Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 165346 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Viona Prima Dyta
"Penguat rasa yang marak digunakan dalam bumbu makanan saat ini adalah dinatrium 5 rsquo;-guanilat dan dinatrium 5 rsquo;-inosinat. Mereka biasa digunakan bersama dengan monosodium glutamat MSG untuk meningkatkan rasa gurih pada makanan. Batas penggunaan dinatrium 5 rsquo;-guanilat dan dinatrium 5 rsquo;-inosinat menurut Fenaroli rsquo;s Handbook of Flavor Ingredients berturut-turut 0,07768mg/kg/hari dan 0,09053mg/kg/hari. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan metode analisis yang optimum dan valid untuk mengetahui kadar dinatrium 5 rsquo;-guanilat dan dinatrium 5 rsquo;-inosinat dalam enam sampel bumbu makanan. Metode optimum yang didapatkan yaitu menggunakan silika gel 60 F254 sebagai fase diam, isopropanol-air-amonia 25 6:3:1 sebagai fase gerak, dan spot dianalisis pada panjang gelombang maksimum 260nm pada TLC-scanner. Metode yang digunakan valid secara KLT-densitometri berdasarkan kriteria akurasi guanilat 99,11 -99,96 dan inosinat 98,56 -101,05 , presisi guanilat 1,09 dan inosinat 0,49 , dan linearitas guanilat, r =0,9909 dan inosinat, r =0,9976 . Kadar yang dihasilkan menunjukkan kandungan dinatrium 5 rsquo;-guanilat dalam sampel A,B,C,D,E,dan F berturut-turut 0,70 ; 0,79 ; 0,78 ; 0,99 ; 1,08 ; dan 1,08 sedangkan kadar dinatrium 5 rsquo;-inosinat dalam sampel A,B,C,D,E, dan F sebesar 0,66 ; 0,74 ; 0,71 ; 0,66 ; 0,54 ; dan 0,67.

The flavor enhancers used in cooking spices today are disodium 5 rsquo guanylate and disodium 5 rsquo inosinate. They are commonly used with monosodium glutamate MSG to enhance taste in foods. The limitation use of disodium 5 rsquo guanylate and disodium 5 rsquo inosinate according to Fenaroli rsquo s Handbook of Flavor Ingredients are 0.07768mg kg day and 0.09053mg kg day. The objective of this study was to obtain optimum and valid method of analysis to determine the level of disodium 5 rsquo guanylate and disodium 5 rsquo inosinate in six samples of spices. The optimum method was obtained using silica gel 60 F254 as stationary phase, isopropanol water ammonia 25 in the ratio of 6 3 1 v v as mobile phase, and the developed spots were scanned using a densitometer in absorbance mode at 260nm. The methods are valid based on the accuracy criteria guanylate 99.11 99.96 and inosinate 98.56 101.05 , precision guanylate 1.09 and inosinate 0.49 , and linearity guanylate, r 0.9909 and inosinate, r 0.9976 . The results showed that the level of disodium 5 rsquo guanylate in sample A,B,C,D,E, and F are 0.70 0.79 0.78 0.99 1.08 and 1.08 and the level of disodium 5 rsquo inosinate in sample A,BC,D,E, and F are 0.66 0.74 0.71 0.66 0.54 and 0.67."
2017
S68699
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rudy Kurniawan
"4-[(E)-2-{4-okso-3-(4-metoksifenil)-kuinazolin-2-il}etinil] benzensulfasetamida di- peroleh dengan mengkonjugasikan 3-(4-metoksifenil)-2-metil-4(3,4)- kuinazolinon dengan p-formil-benzensulfonamida dalam pelarut asam asetat glasial, katalis natrium asetat asetat dan dehidrating agent, anhidrida asetat. Salah satu sifat yang harus diketahui dari senyawa kimia baru adalah sifat kinetikanya. Pada penelitian ini dilakukan pengujian pengaruh larutan KOH terhadap senyawa 4-[(E)-2-{4-okso-3-(4-metoksifenil)-kuinazolin-2-il}etinil] benzensulfasetamida pada tiga tingkatan suhu yaitu 45°C, 65°C, dan 85°C, dianalisis secara kromatografi lapis tipis densitometri. Kondisi analisis menggunakan lempeng siap pakai silica gel 60 F254, dan fase gerak terpilih yaitu tetrahidrofuran-sikloheksanetil asetat (3:3:4). Analisis dilakukan pada panjang gelombang 324 nm. Penggunaan KOH dengan konsentrasi 0,1 M pada uji stabilitas diperoleh nilai k1 = 5,6 x 10-4 jam-1, energi aktivasi (Ea) = 24,88 kkal mol-1, shelf life (t90) = 6,6 hari dan waktu paruh (t ½ ) = 51,56 hari. Penambahan larutan KOH dapat memutus gugus asetil dari 4-[(E)-2-{4-okso-3-(4-metoksifenil)-kuinazolin-2-il}etinil]benzensulfasetamida (Rf 0,44) menghasilkan senyawa 4-[(E)-2-{4-okso-3-(4-metoksifenil)-kuinazolin-2-il}etinil]benzensulfonamida (Rf 0,61).

