Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 139388 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ni Putu Eka Puspitasari
"Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan Faktor-Faktor yang berhubungan dengan Driver Performance pada pengemudi bus Perum DAMRI Antar Kota Antar Provinsi AKAP Lampung tahun 2017. Variabel yang di teliti adalah faktor individu umur, masa kerja dan tingkat pendidikan , faktor pekerjaan jadwal kerja dan waktu istirahat dan faktor lingkungan sarana prasarana jalan, gangguan selama perjalanan dan kondisi kendaraan .Driver Performance diukur berdasarkan pada 5 indikator dari Driver and Vehicle Standards Agency DVSA yaitu persiapan sebelum perjalanan, kontrol pengemudi, kepatuhan lalu lintas, keselamatan berkendara dan peninjauan peningkatan mengemudi. Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan kuantitatif observasional dengan menggunakan studi cross sectional melalui penyebaran kuesioner dengan jumlah sampel sebanyak 53 responden dan observasi lapangan. Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis dengan univariat menggunakan analisis distribusi dan analisis bivariat untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang bermakna secara statistik.Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa Driver Performance responden sebagian besar adalah baik 67,9 . Hasil analisis bivariat menyatakan ada hubungan yang secara statistik bermakna antara driver performance dengan variabel kondisi kendaraan.

This study aims to explain the factors associated with Driver Performance on DAMRI Lampung Intercity bus drivers. Variables in the observation are the individual factors age, years of service and education level , work factors work schedule and rest period and environmental factors road infrastructure, disruption during trip and vehicle conditions . Driver performance are measured based on the 5 indicators of the Driver and Vehicle Standards Agency DVSA of pre trip preparation, driver control, traffic compliance, driving safety and improved driver review. This study was conducted through an observational quantitative approach using cross sectional study through the spreading of questionnaires with the number of samples of 53 respondents and field observation. The data obtained in this study were analyzed by univariate using distribution analysis and bivariate analysis to know whether there was a significant relationship statistically. The result of univariate analysis shows that the Driver Performance of respondent is mostly good 67,9 . The result of bivariate analysis stated that there was a statistically significant relationship between driver performance and vehicle condition."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S69010
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanifah
"Driver Performance merupakan hasil dari perilaku pengemudi bus yang dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan dimana hal tersebut menjadi penting untuk dikenali terkait potensi terjadinya kecelakaan yang disebabkan oleh faktor manusia. Pada tahun 2016 terdapat 22 kasus kecelakaan di Perum DAMRI bandara yang diakibatkan oleh faktor manusia baik pengemudi itu sendiri maupun pengendara jalan lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran serta hubungan antara faktor pekerjaan dan non pekerjaan driver performance pada pengemudi bus DAMRI UAKB Soekarno-Hatta Trayek Bogor. Variabel yang termasuk dalam faktor non pekerjaan yang diteliti meliputi usia, tingkat pendidikan, dan pengalaman mengemudi. Sedangkan variabel yang termasuk dalam faktor pekerjaan yang diteliti meliputi durasi kerja, waktu istirahat, kondisi kendaraan, dan kondisi jalan. Penelitian ini bersifar deskriptif observasional dengan desain pendekatan cross sectional. Penilaian driver performance dilakukan pada 57 responden dan diukur berdasarkan standar nasional pengemudi bus yang dikeluarkan oleh Driver and Vehicle Standard Agency DVSA tahun 2014 dengan menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan 77,2 pengemudi memiliki driver performance dalam kategori baik. Berdasarkan hasil uji statististik didapatkan faktor yang berhubungan dengan driver performance adalah kondisi kendaraan dan kondisi jalan.

