Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 136831 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Isna Naziladinka
"ABSTRAK
Kenyamanan termal bagi atlet memiliki kondisi yang khusus karena berkaitan dengan aktivitas yang dilakukan sangat berat sehingga membutuhkan udara yang lebih sejuk di dalam bangunan. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui standar dan faktor yang mempengaruhi kenyamanan termal atlet serta melihat hubungan antara desain bangunan terhadap kualitas kenyamanan termal bagi atlet. Skripsi ini membahas dua bangunan olahraga yang terletak di Kota DKI Jakarta dan keduanya digunakan untuk kegiatan olahraga bola basket secara rutin, namun berada pada kondisi lingkungan mikro yang berbeda. Dengan kondisi tersebut dapat dilihat adanya perbedaan desain bangunan yang berpengaruh terhadap kenyamanan termal bagi atlet saat beraktivitas olahraga di dalamnya. Perbedaan desain tersebut terlihat pada persentase bukaan dan letak bukaan yang tidak memenuhi kriteria yang ada.

ABSTRACT
Thermal comfort for athletes has a special condition because it is related with very heavy activities that require cooler air inside the building. This thesis aims to determine the standards and factors that affect on the thermal comfort of athletes as well as see the relationship between the design of the building and the quality of thermal comfort for athletes. This thesis discusses about two sports buildings which both are usually used by athletes to basketball and both are located in Jakarta City, but the two sports buildings have different micro environment conditions. Due to the conditions can be seen the differences in building design that affects on the thermal comfort for athletes when during sports activities in it. Design differences are seen in the percentage of openings and the location of openings that do not meet the existing criteria."
2017
S67772
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhaneswara Nirwana Indrajoga
"Laporan Panel Antarpemerintah untuk Perubahan Iklim (IPCC) dan World Meteorological Organization (WMO) memperkirakan kenaikan suhu global akan mencapai ambang kritis 1,5 derajat celsius yang berdampak luas bagi kesehatan, ketahanan pangan, pengelolaan air dan lingkungan. Seluruh negara didorong mengantisipasi, memitigasi, dan beradaptasi terhadap perubahan iklim di tingkat lokal, regional, nasional, global. Melalui National Determined Contribution (NDC) dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) perlu kolaborasi antara Tujuan 11) kota dan permukiman yang berkelanjutan, dan Tujuan 13) penanganan perubahan iklim. Pemahaman urban energy balance, microclimate, thermal comfort, dan home comfort terhadap konteks perkotaan (a biological analogy, the image of the city, the garden city, the sustainable city) harus responsif terhadap perubahan iklim. Bagaimana hubungan modifikasi iklim mikro dengan tingkat kenyamanan termal pada rumah perkotaan? Apa dampak strategi KDB dan KDH terhadap modifikasi iklim mikro dan tingkat kenyamanan termal pada rumah perkotaan? Bagaimana peran pemerintah, swasta dan masyarakat dalam pengaturan KDB dan KDH pada rumah perkotaan? Melalui simulasi pemodelan iklim (Envi-met), instrumen penelitian berupa variabel temperatur udara (T), kelembaban (RH), dan kecepatan angin (V), untuk menilai iklim mikro dan kenyamanan termal (MRT), akan melihat efektivitas strategi KDB dan KDH secara berimbang pada lahan rumah perkotaan, dengan studi kasus rumah hunian di Limo, Depok. Penelitian ini diharapkan menjadi langkah awal menciptakan iklim mikro dan kenyamanan termal kota yang responsif terhadap perubahan iklim.

