Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 149490 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lukito Ongko
"ABSTRAK
Infeksi oleh soil transmitted helminth masih menjadi permasalahan utama di Indonesia terutama di daerah pedesaan dan pinggiran kotaseperti di Kecamatan Nangapanda.Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa infeksi kronis oleh soil transmitted helminth ini dapat memberikan efek protektif terhadap berbagai penyakit metabolik. Penelitian ini merupakan sebuah studi cross-sectional yangbertujuan untuk mengetahui hubungan antara infeksi helminth dengan parameter metabolik. Sebanyak 285 responden diukur tinggi badan, berat badan, glukosa darah puasa fasting blood glucose dan oral glucose tolerance test OGTT .Status infeksi pada responden ditentukan dengan pemeriksaan tinja melalui metode Kato Katz. Data yang telah dikumpulkan tersebut kemudian di analisis dengan program SPSS 20.0 for Windowsmelalui uji Mann-Whitney untuk melihat apakah terdapat perbedaan bermakna pada parameter metabolik antara kelompok yang terinfeksi dengan kelompok yang tidak terinfeksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok yang terinfeksi oleh spesies Trichuris trichiura memiliki body mass index BMI yang lebih rendah, tetapi memiliki nilai glukosa darah puasa fasting blood glucose yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan kelompok yang tidak terinfeksi oleh spesies tersebut. Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa pada kelompok yang terinfeksi oleh 1 spesies helminth memiliki nilai oral glucose tolerance test yang lebih rendah dibandingkan dengan kelompok yang tidak terinfeksi maupun kelompok yang terinfeksi oleh lebih dari 1 spesies. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara infeksi oleh soil transmitted helminth dengan parameter metabolik.

ABSTRACT
Soil transmitted helminth infections still become a major concern in Indonesia especially in rural and suburban areas such as Nangapanda. Mostly, infections by the soil transmitted helminth remain asymptomatic and may last for a long time. Studies had shown that such chronic infections by soil transmitted helminth may confer beneficial effects such as protection against metabolic diseases for the host. The objective of this cross sectional research is to study the effects of soil transmitted helminth infections on metabolic paramaters.As many as 285 people participated in the study and their stool samples were analysed to determine the infection status through Kato Katz method. We also collected the anthropometry measurements height and weight and also metabolic parameters fasting blood glucose and oral glucose tolerance test . Data that had been collected were analyzed using SPSS 20.0 for Windows through Mann Whitney test to find out any significant differences in the metabolic parametersbetween the infected group and non infected group regarding. The results showed that people who are infected by Trichuris trichiura have lower body mass index BMI but higher fasting blood glucose value. Moreover, this study also shows that people who were infected by only 1 species of soil transmitted helminth have lower oral glucose tolerance test value. As the conclusion, this study indicatedthat infection by soil transmitted helminths may affect the metabolic parameters of the host."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andy William
"Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan salah satu provinsi dengan angka kekurangan nutrisi pada anak balita yang cukup tinggi. Kekurangan nutrisi merupakan penyebab mortalitas utama pada anak balita, yang dapat disebabkan oleh infeksi. Indonesia merupakan negara yang endemis terhadap soil transmitted helminth (STH) yang mencakup Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, dan cacing tambang. Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa infeksi STH dapat menyebabkan kekurangan nutrisi pada anak. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mencari pengaruh infeksi STH terhadap kekurangan nutrisi pada anak balita di kecamatan Nangapanda, NTT yang diukur dengan weight-for-age z-score (WAZ), height-for-age z-score (HAZ), dan weight-for-height z-score (WHZ).
Penelitian menggunakan desain cross-sectional dengan 98 subjek anak balita di Kecamatan Nangapanda yang berasal dari random sampling. Status WAZ, HAZ, dan WHZ diperoleh dari pengukuran antropometri, sementara status infeksi STH ditentukan melalui metode Kato-Katz untuk menemukan telur cacing di tinja. Hubungan antara infeksi STH dan kekurangan nutrisi pada anak balita dianalisis dengan chi-square, dan dilakukan analisis regresi logistik untuk mencari pengaruh faktor lain seperti usia anak balita, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan ibu. Dari 98 anak balita, sebanyak 58 di antaranya terinfeksi STH.
