Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 74905 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Seranty Bella Dwicahyanie
"Pembangunan infrastruktur menyebabkan perubahan penutup permukaan sehingga limpasan air hujan menjadi lebih besar. Limpasan air hujan dapat membuat erosi pada penutup permukaan yang dilewati sehingga membawa polutan. Dalam meningkatkan kualitas limpasan air hujan dapat dilakukan dengan teknologi berbasis Low Impact Development seperti bioretensi. Penelitian ini memberikan gambaran karakteristik limpasan air hujan dari lahan parkir mobil Fakultas Teknik UI, faktor yang mempengaruhi penghilangan logam Pb seperti variasi media dan tanaman. Penelitian dilakukan dengan menggunakan limpasan air hujan yang ditampung terlebih dahulu di reservoir yang kemudian dialirkan ke dalam 3 bioretensi dengan variasi media dan tanaman. Pengaliran kedalam bioretensi dilakukan sesuai dengan debit kejadian hujan yang terjadi selama 6 kejadian hujan. Kualitas limpasan air hujan yang berasal dari lahan parkir mobil FT UI memiliki konsentrasi COD 129 sampai 229 ppm, TSS 89 sampai 189 ppm, dan timbal Pb 0.019 sampai 0.08 ppm. Bioretensi dengan variasi pasir kuarsa dengan tanaman Iris pseudacorus memiliki efisiensi penghilangan timbal Pb tertinggi sebesar 82.5. Proses yang paling berperan dalam menghilangkan timabl Pb pada bioretensi adalah penghilangan di media filter.

Infrastructure development leads surface cover changing, so that stormwater runoff becomes larger. Stormwater runoff make erosion on the enclosed surface cover and thus carry pollutants. The quality of stormwater runoff can be improved by technology based Low Impact Development such as bioretention. This study provides an overview of the characteristics of stormwater runoff from car parking lot FTUI, factors affecting metal Pb removal such as variations of media and plants. This study is using stormwater runoff which is collected in reservoir and streamed into 3 cell of bioretention with different type of sand and plant. Stormwater runoff stream into bioretention according to 6 rain event. FTUI has concentration of COD 129 to 229 ppm, TSS 89 to 189 ppm, and lead Pb 0.019 to 0.08 ppm. Bioretention with quartz sand and Iris pseudacorus has the highest efficiency removing lead Pb of 82.5. The most important processn which of removing lead is media filter.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S66800
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Monica Agnes
"Peningkatan jumlah penduduk menyebabkan berkurangnya Ruang Terbuka Hijau RTH karena lahan dialihfungsikan untuk memenuhi kebutuhan manusia, akibatnya terjadi peningkatan volume air limpasan yang menggenang. Genangan air limpasan ini mengandung polutan yang berbahaya sehingga memerlukan adanya pengelolaan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengurangi konsentrasi polutan logam pada air limpasan dengan teknologi sistem bioretensi. Digunakan tiga reaktor yang diisi dengan komposisi media berupa pasir kuarsa 60, tanah 20, dan kompos 20. Ketiga reaktor ini mewakili variasi usia tanaman Reaktor I dan II, yaitu 4 dan 6 bulan serta variasi jenis tanaman Reaktor II dan III, yaitu 1 dan 2 jenis tanaman. Tanaman yang digunakan adalah Iris pseudacorus dan Chrysopogon zizanioides L. Roberty. Air limpasan sintetis yang digunakan berada pada rentang konsentrasi antara 0.04-0.11 ppm, baik untuk logam Pb maupun Zn. Pengaliran air limpasan sintetis dilakukan sebanyak 6 kali dengan debit sebesar 2.75 L/menit. Hasil menunjukkan bahwa kondisi optimal penurunan konsentrasi kedua jenis logam terjadi pada reaktor II berisi 2 jenis tanaman berusia 6 bulan, dengan efisiensi sebesar 83.3 untuk logam Pb dan 98.3 untuk logam Zn. Reaktor bioretensi dengan 2 jenis tanaman berusia 6 bulan lebih signifikan dalam mengurangi konsentrasi logam pada air limpasan.

