Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 121582 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Kholifah
"Masalah penjadwalan yang dihadapi oleh perusahaan dikarenakan belum adanya penjadwalan yang baik sehinga perbedaan jumlah pesanan pada masing-masing variasi produk menyebabkan ketidakseimbangan pengunaan mesin disertai waktu tunggu produk yang tinggi. Hal ini mengakibatkan waktu penyelesaian produksi menjadi cukup panjang dan dapat menghambat proses perencanaan pemenuhan kebutuhan produksi untuk minggu selanjutnya, serta menyebabkan efisiensi produksi menjadi rendah. Proses penjadwalan produksi dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan metode Pemrograman Linier Integer Campuran dengan tujuan untuk menentukan jadwal produksi yang memiliki makespan yang optimal yang diselesaikan dengan algoritma Branch and Bound.
Hasil penyelesaian secara komputasi menggunakan LINGO 11.0 dari penjadwalan yang dilakukan menghasilkan urutan pengerjaan produk yang optimal dari kedua tahapan produksi dengan eaktu penyelesaian produksi sebesar 195,05 jam. Penurutan waktu penyelesaian produksi ini membantu perusahaan untuk mengurangi jumlah work in process, serta meningkatkan utilitas mesin pada kedua tahapan produksi sehingga peningkatan efisiensi produksi dapat tercapai.

In their initial implementation, there is no systematical method that used by the company to arrange their production scheduling. This condition has led to the imbalance use of the machine and high product waiting time due to the difference quantity of demand for each product. This resulted in the production completion time being quite long and could hamper the production planning process for the following week. Production scheduling process in this research is conducted by using Mixed Integer Linear Programming method with the aim to determine production scheduling that has optimal makespan which is solved by Branch and Bound algorithm.
The computational results by using LINGO 11.0 of the scheduling performed yielded the optimal product sequence of the two production stages with a total production completion time of 195.05 hours. The reducing of completion time helps the company to reduce the number of work in processes, as well as to increase the utility of the machines at both stages of production so the production efficiency can be increased.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67270
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astria Dwi Putri
"Sebuah perusahaan kemasan fleksibel di Jakarta yang memproduksi kemasan sekali pakai memiliki permintaan yang tidak menentu dan kapasitas mesin yang berbeda-beda. Hal itu menjadi kendala perusahaan untuk membuat penjadwalan operasi yang baik. Kendala tersebut menyebabkan terjadinya berbagai masalah pada perusahaan seperti adanya keterlambatan dalam pengiriman pesanan kepada konsumen karena waktu penyelesaian pengemasan yang panjang dan jumlah penggunaan mesin pengemas yang tidak efisien. Oleh karena itu, diperlukan model matematika yang dapat digunakan untuk membuat penjadwalan yang tepat agar perusahaan dapat meminimumkan waktu penyelesaian pekerjaan dan jumlah penggunaan mesin agar dapat memenuhi permintaan konsumen tepat waktu dengan jumlah penggunaan mesin yang efisien.
Model matematika dibangun dengan pendekatan pemrograman linier integer campuran yang diselesaikan dengan algoritma branch and bound. Berdasarkan hasil optimasi, waktu penyelesaian menjadi lebih cepat yaitu 96 jam dan penggunaan jumlah mesin menjadi lebih sedikit yaitu 3 mesin. Dengan begitu, semua pekerjaan dapat terpenuhi tepat waktu dan jumlah penggunaan mesin menjadi lebih efisien sehingga utilisasi mesin yang bekerja meningkat menjadi sekitar 74.

