Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 165620 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lina Hardyanti
"Jakarta merupakan Kota Metropolitan yang dinamis dan memiliki wilayah yang luas serta kepadatan penduduk tinggi. Hal tersebut terindikasi dari tingginya perubahan dan intensitas penggunaan lahan yang merupakan dampak dari degradasi lingkungan fisik perkotaan salah satunya adalah terjadi peningkatan suhu permukaan daratan SPD. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kaitan antara kehijauan vegetasi dan kerapatan bangunan dengan suhu permukaan daratan Kota Jakarta. Hubungan tersebut dikaji secara spasial dan temporal berdasarkan pengolahan citra Lansat 8 OLI/TIRS tahun 2015 dan 2016 dengan parameter SPD, NDVI, NDBI yang divalidasi dengan data survei lapang pada 60 lokasi yang dipilih secara random sampling. Variasi curah hujan dikaitkan dengan kehijauan vegetasi pada setiap musim. Analisis spasial dilakukan dengan metode overlay yang diperkuat dengan analisa statistik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa SPD tinggi terdapat pada wilayah pusat kota yang umumnya merupakan wilayah terbangun, sementara SPD rendah terdapat di wilayah pinggiran kota dengan tutupan lahan vegetasi. SPD pada musim hujan tahun 2016 memiliki nilai suhu maksimum sebesar 29,460C, sedangkan musim kemarau tahun 2015 memiliki suhu yang lebih tinggi dibandingkan tahun 2016 dengan suhu maksimum lebih dari 360C. Nilai SPD memiliki korelasi negatif dengan NDVI yang menunjukkan semakin tingginya nilai kehijauan vegetasi, maka nilai suhu permukaan daratan semakin rendah. Sedangkan SPD memiliki korelasi positif dengan NDBI yang menunjukkan semakin tinggi kerapatan bangunan maka suhu permukaan daratan akan semakin tinggi.

Jakarta as a Metropolitan city, has a very dynamic growth with large area and high population density. This is indicated by the high change and intensity of land use which is the impact of urban physical environment degradation, such as the increase of land surface temperature. The aim of the study is to examine the correlation between the greenness of vegetation as well as the buildings density with the land surface temperatures LST of Jakarta. These relationships were assessed spatially and temporally based on Landsat 8 OLI TIRS on 2015 and 2016 with LST, NDVI, NDBI parameters validated by field survey data at 60 randomly selected sampling sites. Rainfall variation is associated with the greenness of vegetation in each season. Spatial analysis is done by overlay method which is reinforced by statistical analysis.
The results showed that high LST was found in central urban areas that were generally build up areas, while low LST were found in suburban areas which covered by a lot of vegetation. LST in the rainy season of 2016 has a maximum temperature value of 29.460C, while the dry season of 2015 has a higher temperature than in 2016 with a maximum temperature of more than 360C. LST value has a negative correlation with NDVI which indicates the higher value of greenness of vegetation, the value of land surface temperature is lower. On the other hand, LST has a positive correlation with NDBI which shows the higher the density of the building, the land surface temperature will be higher.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S68391
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Yohana
"Kota Bogor merupakan salah satu daerah dengan perkembangan yang di tinggi di Jawa Barat. Kota Bogor mengalami peningkatan jumlah penduduk dari tahun ke tahun dan kemudian memberikan tekanan terhadap lingkungan yang mengakibatkan meningkatnya kebutuhan akan tempat tinggal. Hal ini membuat Kota Bogor mengalami perubahan tutupan lahan bervegetasi menjadi lahan terbangun. Perubahan tutupan lahan akan mempengaruhi tingkat suhu permukaan daratan akibat konversi permukaan bervegetasi ke permukaan kedap air. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola perubahan suhu permukaan daratan serta keterkaitannya dengan indeks spektral MNDWI, NDBI, NDVI, dan NMDI di Kota Bogor. Perubahan suhu permukaan daratan diamati melalui data citra satelit Landsat 8 OLI-TIRS tahun 2013 dan Landsat 9 OLI/TIRS tahun 2022. Data yang dikumpulkan kemudian di analisis secara spasial-temporal untuk pemantauan suhu permukaannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama tahun 2013-2022 terjadi peningkatan suhu permukaan daratan dengan pola perubahan mengikuti perubahan tutupan lahan di Kota Bogor ke arah utara yang sejalan dengan arah pembangunan Kota Bogor. Sedangkan, hubungan yang dibangun suhu permukaan daratan dengan indeks spektral bervariasi mulai dari sedang negatif pada LST-MNDWI dan LST-NDVI, kuat positif LST-NDBI, dan korelasi kuat negatif pada LST-NMDI. Sehingga penelitian menyimpulkan bahwa perubahan tutupan lahan berdampak pada peningkatan suhu secara spasial-temporal di Kota Bogor.