Population growth can reduce Green Open Space since the land is converted to fulfill human needs, as a results the volume of water runoff increased. This water contains harmful pollutants that need to manage. The purpose of this study is to reduce metal pollutants in water runoff by bioretention technology. Three reactors were filled with media composition in the form of quartz sand 60, soil 20, and compost 20. Those reactors represent the variation of plant age Reactor I and II, ie 4 and 6 months and variation of plant species Reactor II and III, ie 1 and 2 plant species. The plants species are Iris pseudacorus and Chrysopogon zizanioides L. Roberty. Concentration range of synthetic runoff water is between 0.04-0.11 ppm, both for Pb and Zn metals. Synthetic runoff drainage was conducted 6 times with discharge of 2.75 L min. The results showed that the optimum condition of concentration reduction for both metals occurred in reactor II 2 types of plants aged 6 months, with efficiency of 83.3 for Pb and 98.3 for Zn. Bioretention reactor with 2 types of plants aged 6 months is more significant in reducing metal concentration in runoff water."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silky Saviega
"Seiring dengan meingkatnya jumlah pembangunan gedung dan infrastruktur di Indonesia menyebabkan lahan kosong yang berfungsi sebagai penyerapan menjadi berkurang. Selain itu tingkat pertumbuhan kendaraan yang cukup tinggi dalam beberapa tahun terakhir ini juga menjadi salah satu penyebab masalah lingkungan di DKI Jakarta dikarenakan limpasan air hujan yang tidak dapat terinfiltrasi ke dalam tanah membawa sedimen. Bioretensi merupakan salah satu teknik Low Impact Development yang dapat diterapkan sebagai salah satu pengelolaan limpasan air hujan diperkotaan serta sebagai pengelolaan untuk menyisihkan polutan yang terbawa oleh limpasan air hujan. Pengamatan karakteristik limpasan serta efisiensi bioretensi dalam penelitian ini ditujukan untuk mengetahui pengaruh debit limpasan air hujan yang terinfiltrasi ke dalam kolam bioretensi.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan curah hujan yang terjadi di FTUI kemudian di konversi menjadi debit pengaliran yang terbagi atas 3 level, minimum, medium, dan maksimum, dengan 6 kejadian hujan dan dengan waktu retensi di dalam kolam bioretensi 0 s/d 60 menit. Karakteristik limpasan air hujan lahan parkir mobil EC FTUI memiliki kandungan COD 129 s/d 229 mg/l, TSS 89 s/d 189 mg/l, dan logam Pb 0.019 s/d 0.08 mg/l yang berbeda tiap kejadian hujan berdasarkan tinggi curah hujan dan jumlah kendaraan terparkir, konsentrasi rata-rata dari masing-masing polutan ini selama 6 kejadian hujan adalah melebihi Nilai Ambang Batas NAB pada PP No. 82 Tahun 2001 untuk baku mutu air permukaan yaitu 10 mg/l COD, 50 mg/l TSS dan 0.03 mg/l logam Pb. Semakin kecil debit pengaliran maka waktu retensi yang dihasilkan akan semakin lama, tetapi dapat terjadi penurunan efisiensi penghilangan logam dengan waktu retensi yang semakin lama. Bioretensi dengan debit pengaliran minimum dan pada saat waktu retensi 20 menit merupakan waktu optimum untuk penyisihan logam.

As the number of buildings and infrastructure in Indonesia increases, the vacant land that serve as absorption is reduced. In addition, the high growth rate of vehicles in recent years is also one of the causes of environmental problems in DKI Jakarta due to the runoff of rainwater that can rsquo t be infiltrated into the soil carrying sediment. Bioretention is one of the Low Impact Development techniques that can be applied as one of the treatment of urban rainwater runoff as well as the treatment to eliminate the pollutants carried by rainwater runoff. Observation of runoff characteristic and efficiency of bioretention in this research is aimed to know the influence of infiltration of the infiltrated rainwater runoff into bioretention pool.
