Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 189629 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Marisa Diah Lestari
"ABSTRAK
Pendahuluan: Remaja yang menjalani kehidupan di lembaga pembinaan akan mengalami banyak perubahan yang disebabkan oleh stressor sehingga menimbulkan stres. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan stressor, persepsi pola asuh, dan strategi koping terhadap stres remaja di lembaga pembinaan khusus anak pria. Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian ini melibatkan 64 remaja di lembaga pembinaan yang dipilih dengan menggunakan purposive sampling. Hasil: Stressor aspek biologis ialah perubahan nafsu makan, penyakit menular di lembaga pembinaan, dan perubahan kesehatan fisik. Stressor aspek psikologis ialah pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan, perubahan motivasi, dan perubahan kemampuan belajar. Stressor aspek sosial ialah berpisah dari keluarga, suasana lingkungan lembaga pembinaan, kegiatan rutin di lembaga pembinaan, serta perilaku dan sikap teman di lembaga pembinaan. Remaja di lembaga pembinaan merasakan stres katagori moderate. Remaja di lembaga pembinaan menggunakan problem focused coping dan emotion focused coping. Remaja di lembaga pembinaan mendapatkan perlakuan dari orang tua dengan jenis pengasuhan neglectful/uninvolved. Stressor sosial, strategi koping problem focused coping, dan persepsi pola asuh neglectful/uninvolved memiliki hubungan yang bermakna dengan stres. Rekomendasi: Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi penelitian berikutnya berupa penelitian keperawatan intervensi berupa managemen stres pada remaja di lembaga pembinan. Bermanfaat bagi orang tua dalam meningkatkan serta memperbaiki pola pengasuhan kepada remaja.

ABSTRACT
Introduction Adolescents who live in prison will change many experiences caused by stressor that can cause stress. This study aims to determine the relationship between stressors, parenting style, and coping strategies toward stress adolescents inmates in prisons. Methods The design of this study was descriptive correlational with cross sectional approach. This study was involved 64 adolescents inmates selected by purposive sampling. Result Biological stressor are the spread of infectious diseases in the prison and changing in physical health. Psychological stressor are an unpleasant past experiences, changing in motivation, and learning ability. Social stressor are seperated from family, environment, routine activity, and behavior rsquo s friends inmates.. Adolescents inmates moderate stres. Coping strategies used by adolescents inmates is problem focused coping and emotion focused coping. Parenting style with neglectful uninvolved in adolescents inmates. Social stressor, coping strategies, and parenting style have a meaningful relationship with stress. Recommendation This research is expected to provide benefit for subsequent research of nursing intervention of stress management at adolescents inmates. This study to provide benefit for parents in improving parenting patterns. "
2017
S67695
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dita Permata Eleana
"ABSTRAK
Remaja merupakan kelompok usia yang cenderung melakukan perilaku berisiko. Hal tersebut dapat memengaruhi perkembangan dan pencapaian pada remaja. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pola asuh dan tipe kepribadian dengan mekanisme koping remaja di SMK N 34 Jakarta. Desain penelitian menggunakan cross-sectional. Jumlah responden pada penelitian ini 89 yang diambil dari proportionate stratified. Hasil analisis menggunakan uji chi-square menunjukkan ada hubungan antara pola asuh dengan mekanisme koping p=0,008 . Namun, tidak ada hubungan antara tipe kepribadian dengan mekanisme koping p=0,845 . Penelitian ini merekomendasikan institusi sekolah dapat mengoptimalkan program pembinaan bagi para peserta didik, sehingga peserta didik dapat menggunakan koping yang konstruktif.