The Driver Performance is the result of the bus driver behaviour compared to the predetermined standard where it becomes important to recognize the potential for accidents caused by human factors. In 2016 there are 22 cases of accidents at Perum DAMRI airport caused by human factors both the driver itself and other road riders. This study aims to determine the description and the relationship between non work related and work related factors of the driver performance in DAMRI bus driver UAKB Soekarno Hatta Bogor Route. The variables in the non work related factors include age, education, and driving experience. While the variables in work related factors included include duration of work, rest time, vehicle condition, and road conditions. This research is descriptive observational with cross sectional approach design. Performance driver assessment was conducted on 57 respondents and measured according to the national standards of bus drivers issued by the Driver and Vehicle Standards Agency DVSA in 2014 using a questionnaire. The results showed that 77.2 of drivers had driver performance in either category. Based on the results of statistical tests obtained factors associated with driver performance is the condition of the vehicle and road conditions."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S68821
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Dian Mardiaty
"Pengemudi bis antar kota adalah profesi yang bertanggung jawab terhadap keselamatan banyak jiwa, tidak hanya para penumpang yang dibawanya namun juga para pengguna jalan yang lain. Untuk itu dibutuhkan stamina dan kondisi fisik yang prima agar mereka dapat bekerja dengan baik. Sementara cara kerja yang cukup melelahkan serta beberapa perilaku kurang baik yang banyak dilakukan oleh para pengemudi bis antar kota ini membuat mereka rentan terkena gangguan kesehatan antara lain hipertensi. Hasil skrining kesehatan pada pengemudi bis antar kota yang dilakukan pada bulan Juli 2015 di terminal Poris Plawad Tangerang didapatkan kejadian hipertensi sebesar 25 %. Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya masalah hipertensi dan hubungannya dengan faktor pekerjaan serta faktor lain pada pengemudi bis antar kota di terminal Poris Plawad Tangerang. Penelitian ini menggunakan metode potong lintang, dimana dilakukan pengukuran tekanan darah serta wawancara terhadap responden. Dari penelitian yang dilakukan terhadap 84 responden, didapatkan prevalensi hipertensi sebesar 57,1 %, dan terdapat hubungan yang bermakna antara Indeks Masa Tubuh berlebih dengan kejadian hipertensi pada pengemudi bis antar kota di terminal Poris Plawad Tangerang ini. Dimana pengemudi dengan indeks masa tubuh berlebih memiliki risiko sebesar 16 kali untuk terkena hipertensi dibandingkan dengan pengemudi dengan indeks masa tubuh normal.

Inter city bus driver is a profession that is responsible for the safety of many people, not only his passengers but also other road users. It requires good performance so that they can work well and safely. Exhausting way of working as well as some bad behavior which is mostly done by this inter city bus drivers have made them susceptible to health problems such as hypertension or other cardiovascular diseases. The results of inter city bus drivers’s health screening in Poris Plawad bus station Tangerang held on July 2015 found the prevalence of hypertension is 25 %. The purpose of this study is to determine hypertension problems and it relations with work related and other factors among the inter city bus drivers in Poris Plawad Bus Station Tangerang. This study using cross sectional method, with examination of respondent’s blood pressure and also some interviews for collecting other data. From 84 respondents it was found that the prevalence of hypertension was 57,1% and there was a significant relationship between body mass index and hypertension, which is the drivers with overweight had 16 times risk to have hypertension compare with them with normal weight."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Olivia Yolanda
"Bus merupakan sarana transportasi publik yang masih menjadi pilihan masyarakat luas untuk menempuh perjalanan jarak dekat maupun jarak jauh karena biayanya yang relatif lebih murah. Kondisi pengemudi berperan penting dalam penyediaan pelayanan kebutuhan masyarakat akan transportasi ini. Pengemudi yang mengalami kelelahan dan tidak diatasi maka akan meningkatkan risiko terjadinya kecelakaan. Oleh karena itu, survei ini bertujuan untuk melihat kelelahan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya yang mungkin terjadi pada pengemudi Bus Antar Kota Antar Propinsi (AKAP) Jurusan Jakarta-Solo. Variabel yang diteliti diantaranya faktor internal pengemudi (usia, jenis, IMT, kondisi fisik, masa kerja, waktu tidur) dan faktor eksternal pengemudi (durasi mengemudi, waktu kerja dan jadwal kerja). Kelelahan diukur menggunakan kuesioner berdasarkan gejala kelelahan subjektif.
Hasil survei menunjukkan sebagian besar pengemudi mengalami kelelahan ringan dan hanya sebagian kecil yang mengalami kelelahan sedang dengan durasi mengemudi dan kurangnya waktu tidur sebagai faktor yang berhubungan terhadap terjadinya kelelahan pengemudi Bus Antar Kota Antar Propinsi (AKAP) Jurusan Jakarta-Solo.

