Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 181003 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abrar Aulia
"ABSTRAK
Penelitian ini berfokus pada pengembangan kota kreatif dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, dengan menggunakan teori Soft Condition di Indonesia. Kota kreatif pada penelitian ini diukur melalui konsentrasi industri kreatif dengan metode LQ. Secara khusus, penelitian ini ingin melihat apakah faktor soft memiliki peranan penting dalam pengembangan kota kreatif sebagaimana telah disebutkan dalam berbagai literatur bahwa kota kreatif perlu memiliki unsur soft dan hard. Dengan menggunakan metode estimasi OLS pada data Sensus Ekonomi 2006, penelitian ini menemukan industri kreatif di Indonesia tidak memiliki karakteristik yang sama. Untuk mendalami mengenai industri ini, peneliti membagi industri kreatif menjadi dua kategori yaitu industri kreatif berbasis budaya dan industri kreatif berbasis teknologi informasi mengikuti hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Fahmi 2016 . Hasil menunjukan bahwa sebagian teori dari Soft Condition dapat diaplikasikan pada kedua bentuk kota kreatif, akan tetapi variabel toleransi hanya berpengaruh positif pada industri kreatif berbasis teknologi informasi. Sebaliknya, dalam industri kreatif berbasis budaya toleransi justru menghambat perkembangan industri ini. Temuan lain dalam penelitian ini adalah kota kreatif berbasis teknologi informasi lebih diminati oleh mereka yang memiliki jenjang pendidikan lebih tinggi dibandingkan dengan kota kreatif berbasis budaya. Dalam persebarannya sendiri, konsentrasi industri kreatif berbasis teknologi lebih tinggi pada kotamadya dibandingkan dengan industri kreatif budaya yang sebagian besar berada di kabupaten.

ABSTRACT
This research focused on development of creative city and factors affecting it, using Soft Condition theory in Indonesia. Creative city in this research are measured by concentration of creative industry sectors, by using LQ, which is the aim of Indonesia rsquo s government policy for pursuing creative industry as its main competitive advantage in the region. Specifically, this research aims to see whether Soft Condition in a city matters for the development of creative city, as many have said that the combination between hard and soft factors. Using OLS regression analysis on 2006 Indonesia rsquo s Economic Census data, I have found that creative industry in Indonesia does not share identical characteristics. To further explore about this industry, I divide creative industry into two categories which is traditional culture based and creative based industry referring to the work done by Fahmi 2016 . The results showed that most of Soft Condition factor affects the development of these creative city, but tolerance only works well with creative based industry. On the contrary, in culture based industry, the tolerance might disincentive the development of creative cities. The research also found that in Indonesia, creative city based on creativity are more favorable for those who have a better education degree rather than to stay in culture based creative city. As for the distribution itself, creative based industry relatively concentrated on municipalities kota while culture based industry are concentrated on district kabupaten ."
2017
S69799
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Ichsana Nur
"Bandung menjadi salah satu role model kota ekonomi kreatif di Indonesia dan di Dunia. Capaian baik tersebut adalah hasil dari usaha stakeholders yang berasal dari unsur masyarakat, bisnis, entitas sosial dan pemerintah entitas politik melalui peran strategisnya dalam mengembangkan ekonomi kreatif di Kota Bandung. Walaupun demikian, sebenarnya potensi pengembangan ekonomi kreatif di Kota Bandung ini bisa jauh lebih besar dari pada hasil yang telah dicapai, namun hal tersebut tidak terjadi karena interaksi yang dilakukan oleh ketiga entitas tersebut belum optimal baik itu secara terpisah maupun bersama. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis interaksi interferences, interplays, dan interventions yang dilakukan para pemangku kepentingan pada kebijakan pengembangan ekonomi kreatif di Kota Bandung. Penelitian ini menggunakan pendekatan post-positivis dengan jenis penelitian deskriptif, dan penelitian ini juga menggunakan wawancara dan studi dokumentasi sebagai metode pengumpulan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan konsep societal governance ini secara prinsip sesuai dengan apa yang dilakukan Kota Bandung dalam mengembangkan ekonomi kreatifnya, ada sub-variabel yang bisa berjalan dengan baik tetapi ada juga belum. Pertama, bahwa Bandung Creative City Forum BCCF sebagai representasi entitas sosial, dapat menjalankan sejumlah aktivismenya secara otonom dengan cara membuat sejumlah prototipe solusi kreatif perkotaan, baik itu yang bersifat internal maupun eksternal, kedua bahwa ada sebuah kolaborasi yang tampak diantara para pemangku kepentingan melalui program Design Action Bandung, namun dalam pelaksanaanya masih ada diantara entitas yang terkesan powerless padahal kekuasaan dan kewenangannya cukup besar untuk bisa ikut mengatur dan mengurus program tersebut, walaupun demikian program ini berhasil memberikan sejumlah rekomendasi bagi pemerintah agar bisa dijalankan melalui sejumlah program yang akan dibuat kemudian, ketiga bahwa saat ini pemerintah sebagai entitas politik dapat menggunakan kewenangannya untuk membuat kebijakan dan program yang mendukung namun dalam aplikasinya masih ada yang perlu ditingkatkan, serta kontrol dan sanksi yang juga belum sepenuhnya dilakukan dengn baik, hal tersebut karena terbatasnya dukungan jajaran SKPD kota yang masih dalam proses memahami ekonomi kreatif itu sendiri.