ABSTRAK
Development and outcomes on adolescent. This study is aimed to determine the correlation between parenting styles and personality types to the coping mechanism of adolescent in SMK N 34 Jakarta. Its design was cross sectional with 89 samples and selected through proportionate stratified sampling technique. The results showed there were a correlation between parenting styles and coping mechanism p 0.008 . However, there was no correlation between personality types and coping mechanism p 0.845 . This study recommends that institutions can optimize coaching programs for adolescent, so they can use constructive coping."
2017
S69655
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ina Rusliany
"Pendahuluan: Mahasiswa yang baru pertama kali memulai pendidikan di bangku perkuliahan seringkali mendapatkan stresor yang menyebabkan stres sehingga memerlukan strategi koping dan dukungan sosial berupa pola asuh dari orang tua. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan strategi koping dan stresor terhadap stres pada mahasiswa baru di fakultas ilmu keperawatan.
Metode: Desain penelitian ini adalah deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional melibatkan 100 mahasiswa baru dengan teknik total sampling.
Hasil: Mahasiswa baru sebagian besar menggunakan strategi koping emotional focused coping sebanyak 42,90 , pola asuh orang tua sebagian besar adalah authoritative 69, stresor yang dialami sebagian besar adalah stresor sosial 16,67, mahasiswa baru sebagian besar mengalami stress sedang 87 . Strategi koping, emotional focused coping dengan stress memiliki hubungan yang bermakna. Sedangkan Pola asuh orang tua dan stresor tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan stress.
Rekomendasi: Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk program bimbingan dan konseling bagi baik tingkat fakultas atau universitas dalam rangka skrining kesehatan fisik maupun mental, khususnya kondisi stres yang mungkin dialami oleh mahasiswa dalam menghadapi tahun pertama perkuliahan.

Introduction: Students who are just starting their education on the bench often get stressors that require coping strategies and social support in the form of parental care. This study aims to determine the relationship of coping strategies and stressors to stress in new students in the faculty of nursing science.
Methods: The design of this study was descriptive correlational with cross sectional approach involving 100 new students with total sampling technique.
Result: New students mostly use coping strategy emotional focused coping as much as 42,90, parenting pattern mostly authoritative 69, most of the stressors are social stressors 16,67, new student Most had moderate stress 87. Coping strategies, emotional focused coping with stress has a meaningful relationship. While Parenting parenting and stress does not have a meaningful relationship with stress.
Recommendation: This research is expected to be useful for guidance and counseling programs for both faculty and university levels in the context of physical and mental health screening, especially stress conditions that may be experienced by students in the first year of study.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S67489
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmadani Yandika Fitri
"Banyaknya stressor di Lembaga Pemasyarakatan memunculkan tingkat stres serta penggunaan strategi koping yang beragam. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat stres dan strategi koping yang digunakan pada anak didik pidana di Lapas Anak Pria Tangerang. Desain penelitian yang digunakan yaitu deskriptif sederhana dengan pendekatan cross sectional dan menggunakan teknik accidental sampling. Instrumen penelitian tingkat stres yang digunakan diadaptasi dari Hamdiana (2009), sedangkan instrumen strategi koping merupakan modifikasi dari Ways of Coping Questionnaire (Lazarus & Folkman, 1986). Responden dalam penelitian ini sebanyak 81 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas anak didik pidana berada pada tingkat stres sedang (53,1%). Adapun jenis strategi koping yang paling sering digunakan oleh anak didik pidana yaitu emotion focused coping (54,49%). Hasil penelitian ini memberikan rekomendasi bagi perawat untuk bekerja sama dengan pihak Lapas Anak Pria Tangerang dalam meminimalisir stres yang dirasakan anak didik serta untuk memfasilitasi anak didik dalam menerapkan kopingnya.

The number of stressors in prison led to different stress levels and coping strategies. This study aimed to identify the level of stress and coping strategies that young male inmates used in Young Male Prison of Tangerang. Simple descriptive research design used in this research with descriptive cross sectional approach and using accidental sampling technique. Stress level research instrument was adapted from Hamdiana (2009), while coping strategy reasearch instrument was a modification of Ways of Coping Questionnaire (Lazarus & Folkman, 1986). Respondents in this study were 81 young male inmates. The results showed that the majority of the young male inmate having an intermediate stress level (53,1%). The coping strategies most often used by young male inmates is emotion focused coping (54,49%). The results of this study provides recommendation for nurses to cooperate with Young Male Prison of Tangerang to minimize the stress felt by young male inmates and to facilitate young male inmates in applying their coping.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S56233
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Ayu Putri
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara perceived parenting style dan coping style to school related stress pada remaja. 442 siswa/I SMA kelas 3 turut berkontribusi dalam penelitian ini. Perceived Parenting Style diukur dengan kuesioner Parenting Style Questionaire PSQ yang dikembangkan oleh Lamborn et al 1991, sedangkan Coping style to school Related Stress diukur dengan menggunakan Coping Across Situation Questionaire CASQ yang dikembangkan oleh Seiffge-Krenke et al 2001.
Hasil penelitian memaparkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan F= 2,748, p0,05 antara perceived parenting style dan internal coping style pada remaja. Gambaran mengenai jenis persepsi parenting style juga dapat dilihat dari penelitian ini. Diketahui pula bahwa anak yang menggunakan active coping style cenderung mempersepsikan orang tua mereka dengan gaya pengasuhan yang authoritative dibanding dengan gaya pengasuhan lainnya.

