Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 192767 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hanifah
"Driver Performance merupakan hasil dari perilaku pengemudi bus yang dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan dimana hal tersebut menjadi penting untuk dikenali terkait potensi terjadinya kecelakaan yang disebabkan oleh faktor manusia. Pada tahun 2016 terdapat 22 kasus kecelakaan di Perum DAMRI bandara yang diakibatkan oleh faktor manusia baik pengemudi itu sendiri maupun pengendara jalan lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran serta hubungan antara faktor pekerjaan dan non pekerjaan driver performance pada pengemudi bus DAMRI UAKB Soekarno-Hatta Trayek Bogor. Variabel yang termasuk dalam faktor non pekerjaan yang diteliti meliputi usia, tingkat pendidikan, dan pengalaman mengemudi. Sedangkan variabel yang termasuk dalam faktor pekerjaan yang diteliti meliputi durasi kerja, waktu istirahat, kondisi kendaraan, dan kondisi jalan. Penelitian ini bersifar deskriptif observasional dengan desain pendekatan cross sectional. Penilaian driver performance dilakukan pada 57 responden dan diukur berdasarkan standar nasional pengemudi bus yang dikeluarkan oleh Driver and Vehicle Standard Agency DVSA tahun 2014 dengan menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan 77,2 pengemudi memiliki driver performance dalam kategori baik. Berdasarkan hasil uji statististik didapatkan faktor yang berhubungan dengan driver performance adalah kondisi kendaraan dan kondisi jalan.

The Driver Performance is the result of the bus driver behaviour compared to the predetermined standard where it becomes important to recognize the potential for accidents caused by human factors. In 2016 there are 22 cases of accidents at Perum DAMRI airport caused by human factors both the driver itself and other road riders. This study aims to determine the description and the relationship between non work related and work related factors of the driver performance in DAMRI bus driver UAKB Soekarno Hatta Bogor Route. The variables in the non work related factors include age, education, and driving experience. While the variables in work related factors included include duration of work, rest time, vehicle condition, and road conditions. This research is descriptive observational with cross sectional approach design. Performance driver assessment was conducted on 57 respondents and measured according to the national standards of bus drivers issued by the Driver and Vehicle Standards Agency DVSA in 2014 using a questionnaire. The results showed that 77.2 of drivers had driver performance in either category. Based on the results of statistical tests obtained factors associated with driver performance is the condition of the vehicle and road conditions."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S68821
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mufida Fati
"Dalam industri transportasi, permasalahan kelelahan menjadi salah satu isu penting yang erat kaitannya dengan kesehatan dan kualitas hidup pengemudi, serta potensi kecelakaan. Pekerjaan mengemudi merupakan suatu pekerjaan yang membutuhkan tingkat konsentrasi tinggi karena memerlukan koordinasi yang cepat dan tepat antara indera, sehingga mengemudi merupakan suatu pekerjaan yang sangat berisiko tinggi mengalami kelelahan. Terdapat banyak faktor risiko kelelahan pada pengemudi, baik itu dari faktor pekerjaan maupun faktor non pekerjaan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara faktor risiko pekerjaan dan non pekerjaan dengan kelelahan pada pengemudi. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional study. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner yang diadopsi dari kuesioner Fatigue Assessment Scale (FAS) dan Occupational Fatigue Exhaustion Recovery (OFER) untuk mengukur kelelahan pengemudi secara subjektif dan menggunakan aplikasi Sleep-2-Peak untuk mengukur kelelahan pengemudi secara objektif. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat dengan uji regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara masa kerja, waktu isitrahat, jenis pekerjaan, monotoni, usaha kerja, penghargaan kerja, stress kerja, usia, dan kualitas tidur dengan kelelahan. Oleh karena itu perlu diadakan pengembangan program pencegahan dan pengendalian kelelahan (fatigue management) di tempat kerja, melihat hubungan faktor pekerjaan lebih dominan terhadap kelelahan dibandingkan faktor non pekerjaan.

