contains ideology patriarchy. That ideology force women to appeared beautifully and attractive in order to be acknowledge their femininity by social."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
S59342
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safira Amalia Roza
"Tulisan ini mengangkat permasalahan standar kecantikan yang tidak dapat menyeimbangkan keberagaman kecantikan hingga membawa perempuan pada keadaan narsis dan melankolis sebagai penyebab rasa sakit, serta menarik tawaran terhadap ragam persepsi kecantikan. Hal itu yang disebut sebagai penyebab rasa sakit dalam feminine jouissance, perempuan memperoleh kebahagiaan semu yang akhirnya akan menghasilkan rasa sakit. Muncul banyak kekeliruan dalam memahami konsep kecantikan sehingga mewajarkan rasa sakit dalam memenuhi standar yang ada. Perempuan membutuhkan jalan keluar agar terbebas dari represi yang dialaminya. Penelusuran dalam tulisan ini menggunakan data yang dikumpulkan dari iklan-iklan, sejarah, dan mitos-mitos. Saya menggunakan pendekatan dari tawaran Luce Irigaray terkait subjektivitas feminin. Metode yang digunakan dalam tulisan ini yaitu kajian literatur dan analisis filosofis menggunakan teori subjektivitas Luce Irigaray. Hasil dari tulisan ini menguatkan penggunaan subjektivitas feminin Luce Irigaray bahwa setiap perempuan harus dapat menjelaskan kecantikan yang ada pada dirinya dan terbuka dengan segala ragam kecantikan yang ada.

This paper raises the standard of beauty that cannot balance the diversity of beauty so as to bring women into a state of narcissism and melancholy as the cause of pain, and draws offers on various perceptions of beauty. This is what is called the cause of pain in feminine jouissance, women get a false happiness that will eventually produce pain. There are many mistakes in understanding the concept of beauty so that it is natural to feel pain in meeting existing standards. Women need a way out to be free from the repression they experience. The search in this paper uses data collected from advertisements, history, and myths. I use the approach of Luce Irigaray's offer of feminine subjectivity. The method used in this paper is literature review and philosophical analysis using Luce Irigaray's theory of subjectivity. The results of this paper reinforce the use of Luce Irigaray's feminine subjectivity that every woman must be able to explain the beauty that exists in herself and be open to all kinds of beauty that exist."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Whitford, Margaret
London: Routledge, 1991
305.420 1 WHI l
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"This article is aimed to introduce a contemporary philosopher women from France named Luce Irigaray. She becomes well known as critisizing all of the written in public are rare to discuss about women significantly."
297 TURAS 13:1 (2007)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Irigaray, Luce
the Hague : Mouton , 1973
FRE 419 IRI l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Safitri Era Globalisasi
"Pernikahan campur antar pasangan berbeda warga negara merupakan hal yang biasa ditemukan di Indonesia belakangan ini. Citra positif dari pernikahan ini tidak seimbang dengan citra perempuan sebagai pasangan pernikahan campur yang cenderung negatif. Vlog sebagai media alternatif menjadi medium representasi keluarga pernikahan campur dalam keseharian mereka yang dapat menegosiasikan posisi perempuan dan identitas keindonesia dalam pernikahan campur. Melalui pendekatan tekstual, dinamika relasi kuasa dalam konstruksi identitas pernikahan campur dieksplorasi dan dijelaskan berdasarkan pola-pola yang ada melalui teks visual. Identitas keindonesiaan dan subjektivitas perempuan dalam pernikahan campur dinegosiasikan oleh vlogger melalui peran gender mereka dalam ranah domestik. Hasil dari penelitian ini adalah vlog menjadi strategi bagi perempuan Indonesia dalam pernikahan campur yang tinggal di luar negeri untuk menegosiasikan identitas keindonesiaan melalui peran mereka di ruang domestik. 

