Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 169086 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Irvan Firdausy
"ABSTRAK
Tuberkulosis paru adalah salah satu penyakit menular yang membutuhkan pengobatan yang panjang. Ketidakpatuhan pengobatan dapat menyebabkan TB resisten obat. Ketidaktahuan masyarakat dan persepsi yang salah tentang penyakit dan pengobatannya dapat menimbulkan stigma. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara stigma pasien TB paru terhadap kepatuhan minum OAT. Penelitian ini menggunakan studi kuantitatif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan non convenience sampling dengan jumlah sampel 100 responden. Variabel independen menggunakan instrumen kuesioner 8-Stigma Scale dengan 8 pertanyaan seputar stigma, variabel dependen menggunakan kuesioner kepatuhan yang sudah digunakan sebelumnya. Kedua kuesioner tersebut sudah di uji validitas dan reliabilitasnya dan dinyatakan valid dan reliabel. Uji analisis data menggunakan chi square. Hasil penelitian terdapat hubungan yang signifikan antara stigma pasien TB paru terhadap kepatuhan minum OAT P value = 0,025 ; OR 0,332 . Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan rekomendasi untuk memberikan pendidikan kesehatan tentang stigma TB dan dapat meningkatkan kepatuhan dan efikasi diri pasien TB.

ABSTRACT
Tuberculosis is an airborne infectious disease that requires a long treatment. Noncompliance with medication may result TB drugs resistant. TB patients are commonly stigmatized due to inadequate knowledge concerning TB disease. The purpose of the study was to investigate the relationship between stigma of pulmonary TB patients and patient rsquo s drugs compliance. This study used quantitative correlational study with cross sectional approach. A convenience sample of 100 patients was involved in this study. The independent variable used the 8 Stigma Scale questionnaire instrument with 8 questions about stigma, dependent variable used compliance questionnaire that has been tested. Both questionniare has been tested the validity and reliability and declared valid and reliable. The data were analyzed using chi square. The result of the study showed significant correlation between stigma of pulmonary TB patients and TB drugs medication compliance P value 0,025 OR 0,332 . This study was expected to be a recomendation to provide health education about TB stigma and then improve compliance and self efficacy of pulmonary TB patient."
2017
S69748
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rineta Apgarani
"ABSTRAK
Latar belakang: Semakin tingginya angka kejadian Tuberkulosis Multi Drug Regimen TB MDR pada pasien TB dengan riwayat OAT kategori II dan hasil pengobatan yang tidak memuaskan menimbulkan pertanyaan mengenai efektivitas dan faktor yang mempengaruhi efektivitas regimen ini. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menilai efektivitas OAT kategori II dan faktor-faktor yang mempengaruhinya karakteristik demografi, komorbiditas, pola resistensi, bacterial load, konversi dan TB ekstra paru pada pasien TB paru dengan riwayat pengobatan sebelumnya di RSUP Persahabatan. Metode: Penelitian dengan metode consecutive sampling dilakukan pada pasien yang diberikan pengobatan kategori II di Poli Paru RS Persahabatan tahun 2014.Hasil: Sebanyak 68 subjek yang mendapat pengobatan OAT kategori II diikutsertakan dalam penelitian ini. Karakteristik terbanyak yaitu subjek berusia 21-40 tahun 50,7 , laki-laki 64,8 , kasus kambuh 67,6 , komorbid DM 15,5 , pleuritis 8,5 , resistensi RHES 5,6 , kemasan KDT 94,4 , konversi 69,6 , dan bacterial load negatif 35,2 . Berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya didapatkan frekuensi pengobatan kategori II 1 kali sebanyak 73,2 dengan lama pengobatan 8-12 bulan sebesar64,8 . Hasil pengobatan kategori II sembuh sebanyak 54,4 . Faktor yang memiliki hubungan bermakna dengan keberhasilan pengobatan yaitu lama pengobatan p=0,000 .Kesimpulan: Efektivitas rejimen pengobatan kategori II pada penelitian ini cukup baik. Faktor yang memiliki hubungan bermakna dengan keberhasilan pengobatan adalah lama pengobatan dan TB ekstraparu.