In the transportation industry, fatigue has become one of the important issues that are closely related to the health and quality of life of the driver, as well as the potential for accidents. Driving is a job that requires a high level of concentration because it requires fast and precise coordination between the senses, so driving is potentially pose a greater risk to fatigue. There are many risk factors that can contribute to driver fatigue from work related and non work related factors. This study was conducted  to determine the relationship between work related and  non-work related factors to driver fatigue. The research is using cross sectional study design. Data was collected by using an adopted questionnaire from the Fatigue Assessment Scale (FAS) and Occupational Fatigue Exhaustion Recovery (OFER) to measure driver fatigue subjectively and the Sleep-2-Peak application to measure driver fatigue objectively. Univariate and bivariate logistic regression  was used to analyze the data. The results showed that there was a significant association between work period, rest breaks, type of work, monotony,effort, reward, work stress, age, and quality of sleep with fatigue. Therefore, it is necessary to develop a fatigue management program in the workplace, refers to the result that the relationship between work related factors and fatigue is more dominant than non-work related factors."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silaban, Togar C.
"Tujuan : Untuk mengetahui potensi penumpang dari Bekasi menuju Bandara. Soekarno-Hatta dan alasan responden mau atau tidak mau menggunakan bus DAMRI serta membuat model peluang orang Bekasi menggunakan bus DAMRI.
Tempat : Bandara Soekarno-Hatta 18 April sampai 22 April 2006
Metode : Deskriptif kualitatif dan kuantitatif dengan analisis SPSS dan EViews.
Hasil : Dari 246 responden, sebanyak 101 orang (41%) menggunakan bus DAMRI dalam perjalanan menuju Bandara dan sebanyak 145 orang (59%) menggunakan moda angkutan lainnya. Alasan responden tidak mau menggunakan bus DAMRI adalah tidak mau repot 58 orang (40%) dan lokasi yang terlalu jauh 102 orang (70,3%). Responden yang naik DAMRI memberi alasan tarif murah 40 orang (39,6%) dan aman, nyaman, berjadwal 36 orang (35,6°/0), sedangkan kelemahannya adalah lokasi terlalu jauh 62 orang (61,4%) dan tidak ada jaminan tempat duduk 34 orang (33,7%) dan jam pemberangkatan tidak jelas 34 prang (33,7%). Jumlah potensi penumpang per hari 3.131 orang. Jumlah armada yang diperlukan 7 unit. Bekasi Timur mempunyai potensi penumpang 864 orang, Pondok Gede 690 orang. Dengan menggunakan analisis EViews didapat model peluang dengan rumus MODA = 1-@LOGIT(-(-4.780460786 + 0.6657819022*KEBANDAR + 3.554133823*ONGKOSMA))
Kesimpulan: Lokasi merupakan masalah utama pemilihan penggunaan DAMRI. Dari daerah Bekasi menuju Bandara Soekarno-Hatta perlu ditambah 2 terminal baru, yaitu di Bekasi Timur dan Pondok Gede. Kemungkinan pangsa pasar DAMRI dapat ditingkat dengan menggunakan rumus model: MODA = 1-@LOGIT(-(-4.780460786 + 0.6657819022*KEBANDAR + 3.554133823*ONGKOSMA))

Goals : To find out the potentials of passengers from Bekasi to Soekarno-Hatta Airport, the reasons behind their willingness to ride on DAMRI buses, and modeling the chances of Bekasinese to use DAMRI buses.
Location : Soekarno-Hatta Airport, 18-22 April 2006
Methods : Qualitative and quantitative descriptions with SPSS and Eviews analysis.
Results: Out of 246 respondents, 101 (41%) use DAM RI buses on their way to the Airport, and 145 (59%) use other modes of transportation. The reasons on not using DAMRI buses are don't want to be bother 58 (40%) and remote location 102 (70,3%). Respondent using DAM RI buses said the_ ticket is cheap 40 (39,6%), and secured, comfortable, scheduled 36 (35,6%), while at the same time stated that location is remote 62 (61,4%), no seat insurance 34 (33,7%) and uncertain departure time 34 (33,7%) as the weak points. Potential passengers per day are 3.131 people with Bekasi Timur 864 people and Pondok Gede 690 people. The buses needed: 7 units. Using Eviews analysis come the potentials model with formula as follow.