4-[(E)-2-{4-oxo-3-(4-methoxyphenyl)-quinazoline-2-yl}-ethinyl] benzensulphacetamide obtained by conjugate 3-(4-methoxyphenyl)-2-methyl-4 (3, 4)-quinazolinon with p-formyl-benzensulphonamide in glacial acetic acid solvent, anhydrous sodium acetate as catalyst and acetic anhydride as dehidrating agent. One of the requirements that should be known of the new chemical compounds is their kinetic properties. This research tested the effect of KOH additions to the stability of 4-[(E)-2-{4-oxo-3-(4-methoxyphenyl)-quinazoline-2-yl}ethinyl] benzensulphacetamide at three levels of temperature ie 45°C, 65°C and 85°C were analyzed by densitometry thin layer chromatography. Condition analysis used ready-made silica gel plates 60 F254, and the mobile phase was selected tetrahydrofuran- cyclohexane-ethyl acetate (3:3:4). Analyses were performed at a wavelength of 324 nm. In the addition of 0.1 M KOH concentration with a of known value k1 = 5,6 x 10-4 hour-1, activation energy (Ea) = 24.88 kcal mol-1, shelf life (t90) = 6,6 days and the half-life time (t ½) = 51,56 days. The addition of KOH solution can hydrolysis the acetyl group of 4-[(E)-2-{4-oxo-3-(4-methoxyphenyl)-quinazoline-2-yl}ethinyl]benzensulphacetamide (Rf 0,44) afforded 4-[(E)-2-{4-oxo-3-(4-methoxyphenyl)-quinazoline-2-yl}ethinyl] benzensulphonamide (Rf 0,61)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S1901
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Karina Dwi Natalia
"ABSTRAK
Dinatrium 5 rsquo;-guanilat dan dinatrium 5 rsquo;-inosinat merupakan senyawa yang termasuk ke dalam kelompok nukleotida yang umumnya dapat digunakan dengan monosodium glutamat, untuk memperkuat rasa pada makanan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh metode analisis yang selektif untuk penetapan kadar dinatrium 5 rsquo;-guanilat dan dinatrium 5 rsquo;-inosinat dalam sampel penguat rasa menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi KCKT dengan detektor photodiode array pada panjang gelombang 255 nm dan menggunakan kolom Sunfire C18 panjang kolom 250 mm, ukuran diameter dalam 4,6 mm, ukuran partikel 5 ?m . Fase gerak yang digunakan adalah campuran dapar kalium fosfat dan reagen pasangan ion natrium heksan sulfonat dengan laju alir 1,2 mL/menit. Pasangan ion digunakan sebagai reagen agar terbentuk kesetimbangan yang bersifat netral sehingga terjadi peningkatan retensi analit. Kondisi analisis yang telah dioptimasi kemudian divalidasi mencakup akurasi, presisi, linieritas, selektivitas, batas deteksi, dan batas kuantitasi. Hasil menunjukkan kadar rata-rata dinatrium 5 rsquo;-inosinat pada keenam sampel penguat rasa masing-masing sebesar 0,24 1,46; 0,21 2,69; 0,58 3,26; 0,21 0,84; 0,22 3,59; 0,47 2,21. Sedangkan untuk kadar rata-rata dinatrium 5 rsquo;-guanilat pada keenam sampel penguat rasa masing-masing sebesar 0.15 2,85; 0,15 0,12; 0,41 3,80; 0,16 1,72; 0,27 1,18; 0,34 1,83.

