Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 235922 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sabrina Nurul Hidayah
"ABSTRACT
As of 2015, an average person in Indonesia produces 0.7 kilograms of waste per day, with 250 million people, 175.000 tons of waste is produced each day, and it will be 64 million tons per year where most of it dumped into landfill. Reuse, Reduce, and Recycle, generally known as 3R rsquo s, is one of the methods to achieve sustainable waste management. Germany has already recycled 62 of their municipal solid waste in 2010. Therefore, Indonesia can learn from Germany, in the aspect of their waste infrastructure to promote recycling. This research aims to investigate the waste management infrastructure in Germany and Indonesia referring to knowledge sharing process and to develop the feasible inputs for waste infrastructure in Indonesia. Structured questionnaire is employed for data collection and were given to university students as research object. Descriptive statistics, non parametric test and measures of correlation are used to analyze the data. The result indicates that students in Germany have separate their waste compared to students in Indonesia due to an adequate recycling facilities. Students in Indonesia were found to frequently achieve waste separation knowledge compared to Germany. Correlation analysis indicated that there is no association between knowledge shared and waste separation practices in Indonesia, while a moderate correlation was found in case of Germany.

ABSTRACT
Pada 2015, rata-rata orang di Indonesia menghasilkan 0,7 kilogram sampah per hari, dengan 250 juta orang, 175.000 ton sampah dihasilkan setiap hari, dan itu akan menjadi 64 juta ton per tahun di mana sebagian besar dibuang ke tempat pembuangan sampah. Reuse, Reduce, dan Recycle, umumnya dikenal sebagai rsquo 3R, adalah salah satu metode untuk mencapai pengelolaan limbah berkelanjutan. Jerman telah mendaur ulang 62 dari limbah padat kotanya pada tahun 2010. Oleh karena itu, Indonesia dapat belajar dari Jerman, dalam aspek infrastruktur limbah mereka untuk mempromosikan daur ulang. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki infrastruktur pengelolaan limbah di Jerman dan Indonesia dengan merujuk pada proses berbagi pengetahuan dan mengembangkan input yang layak untuk infrastruktur limbah di Indonesia. Kuesioner terstruktur digunakan untuk pengumpulan data dan diberikan kepada mahasiswa sebagai objek penelitian. Statistik deskriptif, uji non-parametrik dan ukuran korelasi digunakan untuk menganalisis data. Hasilnya menunjukkan bahwa siswa di Jerman telah memisahkan limbah mereka dibandingkan dengan siswa di Indonesia karena fasilitas daur ulang yang memadai. Siswa di Indonesia diketahui sering mencapai pengetahuan pemisahan sampah dibandingkan dengan Jerman. Analisis korelasi menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara berbagi pengetahuan dan praktik pemisahan limbah di Indonesia, sementara korelasi moderat ditemukan dalam kasus Jerman."
2017
S68837
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arsa Kartika Putri
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi sistem pengelolaan sampah berbasis zero waste yang telah dilakukan di Kantor Kementerian PUPR. Hal yang membedakan sistem ini dengan sistem pengelolaan lainnya yaitu tidak adanya pengangkutan sampah sama sekali ke TPA. Oleh karena itu, penelitian ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah penerapan sistem tersebut berjalan dengan baik dilapangan. Sistem yang diterapkan yaitu pemilahan terpusat di TPS, komposting dengan abu, unit thermal berupa miniheater, serta daur ulang. Hal yang masih kurang diperhatikan dalam pengelolaan ini yaitu limbah B3 yang ditumpuk saja. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh komposisi sampah gedung Kantor Kementerian PUPR yaitu 22,2% organik sisa makanan, 1,04 % limbah B3 serta 42,2% material berpotensi untuk daur ulang dan sisanya sebesar 34,4% tidak memiliki nilai jual dan harus dimusnahkan didalam miniheater. Timbulan yang dihasilkan yaitu 0,12 kg/orang/hari. Hasil uji lab terkait kualitas kompos kurang memenuhi standard kualitas kompos pada parameter C-Organik yakni 8,43 dan Fe yaitu 2,09. Hasil uji emisi miniheater menunjukkan bahwa semua parameter berada dibawah baku mutu.