This research is using rainfall which happened in Faculty of Techniques University of Indonesia then converted into flowing flow which is divided into 3 levels, minimum, medium, and maximum, with 6 rin events and with retention time in bioretention pool 0 60 min. The characteristics of rainwater runoff in EC FTUI car park has a COD content 129 to 229 mg l, TSS 89 to 189 mg l, and Pb metal 0,019 to 0,08 mg l that different every rain event according to the rainfall and the number of parked vehicles, and the each average concentration of these pollutants for 6 rain events exceeds the Threshold Limit NAB value of PP. 82 of 2001 for surface water quality standards which is 10 mg l COD, 50 mg l TSS and 0.03 mg l metal Pb. The smaller the drainage flow, the longer retention time will be, but there may be a decrease in the removal efficiency of the metal with the longer retention time. Bioretention with minimum discharge flow and at 20 minutes retention time is the optimum time for metal Pb removal.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68710
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elgin Martama
"Pertambahan populasi penduduk menyebabkan adanya perubahan fungsi tata guna lahan sehingga memberi dampak seperti penurunan infiltrasi air hujan. Limpasan air hujan dapat memiliki polutan berupa logam berat, seperti Pb dan Zn. Bioretensi merupakan salah satu jenis teknologi yang dapat mengolah limpasan air hujan dan kinerjanya dipengaruhi oleh berbagai faktor. Penelitian terdahulu menggunakan bioretensi dengan variasi komposisi media dan 1 jenis tanaman menghasilkan efluen yang belum memenuhi baku mutu. Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan efisiensi penyisihan Pb dan Zn menggunakan bioretensi termodifikasi. Terdapat 3 bioretensi skala pilot berukuran 33×33×80 cm3masing-masing dengan kombinasi 2 tanaman berupa Chrysopogon zizanioidesdan Iris pseudacorusdan media yang sama (zeolit:kuarsa:kompos:tanah =6:2:1:1), sedangkan ukuran dan suhu aktivasi zeolit divariasikan. Ukuran zeolit yang digunakan adalah zeolit lolos saringan 8 hingga 20 mesh, sedangkan suhu aktivasi sebesar 105°Cdan 200°C. Pengaliran limpasan air hujan sintetis sebanyak 3 kali dengan variasi konsentrasi awal Pb sebesar 0,44 mg/L, 0,51 mg/L, dan 1,03 mg/L dan Zn sebesar 1,39 mg/L, 1,78 mg/L, dan 2,88 mg/L di ketiga bioretensi. Hasil menunjukkan bahwa terdapat peningkatan efisiensi penyisihan Pb dan Zn dibandingkan bioretensi pada studi sebelumnya. Rata-rata efisiensi penyisihan Pb pada bioretensi A, B, dan C yaitu 99,95%, sedangkan untuk parameter Zn berturut-turut sebesar 98,6%, 99,27%, dan 98,8%. Pada penelitian ini, konsentrasi efluen telah memenuhi baku mutu menurut PP No. 82 Tahun 2001. Ukuran zeolit yang lebih kecil dan suhu aktivasi zeolit yang lebih tinggi terbukti mampu meningkatkan efisiensi penyisihan Pb dan Zn.

The increasing human population causes a change in the function of land use so that it gives an impact such as a decrease in rainwater infiltration. Rainwater runoff can have pollutants in the form of heavy metals, such as Pb and Zn. Bioretention is one type of technology that can treat rainwater runoff and its performance is influenced by various factors. Previous study using bioretention with variations in the composition of the media and 1 type of plant produce effluents that do not meet quality standards. This research was conducted to improve the efficiency of the removal of Pb and Zn using modified bioretention. There were 3 pilot-scale bioretentions size of 33×33×80 cm3respectively with same combination of 2 plants (Chrysopogon zizanioidesand Iris pseudacorus) and media (zeolite: quartz: compost: soil =6:2:1:1), while the zeolite grain size and temperature activation were simulated. The size of zeolite used was zeolite passed through mesh of 8 to 20, while the activation temperature was 105°C and 200°C. The synthetic rainwater runoff was conducted 3 times with variation of initial Pb concentration of 0.44 mg/L, 0.51 mg/L, and 1.03 mg/L and Zn of 1.39 mg/L, 1.78 mg/L, and 2.88 mg/L in all three bioretentions. The result shows that there is an increase in the efficiency of the removal of Pb and Zn compared to bioretention in previous studies. The average removal efficiency of Pb in bioretention A, B, and C is 99.95%, while for the Zn parameters respectively 98.6%, 99.27%, and 98.8%. In this study, effluent concentrations have met the quality standards according to PP No. 82 of 2001. Smaller zeolite sizes and higher zeolite activation temperatures have been shown to increase the efficiency of the removal of Pb and Zn.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andini
"Kenaikan luas permukaan kedap air, seperti bangunan perumahan, jalan raya, dan lahan parkir, mengakibatkan presipitasi dengan jumlah yang lebih besar tidak dapat terinfiltrasi ke dalam tanah, melainkan menjadi limpasan air hujan yang dapat membawa sedimen, padatan tersuspensi (67 s.d. 3.330 ppm) dan terlarut (61,6 s.d. 646,4 ppm), logam (Pb (1 s.d. 144 ppb), Cu (7 s.d. 181 ppb), Zn (59 s.d. 799 ppb), dan Cd (16 s.d. 2.417 ppb)) dan polutan lainnya. Bioretensi adalah salah satu Best Management Practice yang bertujuan untuk mengelola limpasan air hujan perkotaan dengan cara menginfiltrasi dan menyisihkan polutan yang terbawa oleh limpasan air hujan. Pengamatan karakteristik limpasan dan efisiensi bioretensi dalam penelitian ini dilakukan terhadap tiga bioretensi di lahan parkir motor Fakultas Teknik Universitas Indonesia dengan komposisi media pasir yang berbeda (20% s.d. 60%) selama 3 kejadian hujan. Karakteristik limpasan air hujan lahan parkir FTUI memiliki kandungan COD (21,98 s.d. 131,9 ppm), TSS (1 s.d. 19 ppm), dan Zn (10 s.d. 290 ppb) yang berbeda tiap kejadian hujan berdasarkan tinggi curah hujan dan lamanya kejadian hujan. Bioretensi dengan komposisi media pasir terbesar (60%) memiliki kapasitas infiltrasi yang tinggi (60 cm/jam) dan efisiensi penyisihan seng yang tinggi (92,5%). Berdasarkan hasil tersebut, bioretensi dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam pengelolaan limpasan air hujan yang efektif dan efisien.