ABSTRACT
Disodium 5 39 guanylate and disodium 5 39 inosinate are compounds belong to the group of nucleotides which are commonly used with monosodium glutamate, in order to strengthen the food taste. This research was aimed to obtain a selective analytical method for the assay of disodium 5 39 guanylate and disodium 5 39 inosinate in flavor enhancer sample using high performance liquid chromatography HPLC with photodiode array detector at the wavelength of 255 nm and using Sunfire C18 Column length 250 mm, inner diameter 4.6 mm, 5 m particle size . The mobile phase was a mixture of potassium phosphate buffer and ion pair reagents, hexane 1 sulfonic acid sodium salt, with a flow rate of 1.2 mL minute. The ion pair was used to form a neutral equilibrium resulting in an increased retention of the analyte. The optimized analysis conditions then validated with parameters of accuracy, precision, linearity, selectivity, limit of detection, and limit of quantifiction. The results showed the average level of the disodium 5 rsquo inosinate in the six flavored samples of each 0.24 1.46 0.21 2.69 0.58 3.26 0.21 0.84 0.22 3.59 0.47 2.21. As for the average level of the disodium 5 rsquo guanylate in the six samples of the flavor enhancers were respectively 0.15 2.85 0.15 0.12 0.41 3.80 0.16 1.72 0.27 1.18 0.34 1.83."
2017
S69841
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noviani Sugianto
"Jamu merupakan obat tradisional yang banyak digunakan oleh masyarakat dalam menangani masalah kesehatan. Jamu dinilai lebih aman dibandingkan obat modern karena efek samping jamu relatif sedikit. Namun, akhir-akhir ini ditemukan banyak kecurangan dalam pembuatan jamu dengan menambahkan bahan kimia obat ke dalam jamu. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No 007 tahun 2012 tentang Registrasi Obat Tradisional, dinyatakan bahwa obat tradisional tidak boleh mengandung bahan kimia sintetik atau hasil isolasi yang berkhasiat obat. Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan analisis dan validasi metode analisis glibenklamid dan metformin hidroklorida pada jamu kencing manis secara KLT-densitometri. Metode yang digunakan adalah ekstraksi jamu dengan pelarut metanol kemudian dianalisis dengan KLT-Densitometri dengan menggunakan fase gerak metanol-aquades-asam asetat glasial 9:1:0,25 pada panjang gelombang 237 nm. Dari hasil validasi, didapat koefisien korelasi r kurva kalibrasi pada glibenklamid dan metformin hidroklorida berturut-turut 0,9998 dan 0,9981. Batas deteksi dan batas kuantitasi untuk glibenklamid dan metformin hidroklorida berturut-turut adalah 49,97 g/ml; 166,55 g/ml dan 74,75 g/ml; 249,25 g/ml. Metode ini juga memenuhi kriteria uji selektivitas, akurasi dan presisi. Dari tujuh sampel yang dianalisis, empat diantaranya positif mengandung glibenklamid dengan kadar sampel 1 = 4,9522 , sampel 2 = 4,1495 , sampel 3 = 4,2578 dan sampel 4 = 4,9412.

Jamu is a traditional medicine used by most people for health treatment. The use of traditional medicine is considered safer than modern medicine because of its less side effects. However, there are recently found frauds on jamu production by adding chemical substances into jamu. According to regulation of Minister of Health Indonesia No. 007 in 2012 on Registry of Traditional Medicine, it is stated that traditional medicine must not contain chemical substances or active drug isolation products. This study aims to analyze and validate analytical method of glibenclamide and metformin hydrochloride in herbal diabetic products by TLC densitometry. Method applied was jamu extraction using methanol and followed by analysis using TLC densitometry with methanol aquades glacial acetic acid 9 1 0.25 as mobile phase at wavelength 237 nm. From results of validation, correlation coefficient for glibenclamide and metformin hydrochloride respectively are 0.9998 and 0.9981. Limit of detection and quantitation for glibenclamide and metformin hydrochloride respectively are 49.97 g ml 166.55 g ml and 74.75 g ml 249.25 g ml. This method also meets criteria of selectivity, accuracy, and precision. From seven samples tested, four were positive for glibenclamide with level of sample 1 4.9522 , sample 2 4.1495 , sample 3 4.2578 , and sample 4 4.9412."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S68065
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
New York : Marcel Dekker, 2003
R 543.08 HAN
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
"Instrumental thin-layer chromatography delivers comprehensive coverage of this separation tool with particular emphasis on how this tool can be used in advanced laboratories and integrated into problem-solving scenarios. Significant improvements in instrumentation have outpaced the development of information resources that describe the latest state-of-the-art and demonstrate the full capabilities of TLC. This book provides a contemporary picture of the fundamentals and practical applications of TLC at a level suitable for the needs of professional scientists with interests in project management where TLC is a common tool. Compact, highly focused chapters convey essential information that defines modern TLC and how it can be effectively implemented in most areas of laboratory science. Numerous figures and tables provide access to material not normally found in a single source yet are required by working scientists."