This research was investigated the relationship between perceived parenting style and coping style to school related stress in adolescence. 442 students was participated in this research. Perceived Parenting Style was measured by Parenting Style Questionaire PSQ that previously developed by Lamborn et al 1991, and Coping style to school Related Stress was measured by Coping Across Situation Questionaire CASQ that was developed by Seiffge Krenke et al 2001.
Result of this study found that there was significant correlation F 2,748, p0,05 perceived parenting style and internal coping style in adolsence. Description about type of perceived parenting style also conducted in this study. This research uncover that adolescence who uses active coping style tend to perceived their parents as authoritative parenting style than the others style of parenting.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shania Puti Azalia
"

Banyak perubahan yang terjadi ketika seseorang naik ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Stres merupakan keadaan yang sering dialami oleh seseorang yang sedang mengikuti jenjang pendidikan. Tingkat stres yang tinggi dapat mempengaruhi pilihan-pilihan yang akan diambil oleh individu, contohnya pemilihan jenis makanan yang dikonsumsi. Asupan makan yang dimiliki seseorang dapat berubah sesuai dengan paparan stres yang diterima, begitu juga dengan status gizi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat stres pada mahasiswa fakultas ilmu keperawatan tahun pertama perkuliahan dengan pola makan dan status gizi. Penelitian bersifat kuantitatif dengan pendekatan cross sectional  dan menggunakan teknik simple random sampling. Populasi dalam penelitian ini merupakan mahasiswa keperawatan tahun pertama di Universitas Indonesia dengan sampel yang dilibatkan sebanyak 106 responden. Hasil penghitungan menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat stres dan pola makan dilihat dari p value sebesar 0,017. Selain itu tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat stres dan status gizi dilihat dari nilai p value 0,111.  Hasil penelitian ini menjukkan bahwa apabila mahasiswa baru keperawatan mengalami perubahan pada tingkat stres maka hal tersebut juga dapat menyebabkan perubahan pada pola makan. Namun, perubahan pada tingkat stres tidak langsung mempengaruhi perubahan pada status gizi. Mahasiswa baru keperawatan disarankan untuk menjaga tingkat stres yang dimiliki agar tidak mempengaruhi pola makan sehingga dapat menjaga kesehatan tubuh dengan baik.

 


Many changes occur when a person reach to a higher level of education. Stress is a condition that is often experienced by someone who is currently studying. Higher levels of stress can affect the choices individuals will make, for example choosing the type of food consumed. Food intake that a person has can change according to exposure to stress received, as well as nutritional status. This study aims to determine the relationship of stress levels in first-year nursing faculty students with dietary pattern and nutritional status. The research is quantitative with cross sectional approach and uses simple random sampling technique. The population in this study were first-year nursing students at the University of Indonesia with a sample of 106 respondents involved. The calculation results show that there is a significant relationship between stress levels and eating patterns seen from the p value of 0.017. In addition there was no significant relationship between stress levels and nutritional status as seen from the p value of 0.111. The results of this study indicate that if new nursing students experience changes in stress levels, this can also cause changes in their dietary pattern. However, changes in stress levels do not directly affect changes in nutritional status. New nursing students are advised to maintain their stress levels so as not to affect their diet so they can maintain a healthy body with healthy food.

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Veva Mutiarasari Antriska
"Remaja mengalami berbagai perubahan perkembangan yang pesat. Hal ini membuat remaja rentan mengalami masalah kesehatan akibat berbagai stressor yang dihadapi, salah satunya stres akademik. Kelekatan remaja dengan teman sebaya yang baik dapat mendorong remaja untuk terbuka satu sama lain sehingga dapat mengkomunikasikan permasalahan yang dialami satu sama lain. Tujuan penelitian untuk mengetahui adanya hubungan kelekatan teman sebaya dengan stres akademik pada remaja SMA. Penelitian menggunakan desain deskriptif analisis dengan pendekatan cross-sectional pada 208 siswa SMA kelas 12 dipilih dengan teknik convenience sampling. Kelekatan teman sebaya diidentifikasi menggunakan instrumen Inventory of Parent and Peer Attachment (IPPA) bagian peer version dan stres akademik menggunakan instrumen Education Stres Scale for Adolescence (ESSA). Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan kelekatan teman sebaya dengan stres akademik pada remaja SMA (p < 0.001). Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengaitkan dengan faktor lain yang memengaruhi kelekatan teman sebaya dan/atau stres akademik pada remaja.