Sementara itu, ditemukan bahwa 27,6% anak balita memiliki WAZ <-2, 40,9% memiliki HAZ <-2, dan 10,2% memiliki WHZ <-2. Meskipun begitu, hasil analisis menunjukkan bahwa status infeksi STH tidak berhubungan secara bermakna dengan status gizi buruk pada anak balita, baik menurut WAZ (p = 0,997), HAZ (p = 0,244), maupun WHZ (p = 1,000). Analisis multivariat juga menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan dengan faktor lainnya. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa infeksi STH tidak mempengaruhi kekurangan nutrisi pada anak balita di NTT, sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut.

East Nusa Tenggara Province had one of the highest rate of undernutrition in under-five children in Indonesia. Undernutrition contributes to a high proportion of mortality in under-five children, which can be caused by infection. Indonesia is endemic for soil-transmitted helminth (STH) infection, which can be caused by Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura¸ and hookworm. Several studies have shown that STH infections can cause malnutrition in under-five children. Therefore, this research aims to investigate the association between STH infection and undernutrition in under-five children measured by weight-for-age z-score (WAZ), height-for-age z-score (HAZ), and weight-for-height z-score (WHZ).
This is a cross-sectional study involving 98 under-five children which is recruited using random sampling from Nangapanda Sub-District, East Nusa Tenggara. WAZ, HAZ, and WHZ status is determined from anthropometry, while STH infections are determined by Kato-Katz method to find the helminth eggs. Chi-square analysis is performed to find the association between STH infection and nutritional status in under-five children, and logistic regression is also performed to find other potential factors such as age, gender, and mother?s education. Of the 98 children recruited, 58 had STH infections.
This study also found that 27,6% of the children had WAZ <-2, 40,9% had HAZ <-2, and 10,2% had WHZ <-2. However, chi-square analysis showed that there are no significant association between STH infection and undernutrition in under-five children of Nangapanda measured by WAZ (p = 0,997), HAZ (p = 0,244),and WHZ (p = 1,000). Multivariate analysis also showed that other factors in this study are not significant. Therefore, this research showed that STH infection are not the main cause of undernutrition in children of East Nusa Tenggara, and further research are warranted to determine other factors which may cause the problem.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ivan Kurniadi
"Infeksi parasit, khususnya soil-transmitted helminht (STH), adalah infeksi yang tersebar luas di dunia. Anak usia sekolah mempunyai resiko yang tinggi untuk terinfeksi dan telah dikaitkan dengan berbagai konsekuensi seperti anemia, keterlambatan pertumbuhan, dan hilangnya berat badan. Studi ini bertujuan untuk menginvestigasi hubungan antara infeksi STH dan kekurusan di anak usia sekolah. Peserta adalah anak usia sekolah kurang dari 18 tahun yang tinggal di Nangapanda, Nusa Tenggara Timur. Data demografis diperoleh dan deteksi infeksi STH dalam tinja dilakukan dengan real-time PCR. Analisa univariat dan multivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara infeksi STH dan BMI, disesuaikan dengan usia dan jenis kelamin. Dari 185 anak, 179 (96.7%) terinfeksi oleh STH. 91 anak didapatkan berada dalam kategori kurus dan sangat kurus. Infeksi Necator adalah infeksi yang paling sering (174 kasus, 94.1%), diikuti oleh Ancylostoma (24 cakasusses, 13%) and Ascaris infection (49 kasus, 26.5%). Infeksi STH tidak ditemukan, namun menunjukkan pola untuk, memiliki hubungan yang signifikan dengan kekurusan (p-value=0.089). Poliinfeksi STH tidak ditemukan memiliki perbedaan signifikan dengan monoinfeksi. Usia dan jenis kelamin tidak ditemukan berasosiasi signifikan dengan infeksi STH. Studi lebih lanjut dengan populasi yang lebih besar diperlukan untuk mengkonfirmasi hasil ini. Studi longitudinal juga diperlukan untuk mengkonfirmasi hubungan sebab-akibat pada studi ini.