Amsterdam: Elsevier, 2015
e20427020
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Rimayanti
"Penelitian eksperimental untuk menguji kekhususan mangsa siput Phyllidia elegans telah dilakukan di perairan Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Sampel dikarantina secara in-situ dengan spons Axinyssa spp. selama 28 hari. Analisis pemangsaan dilakukan dengan teknik kromatografi lapis tipis (KLT) dengan membandingkan titik yang muncul pada ekstrak bebas garam siput P. elegans dan spons Axinyssa spp.
Hasil analisis KLT menunjukkan bahwa siput P. elegans tidak memangsa spons Axinyssa spp. dalam kondisi kekurangan pangan. Hasil KLT juga menunjukkan bahwa siput P. elegans secara konsisten mengandung amfilekten isosianida yang didapatkan dari spons mangsanya di alam, Dragmacidon sp.

Field experiment was conducted in order to examine prey specificity of nudibranch Phyllidia elegans in Pramuka Island waters, Seribu Islands, DKI Jakarta. Samples were quarantined by in-situ method with sponges Axinyssa spp. for 28 days. Feeding analysis was done using thin layer chromatography technique by comparing spots between salt-free extract of P. elegans and Axinyssa spp.
TLC analysis showed that P. elegans did not feed on Axinyssa spp. under lack-of-food condition. Results of TLC also showed that P. elegans consistently containing amphilectene isocyanide which sequestered from its natural sponge prey, Dragmacidon sp.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S1322
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dolvin Novitasari
"Bayam merah merupakan salah satu sayuran yang diduga terdapat penambahan zat warna sintetik dikarenakan hasil rebusan air yang berwarna sangat merah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktkan ada tidaknya zat warna merah sintetik (ponceau 4R, karmoisin, rodamin B, dan amaran) pada bayam merah yang beredar di pasar tradisional dan moderen yang ada di kota Depok serta menentukan kadar zat warna merah sintetik pada bayam merah jika terbukti mengandung zat merah sintetik yang beredar di pasar tradisional dan moderen yang ada di Depok.
Metode yang digunakan adalah isolasi zat warna dengan bulu domba kemudian dilanjutkan dengan analisis menggunakan reaksi warna, dilanjutkan dengan kromatografi kertas dan KLT Densitometri. Eluen terpilih untuk kromatografi kertas adalah etanol-n-butanol-air (4:5:5) dan isobutanol- etanol-air (3:2:4) sedangkan eluen terpilih untuk KLT-Densitometri adalah etanol- n-butanol-air (3:7:1). Dari tujuh sampel yang diperiksa dalam penelitian ini tidak ada satupun sampel yang mengandung zat warna sintetik.

Red Spinach is one vegetable that are suspected of adding synthetic dyes due to the stew very red-colored water. The purpose of this study was to prove existence of synthetic red dye (ponceau 4R, karmoisin, rodamin B, and amaranth) on the red spinach in the market of traditional and modern in Depok city and to determine the levels of synthetic red dye on red spinach if proven to contain red synthetic substances circulating in the traditional and the modern market in Depok city.