MODA = 1-@LOGIT(-(-4.780460786 + 0.6657819022*KEBANDAR + 3.554133823*ONGKOSMA))
Conclusions: Location is a major problem in choosing DAMRI buses. From Bekasi area, 2 new terminals needed (in Bekasi Timur and Pondok Gede). Possibilities in raising DAMRI's market can be calculated using that formula.
Keywords: DAMRI; Airport; ticket price; number of rite; model; passengers; unit of buses; modes of transportation.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T20150
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Putu Eka Puspitasari
"Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan Faktor-Faktor yang berhubungan dengan Driver Performance pada pengemudi bus Perum DAMRI Antar Kota Antar Provinsi AKAP Lampung tahun 2017. Variabel yang di teliti adalah faktor individu umur, masa kerja dan tingkat pendidikan , faktor pekerjaan jadwal kerja dan waktu istirahat dan faktor lingkungan sarana prasarana jalan, gangguan selama perjalanan dan kondisi kendaraan .Driver Performance diukur berdasarkan pada 5 indikator dari Driver and Vehicle Standards Agency DVSA yaitu persiapan sebelum perjalanan, kontrol pengemudi, kepatuhan lalu lintas, keselamatan berkendara dan peninjauan peningkatan mengemudi. Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan kuantitatif observasional dengan menggunakan studi cross sectional melalui penyebaran kuesioner dengan jumlah sampel sebanyak 53 responden dan observasi lapangan. Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis dengan univariat menggunakan analisis distribusi dan analisis bivariat untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang bermakna secara statistik.Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa Driver Performance responden sebagian besar adalah baik 67,9 . Hasil analisis bivariat menyatakan ada hubungan yang secara statistik bermakna antara driver performance dengan variabel kondisi kendaraan.

This study aims to explain the factors associated with Driver Performance on DAMRI Lampung Intercity bus drivers. Variables in the observation are the individual factors age, years of service and education level , work factors work schedule and rest period and environmental factors road infrastructure, disruption during trip and vehicle conditions . Driver performance are measured based on the 5 indicators of the Driver and Vehicle Standards Agency DVSA of pre trip preparation, driver control, traffic compliance, driving safety and improved driver review. This study was conducted through an observational quantitative approach using cross sectional study through the spreading of questionnaires with the number of samples of 53 respondents and field observation. The data obtained in this study were analyzed by univariate using distribution analysis and bivariate analysis to know whether there was a significant relationship statistically. The result of univariate analysis shows that the Driver Performance of respondent is mostly good 67,9 . The result of bivariate analysis stated that there was a statistically significant relationship between driver performance and vehicle condition."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S69010
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Dian Mardiaty
"Pengemudi bis antar kota adalah profesi yang bertanggung jawab terhadap keselamatan banyak jiwa, tidak hanya para penumpang yang dibawanya namun juga para pengguna jalan yang lain. Untuk itu dibutuhkan stamina dan kondisi fisik yang prima agar mereka dapat bekerja dengan baik. Sementara cara kerja yang cukup melelahkan serta beberapa perilaku kurang baik yang banyak dilakukan oleh para pengemudi bis antar kota ini membuat mereka rentan terkena gangguan kesehatan antara lain hipertensi. Hasil skrining kesehatan pada pengemudi bis antar kota yang dilakukan pada bulan Juli 2015 di terminal Poris Plawad Tangerang didapatkan kejadian hipertensi sebesar 25 %. Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya masalah hipertensi dan hubungannya dengan faktor pekerjaan serta faktor lain pada pengemudi bis antar kota di terminal Poris Plawad Tangerang. Penelitian ini menggunakan metode potong lintang, dimana dilakukan pengukuran tekanan darah serta wawancara terhadap responden. Dari penelitian yang dilakukan terhadap 84 responden, didapatkan prevalensi hipertensi sebesar 57,1 %, dan terdapat hubungan yang bermakna antara Indeks Masa Tubuh berlebih dengan kejadian hipertensi pada pengemudi bis antar kota di terminal Poris Plawad Tangerang ini. Dimana pengemudi dengan indeks masa tubuh berlebih memiliki risiko sebesar 16 kali untuk terkena hipertensi dibandingkan dengan pengemudi dengan indeks masa tubuh normal.