Bandung serves as a pilot project for creative economy implementation in Indonesia and abroad. It has been recognized that this achievement was made possible with a collaboration between stakeholders, including the government and society, through their strategic roles in creative economy development in the city of Bandung. Nevertheless, the potentials of creative economy in the city of Bandung are in fact much more significant in comparison to what has been actualized, but it does not happen because the interactions between the three entities are not optimal either separately or concurrently. This research aims to analyze the interactions of interferences, interplays, and interventions run among hose stakeholders on the policy of creative economy development in Bandung. This research is descriptive research and employed post positivist approach. In depth interviews and document study were carried out for the purpose of data collection. Present research results showed that the use of the concept of societal governance is in principle has accordance with the Bandung City in developing its creative economy, there are sub variables that could go well but there are also yet. First, the Bandung Creative City Forum BCCF as a representation of the social entity, can run a number activism autonomously by making several prototype creative solutions to urban areas, both internal and external. Secondly, there is a collaboration that appeared among stakeholders through the Design Action Bandung program, but in the implementation, there are still entities who give powerless impression even though the power and authority are large enough to be able to organize and manage the program. However, the program succeeded in providing recommendations for the government to be run through programs that will be made later. Thirdly, nowadays the government as the political entity should be able to use its authority by making supported policies and programs but in its application, it still needs to be improved also the control and sanction which also not fully done well. This is due to the limited support of SKPD of the Bandung City that still in the process of understanding the creative economy itself. "
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2018
T51419
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ndaru Mukti Lestari
"Pemekaran wilayah merupakan suatu fenomena baru yang sedang marak terjadi di Indonesia dalam satu dasawarsa terakhir. Fenomena ini lahir sebagai akibat dari diberlakukannya kembali sistem desentralisasi di Indonesia. Pemekaran wilayah tersebut kemudian menghasilkan sejumlah daerah otonom baru yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan daerahnya sesuai dengan prakarsanya sendiri, kecuali lima kepentingan yang berdasarkan undang-undang tersebut tetap dipegang oleh pemerintah pusat, termasuk didalamnya adalah wewenang dalam hal perencanaan pembangunan. Bagi daerah otonom baru, sebelum ia dapat menyusun rencana pembangunannya sendiri, dalam pelaksanaan pembangunan daerahnya dilakukan dengan mengacu pada Rencana pembangunan daerah induknya, setelah kepala daerah definitif terpilih maka ia wajib menyusun rencana pembangunan daerahnya sendiri.