The report of the Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) and the World Meteorological Organization (WMO) estimates that global temperature rise will reach a critical threshold of 1.5 degrees Celsius with broad implications for health, food security, water management and the environment. All countries are encouraged to anticipate, mitigate and adapt to climate change at the local, regional, national and global levels. Through the National Determined Contribution (NDC) and Sustainable Development Goals (SDGs), collaboration is needed between Goal 11) sustainable cities and settlements, and Goal 13) tackling climate change. The understanding of urban energy balance, microclimate, thermal comfort, and home comfort in the urban context (a biological analogy, the image of the city, the garden city, the sustainable city) must be responsive to climate change. What is the relationship between microclimate modification and the level of thermal comfort in urban homes? What is the impact of the BCR and GBC strategies on microclimate modification and the level of thermal comfort in urban homes? What are the roles of the government, the private sector and the community in managing BCR and GBC in urban homes? Through climate modeling simulations (Envi-met), research instruments in the form of air temperature (T), humidity (RH), and wind speed (V) variables, to assess the microclimate and thermal comfort (MRT), will see the effectiveness of the BCR and GBC strategies in a balanced way on urban residential land, with a residential house case study in Limo, Depok. This research is expected to be the first step in creating a city's microclimate and thermal comfort that is responsive to climate change."
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lisgumantika Suha
"Pencahayaan adalah salah satu aspek yang paling mendukung arsitektur. Pencahayaan membuat efek visual tertentu yang mempengaruhi persepsi manusia. Ruang komersial memiliki tujuan utama untuk menjual, sehingga pencahayaan juga dimanfaatkan untuk mempersuasi calon pembeli. Supermarket adalah jenis retail yang menjual beragam jenis produk dan berukuran besar dengan berbagai bagian berdasarkan jenis barang yang dijual. Supermarket mendisplay barang-barang yang dijualnya dengan pencahayaan tertentu supaya bisa menarik pembeli. Supermarket menggunakan sistem self-service dan memiliki banyak bagian, sehingga pengunjung biasa menghabiskan waktu cukup lama di dalamnya. Selain display yang menarik, alur dan atmosfir ruang juga merupakan aspek penting untuk meningkatkan kenyamanan yang berdampak juga pada penjualan.
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sistem tata cahaya supermarket dan pengaruhnya terhadap pengunjung untuk membeli dan berkeliling dalam supermarket. Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah studi literatur dan studi kasus. Studi literatur dilakukan dengan mempelajari teori cahaya, persepsi visual, pencahayaan interior, pencahayaan ruang komersial, dan prilaku konsumen. Studi kasus dilakukan dengan mengamati tata cahaya artifisial secara umum dalam supermarket dari pintu masuk sampai keluar, dan secara khusus mengamati pengaruhnya pada pengunjung atau pembeli pada satu bagian supermarket yang memiliki tata cahaya tertentu.

Lighting is one of the most supporting aspect in architecture Lighting could give visual effect thaLighting is one of the most supporting aspect in architecture. Lighting could give visual effect that affect human perception. Commercial space has main objective to sell, therefore, lighting also used to persuade buyers. Supermarket is a kind of retail store that provide a wide range of products, usually with large space and several sections according to product variety. Supermarket display their products with spesific lighting to attract buyers. With the self-service system and the variety of sections, customers usually spend some time in supermarket. Beside the attractive display, the atmosphere of space is also important to increase comfortness that could affect sales.
This thesis aims to determine the lighting system in supermarket and how it affects customers. I use literature studies and case studies as a method in this thesis. Literature studies done by studying lighting theory, visual perception, interior lighting, lighting for commercial space, and consumer behavior. Case studies done by observing artificial lighting in general and the impact to customers in particural sections.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54813
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sherine Chairuna Arifayahya
"Eco house atau rumah ramah lingkungan merupakan salah satu usaha manusia untuk menyelamatkan dampak negatif pembangunan bangunan hunian terhadap bumi karena dengan semakin banyaknya manusia, semakin sedikit pula lahan untuk pembangunan sehingga harus terus mengorbankan lahan hijau yang ada untuk pembangunan hunian. Hal ini dapat berdampak negatif terhadap ekosistem alam. Selain itu, material bangunan dapat memberikan dampak negatif pula jika dalam pembuatannya dapat menghasilkan karbon yang dapat memanaskan permukaan bumi. Naskah ringkas ini bertujuan untuk mengetahui kualitas Eco house terhadap kenyamanan termal didalam rumah. Penulisan ini menganalisis Rawhaus, sebuah rumah yang menggunakan styrofoam (EPS) daur ulang sebagai objek studi kasus dengan mengukur suhu udara di luar dan di dalam ruangan serta bagaimana suhu tersebut berhubungan dengan kenyamanan fisik dan mental manusia. Hasil studi kasus menunjukan bahwa Rawhaus merupakan Eco house yang memiliki kenyamanan termal yang baik pada wilayah sejuk, namun perlu adanya penyempurnaan desain jika akan dibangun di wilayah panas.