Bogor City is one of the areas with high development in West Java. The city of Bogor has experienced an increase in population from year to year and then put pressure on the environment which has resulted in an increase in the need for housing. This has made Bogor City experience a change in vegetated land cover into built-up land. Changes in land cover will affect the temperature level of the land surface due to the conversion of the vegetated surface to a watertight surface. This study aims to analyze the pattern of land surface temperature changes and their association with the MNDWI, NDBI, NDVI, and NMDI spectral indices in Bogor City. Changes in land surface temperature were observed through satellite imagery data from Landsat 8 OLI-TIRS in 2013 and Landsat 9 OLI/TIRS in 2022. The data collected was then analyzed spatially-temporally to monitor surface temperature. The results of the study show that during 2013-2022 there was an increase in land surface temperature with a change pattern following changes in land cover in Bogor City to the north which is in line with the development direction of Bogor City. Meanwhile, the relationship established by land surface temperature with spectral indices varies from moderately negative at LST-MNDWI and LST-NDVI, strong positive LST-NDBI, and strong negative correlation at LST-NMDI. So the research concluded that changes in land cover had an impact on increasing spatial-temporal temperatures in the city of Bogor."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safirah Timami
"Kota Metropolitan Bandung Raya mengalami perkembangan cukup pesat yang menyebabkan berkurangya lahan bervegetasi. Selain itu, perbedaan curah hujan pada setiap musim di tahun 2014 ndash; 2016 dapat mempengaruhi tingkat kehijauan vegetasi. Minimnya lahan bervegetasi menunjukan tingkat kehijauan yang rendah sehingga dapat memicu kenaikan suhu permukaan daratan. Pengolahan citra Landsat 8/OLI dengan menggunakan algoritma Land Surface Temperature LST untuk mengetahui suhu permukaan daratan dan Nomalized Difference Index Vegetation NDVI untuk kehijauan vegetasi. Data curah hujan harian selama 15 hari sebelum waktu perekaman citra dikaji untuk menunjukan variasi kehijauan vegetasi dan suhu permukaan daratan. Analisis dilakukan dengan menggunakan metode overlay peta dan perhitungan statistik.
Hasil penelitian menunjukan variasi suhu permukaan daratan di bagian utara merupakan wilayah suhu rendah. Pada bagian tengah merupakan wilayah dengan suhu tinggi, sementara di bagian selatan merupakan wilayah suhu yang lebih rendah. Suhu permukaan daratan yang diperoleh paling rendah ialah 0,5 dan paling tinggi >35 C dengan nilai NDVI.