ABSTRACT
This research was conducted to evaluate the waste management system based on zero waste that has been done in the Office of the Ministry of PUPR. What distinguishes this system from other management systems is that there is no garbage transport at all to the landfill. Therefore, this research needs to be done to find out whether the application of the system is running well in the field. The system applied is centralized sorting in TPS, composting with ash, thermal unit of miniheater, and recycling. Management of hazardous waste still need to be improved beacuse in this management, the hazardous waste is only stored. Based on the result of the research, the composition of PUPR Office building waste is 22.2% organic food waste, 1.04% of hazardous waste and 42.2% of the material is potential for recycling and the remaining 34.4% has no selling value and must be destroyed Inside the miniheater. The waste generation is 0.12 kg/person/day. The results of laboratory tests related to the quality of compost does not meet the standard in C-Organic which is 8.43 and Fe which is 2.09. The result of emission test for miniheater shows that all parameters are below the quality standard.
"
2017
S67357
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hikmah Kurniaputri
"Jakarta sebagai ibu kota Republik Indonesia adalah pusat pertumbuhan aktivitas ekonomi. Akibat pertumbuhan ekonomi, terdapat beberapa isu terkait seperti peningkatan pendapata dan konsumsi perkotaan serta produksi limbah yang dihasilkan. Guna menghadapi tantangan peningkatan jumlah produksi sampah padat kota, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berusaha untuk menstimulasi reduksi sampah di level rumah tangga melalui kebijakan/ program Bank Sampah. Dengan menggunakan data panel dari lima Kota Adminisrasi di Jakarta dengan rentang tahun 2000-2014, tesis ini akan menganalisa kontribusi dari kebijakan Bank Sampah dan menentukan faktor-faktor dalam model yang mempengaruhi reduksi sampah yang dihasilkan. Berdasarkan hasil yang diperoleh, baik fixed maupun random effect, kebijakan Bank Sampah yang telah dilaksanakan dari mulai tahun 2012-2014 secara signifikan mengurangi produksi sampah yang dihasilkan hingga 36.7 . Walaupun kebijakan Bank Sampah ini terlihat efektif, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih perlu untuk membuat reformasi atas kebijakan Bank Sampah sehingga jumlah sampah yang dihasilkan semakin berkurang.

Jakarta, the capital city of Indonesia, is a growing urban center of economic activity. Due to economic development, there are issues of rising income and consumption in the city and the production of waste. To tackle the challenge of Municipal Solid Waste MSW production, the provincial government of Jakarta has been trying to stimulate waste reduction at the household level through the ldquo bank sampah rdquo waste bank policy. By using the annual data of five municipalities in Jakarta spanning from 2000 to 2014, this paper seeks to measure the contribution of the waste bank policy to waste reduction in Jakarta and to determine which other factors in the model affect the waste reduction. The results show, based on both fixed and random effects, that the waste bank policy is significant and negatively related to waste generation and could reduce waste generation in Jakarta city by up to 36.7 . Although this policy seems effective, the provincial government of Jakarta still needs to devise new reformations to the waste bank policy so that the total amount of waste generation could be further decreased."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
T49134
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hikmah Kurniaputri
"ABSTRAK
Jakarta sebagai ibu kota Republik Indonesia adalah pusat pertumbuhan aktivitas ekonomi. Akibat pertumbuhan ekonomi, terdapat beberapa isu terkait seperti peningkatan pendapata dan konsumsi perkotaan serta produksi limbah yang dihasilkan. Guna menghadapi tantangan peningkatan jumlah produksi sampah padat kota, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berusaha untuk menstimulasi reduksi sampah di level rumah tangga melalui kebijakan/ program Bank Sampah. Dengan menggunakan data panel dari lima Kota Adminisrasi di Jakarta dengan rentang tahun 2000-2014, tesis ini akan menganalisa kontribusi dari kebijakan Bank Sampah dan menentukan faktor-faktor dalam model yang mempengaruhi reduksi sampah yang dihasilkan. Berdasarkan hasil yang diperoleh, baik fixed maupun random effect, kebijakan Bank Sampah yang telah dilaksanakan dari mulai tahun 2012-2014 secara signifikan mengurangi produksi sampah yang dihasilkan hingga 36.7 . Walaupun kebijakan Bank Sampah ini terlihat efektif, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih perlu untuk membuat reformasi atas kebijakan Bank Sampah sehingga jumlah sampah yang dihasilkan semakin berkurang.