Inter city bus driver is a profession that is responsible for the safety of many people, not only his passengers but also other road users. It requires good performance so that they can work well and safely. Exhausting way of working as well as some bad behavior which is mostly done by this inter city bus drivers have made them susceptible to health problems such as hypertension or other cardiovascular diseases. The results of inter city bus drivers’s health screening in Poris Plawad bus station Tangerang held on July 2015 found the prevalence of hypertension is 25 %. The purpose of this study is to determine hypertension problems and it relations with work related and other factors among the inter city bus drivers in Poris Plawad Bus Station Tangerang. This study using cross sectional method, with examination of respondent’s blood pressure and also some interviews for collecting other data. From 84 respondents it was found that the prevalence of hypertension was 57,1% and there was a significant relationship between body mass index and hypertension, which is the drivers with overweight had 16 times risk to have hypertension compare with them with normal weight."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Kusuma Dewi
"ABSTRAK
Industri transportasi umum darat di Indonesia semakin dibutuhkan, mengingat semakin banyak masyarakat yang membutuhkan. Situasi yang serba tiada kepastian, masih menyisakan adanya kegiatan-kegiatan usaha yang bersifat pribadi dan bisnis, sehingga alat transportasi pendukung ke bandara Soekarno-Hatta bagi masyarakat yang membutuhkan masih diperlukan. Perum Damri Unit Angkutan Khusus Bandara Soekarno-Hatta sebagai perusahaan BUMN yang mengkhususkan dan dengan menyediakan jasa transportasi ke bandara mencoba memberikan pelayanan yang terbaik bagi penumpang. Layanan yang dapat memuaskan penumpang adalah yang selalu dicari dimana ada rasa aman, nyaman, tepat waktu dan tarif yang yang terjangkau. Oleh sebab itu agar perusahaan dapat mencapai kepuasan pelanggan yang tinggi, maka perlu diketahui aspek-aspek yang relevan dengan kepuasan pelanggan.
Dengan dasar pemikiran diatas, maka penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi atribut-atribut yang mempengaruhi penumpang dalam memutuskan pemilihan perusahaan angkutan khusus ke bandara menggunakan bus DAMRI, kinerja perusahaan jasa angkutan umum dalam memuaskan pelanggan.
Data primer yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari 200 responden, dengan hasil 188 responden (sisanya rusak, tidak menjawab, dli) yang berdomisili di Jabotabek melalui pengisian kuisioner dimana pengumpulan data dilakukan dengan metode self-administered survey. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui penelitian eksploratif terhadap berbagai media cetak. Metode pemilihan sampel yang digunakan adalah cluster sampling (Probability sampling).
Hasil-hasíl penelitian ini menunjukkan bahwa atribut-atribut yang mempengaruhi pelanggan dalam memutuskan pemilihan perusahaan jasa angkutan bus dengan mengacu kepada tingkat kepentingan atribut yaltu harga karcis bus yang terjangkau termasuk dalain kategori layanan sebelum keberangkatan (dimensi Reliability), dan kebersihan dalam bus termasuk dalam kategori layanan selama perjalanan ke bandara (dimensi Tangibles).
Selain itu dengan melihat analisa Gap yang ada pada perusahaan, bahwa dimensi Responsivenss (daya tanggap) yang memberikan celah antara penumpang dengan perusahaan yang terbesar adalah petugas tidak dapat memberikan informasi jika ada masalah seperti kesesuaian jadwal penerbangan dengan ketepatan keberangkatan bus sehingga menyebabkan perusahaan harus Iebih memperhatikan kinerja dari SDMnya serta memberikan layanan yang terbaik bagi para penumpangnya. Gap berikutnya juga mengenai ketepatan waktú keberangkatan bus yang tidak tepat waktu. Penumpang mengharapkan adanya disiplin tepat waktu agar dapat menyesuaikan dengan kesesuaian jadwal penerbangan maupun sampai di kantor didaerah bandara.