Increasing areas of impermeable surface, such as residential buildings, highways, and parking lots, resulting in precipitiation with a larger number can not be infiltrated into the ground, instead becoming stormwater runoff that can carry sediments, suspended (67 to 3.330 ppm) and dissolved solids (61,6 to 646,4 ppm), metals (Pb (1 to 144 ppb), Cu (7 to 181 ppb), Zn (59 to 799 ppb), dan Cd (16 to 2.417 ppb)), and other pollutants to the surface waters. Bioretention is an urban stormwater best management practice to manage stormwater runoff by infiltrating and removing pollutant carried by stormwater runoff. The observation of runoff characteristic and bioretention efficiency in this study was done on three bioretentions in motorcycle parking lot in Faculty of Engineering University of Indonesia with different composition of sand media (20% to 60%) for 3 rain events. FTUI parking lot runoff has different concentration COD (21,98 to 131,9 ppm), TSS (1 to 19 ppm), dan Zn (10 to 290 ppb) in every rain events due to precipitation and duration. Bioretention with the largest sand media composition (60%) had high runoff infiltration capacity (60 cm/h) and high zinc removal efficiency (92,5%). Based on these results, bioretention can be used as an alternative in management of stormwater runoff that is effective and efficient.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59822
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luqman Ash-Shiddiqie
"Air hujan yang turun di perkotaan telah terkontaminasi oleh polutan udara hasil kegiatan industri dan transportasi. Pemanenan air hujan melalui atap juga memberikan pengaruh terhadap kualitas limpasan air hujan yang ditampung. Teknik filtrasi merupakan salah satu cara yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kualitas air hujan. Media filter zeolit, karbon aktif, dan keramik diketahui mampu meningkatkan kualitas limpasan air hujan yang dipanen. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas limpasan air hujan melalui variasi susunan zeolit, karbon aktif, dan keramik. Kemudian, menganalisis perbedaan variasi susunan zeolit, karbon aktif, dan keramik dalam meningkatkan kualitas limpasan air hujan, serta menganalisis tingkat hubungan antara variasi susunan zeolit, karbon aktif, dan keramik terhadap kualitas limpasan air hujan. Penelitian ini menggunakan tiga housing filter berukuran 10 inci yang diposisikan sejajar dengan cartridge reactor berukuran 10 inci berisikan media filter. Penelitian dilakukan pada reaktor filtrasi dengan objek penelitian variasi susunan media filter. Isi media filter pada ketiga housing filter akan berlainan pada setiap konfigurasi. Konfigurasi pada penelitian ini terdiri dari tiga susunan, yaitu Susunan I (Zeolit – Karbon Aktif – Keramik), Susunan II (Karbon Aktif – Keramik – Zeolit), dan Susunan III (Keramik – Zeolit – Karbon Aktif). Pengambilan sampel dilakukan enam kali dengan parameter uji kekeruhan, pH, mangan, dan total koliform. Hasil penelitian ini menunjukkan efektivitas penyisihan maksimum kekeruhan, mangan, dan total koliform serta peningkatan maksimum pH dimiliki oleh Susunan I dengan efektivitas penyisihan kekeruhan sebesar 51,78%, mangan 100%, dan total koliform 77,14%, serta peningkatan pH sebesar 21,05%. Rerata efektivitas penyisihan Susunan I, Susunan II, dan Susunan III untuk kekeruhan adalah 32,31%, -108,93%, dan 17,41%, mangan 45,83%, 30%, dan 87,5%, serta total koliform 67,93%, 72,28%, dan 60,51%. Sedangkan, rerata efektivitas peningkatan Susunan I, Susunan II, dan Susunan III untuk pH adalah 10,7%, 10,3%, dan 12,52%. Berdasarkan uji komparatif diperoleh nilai signifikansi (p) < 0,05 pada seluruh parameter, yang berarti variasi susunan menghasilkan perbedaan pada kualitas limpasan air hujan. Berdasarkan uji korelasi, ketiga susunan tidak memiliki hubungan yang signifikan (p > 0,05) terhadap parameter kekeruhan, pH, dan mangan, namun memiliki hubungan yang signifikan (p < 0,05) terhadap parameter total koliform. Susunan I memiliki hubungan yang terbaik terhadap parameter uji, dengan hubungan yang sangat kuat pada parameter total koliform (r = 0,986), hubungan yang kuat pada parameter mangan (r = -0,674), hubungan yang sedang pada parameter kekeruhan (r = -0,449), serta hubungan yang lemah pada parameter pH (r = 0,314).