ABSTRACT
Background The high incidence of MDR TB patients with history of category II anti tuberculosis treatment and the unsatisfactory results of the outcome raise questions on the effectiveness and the influencing factors of this regimen.Objective This study aimed to asses the effectivity of category II anti tuberculosis and the influencing factors demographic characteristics, comorbidities, resistance patterns, bacterial load, sputum conversion and extra pulmonary TB in pulmonary TB patients with a history of previous treatment at RSUP Persahabatan.Methods Study was conducted with consecutive sampling in patients given treatment of category II in RSUP Persahabatan Lung Clinics in 2014.Results The study sample was 68 subjects who received category II anti tuberculosis. The most characteristic found was the age of 21 40 year 50.7 , male 64.8 , relapse cases 67.6 , DM comorbid 15.5 , TB pleurisy 8.5 , RHES resistance 5.6 , FDC drug packaging 94.4 , sputum conversion 69.6 and negative bacterial load 35.2 . History of the category II anti tuberculosis treatment 1 times was 73.2 with a duration of 8 12 months 64.8 . Most of the treatment outcomes were cured 54.4 . Factors which had significant correlation were the length of treatment p 0.00 .Conclusion Effectiveness of category II treatment regimens is quite satisfactory. Factors which have a significant correlation are the duration of treatment. "
2016
T55578
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Wijayanti
"Aspergiloma sering ditemui pada pasien-pasien paska tuberkulosis paru, namun sangat jarang terjadi pada ibu hamil. Oleh karena itu, pemantauan terapi obat pada pasien aspergilloma paru bekas TB penting untuk dilakukan. Tugas khusus ini bertujuan untuk menganalisis pemantauan terapi obat pada pasien ibu hamil dengan aspergilloma paru bekas TB di RSUP Persahabatan. Metode pelaksanaan dilakukan dengan memilih pasien di ruang rawat inap berdasarkan kondisi dan obat-obatan pasien. Data yang dikumpulkan meliputi Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT), SOAP dokter, perawat, dan apoteker, daftar terapi obat yang diterima pasien selama dirawat, dan hasil pemeriksaan laboratorium pasien. Analisis data dilakukan secara deskriptif untuk memberikan gambaran mengenai masalah terkait obat dan rekomendasi terapi pada pasien. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien diberikan Itrakonazol 1 x 200 mg yang diindikasikan untuk aspergilloma paru serta untuk mengurangi gejala simptomatiknya yakni hemoptisis diberikan asam traneksamat inj, fitomenadion, dan adona sementara batuk nya diberikan N-asetilsistein 3 x 200 mg. Selain itu, masalah terkait obat (DRP) yang terjadi pada pasien ibu hamil dengan aspergilloma paru bekas TB ini meliputi menerima obat salah dan ketidakpatuhan (stok obat kosong), serta peneliti memberikan rekomendasi untuk penggantian terapi obat kodein menjadi N-Asetilsistein. Kesimpulan tugas khusus ini adalah terdapat masalah terkait obat pada pasien ibu hamil dengan aspergilloma paru bekas TB di RSUP Persahabatan.

Aspergilloma is often found in post-pulmonary tuberculosis patients, but it is very rare in pregnant women. Therefore, monitoring of drug therapy in patients with ex-TB pulmonary aspergilloma is important to do. This special assignment aims to analyze the monitoring of drug therapy in pregnant women with ex-TB pulmonary aspergilloma at Persahabatan General Hospital. The implementation method is carried out by selecting patients in the inpatient room based on the patient's condition and medications. The data collected includes the Integrated Patient Development Record (CPPT), SOAP of doctors, nurses and pharmacists, a list of drug therapy received by the patient while being treated, and the results of the patient's laboratory examinations. Data analysis was carried out descriptively to provide an overview of drug-related problems and therapeutic recommendations for patients. The results showed that the patient was given Itraconazole 1 x 200 mg which was indicated for pulmonary aspergilloma and to reduce the symptomatic symptoms namely hemoptysis was given tranexamic acid inj, fitomenadion, and adona while the cough was given N-acetylcysteine 3 x 200 mg. In addition, drug-related problems (DRP) that occur in pregnant women with ex-TB pulmonary aspergilloma include receiving the wrong drug and non-adherence (empty drug stock), and researchers providing recommendations for changing codeine drug therapy to N-Acetylcysteine. The conclusion of this special assignment is that there are drug-related problems in pregnant women with ex-TB pulmonary aspergilloma at Persahabatan Hospital."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Vika Endria
"Penyakit tuberkulosis paru dapat menimbulkan penurunan terhadap aspek kualitas hidup pasien TB Paru. Beberapa faktor yang mempengaruhi kondisi tersebut adanya depresi dan stigma negatif terhadap penyakit. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan depresi dan stigma dengan kualitas hidup pasien tuberkulosis paru yang menjalani pengobatan OAT.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain cross sectional dan teknik yang digunakan adalah concecutive sampling. Populasi target dalam penelitian ini adalah pasien tuberkulosis paru yang menjalani pengobatan OAT di poli paru RSUP Persahabatan yang berjumlah 96 responden. Data dianalisis dengan uji analisa univariat dan bivariat, hasil uji bivariat menggunakan pearson menunjukan hasil p = 0,000 p < 0,05. Berdasarkan hasil tersebut menunjukan adanya hubungan antara depresi dan kualitas hidup serta stigma dan kualitas hidup pasien tuberkulosis paru. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menunjukan perlunya deteksi dini depresi dan stigma dilakukan oleh perawat pada saat merawat pasien TB paru.