Flexible packaging company in Jakarta that produces disposable packaging has an uncertain demand and different engine capacity. It becomes the company 39 s obstacle to making a good operating scheduling. These constraints lead to various problems in the company such as the delay in delivery of orders to consumers due to long packing completion time and the inefficient use of packaging machines. Therefore, we need a mathematical model that can be used to create the right scheduling so that company can minimize the completion time of the work and the number of machine usage in order to meet the demand of the consumers on time with the efficient amount of machine usage.
The mathematical model is built with a mixed integer linear programming approach that is solved with branch and bound algorithms. Based on the optimization result, the completion time becomes faster that are 96 hours and the number of machines used becomes fewer that are 3 machines. That way, all the work can be fulfilled on time and the number of machine usage becomes more efficient so that the utilization of the working machine increases to about 74.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68234
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ignatius Rinaldi
"Banyak riset telah dilakukan untuk meningkatkan hasil produksi, meminimumkan downtime mesin, mengoptimalkan penjadwalan produksi, menyediakan bahan baku dan bahan kemasan, dll. Fluktuasi permintaan konsumen menjadi faktor yang sulit untuk diprediksi. Penjadwalan produksi memiliki peranan yang penting untuk memberikan hasil produksi yang optimal.
Pada awal riset ini metode Autoregresif Integrated Moving Average ARIMA digunakan untuk melakukan peramalan dengan menggunakan data historikal, optimasi yang dilakukan untuk meningkatkan hasil produksi, adalah dengan meminimumkan makespan dan jumlah lini mesin yang digunakan. Model yang digunakan mixed integer linear programming. Metode branch and bound B B dikembangkan untuk penyelesaian masalah ini.
Riset ini juga membandingkan antara model meminimumkan makespan dengan meminimumkan makespan dan jumlah lini yang digunakan. Total biaya yang dibutuhkan menjadi faktor penentu, model mana yang lebih baik. Beberapa skenario juga disertakan untuk mengetahui kemungkinan model ini diterapkan pada keadaan nyata. Pada tesis ini studi kasus yang dilakukan adalah meminimumkan makespan dan meminimumkan jumlah lini yang digunakan. Hasil yang diperoleh pada studi kasus ini adalah 295,4 jam dengan lini yang digunakan adalah satu lini mesin.

Researches has been done to improve production output, minimize machine downtime, optimize production scheduling, provide raw materials and packaging materials, etc. Fluctuations in consumer demand is a difficult factor to predict. Production scheduling has an important role to provide optimal production results.
At the beginning of this research, the method of Autoregressive Integrated Moving Average ARIMA is used to forecast using historical data, the optimization done to improve the production yield, is to minimize the makespan and the number of machine lines used. The model used mixed linear integer programming. The branch and bound method B B was developed to solve this problem.
This research also compares the minimize makespan model with minimize makespan and number of lines used. The total cost required becomes the deciding factor, which model is better. Several scenarios are also included to find out the possibility of this model being applied to real circumstances. In this thesis, the case study is minimizing the makespan and minimizing the number of lines used. The results obtained in this case study was 295.4 hours with the line used being one machine line.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T48669
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astari Wulandari
"Pada 5 tahun terakhir, permintaan kemasan fleksibel mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 10 tiap tahunnya yang diikuti dengan munculnya pemain baru yang menyebabkan persaingan di industri kemasan fleksibel semakin ketat, sehingga muncul tantangan besar yang dihadapi perusahaan kemasan fleksibel di Indonesia, yaitu bagaimana perusahaan dapat mengefisiensikan biaya operasinya agar dapat bersaing. Salah satu cara mengefisiensikan biaya operasi adalah dengan melakukan manajemen persediaan yang baik dengan memperhatikan komponen biaya persediaan untuk didapat keputusan kuantitas Q dan waktu pesan T sehingga didapat total biaya persediaan minimal.
Manajemen persediaan merupakan tema dalam penelitian ini dengan objek penelitian yaitu salah satu perusahaan kemasan fleksibel di Cikarang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah klasifikasi ABC untuk menentukan tingkat kepentingan bahan baku dan Mixed Integer Linear Programming MILP untuk mendapatkan total biaya persediaan minimal.
Hasil dari penelitian ini adalah terdapat 31 bahan baku yang masuk ke dalam kategori A dari 230 bahan baku di perusahaan, diperoleh jumlah kuantitas pesan Q bahan baku, lead time kedatangan bahan baku T , dan total biaya persediaan 31 bahan baku klasifikasi A, serta diperoleh faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi besar total biaya persediaan, yaitu biaya simpan, biaya pesan, demand, dan jumlah persediaan pengaman.