ABSTRACT
Jakarta, the capital city of Indonesia, is a growing urban center of economic activity. Due to economic development, there are issues of rising income and consumption in the city and the production of waste. To tackle the challenge of Municipal Solid Waste MSW production, the provincial government of Jakarta has been trying to stimulate waste reduction at the household level through the ldquo bank sampah rdquo waste bank policy. By using the annual data of five municipalities in Jakarta spanning from 2000 to 2014, this paper seeks to measure the contribution of the waste bank policy to waste reduction in Jakarta and to determine which other factors in the model affect the waste reduction. The results show, based on both fixed and random effects, that the waste bank policy is significant and negatively related to waste generation and could reduce waste generation in Jakarta city by up to 36.7 . Although this policy seems effective, the provincial government of Jakarta still needs to devise new reformations to the waste bank policy so that the total amount of waste generation could be further decreased."
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Sharfan
"ABSTRAK
Industri batik merupakan industri tekstil rakyat terbesar di Asia Tenggara, terutama di Indonesia. Merupakan fakta umum bahwa industri batik mengonsumsi air yang sangat banyak dalam proses pewarnaannya serta membentuk limbah berbahaya yang mengandung pewarna, senyawa organik dan logam berat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan kondisi optimum kombinasi metode elektrokoagulasi dan fotokatalisis dalam mengolah limbah jamak batik secara simultan. Penggunaan plat alumunium sebagai anoda dan plat stainless steel 316 sebagai katoda pada metode elektrokoagulasi telah berhasil mendekolorisasi zat warna Remazol Red. Pelapisan TiO2 ke plat alumunium sebagai media penyangga untuk metode fotokatalisis juga telah berhasil dalam mendegradasi 2,4,6-triklorofenol serta mereduksi Cr VI secara simultan. Berdasarkan uji yang dilakukan, didapatkan jarak antara anoda dengan katoda sebesar 1 cm, tegangan sebesar 15 volt dan penggunaan 2 anoda sebagai kondisi optimum elektrokoagulasi. Sementara untuk fotokatalisis, didapatkan kondisi optimum dengan penggunaan pH 7 serta aerasi sebesar 39,06 mL/detik. Dalam waktu proses selama 4 jam, kombinasi kondisi optimum tersebut telah mendegradasi 5 ppm 2,4,6-triklorofenol sebanyak 58,33 , mereduksi 3 ppm Cr VI sebesar 100 dan mendekolorisasi 390 PtCo zat warna Remazol Red sebesar 96,93 .