Treatment pulmonary tuberculosis disease may lead to a decrease in the quality of life of patients with pulmonary tuberculosis. Several factors that affect the existence of depression and negative stigma against the disease.The study aimed to identify relation of depression and stigma and quality of life of patients with tuberculosis who were undergoing anti tuberculosis regimen.
This quantitative study used cross sectional approach and used consecutive sampling technic. Target population of this study was patients with tuberculosis who have undertaking anti tuberculosis medication in polyclinic of pulmonary of RSUP Persahabatan with total sample of 96 respondents.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S69265
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fullarini Stopiati Kukuh Lakutami
"Pendahuluan : Kerusakan paru yang luas dan riwayat pemakaian antibakteri jangka panjang merupakan faktor risiko yang meningkatkan angka kejadian kolonisasi jamur. Kedua hal ini terjadi pada pasien TB paru MDR. Meningkatnya kasus TB MDR di Indonesia akan meningkatkan risiko terjadinya kolonisasi jamur di paru. Penelitian ini untuk mengetahui profil kolonisasi jamur pada pasien bekas TB paru MDR.
Metode : Penelitian potong lintang terhadap pasien yang telah dinyatakan sembuh dari TB paru MDR dari tahun 2009-2015, yang kontrol ke Poli TB MDR RSUP Persahabatan selama bulan November-Desember 2015. Dengan menggunakan teknik consecutive sampling maka ditentukan sebanyak 61 subjek yang kemudian dilakukan induksi sputum. Hasil sputum induksi kemudian dilakukan pemeriksaan sputum jamur langsung dan biakan jamur dalam media Saboraud Dextrose Agar.
Hasil : Subjek berusia antara 19-76 tahun. Dari 61 pasien , kelompok usia terbanyak antara usia 35-50 tahun sebnayak 28 orang (45,9%) diikuti usia kurang dari 35 tahun 23 orang (37,7%) dan usia lebih dari 50 tahun sebanyak 10 orang (16,01%). Sebanyak 28 orang (45,95) IMT normal, 17 orang IMT berlebih dan 16 orang (26%) IMT kurang. Sebanyak 28 subjek (45,9%) mempunyai riwayat merokok. Spektrum kolonisasi jamur pada pasien bekas TB paru MDR adalah 42 orang (68,9%) kolonisasi jamur positif dengan 29 orang (47,5) spesies C. albicans, 6 (9,8%) kombinasi C. albicans dan C. tropicalis, 2 orang (3,3%) masing-masing As flavus dan kombinasi C. albicans dan C. krusei serta masing-masing 1 orang (1,6%) spesies C. tropicalis, C. parapsilosis dan kombinasi C. albicans+C. parapsilosis.
Kesimpulan: Kolonisasi jamur pada pasien bekas TB paru MDR tinggi dan harus diawasi dan harus dievaluasi untuk membedakan antara kolonisasi atau penyakit serta diobati untuk meningkatkan kualitas hidup pasca pengobatan TB MDR.

Introduction : Extensive lung damage and long term history of using antibacterial drugs are a risk factor that increase the incidence of fungal colonization. Both of these occurred in patients with pulmonary MDR TB. The increasing cases of MDR TB in Indonesia will increase the risk of fungal colonization in the lung. This study is to determine the profile of fungal colonization in post MDR TB patients.