Bus is still the popular choice of mass public transport for common people to travel in short or long distance, because the fare is relatively cheap. And the driver's condition plays important role in the presentation of this mass public transportation service. The unrested fatigue will increase the possibility of accident to occur, therefore this survey dedicated to review this fatigue and the all the influencing factor that will likely to happen and affect the driver of City bus between Jakarta and solo.The variable that will be reviewed is the driver's internal factor (age, types of imt, physical condition, years of work, sleep time) and the drivers external factor (driving duration, work hour and work schedulle) fatigue is measured with a questionaire based on subjective fatigue symptoms.
The survey results shows that most drivers only suffer minor fatigue and only a few suffer medium fatigue with drivings duration and lack of rest time as the influencing factor of this fatigue to affect the jakarta-solo bus driver.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45358
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kelvin
"Skripsi ini membahas mengenai kelelahan pada pengemudi Bus Malam Cepat Antar Kota Antar Provinsi PO. X tahun 2013. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat kelelahan pada pengemudi berdasarkan faktor usia, status gizi, kondisi kesehatan masa kerja, waktu tidur, monotoni kerja, jadwal kerja dan durasi mengemudi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pengumpulan data melalui observasi, wawancara tidak terstruktur dan kuesioner. Hasil penelitian menyatakan bahwa 33 (97,1 %) pengemudi Bus Malam Cepat Antar Kota Antar Provinsi PO. X mengalami kelelahan ringan dan 1 (2,9 %) pengemudi mengalami kelelahan sedang.

This thesis discusses the Night Bus Driver Fatigue Level at Bus AKAP PO.X 2013.. This study aims to reveal the driver’s fatigue level based on age, nutritional status, health condition, length of service, time to sleep, monotony of work, work schedules and driving duration. This research is a descriptive analytic study by collecting data through observation, unstructured interviews, and questionnaires. The result showed that 33 (97.1 %) bus driver experienced mild fatigue and 1 (2.9 %) driver experienced medium fatigue."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S46617
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Resti Dwi Hasriani
"Bus merupakan salah satu moda transportasi yang paling diminati masyarakat Indonesia, namun angka kecelakaan bus di Indonesia cukup tinggi. Kondisi jalanan yang macet, membuat frustasi dan stress menjadi pemicu perilaku pengemudi bus yang berisiko dan berbahaya seperti perilaku aggressive driving. Hal ini merupakan salah satu faktor penyebab kecelakaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi risiko kecelakaan dengan intensi perilaku pengemudi bus Antar Kota Antar Propinsi (AKAP) di PO “X” tahun 2015. Pengumpulan data dilakukan secara cross sectional dengan menggunakan instrumen kuesioner Driver Stress Inventory (DSI), Driver Coping Questionnairre (DCQ), dan kuesioner persepsi risiko.
Hasil yang diperoleh secara umum persepsi risiko kecelakaan pengemudi bus AKAP memiliki kecenderungan baik (60,5%) di atas rata-rata populasi penelitian, hasil pengukuran intensi perilaku untuk parameter yang bersifat positif (meningkatkan keselamatan) antara lain hazard monitoring, fatigue proneness, task focus, dan reappraisal cenderung sedang pada rata-rata populasi penelitian. Sedangkan pengukuran intensi bersifat negatif (meningkatkan risiko kecelakaan) antara lain agresi, dislike of driving, confrontive coping, emotional focus, dan avoidance memperoleh hasil kecenderungan sedang pada rata-rata populasi penelitian, namun variabel thrill seeking dengan kecenderungan tinggi diatas rata-rata populasi penelitian.

Bus is one of the most favored mode of transportation the people of Indonesia, but the number of bus accidents in Indonesia is quite high. Traffic jam, frustrating and stressful situations to trigger bus driver risky behavior and dangerous as aggressive driving behavior. This is one of the causes of accidents. This study aims to determine the relationship between risk perception and behavior intention of bus driver inter-city inter-province (AKAP) in the PO "X" in 2015. The data was collected with cross sectional approach using questionnaire Driver Stress Inventory (DSI), Driver Coping Questionnairre (DCQ), and risk perception questionnaire.
The results obtained accidents risks perception of AKAP bus driver generally had a good tendency (60.5%) above the average of the population study, results for positive parameters (increased safety) of the behavioral intention measurement, among others hazard monitoring, fatigue proneness, task focus, and reappraisal likely to moderate in the population study average. While the measurement of negative intentions (increasing the risk of accidents) among others aggression, dislike of driving, confrontive coping, emotional focus, and avoidance obtain results tendencies were on average the population study, however thrill-seeking variables with a high propensity above the average population study.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ajeng Dennise Distelita
"Latar belakang: Kecelakaan bus dan truk tahun 2019 tercatat 500 peristiwa dengan 119 korban jiwa. Penyebab kecelakaan 60% berasal dari faktor manusia. Salah satunya adalah dangerous driving behavior dan kualitas tidur. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan kualitas tidur dan faktor lain terhadap dangerous driving behavior pada pengemudi bus antar kota antar provinsi (AKAP).
Metode: Dilakukan pada Oktober 2022, desain analitik potong lintang. Metode consecutive sampling digunakan dengan minimal 78 pengemudi bus. Instrumen yang digunakan Dula Dangerous Driving Behavior Index (DDDI) dan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) telah di validasi dalam Bahasa Indonesia. Analisa multivariat regresi logistik digunakan untuk memprediksi faktor dominan.
Hasil: Total 133 pengemudi bus komersial, 55,6% mempunyai kualitas tidur buruk dan dangerous driving behavior rendah-sangat rendah (83,5%). Kualitas tidur memiliki hubungan signifikan dengan dangerous driving behavior (p-value=0,03, aOR (adjusted Odds Ratio=9,1). Faktor lain yakni kebiasaan merokok (p=0,01, aOR=26). Nilai R square yang didapat adalah 0,48.
Kesimpulan: Pengemudi dengan kualitas tidur buruk dan dangerous driving behavior tinggi mempunyai proporsi lebih kecil. Namun ada hubungan antara keduanya dimana semakin buruk kualitas tidur pengemudi maka beresiko lebih tinggi berperilaku dangerous driving behavior. Faktor resiko lain yang berhubungan adalah kebiasaan merokok.

