Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 165137 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Arif Rahman
"ABSTRAK
Agama merupakan hal penting bagi masyarakat Indonesia dimana hal ini menyangkut sila ke-1 dari Pancasila Indonesia yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Dalam konteks pemilihan kepala daerah pilkada , individu yang menganggap dirinya adalah seseorang yang religius akan merasa lebih dekat dengan kandidat yang memiliki kesamaan agama dengan dirinya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan religiositas dengan sikap terhadap kandidat pada pemilih pemula dalam pilkada. Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan alat ukur Central Religiosity Scale CRS Huber Huber, 2012 dan Attitude towards Candidate Scale ATCS Jain, 2014 . Responden dalam penelitian ini berjumlah 130 mahasiswa Psikologi UI yang termasuk kriteria pemilih pemula usia 17-23 tahun, belum pernah atau baru satu kali menggunakan hak suara . Dari hasil penelitian ini, terbukti bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara religiositas dengan sikap terhadap kandidat pada pemilih pemula.

ABSTRACT
Religion is one of the most important thing for Indonesian people where religion concerns the 1st precept of Indonesian Pancasila namely lsquo Belief in the One Supreme God rsquo . In the concern of election, one who asume him or herself as a religious person will be closer to the candidate with the same religion as them. This research aimed to examn the relationship between religiosity and attitude towards candidate among early voters. The measurement used in this study are Central Religiosity scale CRS Huber Huber, 2012 and Attitude towards candidate scale ATCS Jain, 2014 . Respondents in this study are 130 collage student from Psychology UI with a characteristic of early voters age 17 23, haven rsquo t used or have only used their vote 1 time in election . The result showed that there is a significant relationship between religiosity and attitude towards candidate among early voters."
2017
S69796
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Aditiyo Haryadi
"Pada pemasaran politik kandidat dilihat sebagaimana brand dalam pemasaran bisnis dan perilaku pemilih dilihat sebagaimana perilaku konsumen. Brand image secara empiris mempengaruhi purchase intention melalui attitude toward brand. Berdasarkan model ini, penelitian ini menyelidiki pengaruh candidate's brand image terhadap voting intention melalui attitude toward candidate's brand. Penelitian ini menguji pencalonan presiden Joko Widodo pada pemilih pemula di Jakarta. Data dikumpulkan melalui survei dengan penarikan sampel secara purposive. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh signifikan candidate's brand image terhadap voting intention melalui attitude toward candidate's brand.

In political marketing, candidate seen as a brand in business marketing and voter behavior seen as consumer behavior. Brand image in business marketing empirically influence the consumer's attitude toward brand. It inderectly affect purchase intention through attitude toward brand. From this model, this study aims to analyze the influence of the candidate's brand image on voting intention through attitude toward candidate's brand. This research examine Joko Widodo’s presidential candidacy on early voters in Jakarta. Data collected by using survey method and purposive sampling. The result shows there are significant influence of candidate's brand image toward voting intention through attitude toward candidate’s brand."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2014
S56023
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Wulandhani
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara religiositas dan kompulsivitas seksual pada mahasiswa laki-laki. Mahasiswa laki-laki memiliki karakteristik tertentu yang menjadikannya berbeda dari populasi lain karena berada pada tahap perkembangan emerging adulthood, yaitu periode eksplorasi yang memungkinkan individu untuk mencoba cara hidup baru dan melakukan eksperimentasi seksual. Pengukuran religiositas dilakukan dengan alat ukur The Revised-Muslim Religiosity-Personality Scale (Krauss & Hamzah, 2011), sementara kompulsivitas seksual diukur melalui Sexual Compulsivity Scale (Kalichman & Rompa, 2001). Partisipan pada penelitian ini berjumlah 467 laki-laki yang memiliki status mahasiswa aktif dan belum menikah.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan negatif antara religiositas dan kompulsivitas seksual (r = -,093; n = 467; p < 0,05, two tail). Berdasarkan hasil tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa pada mahasiswa laki-laki, semakin tinggi tingkatan dan manifestasi kesadarannya tentang keberadaan Tuhan dalam kehidupan sehari-hari maka mereka semakin tidak sulit mengontrol impuls seksual yang disadari. Karena penelitian ini tergolong baru di Indonesia, maka penelitian lanjutan sangat diperlukan.