Metropolitan Bandung Raya experienced a rapid growth that caused the decreasing of vegetated land. In addition, rainfall differences in each season in 2014 2016 can affect the greenness of vegetation. The lack of vegetated land shows a low greenishness that can trigger an increase in surface temperatures. Landsat 8 OLI image processing using Land Surface Temperature LST algorithm to determine surface temperature of the land and Nomalized Difference Index Vegetation NDVI for green vegetation. Daily rainfall data for 15 days before the image recording time is examined to show variations of green vegetation and surface temperatures. The analysis is done by using map overlay and statistical calculation.
The results showed that the temperature of the mainland surface in the north is the low temperature region. In the middle is a region with high temperatures, while in the southern part is the region of lower temperatures. The lowest surface temperature of the land obtained is 0,5 and at most 35 C with NDVI value.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S66946
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzan Ananda Prasetyo
"Kecamatan Tambun Selatan merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak dan kepadatan tertinggi di Kabupaten Bekasi (BPS 2021). Salah satu faktor penyebab pertumbuhan penduduk adalah tingginya tingkat urbanisasi (Prayojana et al., 2020). Intensitas laju urbanisasi ini dapat dilihat dari seberapa banyak tutupan lahan terbangun yang berdiri di kawasan tersebut (Chen et al., 2021). Kemudian, dalam Peraturan Daerah Kabupaten Bekasi Nomor 12 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi Tahun 2011–2031 di Kecamatan Tambun Selatan direncanakan sebagai Kawasan Pengembangan I (WP I) yang diarahkan pada fungsi pokok pengembangan industri, perdagangan, jasa, perumahan, pemukiman, pariwisata dan kegiatan industri penunjang. Salah satu permasalahan yang akan terjadi adalah dapat meningkatkan suhu permukaan daratan pada daerah perubahan tutupan lahan, akibat pergeseran tutupan lahan dari belum terbangun menjadi terbangun. Suhu permukaan daratan perkotaan dapat dideteksi menggunakan penginderaan jauh. Analisis deteksi dilakukan pada citra Landsat-8 yang menggambarkan bentuk permukaan bumi. Perubahan ini memiliki hubungan dengan perubahan tutupan lahan yaitu kehijauan vegetasi dan kerapatan bangunan di Kecamatan Tambun Selatan, dengan uji korelasi linier untuk mendapatkan hasil bahwa kehijauan vegetasi berbanding terbalik dengan nilai permukaan tanah. suhu dan kepadatan bangunan berbanding lurus dengan suhu permukaan daratan,

South Tambun District is the sub-district with the largest population and the highest density in Bekasi Regency (BPS 2021). One of the factors causing population growth is the high rate of urbanization (Prayojana et al., 2020). The intensity of this urbanization rate can be seen from how much built-up land cover stands in the area (Chen et al., 2021). Then, in the Bekasi Regency Regional Regulation Number 12 of 2011 concerning the Bekasi Regency Spatial Plan for 2011–2031 in South Tambun District it is planned as Development Area I (WP I) which is directed to the main functions of developing industry, trade, services, housing, settlements , tourism and supporting industrial activities. One of the problems that will occur is that it can increase the surface temperature of the soil in areas of land cover change, due to a shift in land cover from undeveloped to built up. Urban ground surface temperature can be detected using remote sensing. Detection analysis was performed on Landsat-8 imagery which depicts the shape of the earth's surface. This change has a relationship with changes in land cover, namely the greenness of the vegetation and the density of buildings in Tambun Selatan District, with a linear correlation test to get the result that the Greenness of the Vegetation is inversely proportional to the value of the land surface. temperature and building density are directly proportional to ground surface temperature,"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hafizh Sidqi
"Interaksi antara unsur antropogenik dan alam menjadi salah satu pemicu terhadap terjadinya perubahan tren suhu yang dapat berdampak pada perubahan iklim. Perubahan yang masif pada penggunaan lahan pada wilayah perkotaan terutama gedung, jalan raya, dan ruang terbuka hijau sangat terkait dengan Suhu Permukaan Daratan (SPD). Kota Depok sebagai wilayah urban menjadi salah satu wilayah yang berada pada kawasan metropolitan. Hal ini memicu tekanan migrasi penduduk yang signifikan sehingga meningkatkan kebutuhan akan lahan terbangun yang menyebabkan tingkat kepadatan penduduk semakin meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan dan pengaruh dari variasi spasio-temporal perubahan penggunaan lahan dan kepadatan penduduk terhadap SPD. Metode spasio-temporal digunakan untuk mengetahui keterkaitan antar variabel. Sementara itu, uji korelasi yang digunakan adalah uji korelasi Pearson. Variabel yang diuji adalah tingkat kepadatan penduduk serta jenis penggunaan lahan terhadap SPD. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah citra satelit landsat 5 TM, Landsat 8 OLI/TIRS, penggunaan lahan, data penduduk, dan peta administrasi.  Hasil dari penelitian ini adalah ada keterkaitan dan pengaruh antara perubahan penggunaan lahan terutama peningkatan lahan terbangun dan kepadatan penduduk serta penurunan sebaran vegetasi terhadap Suhu Permukaan Kota Depok pada tahun 2012-2019.