ABSTRACT
Batik industry is the biggest cottage textile industry in the South East of Asia, especially in Indonesia. It is a well known fact that batik industry consume a large amount of water in coloring process and also generating harmful wastewater contain of dyes, organic compound and heavy metal. The objective of this research is to determine the optimum condition of combination methods of electrocoagulation and photocatalysis for batik industry waste treatment. The use of alumunium as anode and stainless steel 316 as cathode in electrocoagulation method has succeed in decolorization of Remazol Red dyes. The coating of TiO2 on alumunium as suspension media in photocatalysis method also has succeed in degradation of 2,4,6 trichlorophenol and reduction of Cr VI simultaneously. From the research, the optimum conditions for electrocoagulation are the distance between anode and cathode is 1 cm, 15 volt as voltage and the use of 2 anodes. For photocatalysis, the optimum conditions are the the use of initial pH 7 and 39,06 mL second as aeration. In 4 hours, the optimum conditions om combination methods could degradated 58,33 of 5 ppm 2,4,6 trichlorophenol, reducted 100 of 3 ppm Cr VI and decolorisated 96,93 of 390 PtCo Remazol Red dyes. "
2017
S67868
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Y.M. Daru Mulyono
"ABSTRAK
Masalah pencemaran lingkungan khususnya yang disebabkan oleh adanya sampah di DKI Jakarta pada saat ini menunjukkan kecenderungan yang semakin serius. Kondisi ini diperberat lagi dengan adanya pertambahan jumlah penduduk yang relatif pesat melalui arus urbanisasi. Diperkirakan sampai pada akhir abad ini jumlah penduduk yang bermukim di Jakarta akan mencapai sekitar 16 juta jiwa. Hal inilah yang akan memacu munculnya pemukiman kumuh di DKI Jakarta, terjadinya pencemaran lingkungan, dan timbulnya berbagai penyakit.
Adanya sampah yang tidak terangkut ini khususnya untuk wilayah Kota Jakarta Pusat, diperkirakan mencapai 508,3 m3 atau 100,9 ton per hari, atau kurang lebih 17 % dari seluruh produksi sampah (Dinas Kebersthan DKI Jakarta, 1993). Hal ini tentu akan menimbulkan permasalahan tersendiri, terutama pencemaran lingkungan yang dapat mengakibatkan timbulnya berbagai penyakit di masyarakat.
Untuk itu upaya perbaikan sistem pengelolaan sampah khususnya di daerah-daerah kumuh merupakan hal yang mutlak untuk menciptakan lingkungan kesehatan yang lebih baik. Hal ini merupakan tindakan preventif untuk mewujudkan kehidupan masyarakat yang lebih sehat.
Dalam penelitian ini ditarik hipotesis sebagai berikut :
1. Sistem pengelolaan sampah rumah tangga di daerah pemukiman kumuh masih belum efektif dan efisien, sehingga akan lebih banyak sampah yang tidak terkelola / terangkut sampai ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
2. Penduduk yang bermukim di daerah kumuh memiliki risiko yang lebih besar terhadap kemungkinan timbulnya prevalensi penyakit.
Adapun penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengembangkan kumuh wilayah Kota Jakarta Pusat. Melalui sistem pengelolaan sampah yang lebih baik diliarapkan akan mampu menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui secara nyata keterkaitan antara sistem pengelolaan sampah khususnya di daerah kumuh dengan kondisi kesehatan masyarakat yang bertempat tinggal di daerah kumuh tersebut
2. Memberikan masukan masukan (inputs) bagi para penentu kebijakan (decision makers) untuk menetapkan alternatif-alternatif pemecahan masalah dalam pengelolaan sampah di daerah kumuh yang paling efektif dan efsien untuk mengurangi timbulnya prevalensi penyakit.
Penelitian ini dilakukan di wilayah Kota Jakarta Pusat dengan alasan karena daerah ini merupakan daerah terpadat penduduknya, dengan tingkat kepadatan 232 jiwa per hektar pada tahun 1994 (Kantor Statistik Kodya Jakarta Pusat, 1995) dan paling banyak pemukiman kumuhnya dibandingkan dengan empat wilayah kota lainnya di DKI Jakarta.. Tingkat kepadatan penduduk yang demikian itu akan menimbulkan suatu masalah sendiri, khususnya terhadap kondisi kesehatan masyarakat, akibat adanya produksi sampah padat.
Berdasarkan analisis data diperoleh hasil-hasil penelitian sebagai berikut :
1. Sebagian responden menyatakan bahwa ada timbunan sampah yang tidak terambil oleh petugas kebersihan yang jumlalmya paling banyak mencapai 25 % dari jumlah produksi sampah. Timbunan sampah yang tidak terambil tersebut dirasakan mengganggu kehidupan warga di sekitarnya, terutama karena bau yang tidak sedap dan khawatir dapat menimbulkan penyakit. Di daerah kumuh Kebon Kacang, jumlah sampah yang tidak terangkut, tidak ada kaitannya dengan jumlah penderita penyakit. Sedang di daerah kumuh Kampung Rawa jumlah sampah yang tidak terangkut ini ada hubungan nyata dengan jumlah penderita penyakit.