Regional growth is a new phenomenon emerging in Indonesia in the past decade. This phenomenon was a result of the reintroduction of a decentralized system in Indonesia. Regional divisions are then produced a number of new autonomous regions that have the authority to regulate and manage the interests of their regions in accordance with his own initiative, but five of interests under law is still held by the central government, including the authority in terms of development planning. For new autonomous regions, before he could arrange its own development plan, the implementation of development plans in accordance to the regional development plan of its main region, after definitive local chief elected and he shall prepare its own development plans. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Zhein Adhi Mahendra Setiawan
"

Dalam 7 dekade terakhir, perkembangan dari dimensi dari kapal container berlangsung dengan sangat cepat. Agar dapat memfasilitasi kapal-kapal tersebut, Pelabuhan mengembangkan infrastruktur mereka dari memasang kran gantri sampai mengeruk dasar laut. Tesis ini menangkap fenomena tersebut dan melihat bagaimana Pelabuhan beradaptasi dari kemunculan kapal container Post Panamax, yaitu kapal container yang memiliki efisiensi tinggi. Penelitian ini menggunakan variabel eksogen, yakni, kedalaman awal Pelabuhan sebelum kemunculan kapal container Post Panamax di tahun 1988. Kami menemukan bahwa Pelabuhan yang memiliki kedalaman sama dengan atau lebih dari 13,716 meter memiliki pengaruh signifikan terhadap apakah Pelabuhan tersebut akan mengakomodasi kapal kontainer Post Panamax pada saat ini. Hal baru dari tesis ini bukan terletak pada hasilnya, tetapi pada potensi dari variabel eksogenus yang digunakan dimana hasilnya signifikan dan kuat sehingga dapat digunakan untuk menghitung hubungan sebab-akibat dari perdagangan yang tidak pernah dilakukan secara layak sebelumnya.


Rapid development of Container Ship Dimension in last 7 decades is shocking. To adapt with that change, Ports are developing their infrastructure from installing gantry crane to dredge their sea floor. This thesis is catching that phenomenon to see how Ports adapt to Post Panamax container ship that built for efficiency using exogenous variable of Ports original depth. We find that Ports that have original depth more or equal to 13.716 meters is significantly affected Port to accommodate Post Panamax container ship now. The novelty of this research is not the result, but the potential of using the exogenous variable, which is significant and robust to estimate the causality of trade that never has been done properly before.

"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mukhlas
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berbagai bentuk aktivitas promosi Kota Bogor sebagai daerah tujuan wisata melalui pengembangan sektor ekonomi kreatif berbasis seni dan budaya. Promosi dari sebuah destinasi wisata perkotaan membutuhkan pengelolaan kota yang terintegrasi secara keseluruhan berdasarkan kebijakan-kebijakan pemerintah dan visi strategis dari daya saing. Data yang digunakan merupakan data primer yang diperoleh melalui observasi dan wawancara tehadap stakeholder di Kota Bogor dan diperkuat dengan data sekunder yang diperoleh dari studi literatur. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam mempromosikan sebuah kota sebagai tujuan wisata diperlukan sebuah kolaborasi yang sinergi dan terus berkelanjutan antar stakeholder di dalam manajemen destinasi, melalui perencanaan pembangunan kota dan optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki melalui ekonomi kreatif sebagai upaya peningkatan daya saing dalam penciptaan daya tarik dan penguatan kualitas kepariwisataan.
This study aims to determine the various forms of promotion activities by Bogor City as a tourist destination area through the development of the creative economy sector based on arts and culture. promotion of urban tourism destinations requires a citywide integrated management approach based on governance principles and strategic vision of competitiveness. The data used are primary data obtained through observation and interviews to Bogor City local actors and reinforced with secondary data obtained from literature. This research used descriptive qualitative research method. The results showed that in promoting the city as a tourist destination required a collaborative and ongoing synergies between local actors in the area of destination management, urban development and planning through optimization of its potential through a variety of creative economy as an effort to increase competitiveness in the creation strengthening the attractiveness and quality of tourism."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S53916
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Yuwono