Soil-transmitted helminth (STH) infection is widely distributed in the world. School-aged children are at high risk of acquiring this infection, which has been linked with various consequences such as anemia, stunting, and weight loss. This study aims to investigate the relationship between STH infection and thinness in school children. The study participants were children below 18 years living in Nangapanda Subdistrict, East Nusa Tenggara. The basic demographic data was taken and detection of STH infection in stool samples was done by real time PCR. Univariate and multivariate analyses were done to examine the relationship between STH infection and BMI, with age and gender as potential confounding factors. Out of 185 children, 179 (96.7%) were infected with STHs by PCR. 91 children were shown to be in the thinness and severe thinness category. Necator infection was found to be the most common infection (174 cases, 94.1%); followed by Ancylostoma (24 cases, 13%) and Ascaris infection (49 cases, 26.5%) respectively. STH infection was not, but showed a tendency, to be associated with thinness (p-value=0.089). Polyinfection of STHs did not show a significant difference with monoinfection. Age and gender were not found to be associated with STH infection. We found that there was a tendency of positive association between STH infection and thinness. Age and gender were not found to be significantly associated with STH infection. Future studies with a larger number of population are needed to confirm these results. In addition, longitudinal studies are needed to confirm the cause-effect relationship."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stefanie Melisa
"ABSTRAK
Latar Belakang: Infeksi STH merupakan salah satu infeksi yang paling sering terjadi di dunia terutama di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Infeksi STH dapat menimbulkan morbiditas bahkan mortalitas tergantung dari intensitas infeksi dan respon imun hospes. Respon imun hospes terhadap infeksi STH antara lain berupa produksi berbagai kadar sitokin termasuk IL-4, IL-10, TNF-?, dan IFN-?. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan antara berbagasi status infeksi STH dengan kadar IL-4, IL-10, TNF-?, dan IFN-?. Metode : Penelitian ini dilakukan dengan teknik potong lintang menggunakan data penduduk Kecamatan Nangapanda dari penelitian sebelumnya pada tahun 2009. Hasil : Dari total 118 subjek penelitian, prevalensi infeksi STH di Kecamatan Nangapanda didapatkan sebesar 45,80 . Prevalensi pada subjek berusia < 60 tahun sebesar 39,13 dan pada subjek > 60 tahun sebesar 69,23 . Nilai tengah kadar sitokin IL-4, IL-10, TNF-?, dan IFN-? pada subjek penelitian secara berturut-turut didapatkan sebesar 20,80 pg/ml, 21,74 pg/ml, 3,20 pg/ml, dan 1,60 pg/ml. Terdapat hubungan bermakna antara usia dengan status infeksi dengan prevalensi lebih tinggi pada kelompok usia > 60 tahun dan tidak ditemukan hubungan bermakna antara infeksi STH dengan kadar sitokin IL-4, IL-10, TNF-?, dan IFN-?, kecuali antara status infeksi kombinasi Ascaris dan cacing tambang pada penduduk Kecamatan Nangapanda. Kesimpulan : Tidak terdapat hubungan bermakna antara status infeksi STH dengan keempat kadar sitokin, namun terdapat hubungan bermakna antara status infeksi STH kombinasi A. lumbricoides dan cacing tambang terhadap kadar sitokin IL-4.