2. Di daerah kumuh Kebon Kacang, persentase anggota keluarga yang menderita penyakit dalam satu bulan terakhir mencapai 30,21 %. Dari jumlah penderita ini, 60 % berjenis kelamin pria, dan sisanya berjenis kelamin wanita. Jenis penyakit yang paling banyak diderita adalah penyakit batuk / pilek, mencapai 62,07 %. Umur para penderita penyakit paling banyak terjadi pada kelompok umur dibawah 10 tahun.
3. Di daerah kumuh Kampung Rawa, persentase anggota keluarga yang menderita penyakit dalam satu bulan terakhir mencapai 34,26 %.
4. Dari jumlah penderita ini, 54 % berjenis kelamin pria, dan sisanya berjenis kelamin wanita. Jenis penyakit yang paling banyak diderita adalah penyakit kulit / gatal-gatal, mencapai 28,57 %. Umur Para penderita penyakit paling banyak terjadi pada kelompok umur antara 30 - 40 tahun dan 40 - 50 tahun.
5. Untuk daerah kumuh Kebon Kacang terungkap bahwa jumlah penderita penyakit sangat lemah kaitannya dengan variabel-variabel, seperti jumlah sampah tidak terangkut, produksi sampah, luas bangunan rumah, tingkat penghasilan, jumlah anggota keluarga, frekuensi pengambilan sampah, maupun tingkat pendidikan. Di antara variabel-variabel tersebut, hanya variabel-variabel sampah tidak terangkut, produksi sampah, dan tingkat pendidikan yang memiliki kaitan paling dekat dengan jumlah penderita penyakit, mencapai 18,5 % saja.
Untuk daerah kumuh Kampung Rawa terungkap bahwa jumlah penderita penyakit sangat lemah kaitannya dengan variabel-variabel, seperti jumlah sampah tidak terangkut, produksi sampah, has bangunan rumah, tingkat penghasilan, jumlah anggota kehnnga, frekuensi pengambilan sampah, maupun tingkat pendiddtan.. Di antara variabel-variabel tersebut, hanya variabel tingkat penghasilan yang memiliki kaitan paling dekat dengan jumlah penderita penyakit, mencapai 17,64 % saja.
Secara umum sistem pengelolaan sampah ini kecil peranannya dalam mengakibatkan terjadinya kasus penyakit. Sistem pengelolaan sampah yang dilakukan pada saat ini khususnya di daerah kumuh Jakarta Pusat belum dapat digolongkan efektif dan efisien.
Upaya untuk memperbaiki sistem pengelolaan sampah ini dapat dilakukan dengan penyuluhan kepada warga masyarakat untuk mengupayakan minimisasi limbah. Adanya kesadaran untuk usaha minimalisasi ini perlu ditumbuhkembangkan. Perlu pula upaya dari Pemerintah Daerah untuk menambah sarana pembuangan sampah dengan penutup yang rapat untuk menghindari kontak dengan binatang-binatang sebagai vektor penyakit.

ABSTRACT
The Relationship Between Solid Waste Management and the Public Health Condition in Slum Area (Case Study of Kebon Kacang and Kampung Rawa, Central Jakarta)The problem of environmental pollution especially caused by solid waste in Jakarta tend more serious. This condition is exaggerated by the fast population growth through urbanization. Until the end of this century the total population of Jakarta was predicted reach to a high of 16 million people. This condition will cause the broader of slum area, environmental pollution, and trigger several diseases.
The untransported solid waste in Central Jakarta is calculated to a high of 508,3 m3 or 100,9 ton per day, or more less 17 % of the total solid waste
1. To know the relationship between solid waste management system especially in slum area and the society health condition who live in that area.