Sebelum memasuki perusahaan DAMRI, akan Iebih balk bila kita membahas tentang industri transportasi di Indonesia, dimana Perum DAMRI termasuk sebagai transportasi darat. Kemudian Jika dilihat bahwa Perum DAMRI yang memiliki karakteristik jasa yaltu ketidaknyataan (intangibility), tidak terpisahkan antara produksi dan konsumsinya (inseparability), tidak tahan lama (perishability), dan keragaman (variability), dimana Perusahaan harus lebih melihat elemen-elemen pemasaran seperti price, product, promotions, place, people, process dan customer service (7P) serta untuk lebih mengkajì strategi apa yang baik bagi perusahaan jasa seperti Perum DAMRI ususnya bus bandara DAMRI.
Adanya empat karakteristik yang khas pada perusahaan jasa maka umumnya kegagalan dan usaha jasa adalah karena adanya perbedaan persepsi antara jasa yang diharapkan oleh pelanggan dan yang disampaikan oleh penyedia jasa. Untuk menghindari kegagalan tersebut maka strategi pemasaran yang seharusnya dilakukan oleh Perum DAMRI UAK. Bandara harus meliputi pemasaran eksternal, pemasaran internal dan pemasaran interaktif.
Pemasaran eksternal menggambarkan kerja normal yang dilakukan oleh perusahaan melalui strategi-strategi : mempersiapkan jasa dengan ramuan jasa pada UAK. Bandara, menentukan harga jasa dengan metoda yang berorientasi pada nilai guna permintaan, mendistribusikan jasa dan mempromosikan jasa kepada konsumen dengan penyebaran informasi, promosi dan kerjasama dengan perusahaan / negosiasi dan mengkomunikasikan jasa kepada pelanggan yang selama ini pasif kini dengan adanya personal selling maka UAK. Bandara dapat lebih meningkatkan komunikasi jasanya kepada pelanggan.
Pemasaran internal menggambarkan pekerjaan yang dilakukan oleh perusahaan untuk melatih dan mendorong pelanggan internalnya, yaitu : karyawan penghubung pelanggan, dan karyawan pendukung pelayanan yang bekerja sebagai sebuah team agar dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan, agar setiap orang dalam organisasi dapat melakukan pemasaran. Hal ini yang dilakukan oleh UAK. Bandara adalah dengan usaha usaha jangka panjang seperti menciptakan budaya melayani dan orientasi pemasaran pelayanan kepada pelanggan dan usaha jangka pendek dengan kampanye pemasaran secara berkesinambungan agar karyawan sadar bahwa pemuasan kebutuhan dan keinginan penumpang bus bandara merupakan hal yang signifikan.
Dalam kenyataannya pemasaran internal harus mendahului pemasaran ekstemal. Akan sedikit sekali artinya, jika perusahaan mengiklankan jasa istimewa sementara pada staf perusahaan belum slap melayanínya. Diperlukan adanya motivasi yang kuat dari karyawannya. Oleh karena itu adanya usaha-usaha seperti peningkatan kesejahteraan karyawan yang dibenikan oleh UAK. Bandan, adanya pemberian THR, lalu menyelenggarakan training-training yang berkesinambungan agar karyawan dapat menìngkatkan mutu pelayanan yang maksimal kepada penurnpang.