The method used is isolation with wool dyes followed by analysis using a color reaction, followed by paper chromatography and TLC densitometry. Eluent was selected for paper chromatography was n-butanol-ethanol-water (4:5:5) and isobutanol-ethanol-water (3:2:4), while the eluent was selected to TLC- densitometry is n-butanol-ethanol-water (3:7:1). From seven samples examined in this study none of the samples containing synthetic dyes.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S44545
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kamelia Kasuma Indah
"Bunga telang (Clitoria ternatea L.) telah digunakan secara turun-temurun dan diketahui mengandung senyawa fenolik. Fenolik diketahui berpotensi dalam menghambat sintesis melanin melalui penghambatan enzim tirosinase dan sebagai antioksidan. Dengan demikian, bunga telang dapat dikembangkan sebagai agen pencerah kulit dan antipenuaan. Berdasarkan penelitian sebelumnya pada ekstrak bunga telang asal Thailand, ekstrak etanol 95% konsentrasi 200 μg/mL memiliki persentase inhibisi enzim tirosinase 22,04±2,42% serta pada ekstrak air suling memiliki aktivitas antioksidan 0,38±0,01 mmol ekuivalen FeSO4/mg ekstrak. Namun, belum ada penelitian lebih lanjut terkait aktivitas antitirosinase dan antioksidan dengan metode FRAP pada ekstrak etanol 70% bunga telang dari Semarang, Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aktivitas antitirosinase dan antioksidan dengan metode FRAP pada ekstrak etanol 70% bunga telang asal Semarang, Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendemen dan kadar air ekstrak etanol 70% bunga telang berturut-turut sebesar 46,702% dan 5,303±0,072%. Berdasarkan skrining awal, ekstrak bunga telang positif mengandung senyawa fenolik, flavonoid, alkaloid, dan terpenoid. Lebih lanjut, kadar fenolik totalnya adalah 32,877±0,652 mgEAG/g ekstrak. Selain itu, aktivitas penghambatan enzim tirosinasenya memiliki IC50 73,675±0,753 μg/mL (aktivitas kuat), sedangkan pembanding asam kojat memiliki IC50 11,423±0,065 μg/mL (aktivitas sangat kuat). Sementara itu, hasil uji aktivitas antioksidan metode FRAP-nya adalah 11,752±0,091 g ekuivalen FeSO4/100g ekstrak, sedangkan pada pembanding asam askorbat adalah 303,553±2,217 g ekuivalen FeSO4/100g asam askorbat. Dengan demikian, ekstrak etanol 70% bunga telang dari Semarang memiliki aktivitas antitirosinase yang kuat, tetapi aktivitas antioksidan melalui mekanisme transfer elektron yang cenderung lemah.

Butterfly pea flowers (Clitoria ternatea L.) has been used for generations and is known to contain phenolic compounds. Phenolics are known to have potential in inhibiting melanin synthesis through inhibition of tyrosinase enzyme and as antioxidants. Thus, butterfly pea flowers can be developed as skin lightening and anti-aging agent. Based on previous research on butterfly pea flowers extract from Thailand, 95% ethanolic extract at 200 μg/mL could inhibited tyrosinase enzyme 22.04±2.42% and distilled water extract had antioxidant activity 0.38±0.01 mmol FeSO4 equivalent/mg extract. However, there was no further research related to antityrosinase and antioxidant activity with FRAP method on 70% ethanolic butterfly pea flowers extract from Semarang, Indonesia. This study aimed to analyze the antityrosinase and antioxidant FRAP method activities on 70% ethanolic butterfly pea flowers extract from Semarang, Indonesia. The results showed that the yield and moisture content were 46.702% and 5.303±0.072%, respectively. Based on preliminary screening, it was positive for phenolics, flavonoids, alkaloids, and terpenoids. Furthermore, the total phenolic content was 32.877±0.652 mgGAE/g extract. In addition, its antityrosinase activity had an IC50 73.675±0.753 μg/mL (strong activity), while kojic acid had an IC50 11.423±0.065 μg/mL (very strong activity). Meanwhile, the results of antioxidant activity test by FRAP method was 11.752±0.091 g FeSO4 equivalent/100g extract, while the ascorbic acid comparator was 303.553±2.217 g FeSO4 equivalent/100g ascorbic acid. Thus, 70% ethanolic butterfly pea flowers extract from Semarang had strong antityrosinase activity, but antioxidant activity through electron transfer mechanism was weak."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Berlin: Springer-Verlag, 1969
R 543.8 THI
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>