The interaction between anthropogenic and natural elements is one of the triggers for changes in temperature trends which can have an impact on climate change. Massive changes in land use in urban areas, especially buildings, roads and green open spaces, are closely related to Land Surface Temperature (SPD). Depok City as an urban area is located in the metropolitan area. This triggers significant population migration pressure, thereby increasing the need for built-up land, which causes population density to increase. This research aims to examine the relationship and influence of spatio-temporal variations in changes in land use and population density on SPD. The spatio-temporal method is used to determine the relationship between variables. Meanwhile, the correlation test used is the Pearson correlation test. The variables tested were the level of population density and the type of land use for SPD. The data used in this research are Landsat 5 TM, Landsat 8 OLI/TIRS satellite images, landuse, population data, and administrative maps. The results of this research are that there is a connection and influence between changes in land use, especially the increase in built-up land and population density as well as a decrease in vegetation distribution on the Surface Temperature of Depok City in 2012-2019."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ristya Farah Mufida
"Pembangunan kota yang semakin intensif membuat kota semakin panas. Hal ini dapat diidentifikasi dari pola spasial suhu permukaan daratan (SPD), yang merupakan salah satu indikator terjadinya pemanasan global. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan SPD beserta pengaruh antara tutupan lahan, kerapatan bangunan, kerapatan vegetasi terhadap suhu permukaannya. Variabel yang digunakan didapat dari hasil pengolahan citra Landsat 7 (tahun 1999), Landsat 5 (tahun 2006) dan Landsat 8 (tahun 2014).
Hasil analisa menunjukkan bahwa distribusi suhu permukaan daratan mengikuti pola tutupan lahan, kerapatan bangunan dan kerapatan vegetasi di Kota Bekasi. Perkembangan kota dapat terlihat dari perubahan dominasi tutupan lahan dari vegetasi di tahun 1999 berubah menjadi lahan terbangun tahun 2006-2014. Kecamatan yang telah mengalami perkembangan pesat berada di Kecamatan Jatiasih. Lahan terbangun memiliki pengaruh yang paling kuat terhadap peningkatan suhu permukaan daratan, yang kemudian diikuti oleh lahan terbuka, badan air dan vegetasi.
Dari tahun 1999-2014, variasi suhu permukaan daratan semakin bertambah karena semakin menurunnya kerapatan vegetasi akibat kerapatan bangunan yang semakin meningkat. Wilayah dominasi SPD tinggi mengalami pergeseran dari bagian utara ke tengah kota pada periode 1999-2006 dan terus menuju bagian selatan pada periode 2006-2014, dengan pola SPD tinggi berada di sepanjang jalan arteri.

Intensified urban development makes cities hotter. It can be identified from the spatial patterns of land surface temperature (LST), which is one indicator of global warming. This study aims to determine the development of the LST and the influence between land cover, building density, vegetation density on the surface temperature. Variables used obtained from image processing Landsat 7 (1999), Landsat 5 (2006) and Landsat 8 (2014).
The analysis shows that the distribution of land surface temperature follows the pattern of land cover, vegetation density and building density in Bekasi City. Development of the city can be reflected from the dominance of land cover change of vegetation in 1999 turned into land up in 2006-2014. Rapidly growing district is Jatiasih District. Land up having the strongest influence on the increase in land surface temperature, which is then followed by open land, water area and vegetation.
From 1999 to 2014, the land surface temperature variation is increasing due to the decline in the density of vegetation as a result of the ever increasing building density. Region of high land surface temperature dominance shifted from the north to the center of the city in the period 1999-2006 and continue towards the south in the period 2006-2014, with a high temperature pattern is along the arterial roads.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S60828
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Nurul Fatimah
"Suhu permukaan daratan (SPD) di perkotaan cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah sekitarnya, dimana fenomena tersebut merupakan indikator terjadinya pemicu pemanasan global. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola spasial dan arah perubahan SPD di Kota Surabaya, serta kaitannya terhadap tutupan lahan, kerapatan vegetasi dan kerapatan bangunan. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini berupa tutupan lahan, kerapatan vegetasi, kerapatan bangunan, dan suhu permukaan daratan yang didapat dari hasil pengolahan Citra Landsat pada tahun 1994, 2000 dan 2011. Pemeriksaan atau verifikasi dilakukan melalui survey lapang pada 40 lokasi sampel yang diperoleh melalui metode stratified random sampling. Analisa dilakukan baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Hasil analisis menunjukkan bahwa pola spasial SPD pada tahun 1994, 2000 dan 2011 cenderung terkonsentrasi di pusat kota. SPD berkorelasi negatif terhadap kerapatan vegetasi dan berkorelasi positif terhadap kerapatan bangunan. Arah perubahan wilayah SPD tinggi pada periode 1994-2000 mengelompok di pusat kota dari arah utara sampai ke selatan. Pada periode 2000-2011, wilayah SPD tinggi semakin meluas ke arah barat sampai timur Kota Surabaya.