This study examined the relationship between religiosity and sexual compulsivity among male college students. Male college students have a distinct feature compared than any other population as emerging adulthood that makes them more likely to do exploration and engage in sexual experimentation. Religiosity was measured by The Revised–Muslim Religiosity-Personality Inventory (Krauss & Hamzah, 2011), whereas the sexual compulsivity was measured by Sexual Compulsivity Scale (Kalichman & Rompa, 2001). The respondents of this study were 467 Indonesian male college students.
The result of this study shows that there is negative significant relationship between religiosity and sexual compulsivity (r = -,093; n = 467; p < 0,05, two tail). It indicates that in male college students, the higher level or manifestation of God-consciousness in daily life indicates the lower propensity to experience sexual disinhibition and under-controlled sexual impulses and behaviors as self-identified by individual. Because this is the first research related sexual compulsivity that conducted in Indonesia, further research is needed.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S55318
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dandy Prakoso
"ABSTRAK
Penelitian ini didasari oleh fenomena pentingnya menabung, akan tetapi tingkat menabung di Indonesia masih rendah. Menabung memiliki dampak yang positif bagi perkembangan ekonomi, individu, maupun organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk dapat menjelaskan hubungan antara sikap terhadap uang dan sikap terhadap menabung. Pengukuran sikap terhadap uang menggunakan Money Ethic Scale dari Tang (1995), sedangkan pengukuran sikap terhadap menabung menggunakan Attitude Toward Saving Scale (Furnham dan Goletto-Tankel, 2002). Responden sebanyak 187 karyawan di daerah Jabodetabek diperoleh melalui teknik accidental sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesis null ditolak (r= .201, p <.01), yang berarti terdapat hubungan signifikan antara sikap terhadap uang dan sikap terhadap menabung. Hal ini menunjukkan semakin tinggi skor sikap terhadap uang seseorang maka semakin positif sikap terhadap menabungnya. Implikasi dari hasil penelitian ini adalah diharapkan karyawan dapat mengelola keuangannya dengan lebih baik, salah satu caranya dengan menabung.

ABSTRACT
This study was based on the phenomenon of the importance of saving money, but the level of saving in Indonesia is still low. Saving money had a positive impact on economic development, individuals, and organizations. This study aimed to explain the relationship between attitudes toward money and attitude towards saving. Measurement of attitude towards money was using Tang’s Money Ethic Scale (1995), and the attitude towards saving was using Attitudes Towards Saving Scale (Furnham and Goletto-Tankel, 2002). Respondents counted 187 employees located in the Greater Jakarta Area are obtained through accidental sampling technique. The results showed that the null hypothesis is rejected (r = .201, p <.01), which means there was a significant relationship between attitudes towards money and attitude towards saving. That means, the higher someone attitude towards money score, so will be more positive their attitude towards saving. The implications of this study is expected to employees can manage their finance better, one of the way by saving.
"
2015
S59029
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Diva Asriani
"[ABSTRAK
Penelitian dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara sikap terhadap uang dan integritas pada karyawan. Pengukuran menggunakan kuesioner Money Ethic Scale (Tang, 1995) dengan koefisien reliabilitas cronbach alpha sebesar 0.893 dan kuesioner Integrity Scale (Schlenker, 2008) dengan koefisien reliabilitas cronbach alpha sebesar 0.854. Partisipan berjumlah 177 karyawan yang bekerja di perusahaan di daerah Jabodetabek, memiliki tingkat pendidikan minimal SMA, dan berusia 21-55 tahun. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan negatif yang signifikan antara sikap terhadap uang dan integritas (r = -0.238, p < 0.01), artinya semakin tinggi sikap terhadap uang karyawan maka semakin rendah integritas yang dimilikinya.