ABSTRACT
Introduction Soil Transmitted Helminth STH infection is one of the most common infection in the world especially in developing country like Indonesia. STH infection causes various morbidity and even lead to mortality depending on infection intensity and host immune resposne. Host immune response evokes various cytokine production including IL 4, IL 10, TNF , and IFN . Objective This study aims to obtain the prevalence of STH infection in a population living in Nangapanda district, to describe IL 4, IL 10, TNF , and IFN cytokine counts of the population, as well as to investigate the relationship between STH infection and cytokine counts of IL 4, IL 10, TNF , and IFN . Method .This study used cross sectional method based on the data from a previous study that was conducted in Nangapanda district back in 2009. Result From a total of 118 subjects, the prevalence of STH infection found in Nangapanda district was 45,80 . The prevalence of subject 60 years old was 39,13 and 60 years old was 69,23 . The median of IL 4, IL 10, TNF , and IFN counts of the subject population, respectively was 20,80 pg ml, 21,74 pg ml, 3,20 pg ml, and 1,60 pg ml. There was significant relationship between age and STH infection status with higher prevalence in subject 60 years old but there was no significant relationship between STH infection status and cytokine counts of IL 4, IL 10, TNF , and IFN except between Ascaris and hookworm infection and IL 4 count. Conclusion There is no significant difference between STH infection status and cytokine count except between Ascaris and hookworm coinfection with IL 4 count."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitohang, Agrianti
"Anemia adalah suatu kondisi dimana jumlah sel darah merah atau kemampuannya untuk mengangkut oksigen tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan fisiologis tubuh. Anemia pada anak dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak, serta menyebabkan anak menjadi lemas dan pucat. Salah satu faktor yang dapat menyebabkan anemia di negara-negara berkembang adalah infeksi soil-transmitted helminths. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti hubungan antara infeksi soil-transmitted helminths dengan kejadian anemia pada balita di Kecamatan Nangapanda, Ende, Nusa Tenggara Timur. Penelitian ini menggunakan desain potong-lintang yang meneliti status infeksi soil-transmited helminths melalui pemeriksaan telur pada feses dan hubungannya dengan anemia yang diukur dari kadar hemoglobin darah kapiler. Selain itu juga diteliti hubungan antara anemia dengan faktor perancu berupa usia, jenis kelamin, dan nutrisi. Penelitian ini dilakukan pada Juli 2015 hinga Oktober 2015 di Departemen Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Data dianalisis dengan menggunakan program SPSS 20.0 for windows dengan Uji Chi Square dan Fisher untuk analisis univariat serta Regresi Logistik untuk analisis mutivariat. Hasil penelitian ini menunjukkan prevalensi infeksi soil-transmitted helminths pada 100 balita di Kecamatan Nangapanda, Ende, Nusa Tenggara Timur adalah 59%, dengan infeksi terbanyak disebabkan oleh infeksi majemuk antara Ascaris lumbricoides dan Trichuris trichiura sebanyak 23%. Prevalensi anemia pada balita di Kecamatan Nangapanda, Ende, Nusa Tenggara Timur adalah 63%. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara infeksi soil-transmitted helminths dengan kejadian anemia pada balita di Kecamatan Nangapanda, Ende, Nusa Tenggara Timur. Dari berbagai faktor yang diteliti, usia yang kurang dari 2 tahun merupakan faktor yang memiliki hubungan yang signifikan terhadap kejadian anemia pada populasi ini.

Anemia is a condition where the red blood cell count or its ability to carry oxygen is not adequate to fulfill physiological needs. Anemia in children can affected growth and development and cause fatigue, paleness. One of the factors that can cause anemia in developing countries is soil-transmitted helminths infection. This research aimed to analyze the correlation between soil-transmitted helminths infection and the prevalence of anemia in under-five children in Nangapanda Subdistrict, Ende district, East Nusa Tenggara. This research used cross-sectional design by investigating soil-transmitted helminths infection status through detection of helminth eggs in stool examination and its correlation with status of anemia based on hemoglobin measured from finger-prick blood. The link between anemia and confounding factors such as age, gender, and nutriotinal status was also analyzed. This research was conducted from July 2015 to October 2015 at Parasitology Departement of Faculty of Medicine of University of Indonesia. The data are analyzed using SPSS 20.0 software for Windows with Chi-Square and Fisher Test for univariate analysis and Logistic Regression for multivariate analysis. The results showed that the prevalence of soil-transmitted helminths infection in the 100 under-five children in Nangapanda Subdistrict, Ende district, East Nusa Tenggara was 59%, with majority of children (23%) co infected with Ascaris lumbricoides and Trichuris trichiura. The prevalence of anemia in the under-five children in Nangapanda Subdistrict, Ende district, East Nusa Tenggara 63%. There was no significant correlation between soil-transmitted helminths infection and anemia status in under-five children in Nangapanda Subdistrict, Ende District, East Nusa Tenggara. However, among other confounding factors analyzed, children under 2 years old were significantly associated with the prevalence of anemia in this population."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salma Alsakina Qurotuain