Land surface temperature (LST) in urban areas tends to be higher in the center of city than pheriphery area, which its phenomenon is an indicator of global warming. The purpose of this research is to explain the spatial pattern of LST and its direction changes in Surabaya city, and also to explain the correlation between LST, land cover, vegetation density and building density. The variable were acquired from 1994, 2000 and 2011 Landsat imagery and field observation was conducted in 40 locations by stratified random sampling metode. Qualitative and quantitative analysis showed that the spatial pattern of Surabaya LST in 1994, 2000 and 2011 were quite same, where the highest concentrate of LST was at the center of city. LST has a negative correlation with the vegetation density, but has a positive correlation with building density. The research found that the highest LST in periode 1994-2000 increased along north to south of Surabaya and has been clustered. In periode 2000-2011, the highest LST increase widely along west to east of Surabaya."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S42159
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nadira Retno Abisha
"Perkembangan perkotaan menjadi salah satu permsalahan yang sedang terjadi tiada hentinya. Salah satu permasalahan umum yang dihadapi oleh kota besar di Indonesia adalah pertumbuhan jumlah penduduk perkotaan yang tinggi. Permasalahan di perkotaan tidak hanya berkutat pada ekstraksi lahan terbangun, akan tetapi ekstraksi lahan vegetasi yang semakin lama semakin berkurang. Tidak heran jika area hijau di perkotaan semakin berkurang. Dampak yang timbul dari adanya permasalahan tersebut adalah perubahan iklim mikro perkotaan, salah satunya yaitu meningkatnya suhu permukaan daratan di wilayah perkotaan. Penelitian ini melihat hubungan nilai AST terhadap LST dengan menggunakan metode regresi linear dan melihat hubungan antara variabel RTH dengan menggunakan metode multinomial logistik dan juga pola spasial yang terbentuk pada RTH di Kota Bogor. Hasil penelitian ini menghasilkan adanya hubungan yang positif AST dengan LST serta variabel RTH dan LST yang menunjukkan hubungan yang signifikan dengan nilai <80%. Sementara itu, pola spasial yang terbentuk pada RTH di Kota Bogor menunjukan pola yang mengelompok.

Urban development is one of the problems that continues to occur without stopping. One of the common problems faced by big cities in Indonesia is the high growth of urban population. Problems in urban areas do not only revolve around the extraction of found land, but the extraction of vegetation land which is decreasing over time. No wonder the green area in urban areas is decreasing. The impact that arises from these problems is urban microclimate change, one of which is the increase in NDVI in urban areas. This study looked at the relationship between AST and LST values using the linear regression method and looked at the relationship between green space variables using the multinomial logistic method and the spatial pattern formed in green open space in Bogor City. The results of this study resulted in a positive relationship between AST and LST and the RTH and LST variables which showed a significant relationship with a value of <80%. Meanwhile, the spatial patterns formed in green open space in Bogor City show a clustered pattern.