Methods: This cross sectional study included patients who had been cured by the doctor in 2009-2015 and came to MDR Clinic from November-Desember 2015 in Persahabatan Hospital to check up. Sixty one patients were decided by consecutive sampling. From each patient, sputum induction for sputum fungal smear and fungal culture using Sabaraud Dextrose Agar.
Results: The age range of patients are between 19 to 76 years old. Out of 61 patients, among those group 45,9% are between the age of 35-50 years , 37,7% below the age 35 years old and 16,4% above age 50 years old. Twenty eight patients have normal body mass index, 17 patients are overweight and 16 patients are underweight. Number of patients who have smoking history are 45,9%. The spectrum of positive fungal colonization in post pulmonary MDR TB patients were 42 subjects (68.9%) consist of 29 subjects (47.5%)were Candida albicans, 6 subjects (9.8%) were combination of C. albicans and C. tropicalis, 2 subjects (3.3%) respectively were Aspergillus flavus and combinations of C. albicans and C. krusei. The others were C. tropicalis, C. parapsilosis and C. albicans + C. parapsilosis combination were 1 subject (1.6%) respectively.
Conclusion: Fungal colonization in post pulmonary MDR TB patients is high and should be monitored and must be evaluated to distinguish between colonization and disease and treated to improve quality of life post-treatment of MDR TB.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Rahmawaty
"Latar belakang: Tuberkulosis dan depresi berhubungan secara sinergis melalui perilaku sosial dan mekanisme biologis yang dapat memperberat penyakit. Depresi umumnya kurang disadari dan tidak mendapat pengobatan. Depresi pada TB dikaitkan dengan peningkatan morbiditas, mortalitas, penularan TB komunitas dan resistansi obat. Depresi juga dapat dipicu oleh stigma terkait TB yang akan memperberat kerentanan sosial dan efek samping pengobatan anti-tuberkulosis. Diperlukan pendekatan multidisiplin pada penanganan TB dan depresi secara bersamaan untuk mengakhiri epidemi TB global. Metode: Subjek adalah mereka yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi adalah subjek yang terdiagnosis TB paru fase intensif berusia lebih dari 18 tahun dan kriteria eksklusi adalah subjek yang memiliki komorbid HIV dan tidak bisa baca tulis. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional dengan desain cross-sectional dengan periode pengambilan sampel dilakukan antara bulan Agustus 2023 sampai dengan Februari 2024. Kuisioner Beck depression inventory-II dilakukan untuk menilai depresi dan derajat depresi. Hasil: Sebanyak 100 subjek memenuhi kriteria inklusi dengan karakteristik jenis kelamin laki-laki (63%), kelompok usia ≤ 60 tahun (85%), gejala batuk menetap (41%), IMT  ≤ 18,5 (57%), efek samping OAT (47%) dan stresor psikososial negatif (71%). Didapatkan proporsi depresi dengan menggunakan kuisiner BDI II yaitu sebesar 37 (37%) subjek dengan menggunakan kuisioner BDI II dengan derajat berat depresi terdiri atas depresi ringan 12%, sedang 22% dan berat 3%. Hasil analisis bivariat dan multivariat menunjukkan bermakna secara statistik faktor yang memengaruhi yaitu gejala batuk menetap (p 0,001; OR 5,14; IK 95% 1,93-13,66) dan dampak negatif stressor psikososial (p 0,006; OR 8,96; IK 95% 1,85-43,34).