"This thesis continues the same research last year with a different condition. It presented a numerical study of the improvement of solt soil using columnar inclusions with Fixed Base End Condition In this new condition the inclusions are assumed reach rock like layer condition. Review of analytical studies has been concentrated to British Standard BS8006, modified Terzaghi theorem, and arching theorem Numerical model in this study is using FLAC3D code to generate 3D model. The materials properties uses in this model refer to typical values. Some of important design variables have been considered in our parametric study. The most efficient platform thickness is 1m for loading 3OkPa or more, in point of view to minimize the proportion stress on soft soil or to maximize ratio of load transferred to columns. Optimal area ratio A, is in range from 5% to 10% its depends on the considered parameters, but 10% is acceptable for most parameters. Study of stress distribution on column indicate that the negative friction will act on top part of column in any level of loading. Due to the mechanism of stress distribution, inclusion system could settle as a group. The maximum of stress reduction ratio S, and stress concentration ratio E, is obtained for the same value as Terzaghi analysis."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T16965
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alnila Syalwaa
"Sistem sanitasi setempat diartikan sebagai suatu sistem pengolahan air limbah domestik yang dilakukan langsung pada sumbernya (in-situ). Namun, pada penerapannya tidak semua rumah tangga memiliki sistem sanitasi yang aman ataupun layak. Penelitian in menggunakan alat inspeksi sanitasi yang disusun oleh peneliti Universitas Indonesia bekerja sama dengan UNICEF sebagai bentuk pengembangan form inspeksi Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dan penggabungan dengan syarat-syarat teknis yang ditetapkan oleh SNI 2398:2017 tentang Tata Cara Perencanaan Tangki Septik dengan Pengolahan Lanjutan. Alat inspeksi sanitasi ini ditujukan pada rumah tangga di kota dan kabupaten yang telah berhasil memberhentikan praktik buang air besar sembarangan (BABS) sesuai hasil survei STBM. Kota dan kabupaten tersebut adalah Kota Kupang, Kota Mataram, dan Kabupaten Sumbawa Barat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kondisi sistem sanitasi setempat berdasarkan hasil form inspeksi sanitasi, menganalisis kesesuaian kondisi yang ada terhadap SNI 2398:2017, dan mencari tingkat pengaruh dari faktor non teknis (pekerjaan responden, status kepemilikan rumah, dan kepadatan penduduk) terhadap kondisi sistem sanitasi setempat suatu rumah tangga. Metode yang digunakan adalah metode statistik deskriptif dan metode regresi logistik biner untuk mengetahui besar pengaruh berdasarkan nilai Odds Ratio (OR). Hasil yang diperoleh adalah persentase rumah tangga dengan akses sanitasi aman di Kota Kupang, Kota Mataram, dan Kabupaten Sumbawa Barat adalah 1%, 5%, dan 11%. Persentase rumah tangga dengan akses sanitasi layak adalah 83%, 91%, 89%. Sementara rumah tangga dengan akses sanitasi belum layak adalah 16% di Kota Kupang dan 4% di Kota Mataram. Persentase rumah tangga dengan tempat penampungan tinja yang sesuai dengan SNI 2398:2017 adalah 2% di Kota Kupang dan 35% di Kabupaten Sumbawa Barat. Rumah tangga yang tidak sesuai berturut-turut 94%, 97%, dan 58%. Kemudian berdasarkan hasil regresi logistik biner kondisi sistem sanitasi setempat dipengaruhi secara signifikan oleh pekerjaan responden dan kepadatan penduduk dengan nilai OR 2,29 dan 2,3. Sehingga disimpulkan bahwa mayoritas rumah tangga di kota objek studi sudah memiliki akses sanitasi layak namun masih jauh dari kesesuaian dengan SNI 2398:2017. Salah satu faktor yang mempengaruhi kondisi sistem sanitasi setempat adalah pekerjaan responden dan kepadatan penduduk. Saran yang dapat diberikan adalah peningkatan program edukasi dan penyediaan fasilitas yang mendukung pelaksanaan sistem sanitasi setempat seperti pengadaan sub-sistem pengangkutan dan pengolahan akhir lumpur tinja (IPLT).

On-site sanitation system is defined as a domestic wastewater treatment system that is carried out directly at its source (in-situ). However, in practice, not all households have a safe or improved sanitation system. This study uses a sanitation inspection tool that is a form of development of the Community Based Total Sanitation (CBTS) inspection form and incorporation with the technical requirements stipulated by SNI 2398:2017 about Procedures for Planning Septic Tanks with Advanced Treatment, compiled by researchers from Universitas Indonesia in collaboration with UNICEF. This sanitation inspection tool is aimed at households in cities and regencies that have succeeded in stopping the practice of open defecation (ODF) according to the CTBS survey. The cities and regencies are Kupang City, Mataram City, and West Sumbawa Regency. This study aims to analyze the existing condition of the on-site sanitation system based on the results of the sanitation inspection form, to analyze the compliancy of the existing condition with SNI 2398:2017, and to find out the influence of non-technical factors (respondent's occupation, home ownership status, and population density) on the existing on-site sanitation system conditions of a household. The method used are  descriptive statistical method and binary logistic regression method to determine the magnitude of the effect based on the Odds Ratio (OR) value. The results obtained are