2. To give inputs to the decision makers to decide the best alternatives problem solving within the solid waste management in slum area in order to alleviate the prevalence of diseases.
The research was conducted in Central Jakarta with the reasons that this area is including the densest populated with the level of dense reach to a high of 232 people per hectare in 1994 (Kantor Statistik Kodya Jakarta Pusat, 1995), and the greatest slum houses compared to the fourth other municipality in Jakarta, With the level of population density & the solid waste production will cause environmental problems, especially to the society health.
Base on the data analysis, the results of research is described in the following
1. There are several respondent acknowledge that not all of solid waste production were managed or transported to Ultimate Waste Disposal The highest amount of untransported solid waste reach 25 % from the total solid waste production. The untransported solid waste were disturbed the people who lived in the surroundings, especially of the smelt and afraid of the transmitted diseases. In the slum area of Kebon Kacang, the total of untransparted solid waste have no relationship to the total of people who suffer disease. Whereas, in slum area of Kampung Rawa, the total of =transported solid waste have a significance relationship to the total of people who suffer disease.
2. In the slum area of Kebon Kacang, the percentage of household member who suffer disease within recent one month reach to a high of 30,21 %. From this total of people, 60 % were gents and the rest were ladies. The most disease incidence was cough or cold, reach 62,07 %. The most of people who suffer disease was aged under group of 10 year.
3. In the slum area of Kampung Rawa, the percentage of household member who suffer disease within recent one month reach to a high of 34,26 %. From this total of people, 54 % were gents and the rest were ladies. The most disease incidence was skin disease or itchy, reach 28,57 %. The most of people who suffer disease was aged under group between 30 - 40 year and 40 - 50 year.
4. In the slum area of Kebon Kacang, the total of people who suffer disease have slight relationship with the variables : =transported solid waste, solid waste production, area of house, level of income, member of family, solid waste taking frequency, and education level. Among that variables, only variables : untransported solid waste, solid waste production, and education level have greatest relationship to the total of people who suffer disease, reach 18,5 %.
5. In the slum area of Kampung Rawa, the total of people who suffer disease have slight relationship to the variables : untransported solid waste, solid waste production, area of house, level of income, member of family, solid waste taking frequency, and education level. Among that variables, only variables income level have greatest relationship with the total of people who suffer disease, reach 17,64 %.
In general the solid waste management system have little role within causing the disease. The solid waste management system especially in slum area of Central Jakarta can not be classified effective and efficient.
The efforts to improve the solid waste management can be done by doing extension to the society to do waste minimalization. It is needed that the Local Government increase the facilities of solid waste bin complete with cap in order to avoid contact of animals as disease vector.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhiyondi Arnosa
"Limbah padat menjadi masalah serius di Perumahan Duta Harapan dan diperlukan penelitian mengenai potensi limbah padat tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui timbulan dan komposisi limbah padat serta potensi penanganannya. Penelitian ini dilaksanakan di Perumahan Duta Harapan Kota Bekasi, sumber limbah padat yang diteliti di Perumahan ini adalah pemukiman, masjid, sekolah, rumah makan, toko, taman dan jalan. Pengukuran timbulan dan komposisi limbah padat mengaju pada SNI-19-3694-1994. Uji laboratorium juga dilakukan untuk mengetahui kadar air dan rasio C/N dari limbah padat organik dan kompos, pemeriksaan kadar air menggunakan SNI-03-1971-1990 dan pemeriksaan rasio C/N menggunakan metode Kjeldahl.
Dari penelitian diperoleh timbulan limbah padat sebesar 0,554 liter/orang/hari atau 0,063 kg/orang/hari. Komposisi limbah padat didominasi oleh sisa makanan dengan presentase sebesar 35,86 . Kompos yang telah penulis buat dari limbah padat organik sesuai dengan standar SNI-19-7030-2004 karena memiliki kadar air sebesar 36,08 dan rasio C/N 19,27. Potensi keuntungan daur ulang dari sampah yang terdapat di Perumahan Duta Harapan sebesar Rp. 80.620,00.