Air pollutants from industrial and transportation activities contaminate the rainwater that falls in urban areas. Rainwater harvesting through the roof also affects the quality of the collected rainwater runoff. The filtration technique is one way that can be applied to improve the quality of rainwater. Zeolite, activated carbon, and ceramic filter media can improve the quality of harvested rainwater runoff. This study aims to analyze the quality of rainwater runoff through variations in the zeolite, activated carbon, and ceramic arrangement. Then, analyze the differences in the zeolite, activated carbon, and ceramic arrangement in improving the quality of rainwater runoff, and analyze the relationship between variations in the zeolite, activated carbon, and ceramic arrangement on the quality of rainwater runoff. This study uses three 10-inch factory housing filters in a parallel position—each housing filter filled with a 10-inch cartridge reactor containing filter media. The researcher conducted the study in a filtration reactor, with the object of study being variations in the filter media arrangement. The content of the filter media in the three filter housings will vary with each configuration. The configuration in this study consisted of three arrangements, namely Arrangement I (Zeolite – Activated Carbon – Ceramic), Arrangement II (Activated Carbon – Ceramic – Zeolite), and Arrangement III (Ceramic – Zeolite – Activated Carbon). Sampling was carried out six times with parameters tested for turbidity, pH, manganese, and total coliform. The results of this study indicated the effectiveness of the maximum removal of turbidity, manganese, and total coliforms as well as the maximum increase in pH owned by Arrangement I with the effectiveness of removing turbidity by 51.78%, manganese by 100%, and total coliforms 77.14%, and increasing pH by 21.05%. The average effectiveness of the removal of Arrangements I, II, and III for turbidity is 32.31%, -108.93%, and 17.41%, manganese 45.83%, 30%, and 87.5%, and total coliforms 67.93%, 72.28%, and 60.51%. Meanwhile, the average effectiveness of increasing Arrangement I, Arrangement II, and Arrangement III for pH is 10.7%, 10.3%, and 12.52%. Based on the comparative test, a significance value (p) <0.05 was obtained for all parameters, which means that variations in the arrangement resulted in differences in the quality of rainwater runoff. Based on the correlation test, the three arrangements did not have a significant relationship (p > 0.05) to turbidity, pH, and manganese parameters. However, they had a significant relationship (p < 0.05) to the total coliform parameter. Arrangement I had the best relationship to the parameters, with a very strong relationship on the total coliform parameter (r = 0,986), strong relationship on the manganese parameter (r = -0,674), medium relationship on the turbidity parameter (r = -0,449), then weak relationship on the pH parameter (r = 0,314).