Kemudian yang tenakhir adalah pemasaran interaktif menjelaskan keahlian karyawan dalam menangani hubungan dengan pelanggan. Dalam pemasaran jasa mutu pelayanan ditentukan oleh yang melakukan pelayanan. Para pelanggan tidak dapat menganggap bahwa mereka akan memuaskan pelanggan hanya karena niereka telah melakukan pelayanan teknis yang balk. Oleb karena itu harus dikuasai bend tentang pemasaran interaktif oleh para karyawan. Hal-hal yang harus dilakukan adalah dengan menead SDM yang bandai, tepat dan terpercaya. Kemudian adanya faktor pendukung linnya seperti fasilitas yang dapat menunjang kegiatan usaba UAK. Bandara seperti bengkel atau tempat pemeiiharaan dan adanya kelengkapan suku cadang sebagai sarana pendulcung dari kinerja perusahaan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T1442
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Evie M. J.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1991
S9038
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nesia Putri Sharfina
"Fatigue diakui sebagai risiko utama yang membahayakan keselamatan dalam dunia penerbangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan kelelahan pada petugas Tower Control ATC di Jakarta ATS Center, Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Faktor yang diteliti yaitu faktor risiko terkait pekerjaan (shift kerja dan durasi kerja) dan faktor risiko tidak terkait pekerjaan (usia, jenis kelamin, status gizi, kuantitas tidur, dan waktu tempuh perjalanan) terhadap kelelahan. Checklist Individual Strength-20 (CIS-20) digunakan untuk mengukur kelelahan secara subjektif. Penelitian ini bersifat kuantitatif observasional dengan menggunakan desain studi cross sectional. Hasil penelitian diketahui sebanyak 56,5% petugas Tower Control mengalami kelelahan. Namun, dari keseluruhan variabel tidak ditemukan hubungan yang signifikan secara statistik terhadap kelelahan.

Fatigue is recognized as a major risk that endanger the safety of aviation world. This study aims to determine risk factors associated with fatigue on Aerodrome Controllers in Jakarta ATS Center, Soekarno-Hatta International Airport. Factors studied were work-related factors (shift work and duration of work) and non-work-related factors (age, sex, nutritional status, sleep quantity, and commuting time) to fatigue. Checklist Individual Strength-20 (CIS-20) was used to measure fatigue subjectively. This research is a quantitative observational study using cross sectional design. The results of the study known as much as 56,5% of Aerodrome Controllers experiencing fatigue. However, there is no significant relationship to fatigue found from all of the variables statistically in this study."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S65471
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Riska Nur Hendriyanti
"ABSTRAK
Kelelahan adalah suatu kondisi fisik dan / atau mental, yang mengakibatkan pekerja menjadi tidak fokus ketika bekerja dan berdampak negatif pada pekerjaannya. Kelelahan merupakan salah satu dari tiga penyebab kesalahan dalam pemberian obat. Konsekuensi dari kelelahan kerja perawat salah satunya adalah terjadinya penurunan dalam mengantisipasi pekerjaan dan keselamatan pasien. Penelitian ini dilakukan untuk melihat adanya hubungan antara faktor terkait pekerjaan maupun non-pekerjaan dengan kelelahan kerja pada perawat Unit Rawat Inap di RSUD Kota Depok. Data yang dikumpulkan secara keseluruhan diperoleh dari bidang terkait RSUD Kota Depok dengan subjek penelitian adalah perawat Unit Rawat. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan menggunakan pendekatan metode kuantitatif (Chi Square). Hasilnya, tidak terdapat hubungan antara faktor terkait pekerjaan maupun non-pekerjaan dengan kelelahan kerja pada perawat Unit Rawat Inap RSUD Kota Depok.

ABSTRAK
Fatigue is a physical or mental condition which resulted in workers becoming unfocused when working and have a negative impact on his work. Fatigue is one of the top three causes of errors in drug prescription. The consequences of nurses work fatigue one of them is the decline in anticipation of work and patient safety. This study was done to see the correlation between work factor and non-work factor with work fatigue in nurse?s hospitality care unit at RSUD Depok City Year 2016. Data collected as a whole is obtained from a related field at RSUD Depok City with research subjects were nurses care unit. Research design is cross sectional using the approach quantitative methods (chi square). Result, there is no correlation between work factor and non - work factor with work fatigue in nurse?s hospitality care unit at RSUD Depok City Year 2016.
"
2016
S63629
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>