In the last 5 years, flexible packaging demand grow 10 per year in average and followed by the emergence of new players that cause competition in the flexible packaging industry getting tighter, so that there is big challenge that faced by flexible packaging companies in Indonesia, that is how companies can has efficient operating cost in order to compete. One of the way to efficient operating cost is manage inventory well by taking into account the components of the inventory cost for obtaining quantity decisions Q and order time T to obtain the minimum total inventory cost.
Inventory management is theme of this research with the object of the research is one of the flexible packaging company in Cikarang. The method that used in this research is ABC classification to determine the importance of raw materials and Mixed Integer Linear Programming MILP to get the minimum total inventory cost.
The results of this research are 31 raw materials that categorized as category A from 230 raw materials in the company, obtained quantity of order Q of raw material, arrival lead time of raw material T , and total inventory cost of 31 raw materials from classification A, as well as obtained any factors that affect total inventory cost, that are holding cost, order cost, demand, and number of safety stock.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67484
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abraham Rajendra Anandito
"Teknologi IoT berbasis komunikasi LoRa juga menjadi salah satu teknologi yang dipakai secara populer. Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai penentuan peletakkan gateway LoRa Lorix One untuk penggunaan Smart Asset Tracking berbasis LoRa yang dapat dipakai sebagai pelacak berbagai bentuk aset yang kecil maupun besar. Rencana penempatan gateway ini di Kampus UI Depok disebar sebanyak 23 titik, dengan penempatan titik diprioritaskan pada gedung tinggi yang ada di setiap fakultas. Globalsat LT-501h GPS Asset Tracker digunakan sebagai end device untuk dapat dibaca parameter RSSI dan SNR pada aplikasi Chirpstack sebagai Network Managing Server untuk komunikasi LoRaWAN. Integer Linear Programming (ILP) digunakan sebagai metode pengambilan keputusan paling optimal dengan memastikan semua end device tercakup oleh setiap lokasi gateway yang sudah dipilih sesuai metode ILP. Dengan radius cakupan konservatif sejauh 409 meter, didapat bahwa 6 lokasi gateway dapat mencakup semua titik end device. Lokasi gateway yang dipilih adalah Pusgiwa, Psikologi, FEB, RIK, PNJ 1, dan Vokasi. Penentuan lokasi ini dibandingkan dengan pengukuran secara real time melalui aplikasi Atoll yang mensimulasikan antena yang terpasang sesuai dengan spesifikasi pada gateway Lorix One. Hasil pada simulasi Atoll menunjukkan bahwa terdapat overlapping propagasi antena apabila ditempatkan 6 lokasi gateway di area Kampus UI Depok, serta didapatkan lokasi Gedung IRLC sebagai lokasi terbaik penempatan gateway LoRaWAN untuk area Kampus UI Depok.

LoRa communication based IoT technology has also become one of the most popular technologies used. In this study, we will discuss the determination of the location of the LoRa Lorix One gateway for the use of LoRa-based Smart Asset Tracking which can be used as a tracker of various forms of small and large assets. The plan for the placement of this gateway on the UI Depok Campus is spread over 23 points, with priority point placement in high-rise buildings in each faculty. Globalsat LT-501h GPS Asset Tracker is used as an end device to read RSSI and SNR parameters in Chirpstack application as Network Managing Server for LoRaWAN communication. Integer Linear Programming (ILP) is used as the most optimal decision-making method by ensuring all end devices are covered by each gateway location that has been selected according to the ILP method. With a conservative coverage radius of 409 meters, it is found that 6 gateway locations can cover all end device points. The gateway locations chosen were Pusgiwa, Psychology, FEB, RIK, PNJ 1, and Vocational. This location determination is compared with measurements in real time through the Atoll application which simulates an antenna installed according to the specifications on the Lorix One gateway. The results of the Atoll simulation show that there is overlapping antenna propagation when 6 gateway locations are placed in the UI Depok Campus area, and the IRLC Building location is the best location for LoRaWAN gateway placement for the UI Depok Campus area."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Rafly Yanuariansyah
"

Pakan merupakan salah satu penentu keberhasilan dari suatu usaha budidaya peternakan. Harga pakan yang terus melonjak memerlukan terobosan untuk alternatif dalam menekan harga bahan pakan dengan sumber protein yang tinggi. Industri Black Soldier Fly (BSF) memiliki potensi yang cukup besar sebagai alternatif pakan ternak di Indonesia. Dalam memenuhi kebutuhan pengiriman produknya yang besar, maka sektor BSF juga memerlukan aktivitas outbound logistics yang besar. Biaya outbound logistics yang tinggi disebabkan karena perencanaan pengiriman yang belum optimal. Oleh karena itu, diperlukan optimasi untuk perencanaan outbound logistics yang mengatur pergerakan barang dari gudang hingga sampai ke customer. Penelitian ini dilakukan dengan mengembangkan model matematis untuk meminimasi biaya outbound logistics dengan metode Mixed Integer Linear Programming (MILP) menggunakan software LINGO 18.0. Biaya outbound logistics tersebut terdiri dari biaya pengiriman dan biaya manajemen pergudangan. Penelitian ini dilakukan selama 12 periode dari bulan September sampai dengan November tahun 2022. Hasil penelitian didapatkan dengan adanya penurunan biaya outbound logistics dari  Rp 219.624.000 menjadi  Rp 113.353.249. Dengan adanya keberhasilan penurunan total biaya outbound logistics menghasilkan peningkatan utilitas penggunaan kendaraan dari 44,96% menjadi 99,29% disertai penurunan jumlah penggunaan kendaraan dari 316 unit menjadi 95 unit.