the percentage of households with safely managed sanitation system in Kupang City, Mataram City, and West Sumbawa Regency are 1%, 5%, and 11%. The percentage of households with access to basic sanitation is 83%, 91%, and 89%, respectively. Meanwhile, households with inadequate sanitation access were 16% in Kupang City and 4% in Mataram City. The percentage of households with a faecal containment that complies with SNI 2398:2017 is 2% in Kupang City and 35% in West Sumbawa Regency. The non-conforming households are 94%, 97%, and 58%, respectively. Subsequently, based on the results of binary logistic regression, on-site sanitation system conditions were significantly influenced by the respondent's occupation status and population density with OR values ​​of 2.29 and 2.3. It is concluded that the majority of households in these locations already have access to proper sanitation but are still far from conforming to SNI 2398:2017. One of the factors that influence the condition of the on-site sanitation system is the respondent's occupation and population density. Suggestions that can be given are improving education programs and providing facilities that support the implementation of the on-site sanitation system, such as the procurement of a sub-system of transportation and final treatment plant for sewage sludge.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djatnika S. Puradinata
"ABSTRAK
Penelitian ini merupakan implementasi dari penelitian dual imperatives (McKay dan Marshall, 2001), mencakup research interest dan problem solving interest, yaitu riset aksi (action research) yang menggunakan soft systems methodology (SSM). Penelitian ini termasuk katagori SSM based action research, yang sesuai dengan kategori theoritical research practice/business change practice dari Cronholm and Goldkuhl (2003). Dalam penelitian ini dikaji bagaimana suatu organisasi bisnis menyiapkan dirinya mengatasi berbagai masalah problematik yang dihadapinya. Kajian dilakukan terhadap PT Medco Ethanol Lampung (MEL), yang baru pertama kali terjun dalam bisnis bioethanol dan telah mengalami berbagai masalah yang bersifat problematik. Pengalaman problematik tersebut telah menjadi semacam rujukan dunia nyata (real world) dalam penelitian di MEL yang berfungsi sebagai laboratorium sosial.
MEL memerlukan pengetahuan yang unggul agar bisa memberikan kontribusi signifikan dalam pengembangan BBN. Penciptaan pengetahuan (knowledge creation) yang unggul dicapai melalui penerapan strategi pembelajaran interorganisasional menggunakan framework proses pembelajaran IGDI (knowledge- Identification; Generation; Diffusion; Integration) (Pawslowsky, Forslin dan Reinhardt dalam Dierkes et al, 2001). Bagaimana mengkonstruksi pembelajaran interorganisasional dan hubungan interpersonal menjadi tujuan penelitian berbasis research interest, sedangkan tujuan penelitian berbasis problem solving interest adalah bagaimana mengkonstruksi struktur pembiayaan produksi melalui faktor-faktor penting dalam knowledge creation melalui pendekatan IGDI yang menjamin tercapainya pendapatan berkelanjutan di MEL.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa efektivitas proses pembelajaran IGDI dipengaruhi oleh faktor keberhasilan yang terdiri dari motivasi, leadership, trust, kapasitas penyerapan, kemampuan mengkombinasikan berbagai kapabilitas, kedekatan dan teknologi informasi. Sedangkan untuk mengatasi masalah problematiknya MEL harus mengadakan integrasi vertikal ke arah hulu, agar menjamin tersedianya bahan baku dalam waktu, harga dan kualitas yang sesuai standar, melalui penguasaan perkebunan. Sedangkan ke arah hilir perlu memperluas konsumen melalui kerjasama erat dengan Pemerintah, yang diharapkan bisa memfasilitasi upaya peningkatan jumlah konsumen. Secara keseluruhan harus ada sinergi antara makro dan mikro untuk mencapai keunggulan besama.

ABSTRACT
This study is an implementation of dual imperatives research (McKay and Marshall, 2001), to cover research interest and problem solving interest, and categorized as a Soft Systems Methodology (SSM) based action research using theoritical research practice/business change practice by Cronholm and Goldkuhl (2003). The study is researching the way a business organization respond to a problematic situation. PT Medco Ethanol Lampung (MEL) is a new business corporation with the vision to establish a bioethanol corporation to produce biofuel product with a very significant problematic situation. The problematic experienced of MEL become a social laboratory and a real world reference for this study.
MEL required excellent knowledge for significant contribution in the biofuel development, and the knowledge creation will be achieved through the implementation of strategic learning process frame work of knowledge identification; knowledge diffusion, knowledge generation and knowledge integration (IGDI) (Pawlowsky, Forslin and Reinhardt in Dierkes et al. 2001). How to construct interorganizational learning and interpersonal learning are the primary objects of research interest objective. And how to construct the structure of production cost become primary objective in the problem solving interest objetive.