Eco house or eco-friendly house is one of the human efforts to save the negative impact of residential building construction on earth because with the increasing number of people, there is also less land for development so they must continue to sacrifice existing green land for residential development. This can give negative impacts on natural ecosystems. In addition, the building materials can also give negative impacts if they are producing carbon when manufactured which can rise the heat of the earth's surface. This journal aims to determine the quality of the Eco house on thermal comfort in the house. This paper analyzes Rawhaus, a house that uses recycled Styrofoam (EPS) as a case study object by measuring the air temperature outside and inside the room and how this temperature relates to human physical and mental comfort. The results of the case study show that Rawhaus is an Eco house that have good thermal comfort in cool location, but need to improve the design if it is to be built in hot location.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deyda Aminda Putri
"Keadaan lingkungan saat ini sudah semakin memburuk, salah satu penyumbang kerusakan lingkungan terbesar adalah bidang pembangunan. Green building merupakan salah satu jawaban atas kerusakan lingkungan yang mengancam kehidupan kita saat ini. Green building merupakan bangunan yang menimbulkan dampak negatif minimum pada lingkungan. Salah satu aspek green building yang memiliki pengaruh terhadap lingkungan dan penggunanya adalah kulit bangunan. Kulit bangunan dapat berperan sebagai penyaring dan akses elemen dari lingkungan luar serta berpengaruh terhadap kenyamanan visual, termal, dan auditori pada ruang dalam. Gedung South Quarter dipilih menjadi studi kasus untuk menilai kulit bangunan pada green building sesuai dengan sistem penilaian GREENSHIP yang dikeluarkan oleh Green Building Council Indonesia GBCI. Total penilaian GREENSHIP untuk kulit bangunan South Quarter cukup rendah; kenyamanan ruang pada gedung ini masih harus ditopang oleh sistem mekanik yang menggunakan energi listrik. Konsumsi energi untuk kenyamanan ruang dalam dapat dibantu dengan pemanfaatan energi terbarukan pada tapak.

One of the leading forces behind the deterioration of environment is irresponsible construction. Green building is one of the solutions devised to handle this life threatening situation. One of the aspects of green building which affects both environment and users is building skin. Building skin acts as filter and access to external elements building skin also significantly affects visual, thermal, and auditorial comfort inside the building. South Quarter building is inspected as case study to evaluate building skin on green building based on GREENSHIP rating system as stated by Green Building Council Indonesia GBCI. The total score of GREENSHIP of South Quarter building skin is deemed low room comfort within this building is maintained using mechanical system which wastes electrical energy. A decrease in energy consumption for room comfort is possible should cutting edge energy processing be implemented on site.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aurelia Audrey Gunawan
"Inner courtyard merupakan salah satu strategi desain pasif dalam arsitektur tropis yang berkelanjutan. Hadirnya sebuah inner courtyard pada bangunan hunian di daerah urban dengan iklim tropis warm-humid menjadi ruang terbuka di tengah padatnya bangunan dengan keterbatasan lahan, untuk mencegah peningkatan suhu lingkungan. Inner courtyard dimanfaatkan sebagai ruang bagi pengudaraan pasif yang memanfaatkan kondisi iklim lingkungan, sehingga dapat meminimalisir konsumsi energi yang menghasilkan emisi karbon dan urban heat island. Skripsi ini akan membahas bagaimana inner courtyard dapat meregulasikan temperatur udara, kelembaban udara, serta aliran udara dalam menciptakan kenyamanan termal. Posisi sebuah inner courtyard dalam hunian berpengaruh penting dalam memberi akses masuknya aliran udara dari luar bangunan, dan menyesuaikan dengan orientasi bagunan untuk menciptakan shading terhadap cahaya matahari. Selain itu, geometri dari inner courtyard berupa bukaan pada area dinding dan atap, juga perbedaan elevasi memiliki dampak yang signifikan terhadap cross ventilation dan stack effect yang terjadi pada bangunan. Dengan menganalisis posisi dan geometri inner courtyard, penulis akan meninjau efek termal yang terjadi pada bangunan hunian dalam mencapai kenyamanan termal.