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Klemens Ryan Rajendra Wisnuaji
"Air hujan merupakan salah satu sumber air yang dapat dimanfaatkan sebagai air bersih. Diperlukan pengolahan terlebih dahulu sebelum air hujan dapat dikonsumsi yang salah satu tekniknya adalah pemanenan air hujan. Teknik filtrasi merupakan metode pengolahan air dengan mengalirkan air melewati beberapa media yang disusun, teknik ini merupakan salah satu cara peningkatan kualitas air hujan. Media yang digunakan berupa zeolit, karbon aktif, dan pecahan genting. Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah menganalisis kualitas limpasan air hujan setelah melewati reaktor filter dengan variasi perbedaan ketebalan lapis dan ukuran butir. Dari hal tersebut, dilakukan analisis terkait dengan perbedaan dan tingkat hubungan yang dihasilkan dari variasi media filter terhadap kualitas limpasan air hujan yang dihasilkan. Penelitian ini menggunakan reaktor filter dengan dimensi kedalaman media 36 cm, lebar 15 cm, dan Panjang 15 cm. reaktor filter terdiri dari 3 buah dengan reaktor 1 sebagai variabel kontrol untuk membandingkan reaktor 2 dengan ketebalan lapis yang berbeda dan reaktor 3 dengan ukuran butir yang berbeda. Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa reaktor 3 dengan variasi ukuran butir memiliki kemampuan paling baik dalam meningkatkan kualitas limpasan air hujan. Dihasilkan rerata efektivitas penyisihan pada reaktor 3 sebesar 45,9 % pada besi terlarut, 11,5 % pada KMnO4, dan 82,7 % pada fecal coliform. Selain itu, didapatkan perbedaan signifikan pada ketiga sampel karena memiliki nilai signifikansi < 0,05 pada parameter pH dan tidak ada perbedaan siginifikan pada parameter besi terlarut, KMnO4, dan fecal coliform Berdasarkan uji korelasi, didapatkan bahwa reaktor 3 merupakan reaktor dengan tingkat hubungan terbaik yaitu pH sebesar (r = 0,429), besi terlarut sebesar (r = 0,997), KMnO4 sebesar (r = 0,939), dan fecal coliform sebesar (r = 0,686).

Rainwater is one source of water that can be used as clean water. Preliminary processing is required before rainwater can be consumed, one of the techniques is rainwater harvesting. Filtration technique is a water treatment method by flowing water through several arranged media, this technique is one way to improve the quality of rainwater. The media used are zeolite, activated carbon, and tile shards. The aim of the research was to analyze the quality of rainwater runoff after passing through the filter reactor with variations in layer thickness and grain size. From this, an analysis is carried out related to the differences and the level of relationship resulting from variations in filter media to the quality of the resulting rainwater runoff. This study used a filter reactor with dimensions of 36 cm depth, 15 cm width and 15 cm length. filter reactor consists of 3 pieces with reactor 1 as the control variable to compare reactor 2 with different layer thickness and reactor 3 with different grain sizes. The results of this study found that reactor 3 with grain size variations had the best ability to improve the quality of rainwater runoff. The average removal effectiveness in reactor 3 was 45.9% for dissolved iron, 11.5% for KMnO4, and 82.7% for fecal coliform. In addition, there were significant differences in the three samples because they had a significance value of <0.05 in the pH parameter and there were no significant differences in the parameters of dissolved iron, KMnO4, and fecal coliform. Based on the correlation test, it was found that reactor 3 was the reactor with the best relationship level. pH (r = 0.429), dissolved iron (r = 0.997), KMnO4 (r = 0.939), and fecal coliform (r = 0.686)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ryan Hidayat
"Urbanisasi merupakan salah satu masalah yang terjadi di Jakarta sebagai ibukota Indonesia. Implikasinya adalah perubahan tutupan lahan menjadi impervous cover sehingga berdampak pada peningkatan limpasan hujan. Lokasi penelitian berada pada Daerah Tangkapan Air Waduk Pluit dengan luas 1.863,60 Ha dan tergolong sangat impervious (diperkirakan 93,56% pada tahun 2011 dan 93,42% pada tahun 2030). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan infrastruktur stormwater yakni bioretention, permeable pavement, green roof dan rain barrel terhadap perubahan limpasan tahunan, infiltrasi, storage, total volume limpasan dan debit puncak. Infrastruktur stormwater tersebut diterapkan pada kondisi awal tahun 2011 (skenario-1) dan kondisi akhir berdasarkan RDTR pada tahun 2030 (skenario-2).