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cantika Liviona Dzikra Aziz
"

Kota Cirebon mengalami perkembangan wilayah yang cukup pesat, seperti adanya akses tol-Cipali yang terhubung langsung dengan DKI Jakarta (Ibu Kota Negara). Hal tersebut mengakibatkan perubahan tutupan lahan yang luas dari vegetasi menjadi non-vegetasi, yang memicu pengingkatan suhu permukaan daratan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan suhu permukaan daratan yang diakibatkan adanya perubahan tutupan lahan di Kota Cirebon pada tahun 2015-2019. Perubahan tutupan lahan dan perubahan suhu permukaan daratan diperoleh dari citra Landsat. Penelitian ini juga menganalisi pengaruh NDVI dan NDBI dengan suhu permukaan daratan pada tahun 2015 dan 2019 dengan 93 titik sampel yang dipilih dengan stratified random sampling dan menggunakan metode regresi linear berganda. Analisis perubahan suhu permukaan daratan dengan perubahan tutupan lahan dilakukan dengan metode overlay peta. Hasil analisis menunjukan secara spasial pusat kota memiliki suhu yang sangat tinggi. Perubahan suhu permukaan daratan yang terjadi pada sekitar kota terutama yang mengarah ke selatan bersamaan dengan perubahan tutupan lahan nya. Hasil uji regresi linear berganda suhu permukaan daratan dipengaruhi oleh kerapatan vegetasi, dan kerapatan bangunan.


Cirebon City is experiencing rapid regional development, such as the access of Cipali highway which is connected to DKI Jakarta (Capital City). It has an effect on cover land changes from vegetation to non-vegetation, which can increase on land surface temperature. The Purpose of this study to analysis land surface temperature changes caused by land cover changes in the city of Cirebon in 2015-2019. Land cover changes and land surface temperature changes processed with Landsat. This study also analysis the effect of NDVI and NDBI with land surface temperature in 2015 and 2019, with 93 sample points selected by stratified random sampling and using multiple linear regression methods. Analysis of land surface temperature changes with land cover changes is carried out by overlay map method. The analysis showed the spatial city centre has a very high temperature. Land surface temperature changes that occur in the city center, especially those leading to the south along with land cover changes. The results of multiple linear regression tests of land surface temperature are influenced by vegetation density and building density.

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anom Cahyo Galih Pranoto
"Urban Heat Island adalah suatu fenomena dimana suhu permukaan kota yang padat bangunan lebih tinggi daripada suhu di sekitarnya baik di desa maupun pinggir kota. Kecamatan Pinang merupakan Kecamatan di Kota Tangerang yang pembangunannya mengalami perubahan secara dinamis. Perubahan kerapatan vegetasi, kerapatan bangunan serta tutupan lahan yang cepat mempengaruhi suhu permukaan darat di Kecamatan Pinang. Metode yang digunakan yaitu pengolahan dari citra Landsat 7 ETM+ dan Landsat 8 OLI untuk mendapatkan nilai Kerapatan Vegetasi (NDVI), Kerapatan Bangunan (NDBI) dan Land Surface Temperature (LST).
Hasil penelitian menunjukan bahwa Kecamatan Pinang telah mengalami perluasan wilayah yang terdampak Urban Heat Island yang menjalar di bagian selatan Kecamatan Pinang. Hasil ini didukung oleh uji statistik yang menunjukan semakin tinggi kerapatan bangunan, semakin tinggi pula suhu permukaan daratnya serta semakin tinggi kerapatan vegetasi, maka semakin rendah suhu permukaan daratnya.

Urban Heat Island is a phenomenom in which the surface temperature of the crowded city buildings higher than the surrounding temperature both in villages and sub urban. Pinang Sub-District is a Sub-District at Tangerang City who had growth dynamic development. Transformation of vegetation density, density of the roof of the buildings and land cover can affect the land surface temperature at Pinang Sub-District. The research method is using by processing satellite imagery from Landsat 7 ETM+ and Landsat 8 OLI to get vegetation density (NDVI), density of the roof of the building (NDBI) and land surface temperature (LST).
The results showed that the Pinang Sub-District have expanded the area affected by the spread of Urban Heat Island in the southern part of the Pinang Sub-District. This result also tested in statistically. Therefore, when land surface temperature rise, the building density are descend. Beside when land surface temperature descend, the vegetation density are rise up.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S65057
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>