Solid waste becomes serious problem at Duta Harapan and a reaserch is needed to identify the potential of the solid waste. This research is aimed to identify the generation and composition of solid waste also the potential treatment. The research was done at Duta Harapan Bekasi City, solid waste sources of Duta Harapan is Houshold, Mosque, School, Food Court, Shop, Garden and Road. Solid waste generation and composition measurement refers to SNI 19 3694 1994. Lab test also done to measure water content and C N ratio from organic solid waste and compost, water content measurement refers to SNI 03 1971 1990 and C N rasio measurement refers to Kjeldahl Method.
From this research it is known that the produced solid waste from Duta Harapan was 0,554 liter person day or 0,063 kg person day. Food waste dominate the composition of the solid waste at Duta Harapan with 35,86 . Compost that already made from organic waste is suit with SNI 19 7030 2004 because the water content is 36,08 and C N ratio is 19,27. Potential profit from recycling the solid waste of Duta Harapan is Rp.80.620,00.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S66060
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erin Firliana
"Permasalahan timbulan sampah yang terus meningkat disebabkan karena kurangnya pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang pengelolaan sampah rumah tangga berkonsep 3R. Penyuluhan merupakan kegiatan pendidikan kesehatan yang dilakukan dengan menyebarluaskan informasi dan menanamkan kayakinan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku tentang pengelolaan sampah rumah tangga berkonsep 3R. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyuluhan yang lebih efektif antara penyuluhan individual dan kelompok terhadap peningkatan nilai rata-rata pengetahuan, sikap, dan perilaku pengelolaan sampahrumah tangga berkonsep 3R di Kelurahan Abadijaya, Depok. Jenis penelitian ini adalah Quasi experiment. Subjek penelitian terdiri dari 50 rumah tangga pada masing-masing kelompok.Uji statistic yang digunakan adalah uji chi-square, pair t-test, Wilcoxon,dan mann whitney. Hasil menunjukkan bahwa penyuluhan individual dan kelompok secara signifikan dapat meningkatkan nilai rata-rata pengetahuan, sikap, dan perilaku pengelolaan sampah rumah tangga bekonsep 3R saat sebelum dan setelah penyuluhan. Akan tetapi, tidak ada perbedaan nilai rata-rata pengetahuan, sikap, dan perilaku pengelolaan sampah rumah tangga berkonsep 3R pada penyuluhan individual dan kelompok.

The problem of increasing amount of waste is due to the lack of understanding and public awareness about household waste management using the 3R concept. Counseling is a health education activity carried out by disseminating information and instilling confidence to improve the knowledge, attitude, and behavior concerning household waste management using the 3R concept. The goal of this study is to find out which of the following counseling methods between individual counseling or group counseling is more effective at improving the value of average knowledge, attitude, and behavior towards household waste management using the 3R concept in Kelurahan Abadijaya, Depok. This research is quasi-experimental. The subjects consisted of 50 households in each group. The statistical tests used in this study are the chi-square, pair t-test, Wilcoxon, and Mann-Whitney test. Results showed that individual and group counseling significantly improves the value of average knowledge, attitude, and behavior towards household waste management using the 3R concept before and after counseling. However, there was no correlation between the values of average knowledge, attitude, and behaviors towards household waste management using the 3R concept between individual and group counseling."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tantri Yessa
"Penelitian yang dilakukan ini membahas tentang timbulan dan komposisi sampah yang di Plaza Kalibata. Secara garis besar sampah yang dihasilkan berasal dari aktivitas pengunjung dan karyawan di tiap tenant Plaza Kalibata. Pengukuran timbulan dan komposisi sampah mengacu pada SNI 19-3694-1994. Timbulan sampah yang dihasilkan sebesar 0.042 kg/orang/hari atau 0.413 L/orang/hari atau 0.021 kg/m2 /hari atau 0.204 L/m2 /hari.