Feed is one of the success determinants of a livestock farming business. Feed prices that continue to soar require alternative breakthroughs to reduce the price of feed ingredients with high protein sources. The Black Soldier Fly (BSF) industry has considerable potential as an alternative to animal feed in Indonesia. In meeting the needs of large product shipments, the BSF sector also requires large outbound logistics activities. The high cost of outbound logistics is caused by less than optimal delivery planning. Therefore, it is necessary to optimize outbound logistics planning which regulates the movement of goods from warehouses to customers. This research was conducted by developing a mathematical model to minimize outbound logistics costs using the Mixed Integer Linear Programming (MILP) method using LINGO 18.0 software. Outbound logistics costs consist of shipping and warehousing management costs. This research was conducted for 12 periods from September to November 2022. The results were obtained by reducing outbound logistics costs from Rp 219.624.000 to Rp 113.353.249. The success of reducing the total cost of outbound logistics resulted in an increase in vehicle usage utility from 44,96% to 99,29% accompanied by a decrease in the number of vehicle usage from 316 vehicles to 95 vehicles.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Liananda Deliputri
"Sebuah perusahaan penerbangan negara memiliki rencana untuk membuka bisnis penerbangan baru, dari bisnis penerbangan charter dan pengangkutan minyak bumi, menjadi penerbangan reguler. Hal tersebut dipicu karena berkembangnya daerah kepulauan Indonesia dan meningkatnya jumlah pengguna pesawat terbang karena kondisi geografis Indonesia yang terpisah oleh perairan. Hal itu menjadi peluang bagi perusahaan penerbangan untuk memasuki pasar penerbangan reguler. Namun, perusahaan belum menetapkan daerah yang memiliki potensi menjadi tujuan penerbangan dan juga frekuensi penerbangan harian menggunakan pesawat ATR 72-600 dan CRJ1000. Kendala tersebut menjadi hambatan bagi perusahaan untuk melakukan ekspansi bisnis dan meningkatkan keuntungan perusahaan. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah model matematika yang dapat digunakan untuk menetapkan tujuan penerbangan dengan mempertimbangkan biaya operasional, pendapatan dan jumlah penumpang dari Jakarta menuju daerah destinasi.
Multi objective goal programming MOGP adalah sebuah metode yang digunakan agar dapat menetapkan rute penerbangan yang optimal. Metode ini memiliki konsep meminimumkan deviasi antara kondisi riil, dengan hasil perhitungan. Hasil dari metode ini berupa tujuh bandar udara tujuan dari lima belas bandara rekomendasi perusahaan. Kemudian dilanjutkan dengan metode Integer linear Programming ILP untuk mengetahui frekuensi dan penugasan pesawat harian dengan meminimalkan biaya penerbangan per jam terbang. Sehingga, perusahaan dapat menjalankan ekspansi bisnisnya dengan optimal.

A state airline has plans to open a new aviation business, from charter charter business and petroleum transport, to a regular flight. This is triggered by the development of the Indonesian archipelago and the increasing number of aircraft users due to Indonesia 39 s geographical conditions separated by the waters. It becomes an opportunity for airlines to enter the regular airline market. However, the company has not set a region that has the potential to become a flight destination as well as daily flight frequencies using ATR 72 600 and CRJ1000 aircraft. These constraints become an obstacle for companies to expand business and increase corporate profits. Therefore, a mathematical model is needed that can be used to define the airline 39 s objectives by considering operational costs, revenue and passengers from Jakarta to destination areas.
Multi objective goal programming MOGP is a method used to establish an optimal flight route. This method has the concept of minimizing the deviation between real conditions, with the results of calculations. The results of this method are the seven aerodrome destinations of the fifteen airports the company recommends. Then proceed with Integer linear programming ILP method to know the frequency and daily plane assignment by minimizing flight cost per hour of flight. Thus, the company can run its business expansion optimally.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Schrijver, Alexander
New York: John Wiley & Sons, Inc, 1986
519.7 SCH t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Intan Prazna Putri
"Transportasi memegang salah satu peranan penting dalam segi operasional kontraktor batubara di suatu pertambangan. Tidak hanya digunakan untuk mengangkut hasil tambang, transportasi juga dibutuhkan untuk melakukan pengantaran karyawan di daerah pertambangan yang kondisi jalannya tergolong ekstrim. Pengadaan transportasi tersebut dilakukan dengan menyewa dari pihak ketiga sehingga biaya transportasi yang diperhitungkan terdiri dari biaya sewa, biaya sopir, dan biaya bahan bakar. Melihat biaya transportasi yang cukup besar, utilitas setiap kendaraan rata-rata hanya sebesar 18 dalam 24 jam. Ada celah yang bisa diambil untuk meminimalkan biaya transportasi kontraktor batubara dengan mengoptimalkan jumlah kendaraan dengan pemilihan jarak tempuh yang optimal. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memodelkan permasalahan dalam bentuk Vehicle Routing Problem VRP dan menggunakan metode Integer Linear Programming ILP. Pencarian solusi menggunakan algoritma branch-and-bound dibantu oleh peranti lunak Lingo 11. Hasil penelitian menunjukkan terjadi penurunan jumlah kendaraan sebesar 27, kenaikan jarak tempuh sebesar 7, dan penurunan biaya transportasi sebesar 26 dari kondisi awal apabila bahan bakar diperhitungkan.