Transnational mixed marriages are common in Indonesia these days. The positive image of this marriage is not balanced with the image of women as individual in mixed marriages which tends to be negative. Vlog as an alternative media becomes a medium for representation of mixed marriage families through their daily lives who negotiate the position of women and Indonesian identity in mixed marriages. Through a textual approach, the dynamics of power relations on the construction of mixed marriage identities are explored and explained based on existing patterns through visual texts. Indonesian identity and subjectivity of women in mixed marriages are negotiated by vloggers through their roles in the realm of domestication. The result of this study is vlogs become a strategy for Indonesian women in mixed marriages who live abroad to negotiate their Indonesian identity through gender role in the domestic space."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bima Susilo
"Mezzanine pada bangunan Gereja Katolik telah digunakan sejak beradadabad tahun yang lalu. Seiring berjalannya waktu terjadi perubahan-perubahan bentuk, fungsi dan keberadaan mezzanine. Namun demikian, hingga saat ini asal mula dan tujuan dibuatnya mezzanine masih terus diperdebatkan oleh perancang. Dengan mempelajari hubungan antara elemen-elemen pembentuk ruang dalam gereja, diharapkan mampu melihat pengaruh keberadaan lantai mezzanine pada bangunan gereja dewasa ini.
Pada skripsi ini digunakan dua Gereja Katolik sebagai studi kasus, yaitu Gereja Polikarpus dan Gereja Katedral. Dalam kedua studi kasus tersebut ditampilkan perbandingan transisi mezzanine baik dari segi sejarah, fungsi, dan kualitas ruang yang dihasilkan terhadap keseluruhan ruang ibadah. Berdasarkan tinjauan yang dilakukan dapat diperoleh kesimpulan bahwa keberadaan mezzanine dapat menambah maupun mengurangi kualitas ruang ibadah di dalam gereja.

Mezzanine at the Catholic Church building has been used since centuries years ago. Over time, changes occur in form, function and existence of mezzanine. However, until today the origin and purpose of the mezzanine is still being debated amongs the designer. By studying relationship between the elements forming the church interior, we can see the effect of the mezzanine floor in church building nowadays.
In this essay, the writer used two Catholic Church as a case study, Policarpus Church and Cathedral Church. In both case studies shown mezzanine transition comparison in terms of the history, function, and space quality to the whole space of worship. Based on the review can be concluded that the presence of a mezzanine can raise or lower the quality of worship in the church.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52759
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erina Lagman
"Interaksi antara objektivitas dan subjektivitas merupakan sebuah dilema dalam praktik jurnalistik, sebagai disiplin yang bertujuan untuk melayani kepentingan publik (Steensen, 2017). Ambivalensi terhadap subjektivitas sebagian besar terjadi pada berita-berita tradisional, seperti pemberitaan kejahatan, di mana bias dan nilai-nilai pribadi jurnalis mungkin menghalangi penggambaran rangkaian peristiwa secara akurat, sehingga semakin mengancam hilangnya kredibilitas organisasi berita tersebut. Di Indonesia, satu dari tiga perempuan berusia 15 hingga 34 tahun pernah mengalami kekerasan fisik dan/atau seksual setidaknya sekali dalam hidup mereka, yang menunjukkan tingginya tingkat kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak (United Nations Population Fund, 2016). Tujuan dari studi ini adalah untuk mengkaji bagaimana objektivitas dan subjektivitas secara pragmatis terwujud dalam praktik jurnalistik media Indonesia dengan fokus pada pemberitaan kekerasan terhadap perempuan dan anak. Metode yang digunakan adalah tinjauan pustaka, yaitu analisis kritis dan evaluasi terhadap penelitian-penelitian yang sudah ada dan berhubungan langsung dengan topik penelitian yang dituju (Daymon & Holloway, 2011). Konseptualisasi dan penerapan pragmatis objektivitas dan subjektivitas masing-masing mempunyai praktik positif dan negatif ketika diwujudkan melalui aktivitas pengumpulan berita dan pembuatan berita dalam sehari-hari. Untuk mendorong perubahan dan memberikan tekanan pada badan-badan pemerintah yang bertanggung jawab agar berbuat lebih banyak untuk mengekang terjadinya kekerasan seksual di Indonesia, jurnalis harus mengikuti praktik-praktik yang lebih progresif, dan kemungkinan besar, pilihan-pilihan yangdianggap bersifat ‘subjektif’.