The inner courtyard is one of the passive design strategies in sustainable tropical architecture. Implementing an inner courtyard in residential buildings creates an open space, especially in tropical warm-humid urban areas where buildings are dense and space is limited. The inner courtyard acts as a space that supports passive cooling by taking advantage of environmental climatic conditions. Moreover, such cooling strategy is achieved with little to no energy consumption, which averts the increase in environmental temperature while maintaining the risks for carbon emissions and urban heat islands. This thesis aims to discuss how inner courtyards are utilized to regulate air temperature, air flow, and humidity in creating thermal comfort. The first subject of scrutiny is regarding the positioning. The positioning of an inner courtyard in a housing can be exploited to allow airflow from the outside to access the building. Additionally, by strategically considering and adjusting the position of the inner courtyard in relation to the building’s orientation, shading from direct sunlight can be provided. The second aspect this thesis aims to investigate is regarding the geometry. The geometry of the inner courtyard in the form of openings and leveling have a significant impact on cross ventilation and the stack effect that occurs in the building. By analyzing the position and geometry of the inner courtyard, the author will review the thermal effects that occur in the building in achieving thermal comfort."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safira Paramastri Sarifah Al Khudri
"Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, merupakan wilayah yang padat penduduk sehingga hal ini menuntut adanya pembangunan tempat tinggal. Hal ini yang mengakibatkan adanya perubahan tutupan lahan yang terjadi setiap tahun. Perkembangan kota yang diiringi dengan meningkatnya lahan terbangun berpotensi meningkatkan suhu udara di sekitar lingkungan. Di samping itu, adanya hutan kota, turut membantu menurunkan degradasi lingkungan perkotaan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis perubahan LST dan NDVI akibat perubahan tutupan lahan dan mengetahui tingkat kenyamanan termal menggunakan pengukuran Thermal Humidity Index (THI). Penelitian ini dilaksanakan dalam 4 tahap, yaitu tahap pertama pra pengolahan citra dengan melakukan proses koreksi atmosferik dan cropping. Tahap kedua yaitu perhitungan algoritma LST, NDVI, maximum likelihood, kenyamanan termal, dan interpretasi citra digital. Tahap ketiga yaitu analisis peta LST, NDVI, tutupan lahan, dan pengukuran nilai THI. Hasil penelitian menunjukkan banyaknya perubahan luas tutupan dalam kurun waktu 10 tahun akibat perkembangan perkotaan, seperti berubahnya tutupan lahan vegetasi dan lahan terbuka menjadi permukiman. Berkurangnya lahan bervegetasi mempengaruhi turunnya indeks kerapatan vegetasi. Sementara itu, perubahan suhu permukaan daratan terjadi secara fluktuatif pada bulan kering dan bulan basah tahun 2013 dan 2023. Umumnya, LST yang tinggi terjadi di area permukiman dan lahan terbuka diakibatkan oleh tidak adanya atau kurangnya objek penghalang sinar matahari. Tipe tutupan lahan vegetasi (mangrove), badan air, dan vegetasi (non-mangrove) kurang lebih memiliki pengaruh yang berbeda terhadap perubahan suhu permukaan daratan. Adapun perhitungan statistik antara NDVI dan LST menunjukkan hubungan yang berkorelasi negatif tapi rendah. Selain itu, hasil pengukuran nilai THI terhadap data iklim mikro menunjukkan bahwa kenyamanan termal di wilayah penelitian termasuk didominasi kategori cukup nyaman.