ABSTRACT
The purpose of this study was to find out if there is a correlation between attitude towards money and integrity among employees. The measurements used were Money Ethic Scale (Tang, 1995) that has cronbach alpha coefficient of 0.893 and Integrity Scale (Schlenker, 2008) that has cronbach alpha coefficient of 0.854. Participants were 177 employees working in companies located in Jabodetabek areas, minimum educational level of Senior High School, and aged 21-55 years old. The result of this study showed that there was a negative significant correlation between attitude towards money and integrity (r = -0.238, p < 0.01), meaning that the higher employee’s attitude towards money, the lower the integrity., The purpose of this study was to find out if there is a correlation between attitude towards money and integrity among employees. The measurements used were Money Ethic Scale (Tang, 1995) that has cronbach alpha coefficient of 0.893 and Integrity Scale (Schlenker, 2008) that has cronbach alpha coefficient of 0.854. Participants were 177 employees working in companies located in Jabodetabek areas, minimum educational level of Senior High School, and aged 21-55 years old. The result of this study showed that there was a negative significant correlation between attitude towards money and integrity (r = -0.238, p < 0.01), meaning that the higher employee’s attitude towards money, the lower the integrity.
]"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S58621
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Athaya Rizky Budiman
"ABSTRAK
Agama adalah suatu komponen yang penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Salah satu nilai dalam Agama Islam yang mempengaruhi kehidupan sosial pemeluknya adalah perilaku memaafkan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara religiositas dan forgiveness pada remaja akhir yang beragama Islam. Partisipan penelitian ini adalah 74 remaja akhir berusia 16-22 tahun dan beragama Islam. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner online. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah The Revised Muslim Religiosity Personality Inventory R-MRPI untuk megukur religiositas dan alat ukur Transgression-Related Interpersonal Motivations 18 TRIM-18 untuk mengukur forgiveness . Hasil penelitian menunjukan nilai signifikansi berjumlah 0,285, P>0,05. Hasil ini menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara religiositas dengan forgiveness pada remaja akhir.

ABSTRACT
Religion is an important aspect of Indonesian rsquo s social life. One of the values in Religion affecting the social life of its adherents is forgiveness. This study was conducted to determine the relationship between religiosity and forgiveness in late adolescence Muslim. Participants of this study were 74 late adolescences aged 16 22 years and Muslim. The data were collected using an online questionnaire. The measuring tool used in this research is The Revised Muslim Religiosity Personality Inventory R MRPI to measure religiosity and Transgression Related Interpersonal Motivations 18 TRIM 18 to measure forgiveness . The results showed significance value amounted to 0.285, P 0.05. These results show that there is no significant relationship between religiosity with forgiveness in late adolescences. "
2017
S68487
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Ayu Kartika Kusumawardhani
"Mahasiswa yang berpacaran memiliki akses untuk melakukan aktivitas seksual yang seringkali disertai dengan kekerasan seksual terhadap pasangan. Penerimaan mitos perkosaan dianggap sebagai faktor yang menyebabkan terjadinya kekerasan seksual. Faktor ini diinternalisasi oleh agama sebagai tiang kehidupan bermasyarakat yang kental dengan budaya patriarkat. Islam sebagai agama mayoritas di Indonesia dianggap sebagai agama yang patriarkat namun di sisi lain sebagai agama yang mendukung kesetaraan gender.
Studi ini dilakukan untuk melihat pemahaman ajaran Islam dan hubungannya dengan penerimaan mitos perkosaanpada mahasiswa laki-laki yang berpacaran. Studi dilakukan terhadap 132 partisipan penelitian dari enam universitas di Jakarta dan Depok.
Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara penerimaan mitos perkosaan dan religiositas Islam pada mahasiswa laki-laki yang berpacaran (r = -0,129; n = 132; p<0,05, two tail).