The results of this study is an analysis of a phenomenon of the acquisition and knowledge creation through inter-organizational learning and interpersonal relations with IGDI approach, which can be used by business organizations in responding to external challenges. The study also concluded that the effectiveness of the learning process IGDI is influenced by the characteristics of interorganizational learning and interpersonal relations. The major influence are motivation, leadership, trust, absorptive capacity, ability to combined several capabilities, interpersonal networks and information technology. Critical success factor for the sustainable production is raw material supply and highest product consumption to achieved economies size capacity of the factory. To solve the strategic problem the company should exercise vertical integration to upstream and downstream. By upstream integration company will have access and control to raw material supply through acquisition of sufficient farm site.For downstream integration the company should increase product consumption through close cooperation with government authorities. Government support will be necessary especially in the land use policy as well as biofuel usage policy."
Depok: 2012
D1351
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Satrya Solihin J.
"Kota Tangerang Selatan memiliki sebelas situ yang berada di dalam wilayah administratifnya. Situ-situ tersebut sedang mengalami degradasi fungsi utama sebagai kawasan penyimpanan air. Salah satu sebab penurunan fungsi ini adalah alih fungsi Iahan yang terjadi secara illegal seperti permukiman dan peruntukan situ sebagai kawasan pembuangan sampah. Berdasarkan kondisi tersebut peneliti merumuskan permasalahan penelitian yaitu masih banyaknya situ di wilayah Tangerang Selatan yang mengalami penurunan fungsi dan lwasan kawasan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukan jika kondisi situ-situ di wilayah Kota Tangerang Selatan dapat dikatakan cukup buruk. Dari 11 (sebelas) situ yang ada di wilayah Tangerang Selatan, hanya 2 (dua) situ yang dapat dikategorikan memiliki kondisi baik, sedangkan 5 (lima) situ lainnya dikategorikan memiliki kondisi sedang, dan bahkan 4 (empat) situ sisanya dikategorikan buruk dengan kondisi [vasan situ sudah nol/hilang. Faktor-faktor yang menyebabkan degradasi situ adalah, 1) dari segi sosial ekonomi kependudukan, peningkatan jumlah penduduk di kota Tangerang Selatan menjadi sebab meningkatnya tekanan terhadap daya dukung situ. 2) Ditinjau dari Aspek Tata Ruang/RUTR Kota Tangerang, rencana pengelolaan kawsan situ tidak terintegrasi dalam rencana tata ruang wilayah kota adanya perubahan fungsi lahan. 3) Ditinjau dari Aspek Potensi Sarana/Elemen Perkotaan, kawasan situ tidak dikelola dengan perencanaan yang baik sehingga tidak terintegrasi dalam pembangunan kota. Altematif solusi untuk perbaikan kondisi situ-situ adalah pengembangan perangkat insentif dan disinsentif untuk mengarahkan sekaligus mengendalikan perkembangan dan perubahan fungsi kawasan situ yang dikembangkan secara sektoral maupun lintas sektoral.