Penjaringan District, North Jakarta, is a densely populated area that requires residential development. This results in changes in land cover that occur every year. City development, which begins with increasing built-up land, has the potential to increase the air temperature in the surrounding environment. On the other hand, the existence of urban forests also helps reduce urban environmental degradation. The aim of this research is to analyze changes in LST and NDVI due to changes in land cover and determine the level of thermal comfort using the Thermal Humidity Index (THI) measurement. This research was carried out in 4 stages, namely the first stage of image pre-processing by carrying out atmospheric correction and cropping processes. The second stage is the calculation of the LST algorithm, NDVI, maximum likelihood, thermal comfort, and digital image interpretation. The third stage is analysis of LST, NDVI, land cover maps and measuring THI values. The results of the research show that there have been many changes around cover over a period of 10 years due to urban development, such as changes in vegetation land cover and open land into organizations. The reduction in vegetated land affects the decline in the vegetation density index. Meanwhile, changes in land surface temperature fluctuate in the dry and wet months of 2013 and 2023. Generally, high LST occurs in organizational areas and open land due to the absence or reduction of objects blocking sunlight. Vegetation land cover types (mangroves), water bodies, and vegetation (non-mangroves) have different influence on changes in land surface temperature. Statistical calculations between NDVI and LST show a negative but low deteriorating relationship. In addition, the results of measuring THI values on microclimate data show that thermal comfort in the research area is dominated by the quite comfortable category."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joan Eleora
"Perubahan fisik yang terjadi oleh karena adanya perkembangan pembangunan sebuah wilayah mempengaruhi iklim mikro suatu kawasan dan juga terhadap kondisi termal kawasan tersebut. Peningkatan suhu udara dapat mempengaruhi kenyamanan termal. Kenyamanan termal inilah yang mempengaruhi inisiatif manusia dalam beraktivitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana variasi kenyamanan termal berdasarkan tipe penggunaan lahan dan untuk menganalisis persepsi penduduk terhadap kenyamanan termal dalam berjalan kaki di Kecamatan Cianjur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan melakukan penyebaran kuesioner. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis keruangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan lahan industri memiliki suhu udara tertinggi dan kelembaban udara paling rendah dibandingkan dengan tipe penggunaan lainnya. Hal ini dipengaruhi dari aktivitas industri yang menghasilkan panas dari kegiatan produksi dan asap pabrik. pada pagi dan siang hari mayoritas nilai THI termasuk pada kategori “Tidak Nyaman”, sedangkan pada sore hari kategori “Tidak Nyaman” dan “Sebagian Tidak Nyaman” cukup merata persebarannya. Secara temporal, persepsi penduduk di Kecamatan Cianjur terhadap kenyamanan termal cenderung merasa “Nyaman” di pagi dan sore hari, kemudian merasa “Sedikit Tidak Nyaman” di siang hari. Meskipun nilai THI cukup tinggi di suatu wilayah, namun persepsi seseorang terhadap kenyamanan termal dapat berbeda karena terdapat kondisi lain yang mempengaruhi adaptasi psikis seseorang dalam merasakan termal.

Physical changes that occur due to the development of an area affect the microclimate of an area and also the thermal conditions of the area. An increase in air temperature can affect thermal comfort. It is this thermal comfort that influences human initiative in activities. This study aims to find out how thermal comfort varies based on the type of land use and to analyze residents' perceptions of thermal comfort when walking in Cianjur District. The method used in this study is a quantitative method by distributing questionnaires. The analysis used is descriptive analysis and spatial analysis. The results showed that industrial land use had the highest air temperature and lowest air humidity compared to other types of land use. This is influenced by industrial activities that generate heat from production activities and factory smoke. in the morning and afternoon the majority of THI scores fall into the "Uncomfortable" category, while in the afternoon the "Uncomfortable" and "Mostly Uncomfortable" categories are fairly evenly distributed. Temporarily, the perception of residents in Cianjur Subdistrict towards thermal comfort tends to feel "Comfortable" in the morning and evening, then feel "Slightly Uncomfortable" during the day. Even though the THI value is quite high in an area, a person's perception of thermal comfort can be different because there are other conditions that affect a person's psychological adaptation to feeling thermal.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anies Ma`rufatin