Dating male college students have the opportunity to do sexual activities with their partner but sometimes sexual offence happens within the relationship. Rape myth acceptance is considered as main factor of sexual offence. This factor is internalized by religion as patriarchal system that also has been the foundation of life for many people. Islam as the religion of majority of the Indonesian people is considered as a patriarchal religion , yet also fights for gender equality.
The purpose of this study is to examine the relationship between rape myth acceptance and Islamic religiosity among dating male college students. As many as 132 students from six universities in Jakarta and Depok was participated in the study.
Result shows that there is no significant correlation between rape myth acceptance and Islamic religiosity among dating male college students (r = -0,129; n = 132; p<0,05, two tail).
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S56745
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rani Prita Prabawangi
"ABSTRAK
Pada Pemilu legislatif, seringkali seorang pemilih mendatangi TPS tanpa
memiliki pilihan mengenai siapa yang akan dia pilih untuk menjadi wakilnya di
daerah dan pusat, karena minimnya pengetahuan mereka akan pilihan yang mereka
miliki. Bahkan tak jarang ketika melihat foto-foto dari mereka yang mencalonkan
diri di TPS, itu adalah kali pertama melihat wajah calon wakil mereka. Dalam
kondisi di mana tingkat informasi sangat rendah ini, petunjuk-petunjuk sederhana
seperti penampilan kandidat, gelar, afiliasi partai, dan lain-lain menjadi sumber
penyusunan argumen bagi pemilih.
Studi ini adalah studi mengenai persepsi yang muncul di benak pemilih
saat melihat foto kandidat. Fokus dari studi ini, melihat pengaruh penampilan
kandidat dalam hal ini penggunaan jilbab dan tidak terhadap evaluasi kandidat oleh
pemilih. Apakah bentuk penampilan tertentu seperti pemakaian jilbab, membuat
pemakainya dinilai lebih baik dari yang tidak menggunakan.
Adapun salah satu temuan yang menarik dari studi ini adalah, bahwa dari
hasil uji komparatif yang dilakukan, ternyata kandidat wanita yang menggunakan
jilbab tidak dinilai lebih religius ataupun lebih jujur dibanding kandidat yang lain.

ABSTRAK
In legislative elections, it?s so common that voter went to polling station
without having decision to whom would he gave his trust to be his representative.
In fact, it?s not even uncommon that when they looked at the photos of those who
ran in the polls, it was the first time for the voters saw their faces.
Under this conditions, where the level of information?s very low, simple
cues such as the appearance of the candidate, candidates degree, party affiliation,
and others became sources of voters argument making.
This study?s about the perception that came to voters mind when they saw
a photograph of the candidate. It focused to see the effect of candidate appearance,
in this case is the use of the veil and not, to the candidate evaluation by the voters.
It Questioned did certain forms of appearance such as the wearing of a veil, made
the wearer considered better than the one that not wear it.
One of the most interesting finding of this study was that women
candidates who wore veils were not considered more religious or more honest than
the other candidates who didn?t."
[, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia], 2014
T41823
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diva Dhamayantie
"Isu mengenai kesejahteraan perempuan dan kesetaraan gender kini sedang marak dibahas, termasuk di Indonesia. Sayangnya, kelompok perempuan yang kerap menyuarakan isu-isu perempuan, termasuk kelompok feminis, seringkali mendapatkan penolakan dan diberikan stigma. Contoh stigma dari feminis adalah pembenci laki-laki, dan juga anti-pernikahan. Penelitian korelasional ini bertujuan untuk menguji kebenaran tersebut dengan mencari hubungan antara sikap feminis dan ambivalensi terhadap laki-laki, sikap feminis dan sikap terhadap pernikahan, serta hubungan antara ambivalensi terhadap laki-laki dan sikap terhadap pernikahan. Sikap feminis diukur dengan Liberal Feminist Attitude and Ideology Scale-Short Form (LFAIS-short form) (Morgan, 1996), sikap terhadap pernikahan diukur dengan General Attitudes toward Marriage Scale (GAMS) (Park & Rosen, 2013) dan ambivalensi terhadap laki-laki diukur menggunakan Ambivalence toward Men Inventory (AMI) (Glick & Fiske, 1999). Partisipan penelitian (n = 958) merupakan mahasiswi dengan rentang usia 18-25 tahun yang berdomisili atau berkuliah di Jabodetabek. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan pada ketiga hipotesis tersebut.