Background: Tuberculosis and depression are synergistically related through social behaviors and biological mechanisms that can aggravate the disease. Depression is generally under-realized and receives no treatment. Depression in TB is associated with increased morbidity, mortality, community TB transmission and drug resistance. Depression can also be triggered by TB-related stigma that exacerbates social vulnerability and side effects of anti-tuberculosis treatment. A multidisciplinary approach to TB and depression is needed simultaneously to end the global TB epidemic. Methods: Subjects are those who meet the inclusion and exclusion criteria. The inclusion criteria were subjects diagnosed with intensive phase pulmonary TB aged more than 18 years and the exclusion criteria were subjects who had HIV comorbidities and could not read and write. This study is an observational descriptive study with a cross-sectional design with a sampling period carried out between August 2023 to February 2024. The Beck depression inventory-II questionnaire was conducted to assess depression and the degree of depression. Results: A total of 100 subjects met the inclusion criteria with male sex characteristics (63%), age group ≤ 60 years (85%), persistent cough symptoms (41%), BMI ≤ 18.5 (57%), OAT side effects (47%) and negative psychosocial stressors (71%). The proportion of depression using the BDI II questionnaire was 37 (37%) subjects using the BDI II questionnaire with severe degrees of depression consisting of mild depression of 12%, moderate 22% and severe 3%. The results of bivariate and multivariate analyses showed statistically significant influencing factors, namely persistent cough symptoms (p 0.001; OR 5.14; CI 95% 1.93-13.66) and negative impacts of psychosocial stressors (p 0.006; OR 8.96; CI 95% 1.85-43.34)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Dewi Subandiyah
"ABSTRAK
Nama : Ika Dewi SubandiyahProgram Studi : Magister EpidemilogiJudul : Hubungan antara Kepatuhan Minum ARV dan OAT dengan ProgresivitasTB Paru pada Koinfeksi TB HIV di Jakarta Selatan th 2015-2017Pembimbing : dr.Mondastri Korib Sudaryo MS,DScKata kunci : koinfeksi TB HIV, Kepatuhan OAT dan ARV, Progresivitas, Survival,HazardPengobatan TB- HIV memerlukan pengobatan sekaligus yakni OAT dan ARV untukmencegah progresivitas TB. Penelitian sebelumnya, kepatuhan terhadap kedua pengobatanmasih kurang. Studi ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kepatuhan minum OAT danARV dengan progresivitas TB paru pada koinfeksi TB-HIV di Jakarta Selatan. Desain yangdigunakan adalah Kohort Retrospektif dengan menggunakan data yang berasal dari kartupengobatan TB dan ikhtisar perawatan HIV yang dimiliki pasien TB-HIV di puskesmas danRSUD di Jakarta Selatan tahun 2015-2017. Hasilnya adalah responden yang patuh minumkedua obat 56,8 , patuh ARV 13,5 ,patuh OAT 14,2 dan tidak patuh keduanya 15,5 .29,7 penderita koinfeksi TB HIV menunjukkan progresivitas sedangkan 70,3 tidak.Analisis cox regresi menunjukkan bahwa ada hubungan antara kepatuhan dengan progresivitasTB paru pada koinfeksi TB-HIV p.0.000 .Probabilitas survival pada responden yang tidakpatuh minum keduanya 17.4 , patuh minum ARV saja 30,6 ,patuh OAT saja 69,7 danpatuh keduanya 88,4 . Resiko untuk progresif pada responden yang tidak patuh minum keduaobat adalah 24 kali HR 24.56;95 CI 9.49-63.53 . Resiko responden yang patuh minum ARVsaja 8,6 kali HR 8,59; 95 CI 3.15-23.42 dan resiko yang patuh minum OAT saja 3,3 kali HR3.3; 95 CI 1.01-10.97 .ABSTRACT
Name Ika Dewi SubandiyahStudy Program Master of EpidemiologyTitle Association Of Arv And Anti Tb Drugs Adherence To Pulmonary TbProgression In Tb Hiv Co Infection In South Jakarta 2015 2017Counsellor dr.Mondastri Korib Sudaryo MS,DScKey words TB HIV coinfection, adherence, progression,survival,hazardTB HIV requires both ARV and anti TB drugs treatment at the same time to prevent theprogression of TB. Previous research, adherence to both treatments is unsufficient.The aims ofthis study is to determine the association of ARV and anti ndash TB drugs adherence to theprogression of pulmonary TB in TB HIV co infection in South Jakarta. The design used wasRetrospective Cohort using data derived from TB treatment cards and HIV care overviews ofTB HIV patients at puskesmas and Government District Hospital in South Jakarta 2015 2017.The result is the respondents who adherently drank both drugs 56.8 , adhered to ARV 13.5 ,adhered to anti TB drugs 14.2 and non adhered to both 15.5 . 29.7 of HIV coinfected TBpatients showed progressivity while 70.3 did not.Cox regression analysis showed that therewas a correlation between adherence and pulmonary tuberculosis progression in TB HIVcoinfection p.0.00 .Probability of survival in non adherent respondents was 17.4 , only ARVadherence 30.6 ,only Anti TB drugs adherence 69,7 and adhered to both 88.4 . The riskfor progressive in non adherence respondents was 24 higher than adherence to both HR 24.56 95 CI 9.49 63.53 . While the risk in adherence to ARV alone was 8.6 HR 8.59 95 CI 3.15 23.42 and adherence to Anti TB drugs alone was 3.3 HR 3.3 95 CI 1.01 10.97 ."