"Nangapanda merupakan salah satu kecamatan di Flores, Indonesia yang memiliki prevalensi kecacingan usus sebesar 87,2 . Terdapat tiga jenis spesies cacing usus yang paling sering menyebabkan infeksi kecacingan, yaitu Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, serta cacing tambang. Infeksi cacing usus akan menimbulkan respon imun tipe 2, sehingga menghasilkan respon imun humoral berupa pembentukan Immunoglobulin E IgE. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status infeksi kecacingan usus dengan kadar IgE Total dan IgE spesifik terhadap Ascaris lumbricoides pada penduduk Nangapanda. Status infeksi kecacingan usus ditentukan dengan menggunakan metode Kato Katz, dimana dilakukan pencarian terhadap telur cacing pada sampel tinja pasien secara mikroskopis. Pada penelitian ini, dilakukan pengukuran antibodi IgE total dan spesifik terhadap Ascaris dalam sampel plasma dengan menggunakan metode ELISA. Didapatkan peningkatan kadar antibodi IgE Total yang bermakna pada kelompok terinfeksi oleh setidaknya satu jenis cacing usus P

Nangapanda is one of the endemic areas in Indonesia with a very high STH prevalence 87,2 . Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, and hookworms are the most prevalent etiologies of helminth infection. When helminth infects the body, it will enhance the type 2 immune response which will lead to the production of humoral immunity such as Immunoglobulin E. This research aimed to identify the relationship between STH infection status with the Total IgE and Ascaris specific IgE levels. The STH infection status was determined by Kato Katz method to identify the presence of STH rsquo s eggs in the stool sample microscopically. In this research, the levels of total and specific IgE in the plasma samples were detected by ELISA. The levels of Total IgE was increased significantly in helminth infected group."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, Ninik Maris
"Kato-Katz sebagai teknik pemeriksaan infeksi kecacingan yang direkomendasikan WHO memiliki sensitivitas yang rendah pada intensitas infeksi yang ringan. Teknik flotasi mulai dikembangkan untuk mendapatkan teknik dengan sensitivitas yang lebih tinggi. Penelitian ini bertujuan memodifikasi teknik flotasi, yaitu mini-FLOTAC dengan mempertahankan satu tahap sentifugasi pada prosedur FLOTAC dan membandingkan sensitivitas teknik tersebut dengan teknik Kato-Katz. Penelitian ini dilakukan pada Juni 2015-Oktober 2015 di Laboratorium Departemen Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Sensitivitas, nilai duga negatif, akurasi, dan rerata jumlah telur dihitung berdasarkan hasil temuan di mikroskop dan diolah dengan rumus standar. Data perbandingan antara kedua teknik dianalisis dengan menggunakan program SPSS 20.0 for windows dengan uji McNemar untuk analisis perbedaan dan uji Kappa untuk kesesuaian sensitivitas, serta uji Wilcoxon pada rerata jumlah telur ketiga jenis cacing.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa sensivitas modifikasi mini-FLOTAC lebih tinggi dibandingkan Kato-Katz pada pemeriksaan Trichuris trichiura (94,7% vs 73,7%) dengan perbedaan signifikan (p=0,039), sedangkan pada Ascaris lumbricoides didapatkan sensitivitas setara (83,7% vs 85,7%) dan pada infeksi cacing tambang didapatkan sensitivitas yang lebih rendah (20% vs 90%) dengan perbedaan yang signifikan (p=0,039). Median jumlah telur Ascaris lumbricoides dan cacing tambang pada Kato-Katz secara signifikan lebih tinggi dibandingkan modifikasi mini-FLOTAC (p<0,0001 dan p=0,007, secara berurutan). Performa modifikasi mini-FLOTAC lebih tinggi dibandingkan Kato-Katz hanya pada infeksi Trichuris trichiura. Untuk mendapatkan alat screening yang ideal dalam satu metode untuk infeksi multipel dibutuhkan penelitian lebih lanjut.

Kato-Katz as a recommended technic by WHO has low sensitivity in low intensity of soil transmitted helminths (STH) infection. Flotation technic is developed for higher sensitivity technic. The purpose of this research is to modify mini-FLOTAC by adding one sentrifugation step in mini-FLOTAC procedure and then comparing the sensitivity between the technic and Kato-Katz. Data of modified mini-FLOTAC were collected from June 2015- October 2015 in the laboratory of Parasitology Department in Faculty of Medicine University of Indonesia. Sensitivity, negative predictive value, accuracy, and mean egg per gram were calculated based on microscopic examination and arranged in standard formula. The data of both modified mini-FLOTAC and Kato-Katz were analyzed using SPSS 20.0 for Windows. McNemar test were used to analyze the difference, Kappa test were used to analyze the agreement, and Wilcoxon test were used to analyze the difference of eggs per gram.