The interplay between objectivity and subjectivity is a common dilemma in journalistic practice, as a discipline that aims to serve the public interest (Steensen, 2017). The ambivalence toward subjectivity mostly concerns traditional hard news, like crime reporting, where the journalist’s bias and personal values may get in the way of accurately portraying the sequence of events, further threatening a loss of credibility for the news organisation. In Indonesia, one in three women aged 15 to 34 years old has experienced physical and/or sexual violence at least once in their lives, indicating an exceptionally high rate of violence against women and children (United Nations Population Fund, 2016). The purpose of this paper is to examine how objectivity and subjectivity pragmatically manifest in journalistic practices of the Indonesian media by focusing on the news coverage of violence against women and children. The method employed is a literature review, which is a critical analysis and evaluation of existing studies that directly relate to the intended topic of research (Daymon & Holloway, 2011). The conceptualisation and pragmatic application of objectivity and subjectivity each have positive and negative practices when manifested through daily newsgathering and newsmaking activities. To incite change and apply pressure on responsible government bodies to do more to curb the occurrence of sexual violence in Indonesia, journalists will have to adhere to more progressive practices, and potentially, choices that are thought to be ‘subjective’ in nature.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Liria Tjahaja
"Disertasi ini membahas tentang bagaimana di tengah arus perubahan zaman (globalisasi), komunitas orang Tionghoa diaspora yang merupakan umat Katolik di Gereja Toasebio tetap menyelenggarakan tradisi ritual makan bersama (jùcān) untuk membangun dan mempererat ikatan guānxì sebagai strategi pemertahanan identitas yang berperan menjaga kelangsungan hidup komunitasnya. Di samping itu, akan dijelaskan pula bagaimana Gereja Katolik menggunakan prinsip guānxì sebagai salah satu sarana/pintu masuk dalam menjalankan karya misinya yang semakin kontekstual di kalangan umatnya yang berlatar belakang etnis Tionghoa dan hidup di tengah masyarakat urban.
Kasus orang Tionghoa Katolik di Toasebio menunjukkan bahwa dalam strategi pemertahanan identitasnya, nilai-nilai budaya Tionghoa digunakan sebagai sarana dan pedoman untuk meredefinisikan keberadaan komunitas etnis Tionghoa di tengah-tengah masyarakat yang terus berubah. Pemahaman nilai-nilai budaya yang dianut bersama sebagai komunitas etnis, menjadi elemen penting yang menyatukan orang-orang Tionghoa diaspora di Toasebio.
Dalam konteks guānxì, memori dan kesadaran kolektif akan nilai nilai kebudayaan bersama tersebut selalu dihadirkan dan dikonstruksi dalam berbagai simbol kebudayaan yang terwujud melalui ruang/tempat tertentu (place), bahasa, aktivitas dan benda-benda yang secara representatif mencerminkan identitas dari komunitas yang ada.
Seluruh strategi pemertahanan identitas yang diupayakan oleh komunitas Tionghoa diaspora di Toasebio hanya mungkin terwujud karena Gereja Katolik mau bersikap akomodatif , terbuka untuk mengadakan dialog kebudayaan serta mampu menciptakan suatu kondisi ataupun habitus yang nyaman bagi umatnya yang berlatar belakang etnis Tionghoa. Sikap Gereja tersebut juga dapat menjadi strategi pemertahanan identitas Gereja dalam mendukung misinya di tengah kehidupan masyarakat modern Metode penelitian etnografi yang digunakan dalam disertasi ini memilih aktivitas ritual makan bersama (?jùcān? ) sebagai entry point untuk mengungkapkan berbagai realitas sosial yang menjadi fokus dari kajian disertasi.

This dissertation describes about how in the midst of changing times (globalization), communities of the Chinese diaspora who are Catholics at the Toasebio Church, keep organizing the ritual tradition of eating together (jùcān) to build guānxì, a strategy of identity maintenance which is useful in maintaining the continuity of the community life. Moreover, this dissertation would also explain how the Catholic Church uses the principle of guānxì as one means or entrance for the contextual mission of the church among his people who have Chinese descent and live in urban society.
The case of the Chinese Catholic Toasebio shows that in the strategy of identity maintenance, Chinese cultural values are used as means and guidelines to redefine the existence of the Chinese ethnic community in the midst of a society that continues changing. The understanding of cultural values of the group as an ethnic community, becomes an essential element that unites the Chinese diaspora in Toasebio.
In the context of guānxì, memory and collective consciousness associated with cultural values of community is always presented and constructed through a variety of cultural symbols which are embodied in a specific space or place, language, activities and objects which representatively mirror the identity of the community The strategy of identity maintenance used by the community of Chinese diaspora in Toasebio is only possible because the Catholic Church is willing to be accommodative andto open a dialogue of culture and is able to create a condition or habitus that is comfortable for his people who haveChinese descent. Thus, the Church?s attitude can also be astrategy of identity maintenance of the Church in supporting its mission in the life of modernsociety. This dissertation applies ethnographic methods and chooses the ritual activity of eating together ("jùcān") as an entry point to reveal a variety of social reality which becomes the focus of this research dissertation."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
D2172
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>