2018
T50052
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adelia Trinita
"Tuberkulosis (TB) merupakan suatu penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis pada paru-paru dan organ tubuh lain. TB menjadi permasalahan global yang hanya dapat disembuhkan dengan pengobatan yang teratur sehingga diperlukan kepatuhan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk menilai tingkat pengetahuan pasien dan menganalisis hubungannya terhadap kepatuhan pengobatan pasien di tiga Puskesmas dengan prevalensi TB tertinggi di Kota Depok. Desain penelitian ini adalah cross-sectional. Metode perolehan sampel dilakukan dengan teknik total sampling dengan menggunakan kuesioner yang sudah diuji validitas dan reliabilitas, kartu pengobatan pasien (TB.01), kartu identitas pasien (TB.02), dan SITB. Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder dengan total 82 sampel dan dianalisis menggunakan IBM®SPSS® versi 27. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas pasien (50%) memiliki tingkat pengetahuan yang sedang mengenai penyakit dan pengobatan TB, sedangkan hanya 23 pasien (28%) yang memiliki tingkat pengetahuan yang buruk dan 18 pasien (22%) dengan tingkat pengetahuan baik. Tingkat kepatuhan pasien TB paru di tiga puskesmas menunjukkan bahwa sebanyak 60 pasien (73,2%) sudah patuh sementara 22 pasien lainnya (26,8%) tidak patuh dalam menjalankan pengobatan. Analisis statistik inferensial menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara pengetahuan pasien terhadap tingkat kepatuhan pasien (p=0,000; R=0,652). Semakin baik pengetahuan pasien, semakin patuh pasien dalam menjalankan pengobatan. Oleh karena itu, peran tenaga kesehatan sangat penting dalam mengedukasi pasien TB agar dapat meningkatkan kepatuhannya.

Tuberculosis (TB) is an infectious disease caused by Mycobacterium tuberculosis infection in the lungs and other body organs. TB is a global problem that can only be cured with regular treatment, so patient’s adherence is required. This study aims to assess the level of patient knowledge and discuss patient treatment adherence at three Community Health Centers with the highest TB prevalence in Depok City. The design of this research was cross-sectional. The sample acquisition method was carried out using a total sampling technique using a questionnaire that had been tested for the validity and reliability, patient treatment cards (TB.01), patient identity cards (TB.02), and SITB. The data collected were primary data and secondary data with a total of 82 samples and analyzed using IBM®SPSS® version 27. The results showed that the majority of patients (50%) had a moderate level of knowledge regarding TB disease and treatment, while only 23 patients (28%) who had a poor level of knowledge and 18 patients (22%) with a good level of knowledge. The compliance level of pulmonary TB patients in the three health centers showed that 60 patients (73.2%) were compliant while 22 other patients (26.8%) were not compliant in carrying out treatment. Inferential statistical analysis shows that there is a strong correlation between patient knowledge and the level of patient compliance (p=0.000; r=0.652). The better the patient's knowledge, the more compliant the patient will be in carrying out treatment. Therefore, the role of health workers is very important in educating TB patients in order to increase their compliance"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ulfah Eka Viani Agustin
"Saturasi oksigen merupakan faktor yang sangat mempengaruhi kualitas hidup pasien Tuberkulosis Paru (TB Paru), selain faktor psikologi, dan hubungan sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara saturasi oksigen terhadap kualitas hidup pasien TB Paru. Penelitian deskriptif komparatif dengan pendekatan potong lintang ini melibatkan 83 pasien di Poli Paru RSUD Leuwiliang yang dipilih dengan teknis purposive sampling. Saturasi oksigen diukur dengan menggunakan pulse oksimeter portable milik RSUD Leuwiliang dengan merek Rossmax yang telah dikalibrasi pada tanggal 15 Desember 2023 dan kualitas hidup diukur menggunakan WHOQOL-BREFF. Hasil uji chi square menunjukan terdapat hubungan antara saturasi oksigen terhadap kualitas hidup pasien TB Paru di Poli Paru RSUD Leuwiliang pada Bulan Januari 2024 (p = 0.000). Sejalan dengan hal tersebut pasien dengan saturasi oksigen yang baik akan memiliki peluang sebesar 7.916 kali lebih besar untuk memiliki kualitas hidup yang tinggi dibandingkan dengan pasien yang memiliki saturasi oksigen yang buruk. Perawat perlu melakukan asuhan keperawatan khususnya pada aspek fisik guna meningkatkan saturasi oksigen yang baik, serta perlu dibuatnya Standa Operasional Presedur (SOP) yang terprogram sesuai dengan standar rumah sakit guna meningkatkan kualitas hidup yang optimal pada pasien TB Paru.