Transportation holds one of the most important roles in terms of coal mining operations in a mine. Not only used to transport mining products, transportation is also required to conduct employee deliveries in mining areas where the condition of the road is classified as extreme. The procurement of transportation is done by renting from a third party so that the transportation costs consist of rental fees, driver fees, and fuel costs. Looking at the considerable transportation costs, the utility of each vehicle averaged only 18 in 24 hours. There is a chance that can be taken by coal contractor to minimize the cost of transportation by optimizing the number of vehicles with optimal mileage selection. This can be done by modeling the problem in the form of Vehicle Routing Problem VRP and using Integer Linear Programming ILP method. The solution search used a branch and bound algorithm assisted by Lingo 11 software. The results showed a 27 decrease in the number of vehicles, 7 increase in mileage, and 26 reduction in transportation costs from initial conditions when fuel was calculated."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alvinka Vianissa Putri Anugerah
"Metode optimasi telah banyak diaplikasikan di berbagai bidang. Prinsip dari ilmu optimasi adalah mengoptimalkan tujuan yang ingin dicapai dengan adanya keterbatasan sumber daya yang dimiliki. Salah satu pengaplikasian metode optimasi adalah di industri penerbangan. Metode optimasi di antaranya digunakan untuk menentukan kombinasi destinasi yang akan dilayani serta penugasan armada pesawat. Penentuan destinasi dan penugasan armada pesawat yang kurang tepat akan menghasilkan kerugian yang besar bagi pihak maskapai. Penentuan destinasi dilakukan dengan menggunakan konsep programa multi tujuan yang meminimalkan penyimpangan antara nilai riil dengan nilai ideal yang diharapkan. Terdapat tiga fungsi tujuan yaitu biaya operasi, pendapatan, dan jumlah penumpang. Penugasan armada pesawat dilakukan dengan menggunakan metode programa linier integer yang akan mengeluarkan hasil berupa jumlah armada tiap tipe pesawat yang dibutuhkan dan penugasan armada tersebut ke penerbangan.
Fungsi tujuan dari model ini adalah memaksimalkan keuntungan yang akan didapat maskapai. Studi kasus dilakukan di PT. Pelita Air Service, salah satu maskapai penerbangan nasional di Indonesia. Perusahaan ingin melakukan ekspansi bisnis dengan membuka penerbangan reguler berjadwal dari Bandara Juanda Surabaya. Hasil dari penentuan destinasi ada enam destinasi terpilih yaitu Banyuwangi, Jogja, Jember, Sumenep, Semarang, dan Denpasar. Kebutuhan armada pesawat adalah satu pesawat CRJ 1000 untuk melayani penerbangan dari dan ke Semarang sedangkan destinasi lainnya dilayani oleh dua pesawat ATR 72-600.

Optimization method has been widely used in various fields. The principle of optimization is to obtain an optimum condition with resource constraints. One of the most used applications of optimization is destination selection and fleet assignment model in the aviation industry. A poor destination selection and fleet assignment can cause a great increase in costs of airline companies. Destination selection is done by using multi objective programming concept that minimizes the gap between real condition and the ideal condition. There are three objective functions which are minimize operational costs, maximize revenue, and maximize number of passengers served. Fleet assignment is done by using integer linear programming method to develop a fleet assignment model. The output of this model is the number of aircrafts needed every day to serve all flights in a day and the assignment of the fleet itself to the most appropriate flight.
The objective of this model is to maximize profit. This research is done by using study case method of a national aviation company, PT. Pelita Air Service. The company is planning to expand its charter plane business to open regularly scheduled flights from Juanda Airport Surabaya. The result from the destination selection is there are six destinations that are most optimum to be served which are Banyuwangi, Jogja, Jember, Sumenep, Semarang, and Denpasar. The number of aircraft needed are one Bombardier CRJ 1000 plane for Surabaya Semarang return flight and the rest of the flights will be assigned to two ATR 72 600 planes.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>