Simulasi menunjukkan bahwa pada skenario-1 dan skenario-2 pengurangan limpasan tahunan masing-masing sebesar 78,06% dan 78,24%, sedangkan volume storage masing-masing sebesar 15.930,13 m3 dan 17.013,39 m3. Peningkatan infiltrasi untuk skenario-1 dari 121,99 mm/tahun menjadi 2.577,67 mm/tahun (bertambah sebesar 2.455,68 mm/tahun) sedangkan untuk skenario-2 dari 98,11 mm/tahun menjadi 2.584,57 mm/tahun (bertambah sebesar 2.486,46 mm/tahun). Pengurangan total volume limpasan untuk skenario-1 sebesar 4,60% untuk kala ulang 2 tahun dan 3,43% untuk kala ulang 10 tahun sedangkan pada skenario-2 sebesar 6,57% untuk kala ulang 2 tahun dan 5,05% untuk kala ulang 10 tahun. Pengurangan debit puncak untuk masing-masing kala ulang 2, 5, 10, 25, 50, dan 100 tahun adalah berurutan 10,10%, 8,59%, 7,93%, 7,32%, 7,00% dan 6,82% untuk skenario-1 dan berurutan 12,73%, 10,91%, 10,16%, 9,42%, 8,96% dan 8,73% untuk skenario-2. Secara umum infrastruktur stormwater yang direncanakan efektif hanya untuk hujan ringan, pengaruhnya tidak signifikan terhadap hujan ekstrim.

The high rate of urbanization is one of the problems that has occurred in Jakarta as capital of Indonesia. The implication is the change in land use to impervious cover which have an impact on increasing stormwater runoff. Study area is in the Waduk Pluit Catchment Area with an area of 1,863.60 Ha and classified as highly impervious (estimated at 93.56% in 2011 and 93.42% in 2030). The purpose of this study is to determine the effect of the stormwater infrastructure, such as bioretention, permeable pavement, green roof and rain barrel on annual runoff, infiltration, storage, total runoff volume and peak flow. The stormwater infrastructure is applied to the initial conditions in 2011 (skenario-1) and the final conditions based on the RDTR in 2030 (skenario-2).
The simulation shows that in skenario-1 and skenario-2 the annual runoff reduced by aproximately 78.06% and 78.24%, respectively, while the storage volume was 15,930.13 m3 and 17,013.39 m3, respectively. The increase in infiltration for skenario-1 from 121.99 mm/year to 2,577.67 mm/year (increased by 2,455.68 mm/year) while for skenario-2 from 98.11 mm/year to 2,584.57mm/year ( increased by 2,486.46 mm /year). The reduction in total runoff volume for skenario-1 was 4.60% for the 2-year return period and 3.43% for the 10-year return period while in skenario-2 it is 6.57% for the 2-year return period and 5.05% for the 10-year return period. Reduction of peak discharge for each 2-, 5-, 10-, 25-, 50-, 100-years return period is 10.10%, 8.59%, 7.93%, 7.32%, 7.00% and 6.82%, respectively for skenario-1 and 12.73%, 10.91%, 10.16%, 9.42%, 8.96% and 8.73%, respectively for skenario-2. In general, stormwater infrastructure is effective only for light rainfall, and the effect is not significant to extreme rainfall.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T55373
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danny Sigit Ramadhan
"Air hujan dapat digunakan sebagai alternatif penyediaan air bersih daerah perkotaan. Namun, didalam air hujan terdapat polutan yang akan mempengaruhi air hujan yang akan digunakan. Filter multimedia merupakan salah satu alat yang dapat mengolah air hujan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas efluen yang berasal dari filter multimedia, mengetahui reaktor dengan penyisihan terbaik, serta mengetahui pengaruh kombinasi ketebalan media filter terhadap parameter yang di uji. Penelitian ini menggunakan tiga kombinasi filter multimedia yang secara urut terdiri dari media ijuk, karbon aktif, zeolit dan pasir silika. Pengambilan sampel dilakukan dua kali pada menit ke-10, menit ke-20 dan menit ke-30 dengan aliran kontinu. Parameter uji penelitian yaitu pH, nitrat, kekeruhan, dan total coliform. Terdapat tiga kombinasi ketebalan filter multimedia dengan perbandingan ketebalan ijuk;zeolit;karbon aktif;pasir silika masing-masing pada reaktor I yakni 25:25:25:25; pada reaktor II yakni 35:30:20:15; dan pada reaktor III 15:20:30:35. Penelitian ini dilakukan melalui dua eksperimen dengan perbedaan waktu satu minggu. Kombinasi ketebalan media membantu meningkatkan kualitas terhadap semua parameter terkecuali parameter kekeruhan. Reaktor terbaik terdapat pada reaktor III dengan rerata nilai efisiensi sebesar 39,2% yang terdiri dari 1% pH, 70,4% nitrat, dan 85,5% total coliform. Sedangkan pada eksperimen kedua reaktor III dengan rerata nilai efisiensi sebesar 35,6% yang terdiri dari 53% nitrat dan 88,1% total coliform. Secara umum, pada eksperimen pertama dan eksperimen kedua kombinasi ketebalan media memberikan pengaruh signifikan pada penyisihan polutan di beberapa parameter.