Oxygen saturation is a factor that greatly influences the quality of life of Pulmonary Tuberculosis (Pulmonary TB) patients, apart from psychological factors and social relationships. This study aims to determine the relationship between oxygen saturation and the quality of life of pulmonary TB patients. This comparative descriptive study with a cross-sectional approach involved 83 patients at the Lung Polytechnic of Leuwiliang Regional Hospital who were selected using purposive sampling technique. Oxygen saturation was measured using a portable pulse oximeter belonging to Leuwiliang Hospital with the Rossmax brand which was calibrated on December 15 2023 and quality of life was measured using WHOQOL-BREFF. The results of the chi square test showed that there was a relationship between oxygen saturation and the quality of life of pulmonary TB patients at the Lung Polytechnic of Leuwiliang Regional Hospital in January 2024 (p = 0.000). In line with this, patients with good oxygen saturation will have a 7,916 times greater chance of having a high quality of life compared to patients who have poor oxygen saturation. Nurses need to provide nursing care, especially on physical aspects to improve good oxygen saturation, and it is necessary to create standardized operational procedures (SOPs) that are programmed in accordance with hospital standards to improve optimal quality of life for pulmonary TB patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Girsang, Yastriana Liku
"Tingkat kejadian TB Paru di Indonesia masuk dalam kelompok urutan ketiga setelah India dan China berdasarkan laporan WHO tahun 2009 (Riskesdas, 2010). Di Indonesia TB Paru merupakan pembunuh nomor satu diantara penyakit menular dan merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah jantung dan penyakit pernapasan akut pada seluruh kalangan usia (Soedarsono, 2006). TB Paru merupakan penyakit menular yang menyebar melalui batuk dan dahak. Penyakit TB ini dipengaruhi oleh faktor usia, pekerjaan, status pernikahan dan riwayat penyakit.
Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif, sampel yang digunakan yaitu pasien TB di poliklinik paru RS Persahabatan sejumlah 99 responden. Pengambilan sampel menggunakan simple non random sampling dengan teknik accidental sampling.
Hasil penelitian dianalisis menggunakan analisis univariat ditemukan 89,1% responden memiliki harga diri tinggi (normal). Pada penelitian ini berarti tidak adanya gangguan pada harga diri pasien TB di poliklinik paru RS Persahabatan. Rekomendasi untuk pihak RS Persahabatan untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien TB tentang pengobatan teratur sehingga tidak terjadi kasus TB berulang.

Pulmonary TB incidence rate in Indonesia in the group third after India and China by 2009 WHO report (Riskesdas, 2010). In Indonesian Tuberculosis is the number one killer among infectious diseases and is the third cause of death after heart disease and acute respiratory in all the ages (Sudarsono, 2006). Tuberculosis is an infectious disease that spreads through coughing and phlegm. TB disease is influenced by age, occupation, marital status and history of disease.
Design used in this study is descriptive, ie the sample used in the clinic of pulmonary TB patients Friendship Hospital a number of 99 respondents. Sampling using non simple random sampling with accidental sampling technique.
The results were analyzed using univariate analysis found 89.1% of respondents have a high selfesteem (normal). In this study means no compromise on dignity pulmonary TB patients in the clinic Persahabatan Hospital. Recommendations for the Persahabatan Hospital to provide health education to patients on TB treatment so it does not happen regularly recurrent TB cases.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S52538
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>