The developments in adolescence change rapidly. It makes adolescents vulnerable to health problems due to various stressors, one of them is academic stress. The good peer attachment of adolescents can encourage adolescents to be overt with each other so they can communicate their problems experienced to each other. This study is aimed to determine the relationship between peer attachment and academic stress in high school adolescents. This study was using a descriptive analysis with a cross-sectional design with 208 high school students grade 12th selected by convenience sampling technique. Peer attachments were identified using the Inventory of Parent and Peer Attachment (IPPA) peer version instrument and academic stress using the Education Stress Scale for Adolescence (ESSA) instrument. The results showed that there was a significant relationship between peer attachment and academic stress in high school adolescents (p <0.001). This study recommends that further research can be linking with other factors that affect peer attachment and/or academic stress in adolescents."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Septia Eka Ilhami
"Dukungan sosial dan regulasi emosi dapat mencegah terjadinya stres pada remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara regulasi emosi dan dukungan sosial dengan stres akademik pada kelompok usia remaja. Penelitian dilakukan menggunakan desain korelasi dengan metode kuantitatif. Sampel pada penelitian ini adalah remaja sebanyak 441 orang. Instrumen yang digunakan adalah Emotion Regulation Questionnaire-Children and Adolescent (ERQ-CA), Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS), dan Educational Stress Scale for Adolescents (ESSA). Hasil penelitian yang dianalisis dengan uji chi quare menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara regulasi emosi dengan stres akademik (p value=0,001; α=0,05) dan ada hubungan antara dukungan sosial dengan stres akademik (p value=0,002; α=0,05). Diharapkan remaja dapat meningkatkan regulasi emosi dan memperbaiki hubungan sosialnya dengan orang lain, orang tua diharapkan mampu memberikan perhatian lebih pada remaja, dan penelitian selanjutnya diharapkan meneliti tentang pengaruh teman sebaya terhadap stres akademik remaja.

Social support and emotional regulation can prevent stress in adolescents.This study aims to determine the relationship between emotional regulation and social support and academic stress in the adolescent age group. The research was conducted using a correlation design with quantitative methods. The sample in this study was 441 teenagers. The instruments used were the Emotion Regulation Questionnaire-Children and Adolescent (ERQ-CA), the Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS), and the Educational Stress Scale for Adolescents (ESSA). The research results analyzed using the chi square test showed that there was a significant relationship between emotional regulation and academic stress (p value=0.001; α=0.05) and there was a relationship between social support and academic stress (p value=0.002; α=0, 05). It is hoped that teenagers can improve emotional regulation and improve their social relationships with other people, parents are expected to be able to pay more attention to teenagers, and future research is expected to examine the influence of peers on teenagers' academic stress."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adzani Indah Utami
"Remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju ke masa dewasa. Selama masa remaja, berbagai permasalahan selama masa transisi dapat menyebabkan stres. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi prevalensi stres pada remaja di SMP Negeri X Jakarta Pusat. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif dengan desain cross sectional. Sampel pada penelitian ini adalah peserta didik SMP Negeri X Jakarta Pusat yang berjumlah 132 responden dengan rentang usia 12-16 tahun yang dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling. Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur tingkat stres remaja pada penelitian ini adalah Perceived Stress Scale-10 (PSS-10) yang dikembangkan oleh Cohen pada 1988. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden berusia 14 tahun, berjenis kelamin laki-laki (50,8%), jenjang pendidikan kelas 7 (50,8%), mengikuti 1-2 jenis ekstrakurikuler (51,5%), dan tinggal serumah dengan orang tua (97,7%). Hasil penelitian ini mengidentifikasi bahwa sebagian besar remaja mengalami stres sedang, dengan prevalensi stres adalah 75% (99) remaja stres sedang, 24.2% (32) remaja stres berat, dan 0.8% (1) remaja stres ringan.