Background: There were 500 bus and truck accidents in 2019 with 119 fatalities. 60% of accidents are caused by the human factor. One of them is dangerous driving behavior and sleep quality. The aim of the study was to determine the relationship between sleep quality and other factors on dangerous driving behavior among intercity bus drivers.
Method: Performed in October 2022, cross-sectional analytical design. The consecutive sampling method was used with a minimum of 78 bus drivers. The instruments used by the Dula Dangerous Driving Behavior Index (DDDI) and the Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) have been validated in Indonesian. Multivariate logistic regression analysis was used to predict the dominant factor.
Results: Of a total of 133 commercial bus drivers, 55.6% had poor sleep quality and low-very low dangerous driving behavior (83.5%). Sleep quality has a significant relationship with dangerous driving behavior (p-value=0.03, aOR (adjusted Odds Ratio=9.1). Another factor is smoking habits (p=0.01, aOR=26). R square value obtained is 0.48.
Conclusion: Drivers with poor sleep quality and high dangerous driving behavior have a smaller proportion. However, there is a relationship between the two where the poorer the sleep quality of the driver, the higher the risk of dangerous driving behavior. Another related risk factor is smoking habit.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Redy
"Latar belakang: Dalam beberapa dekade terakhir, dunia kerja industri transportasi telah mengalami perubahan luar biasa seperti halnya bidang pekerjaan lain. Tuntutan operasional transportasi 24 jam kerja dalam sehari dan 7 hari kerja dalam seminggu menciptakan risiko keselamatan dan kesehatan yang berkaitan dengan rasa kantuk, yaitu suatu kondisi yang diketahui mengganggu kinerja saat mengemudi dan merupakan salah satu penyebab timbulnya kecelakaan dan kematian saat berlalu lintas. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi risiko mengantuk pada pengemudi bus jarak jauh dan faktor-faktor yang berhubungan.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain studi potong lintang. Dua ratus satu pengemudi yang bekerja di hari libur panjang nasional diikutsertakan dalam penelitian. Data sekunder didapatkan dari kuesioner dan hasil pemeriksaan medis pengemudi bus pada liburan akhir tahun 2018 oleh Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
Hasil: Proporsi kantuk pada pengemudi bus jarak jauh adalah 9,5%. Mengemudi lebih dari 1.001 km dalam satu kali perjalanan dengan ORs=7.927 (CI 95%=2.184-28.769; p=0.002) dan kondisi kelelahan dengan ORs=3.824 (CI 95%=1.393-10.499; p=0.009) merupakan faktor determinan utama penyebab rasa kantuk pada pengemudi bus jarak jauh. Jumlah trayek selama sebulan dan faktor individu seperti usia, riwayat hipertensi, dan riwayat diabetes melitus tidak memiliki hubungan yang signifikan secara statistik dengan kejadian kantuk (p>0.05).
Kesimpulan: Sebanyak 9,5% pengemudi bus jarak jauh mengalami kecenderungan mengantuk. Faktor jarak perjalanan dan kelelahan merupakan faktor yang terkait dengan timbulnya risiko kantuk pada pengemudi bus jarak jauh (R2=0.235).