The eleven smali fakes in The City of South Tangerang are faced serious degradation of their function as water based reservoir and their existence. Land used changing such as illegal settlement and waste landfill around the small lakes caused the inhibitory of small Jakes. Based on that condition, this research question is the enhancement of degradation of small Jakes in South Tangerang City. This research used qualitative approach with descriptive analyses. Results of study show the condition of small lakes in The City of South Tangerang are in bad category. From eleven small lakes, two small lakes categories in good condition, five small lakes categories in middle condition, four small lakes in bad condition with zero area. These conditions caused by, 1) from social, economic and citizenry impact, escalation of citizen dweller in The City of South Tangerang became pressure for carriying cappacity of the small lakes. 2) from South Tangerang Regional Development Planning Concept there is no integration these area to the mapping of City region. 3) from infrastructurs and the element of city, these smal) lakes area were not well integrated to the development of city planning. The alternative solution to improve the condition of these small lakes is the development of insentive and disinsentive system programme. This system fungtion as controlier on land used changes and improvement of the smalt lakes. "
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2010
T33552
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Firdaus Muttaqin
"ABSTRAK
Indonesia memiliki kekayaan pengetahuan tradisional yang sangat beragam. Namun, pengetahuan tradisional ini diketahui oleh komunitas lokal yang memiliki pengetahuan tersebut, sehingga tidak dapat dikontrol dan dipantau lokasi persebarannya. Begitu juga data apa saja yang terkumpul, alur pemrosesan data dan organisasi yang memiliki data tersebut belum diketahui secara jelas. Selain itu, data digitalisasi pengetahuan tradisional tersebar dan disimpan dalam sistem yang berdiri sendiri. Maka, diperlukan integrasi data agar tidak terjadi duplikasi data pengetahuan tradisional. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sebuah model dan arsitektur web-based GIS persebaran pengetahuan tradisional di Indonesia menggunakan soft system methodology dan service oriented architecture. Kontribusi dalam penelitian ini yaitu menggabungkan pendekatan pendekatan soft system methodology SSM dan service-oriented architecture SOA untuk membangun web-based GIS dan memberikan rekomendasi model web-based GIS pengetahuan tradisional di Indonesia. Dari hasil pengujian efficiency dengan aspek response time pada sistem web-based GIS yang dibangun menggunakan GTmetrix didapatkan nilai rata ndash; rata sebesar 3,021 second. Nilai ini jika direpresentasikan menggunakan rentang response time yang dikemukakan oleh Anna Bounch mendapatkan rating ldquo;good rdquo;. Dari hasil pengujian usability menggunakan kuesioner system usability scale didapatkan nilai 73,07. Nilai ini jika direpresentasikan menggunakan rentang nilai yang dikemukakan oleh John Brooke dapat dikategorikan dapat diterima acceptable .Indonesia memiliki kekayaan pengetahuan tradisional yang sangat beragam. Namun, pengetahuan tradisional ini diketahui oleh komunitas lokal yang memiliki pengetahuan tersebut, sehingga tidak dapat dikontrol dan dipantau lokasi persebarannya. Begitu juga data apa saja yang terkumpul, alur pemrosesan data dan organisasi yang memiliki data tersebut belum diketahui secara jelas. Selain itu, data digitalisasi pengetahuan tradisional tersebar dan disimpan dalam sistem yang berdiri sendiri. Maka, diperlukan integrasi data agar tidak terjadi duplikasi data pengetahuan tradisional. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sebuah model dan arsitektur web-based GIS persebaran pengetahuan tradisional di Indonesia menggunakan soft system methodology dan service oriented architecture. Kontribusi dalam penelitian ini yaitu menggabungkan pendekatan pendekatan soft system methodology SSM dan service-oriented architecture SOA untuk membangun web-based GIS dan memberikan rekomendasi model web-based GIS pengetahuan tradisional di Indonesia. Dari hasil pengujian efficiency dengan aspek response time pada sistem web-based GIS yang dibangun menggunakan GTmetrix didapatkan nilai rata ndash; rata sebesar 3,021 second. Nilai ini jika direpresentasikan menggunakan rentang response time yang dikemukakan oleh Anna Bounch mendapatkan rating ldquo;good rdquo;. Dari hasil pengujian usability menggunakan kuesioner system usability scale didapatkan nilai 73,07. Nilai ini jika direpresentasikan menggunakan rentang nilai yang dikemukakan oleh John Brooke dapat dikategorikan dapat diterima acceptable.

ABSTRACT
Indonesia has a wealth of traditional knowledge that is very diverse. However, this traditional knowledge is known by the local community who has such knowledge, so that it can not be controlled and monitored by the location of its distribution. So also what data is collected, the data processing flow and the organization that has the data is not known clearly. In addition, digitalization data of traditional knowledge is dispersed and stored in stand alone systems. Therefore, data integration is needed to avoid duplication of traditional knowledge data. This research aims to develop a model and architecture of web based GIS distribution of traditional knowledge in Indonesia using soft system methodology and service oriented architecture. The contribution of this research is to combine the approach of soft system methodology SSM and service oriented architecture SOA approach to build web based GIS and provide recommendations of traditional GIS web based knowledge model in Indonesia. From the results of efficiency testing with the response time aspects of web based GIS system built using GTmetrix obtained an average value of 3.042 second. This value if represented using response time range proposed by Anna Bounch get good rating. From the results of usability testing using questionnaire system usability scale obtained value of 73.07. This value if represented using the range of values suggested by John Brooke can be categorized as acceptable."
2017
T49161
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>