There has been a rise of interest in women’s movement and gender equality, including in Indonesia. Unfortunately, women activists who express their support in the movement, particularly feminists, often received rejection and stigmatized. Being a man-hater and anti-marriage are the prominent stigmas. This correlational research aims to test the rightness of those two stigmas by finding the relationship between feminist attitude and ambivalence towards men, feminist attitude and attitude towards marriage, also ambivalence towards men and attitude towards marriage. The feminist attitude is measured by Liberal Feminist Attitudes and Ideology Scale-Short Form (LFAIS-Short Form) (Morgan, 1996), attitude towards marriage measured by General Attitudes toward Marriage Scale (GAMS) (Park & Rosen, 2013), and ambivalence towards men measured by Ambivalence toward Men Inventory (AMI) (Glick & Fiske, 1999). Participants of this study (n = 958) are women college students aged 18-25 years old that lives or have their college located in Jabodetabek. The result shows that there are significant correlations on three of the hypotheses."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diva Dhamayantie
"Isu mengenai kesejahteraan perempuan dan kesetaraan gender kini sedang marak dibahas, termasuk di Indonesia. Sayangnya, kelompok perempuan yang kerap menyuarakan isu-isu perempuan, termasuk kelompok feminis, seringkali mendapatkan penolakan dan diberikan stigma. Contoh stigma dari feminis adalah pembenci laki-laki, dan juga anti-pernikahan. Penelitian korelasional ini bertujuan untuk menguji kebenaran tersebut dengan mencari hubungan antara sikap feminis dan ambivalensi terhadap laki-laki, sikap feminis dan sikap terhadap pernikahan, serta hubungan antara ambivalensi terhadap laki-laki dan sikap terhadap pernikahan. Sikap feminis diukur dengan Liberal Feminist Attitude and Ideology Scale-Short Form (LFAIS-short form) (Morgan, 1996), sikap terhadap pernikahan diukur dengan General Attitudes toward Marriage Scale (GAMS) (Park & Rosen, 2013) dan ambivalensi terhadap laki-laki diukur menggunakan Ambivalence toward Men Inventory (AMI) (Glick & Fiske, 1999). Partisipan penelitian (n = 958) merupakan mahasiswi dengan rentang usia 18-25 tahun yang berdomisili atau berkuliah di Jabodetabek. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan pada ketiga hipotesis tersebut.

There has been a rise of interest in women’s movement and gender equality, including in Indonesia. Unfortunately, women activists who express their support in the movement, particularly feminists, often received rejection and stigmatized. Being a man-hater and anti-marriage are the prominent stigmas. This correlational research aims to test the rightness of those two stigmas by finding the relationship between feminist attitude and ambivalence towards men, feminist attitude and attitude towards marriage, also ambivalence towards men and attitude towards marriage. The feminist attitude is measured by Liberal Feminist Attitudes and Ideology Scale-Short Form (LFAIS-Short Form) (Morgan, 1996), attitude towards marriage measured by General Attitudes toward Marriage Scale (GAMS) (Park & Rosen, 2013), and ambivalence towards men measured by Ambivalence toward Men Inventory (AMI) (Glick & Fiske, 1999). Participants of this study (n = 958) are women college students aged 18-25 years old that lives or have their college located in Jabodetabek. The result shows that there are significant correlations on three of the hypotheses"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>