Komposisi yang terdapat adalah sampah organik sebesar 84.77, sampah plastik sebesar 7.91, sampah kertas sebesar 5.46, sampah logam sebesar 0.15, sampah kaca sebesar 0.07, sampah lain-lain sebsesar 1.15 Data-data yang diperolah akan digunakan sebagai acuan dalam menentukan usulan perencanaan aspek teknis operasional dan mendapatkan nilai jual sampah.

This research discusses about solid waste generation and composition atPlaza Kalibata. Solid waste generated by Plaza is largely derived from the facilities of each tenant in Plaza Kalibata. The method which being used is SNI 19 3964 1994 on Methods Of Sample Collection and Measurement Of The Compositianand Urban Waste. Generation of solid waste generated is 0.042 kg person day or 0.413 L person day or 0.021 kg m2 hari or 0.204 L m2 day.
The composition of solid waste inPlaza Kalibata is organic waste is organic waste 84.77, plastic 7.91, paper 5.46, metal 0.15, glass 0.07 and 1.15 more. The data obtained used to determine the planning of operational technique aspect and getting the sale value of solid waste. Planning of operations technical aspects provided in the form of separation, storage, and processing technologies of solid waste.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Priyono Rahmat
"Kawasan Komersial Jalan Haji Asmawi merupakan daerah padat dengan kegiatan perniagaan yang berupa pertokoan dan layanan jasa terletak di wilayah Kota Depok. Sampah yang dihasilkan dibuang langsung sebagian ke TPS dan dilahan kosong terbuka oleh masing-masing individu tanpa adanya pengelolaan terlebih dahulu. Kawasan H. Asmawi tidak memiliki sistem pengelolaan sampah yang baik secara teknis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah timbulan dan komposisi sampah di kawasan komersial H. Asmawi.
Metodologi yang digunakan pendekatan kuantitatif yaitu melakukan pengukuran langsung dilapangan dengan mengukur timbulan dan komposisi sampah di kawasan tersebut. Data hasil pengukuran digunakan untuk menganalisa seberapa banyak timbulan sampah kawasan komersial dalam sehari dan mengetahui komposisi sampah serta potensi sampah yang bernilai ekonomis sehingga didapat upaya untuk mengusulkan sistem alternatif pengelolaan sampah kawasan komersial.
Hasil dari pengukuran timbulan sampah di kawasan komersial jalan H. Asmawi adalah sebesar 224,68 kg/hari, timbulan rata-ratanya sebesar 0,295 kg/orang/hari dan volume rata-ratanya sebesar 1,29 L/orang/hari. Komposisi sampah kawasan komersial jalan H. Asmawi terdiri dari 65,86% sampah organik; 3,6% kertas; 5,07% plastik; 0,85% kaca; 5,05% logam; 4,34% kain; 15,13% kayu; 0,054% B3, dan 0,034% lain-lain. Potensi sampah layak jual di kawasan komersial jalan H. Asmawi adalah 14,58% sedangkan untuk sampah layak kompos adalah 65,86%.

Commercial areas on the road Haji Asmawi an area dense with commercial activities in the form of shops and services located in the city of Depok. Waste generated partially discharged directly into the polling stations and in vacant lots open by each individual without prior management. H. Asmawi region does not have a waste management system that is both technically. The purpose of this study was to determine the amount and composition of waste generation in the commercial areas H. Asmawi.
The methodology used quantitative approach is to do measurements directly in the field by measuring the composition and litter in the region. Measurement data is used to analyze how much waste generation commercial area during the day and knowing the composition of waste and garbage potential economic value in order to get an effort to propose an alternative system of commercial waste management.
Results of measurements of waste generation in the commercial area H. Asmawi amounted to 224,68 kg/day, the average generation of 0,295 kg/person/day and the average volume of 1,29 L/person/day. Composition of commercial waste H. Asmawi road consists of 65,86% of organic waste; 3,6% of paper; 5,07% of plastic; 0,85% of glass; 5,05% of metal; 4,34% fabric; 15,13% of the timber; 0,054% B3, and 0.034% other. Potential trash is worth selling in the commercial areas road H. Asmawi is 14.58% while decent compost bins is 65.86%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S65674
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>