Adolescence is a transition period from childhood to adulthood. In adolescence, many problems during transitions can cause them to become stressed. The aims of this study is to identify the prevalence of stress levels among adolescents in SMP Negeri X Jakarta. This research is quantitative study with descriptive methods with a cross sectional design. The sample in this study were students of SMP Negeri X Jakarta, the sample as many as 132 respondents with an age range of 12-16 years old who were selected by purposive sampling method. The instrument used to measure adolescent stress levels in this study was the Perceived Stress Scale-10 (PSS-10) which was developed by Cohen in 1988. The research result shows that average age of the respondents in this study was 14 years old, the majority of respondents were male (50,8%), education levels was 7th grade (50,8%), participated in 1-2 extracurriculars (51.5%), and lived with parents (97,7%). The analysis results of this study shows that most of the adolescents experienced moderate stress, with the prevalence of stress are 75% (99) moderate stress, 24.2% (32) severe stress, and 0.8% (1) mild stress."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meita Andaru G. S.
"Dunia saat ini sedang menghadapi epidemi HIV/AIDS yang sangat besar jumlahnya. Di Indonesia sendiri, hingga September 2005, terdapat 4065 kasus HIV dan 4186 kasus AIDS yang dilaporkan. Data tersebut masih terrnasuk fenomaena gunung es, karena masih banyak kasus HIV/AIDS yang tidak terlaporkan/tercatat. Dilihat dari penggolongan usia penderita, maka dari sejumlah kasus di atas, 3739 kasus berada pada kelompok usia dewasa muda, yaitu 20-29 tahun. Dalam kehidupannya, penderita HIV/AIDS (Odha) harus berhadapan dengan masalah yang secara umum digolongkan menjadi tiga, yaitu: (1) menghadapi reaksi individu lain, terutama masyarakat umum sehubungan dengan stigma dan diskriminasi yang berlaku terhadap sindrom HIV/AIDS yang diderita, (2) menghadapi kemungkinan akan datangnya kematian lebih cepat, serta (3) Odha harus terus menjaga kondisi kesehatan diri mereka, baik secara fisik maupun emosional.
Masalah yang dihadapi oleh Odha tersebut merupakan stres tambahan bagi mereka, sebab dalam kehidupan sehari-hari setiap individu sudah memiliki sires yang bersumber dari dalam diri mereka sendiri, dari keluarga, dan dari lingkungan/masyarakat. Oleh sebab itu, adanya tuntutan yang bersifat internal dan eksternal tersebut membuat Odha melakukan penyesuaian dalam mengatasi stresnya. Dengan kata lain, mereka melakukan coping stress, yaitu suatu usaha yang dapat dialkukan individu dalam menghadapi situasi yang menekan dalam hidupnya. Proses coping ini temyata dipengaruhi oleh faktor internal (bersumber dari dalam diri individu) dan ekternal (bersumber dari luar diri individu). Dengan asumsi bahwa faktor internal dan eksternal akan mengalami peningkatan sejak partisipan penelitian dinyatakan terinfeksi HIV/AIDS, dalam penelitian ini faktor internal yang diteliti adalah orientasi religiusitas dan health focus of control, dan faktor eksternal berupa dukungan sosial serta sumber daya nyata yang dimiliki oleh Odha partisipan.
Partisipan dalam penelitian ini berjumlah lima prang dewasa muda, dua di antaranya adalah wanita. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi kasus. Dan penelitian didapatkan hasil yang menyatakan bahwa stressor yang paling dominan pada Odha adalah yang bersumber dari dalam diri mereka sendiri, antara lain diagnosis yang menyatakan bahwa partisipan terinfeksi HIV/AIDS. Walaupun kelima partisipan menggunakan kedua jenis strategi coping stress, namun partisipan laid-laid dalam penelitian ini cenderung untuk menggunakan strategi coping yang berpusat pada emosi (emotion focused coping), sementara partisipan perempuan cenderung menggunakan strategi coping yang berpusat pada masalah (problem focused coping). Faktor internal dan eksternal memiliki peranan dalam pemilihan strategi coping pada setiap partisipan. Ketika masalah yang dihadapi tidak terselesaikan sesuai dengan keinginan dan harapan masing-masing partisipan, mereka akan berusaha mencari penyelesaian dengan cara yang lain, yaitu mengubah strategi pola coping yang digunakan. Hal ini terus berlanjut sampai masalah yang dihadapi oleh masing-masing partisipan dapat terselesaikan.
Terdapat perbedaan dalam pemilihan strategi coping stress yang dikembangkan oleh Odha perempuan dan Odha laid-laki sebagai partisipan dalam penelitian ini. Oleh sebab itu, saran untuk penelitian selanjutnya adalah melakukan penelitian dengan studi perbandingan antara Odha perempuan dan Odha laki-laki."
2006
T18117
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>