Background: As is the case with many other occupations, the work organization of transport operators has undergone tremendous changes over the past several decades. Transportation’s 24 hours in a day an 7 days in a week operational demands create safety and health risks related to sleepiness, a condition that is known to impair driving performance and causes of motor vehicle crashes and fatalities. This study aims to identify the risk of sleepiness in long distance commuter bus drivers and its associated factors.
Method: This study used a cross sectional study design. Two hundred and one drivers who are working in long national holidays were involved in this study. The secondary data was gathered from questionnaires and medical examination of bus driver in year-end holidays 2018 by Jakarta Provincial Health Office.
Result: The proportion of sleepiness in long distance commuter bus drivers 9.5%. Driving more than 1,001 km in a single commute trip with ORad=7.927 (95%CI=2.184-28.769; p=0.002) and fatigue condition with ORad=3.824 (95%CI=1.393-10.499; p=0.009) are dominant determinants of sleepiness in long distance commuter bus drivers. Monthly number of trip and individual factors such as age, history of hypertension, and history of diabetes mellitus do not have a statistically significant relationship with the incidence of drowsiness (p>0.05).
Conclusion: Nine point five percent of long distance commuter bus drivers is experiencing sleepiness. Trip distance and fatigue are associated factors with the risk of sleepiness in long distance commuter bus drivers (R2=0.235).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T58874
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mulyo Santoso
"

Perilaku aman berkendara (safety driving) merupakan bagian dari budaya keselamatan. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku aman dibagi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan sifat karakteristik seseorang meliputi pengetahuan dan motivasi, sedangkan faktor eksternal meliputi ketersediaan alat pelindung diri (APD), kondisi kendaraan, kondisi jalan raya, dan fasilitas rambu dan marka jalan. Desain penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif secara cross sectional. Hasil dari penelitian ini bermaksud untuk mengetahui gambaran mengenai perilaku aman berkendara pada pengemudi bus Luragung Termuda di sekitar jalur pantura jawa barat, serta hasil yang didapat digunakan untuk menilai apakah ada hubungan antara faktor internal dan faktor eksternal dengan perilaku aman berkendara.


Safe drive behavior is part of the safety cultures. The factors that influence safe behavior is divided into two main factors, internal factors and external factors. The internal factor is natural characteristics of persons including knowledge and motivation, and the external factors including the availability of personal protective equipment (PPE), the condition of the vehicle, road conditions, road signs and road markings. This study designed as quantitative study and cross-sectional study. The results of this study intends to describe the behavior of the Luragung Termuda bus driver's safety in Pantura west java Indonesia, and the results are used to make an assessment that may have any relationship between internal factors and external factors in safety driving behavior.

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aris Kristanto
"Faktor kelelahan pengemudi merupakan salah penyebab utama terjadinya kecelakaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor-faktor resiko yaitu usia, IMT, kondisi fisik, monoton, total waktu tidur, durasi mengemudi, kualitas tidur dan total jam kerja (1 hari & 1 minggu) dengan terjadinya kelelahan pengemudi truk trailer. Penelitian dilakukan bulan Juni s/d Juli tahun 2012 pada pengemudi rute jarak menengah pendek yaitu tujuan daerah Purwakarta/ Bandung. Jumlah sampel penelitian 81 responden. Penelitian bersifat kuantitatif observational dengan menggunakan metode pendekatan potong lintang (cross-sectional). Pengukuran kelelahan menggunakan daftar pertanyaan berupa gejala kelelahan yang bersumber dari Industrial Fatigue Research Committee (IFRC) dan hasilnya menunjukkan bahwa 92,6% responden mengalami kelelahan ringan. Sedangkan gejala kelelahan paling sering dialami oleh responden adalah merasa haus sebanyak 90,1%. Hasil perhitungan statistik chi-square diketahui hanya faktor usia yang memiliki hubungan bermakna dengan kelelahan pengemudi truk trailer PT AMI, dengan nilai p sebesar 0,017.

Driver fatigue is one of the main causes of accident. This study aimed to determine the correlation between driver fatigue truck trailer to the risk factors such as age, BMI (body mass index), physical condition, monotony, total of sleeping time, driving hours, sleep quality, and total of working hours (one day & one week). The study was conducted in June until July of 2012 on the short?range medium operation the destination Purwakarta / Bandung. Total sample are 81 respondents. Quantitative observational studies using cross-sectional approach. Measurement of fatigue using questionnaires of fatigue symptom that comes from the Industrial Fatigue Research Committee (IFRC) and the results showed that 92.6% of respondents experienced mild fatigue. The most common of fatigue symptom respondents is thirst which has 90.1%. The results of the chi-square calculation known only factor age that a statistically significant association with driver fatigue on trailer truck PT AMI, with p value of 0.017."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T32551
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>