Rainwater can be used as an alternative to providing clean water in urban areas. However, in rainwater there are pollutants that will affect the rainwater to be used. Multimedia filters are one of the tools that can treat rainwater. This study aims to determine the quality of effluent derived from multimedia filters, find out the reactor with the best allowance, and find out the effect of the combination of filter media thickness on the parameters tested. This study used three combinations of multimedia filters consisting of coax media, activated carbon, zeolite and silica sand. Sampling is carried out twice in the 10th minute, the 20th minute and the 30th minute with a continuous flow. The test parameters of the study are pH, nitrate, turbidity, and total coliform. There are three combinations of multimedia filter thicknesses with a ratio of the thickness of ijuk;zeolite;activated carbon;silica sand each in reactor I which is 25:25:25:25; in reactor II i.e. 35:30:20:15; and on reactor III 15:20:30:35. The study was conducted through two experiments with a time difference of one week. The combination of media thickness helps to improve the quality of all parameters except turbidity parameters. The best reactor is found in reactor III with an average efficiency value of 39.2% consisting of 1% pH, 70.4% nitrate, and 85.5% total coliform. Meanwhile, in the second experiment reactor III with an average efficiency value of 35.6% consisting of 53% nitrate and 88.1% total coliform. In general, in the first experiment and the second experiment the combination of media thickness exerted a significant influence on the removal of pollutants in some parameters."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raissa Kyla Izzani Putri
"Lindi yang mengandung logam berat, merupakan permasalahan yang berbahaya bagi lingkungan dan masyarakat. Fasilitas pengolahan lindi di TPA Cipayung sudah tidak beroperasi sejak 2019, sehingga lindi langsung mengalir ke Sungai Pesanggrahan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik lindi, jenis tanaman, potensi fitoremediasi, serta risiko pencemaran Mn dan Pb terhadap masyarakat. Lindi TPA Cipayung mempunyai konsentrasi Mn 4,38 mg/l dan Pb 4,92 mg/l. Penelitian dilakukan dengan metode Range Finding Test/RFT (50%) dan dilanjutkan metode fitoremediasi dengan variasi berat tanaman (300 g, 600 g, dan 900 g) serta jenis tanaman (kangkung air/Ipomoea aquatica dan Hydrilla verticillata). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua tanaman mampu mereduksi Mn dan Pb dengan penurunan terbaik pada kangkung air 900 g sebesar 0,46 mg/l Mn dan 0,73 mg/l Pb serta Hydrilla verticillata 300 g sebesar 0,36 mg/l Mn dan 1,4 mg/l Pb. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa berat tanaman berkorelasi lemah (r=0,392; 0,012) dan tidak signifikan (sig.=0,058; 0,955), sementara jenis tanaman berkorelasi kuat (r=-0,819; -0,494) dan signifikan (sig.=0,000; 0,014) terhadap nilai Mn dan Pb. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa tingkat risiko yang diterima masyarakat terkategori rendah (HQ<1). Secara keseluruhan, Hydrilla verticillata lebih efektif dalam menurunkan logam Mn dan Pb pada lindi TPA Cipayung.

Leachate that contains heavy metals is harmful to the environment and society. The leachate treatment facility at Cipayung Landfill hasn’t been operating since 2019, so the leachate flows directly into the Pesanggrahan River. This study aims to analyze characteristics of leachate, plant species, phytoremediation potential, and risk of Mn and Pb pollution to human. Leachate of Cipayung Landfill had concentrations of Mn 4,38 mg/l and Pb 4,92 mg/l. This study was conducted using Range Finding Test/RFT (50%) and phytoremediation with variation of weight (300 g, 600 g, and 900 g) and species (Ipomoea aquatica and Hydrilla verticillata). The results showed both plantswere able to reduce heavy metal contaminants with the best reduction of Ipomoea aquatica 900 greduced 0,46 mg/l Mn and 0,73 mg/l Pb, and Hydrilla verticillata 300 greduced 0,36 mg/l Mn and 1,4 mg/l Pb. The statistical analysis indicated that the variation of weight had weak correlation (r=0,392;0,012) and wasn’t statistically significant (sig.=0,058;0,955), while the species showed strong significant (r=-0,819;-0,494) and was statistically significant (sig.=0,000;0,014) to the values of Mn and Pb. The analysis results showed that the impact of risk to human was classified as low (HQ<1). Overall, Hydrilla verticillata was more effective plant in reducing Mn and Pb in the leachate of Cipayung Landfill."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>