"ABSTRAK
Dalam upaya mendukung pembangunan kota rendah karbon, pemantauan konsentrasi gas rumah kaca GRK telah dilakukan. Peningkatan GRK di atmosfer dapat berkontribusi pada peningkatan suhu rata-rata permukaan bumi sehingga mengubah kenyamanan termal manusia. Riset ini bertujuan untuk meneliti hubungan antara tingkat konsentrasi GRK dan kenyamanan termal di kawasan urban. Kenyamanan termal dihitung menggunakan Humidex. Analisis dilakukan dengan mengolah data observasi dan survei persepsi masyarakat terhadap kenyamanan termal. Sumber data observasi dalam riset ini berdasarkan dua lokasi stasiun pemantauan GRK yaitu di Kota Tangerang Selatan GRK1 dan Kota Bogor GRK2 . Hasil riset ini menunjukkan bahwa perbedaan konsentrasi GRK di kedua wilayah tersebut dipengaruhi oleh parameter meteorologi dan karakteristik lingkungannya. Tingkat kenyamanan berdasarkan nilai Humidex di stasiun GRK1 yaitu 30,5 ndash;41,5 sedangkan di stasiun GRK2 yaitu 29,4 ndash;38,5. Persepsi masyarakat terhadap kenyamanan termal mungkin dipengaruhi aktivitas, perilaku, dan pakaian yang dikenakan. Ada pengaruh konsentrasi GRK pada kenyamanan termal di kawasan urban secara tidak langsung yang ditunjukkan oleh pengaruh konsentrasi GRK pada suhu udara dan suhu udara tersebut sebagai bagian dari kenyamanan temal.

ABSTRACT
In supporting low carbon city development, the monitoring of greenhouse gases GHGs concentrations was conducted. Increasing GHGs in the atmosphere contribute to increasing average temperature earth rsquo s surface that influences human thermal comfort. This research investigated relationship between concentration levels of GHGs and thermal comfort in urban areas. The thermal comfort was assessed by using Humidex. The analysis was done by examinations of the observational data and subjective investigation of thermal comfort perception. The sources of observational in this research obtained from two monitoring stations of GHGs located in South Tangerang City GRK1 and Bogor City GRK2 . The results showed that the difference of GHGs concentration was influenced by meteorological parameters and each station rsquo s environmental characteristics. Comfort level according to Humidex in GRK1 station was 30.5 ndash 41.5 whereas in GRK2 station was 29.4 ndash 38.5. The public perception to thermal comfort might be influenced by activities, behaviour, and clothing worn. The effect of GHG concentration on thermal comfort in urban areas was indirectly indicated by the effect of GHG concentration on air temperature and the air temperature as part of thermal comfort."
2018
T51230
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tusdianto
"Perkembangan kota besar menimbulkan kawasan strategis yang berpengaruh terhadap keterbatasan lahan strategis. Kondisi tersebut menyebabkan bermunculannya bangunan-bangunan bertingkat tinggi dengan segala aturan yang mengikat, Akibatnya timbul puia basemen sebagai bagian yang menunjang kegiatan manusia yang terjadi di dalam bangunan bertingkat tinggi.
Basemen tersebut tentunya memerlukan pengudaraan sebagai pelengkap guna menjalankan fungsi ruang dan mendukung aktifitas pengguna ruang tersebut.
Pengudaraan pada basemen umumnya diolah dengan pengudaraan buatan, pemanfaatan udara alami masih sangat kurang. Pemakaian udara buatan selain memerlukan biaya yang besar, juga belum tentu memberikan nilai pengudaraan yang pas bagi pengguna ruang sehingga dapat menimbulkan gangguan kesehatan pengguna. Pengolahan bukaan, pengaturan jumlah luasan bukaan, serta memperhatikan sifat dasar pergerakan udara memungkinkan pemanfaatan pengudaraan alami pada basemen.
Penyusunan skripsi dengan pokok bahasan di atas adalah untuk mengetahui dan mempelajari pengudaraan alami pada basemen bertingkat serta pengaruhnya terhadap tingkat kenyamanan thermal manusia. Pembahasan kondisi lapangan melalui studi kasus dan mengkaitkannya dengan teori yang ada dalam buku-buku serta saran individu-individu yang berpengalaman di bidang tersebut, ditunjang dengan hasil kuisioner terhadap pengguna basemen, penulis mendapatkan gambaran mengenai pengetahuan pengudaraan alami pada basemen dan pengaruhnya terhadap tingkat kenyamanan thermal manusia."
2000
S47893
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>