The result showed that sensitivity of modified mini-FLOTAC were significantly higher than Kato-Katz in Trichuris trichiura infection (94,7% vs 73,7%; p=0,039), but were comparable in Ascaris lumbricoides (83,7% vs 85,7%, respectively) and had significantly lower sensitivity in hookworm infection (20% vs 90%; p=0,039). Median of egg per gram for Ascaris lumbricoides and hookworm were significantly higher in Kato-Katz than modified mini-FLOTAC (p<0,0001 and p=0,007, respectively). The performance of modified mini-FLOTAC was higher than Kato-Katz in Trichuris trichiura infection. Further research is needed to find the ideal tool to screen multiple STH infection in a single diagnostic technic.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rivaldi Febrian
"Soil-transmitted Helminths adalah infeksi parasit yang paling umum di Indonesia. Parasit ini bersaing dengan tuan rumah untuk menyerap nutrisi dari lumen usus atau kerusakan langsung yang disebabkan dalam lapisan mukosa usus menyebabkan anemia. Pengembangan lebih lanjut dari kondisi seperti ini akan menghambat pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif dari children. Kondisi di Ende seperti iklim tropis dan fasilitas sanitasi yang buruk menyebabkan STH untuk berkembang.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami hubungan antara STHs dan status anemia anak-anak yang tinggal di desa Nangapanda, Ende. Penelitian ini dilakukan dari bulan Mei sampai Juni 2010. Sebanyak 262 sampel darah perifer diambil dan sampel tinja dikumpulkan dari anak-anak Nangapanda. Analisis darah dilakukan untuk mendeteksi konsentrasi hemoglobin mengunakan Sysmex KX21 sedangkan metode konsentrasi formalin - etil asetat dilakukan untuk pemeriksaan tinja.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa infeksi STH ditemukan pada 128 peserta (51,6 %) dengan spesies dominan T. trichiura (n = 98, 39,5 %), diikuti oleh cacing tambang (n = 61, 24,6 %), dan A. lumbricoides (n = 25, 10.1 %). 11,2 % dari anak-anak (n=25) menderita anemia. Dari anak anak dengan infeksi STH positif, 9,4% menderita anemia. Risiko anemia pada subyek yang terinfeksi lebih rendah dibandingkan dengan subyek yang tidak terinfeksi (OR=0.843, 95%CI=0.467-1.937). Tidak ada perbedaan yang signifikan yang ditemukan antara infeksi STH dengan status anemia. Pengobatan masal antihelmintik perlu diberikan kepada semua anak sekolah di Nangapanda. Anak anak dengan dengan anemia perlu diobati secara individual.

Soil-transmitted Helminths are the most common parasitic infections in Indonesia which could compete with the host to absorb nutrition from the intestinal lumen or caused direct damage in the mucosal lining of the intestine causing anemia. Further development of such condition would retard the physical growth and cognitive development of the children. Conditions in Ende such as a tropical climate and poor sanitation facilities cause STH to flourish.
The purpose of this research is to understand the relationship between STHs and anemia status of the children living in Nangapanda subdistrict, Ende. The research was performed from May to June 2010. A total of 262 peripheral blood samples were drawn and stool samples were gathered from the Nangapanda children. Blood analysis was performed to detect the hemoglobin concentration using Sysmex KX21 while formalin-ethyl acetate concentration method was performed for the stool examination.
The result showed that STH infection was found in 128 participants (51.6%) with the predominant species T. trichiura (n= 98, 39.5%), followed by hookworm (n= 61, 24.6%), and A. lumbricoides (n= 25, 10.1%). Around 11.2% of the children (n=25) were anemic. Positive STH infections were detected in 9.4% of anemic children. The risk of anemia in the infected subjects was lower compared with the uninfected subjects was 0.843 with 95% Cl of 0.367 - 1.937 (OR=0.843, 95%CI=0.467-1.937). No association was found between the STH infections and anemia. Anthelminthic mass drugs administration need to be undertaken by all children in Nangapanda. Children with anemia must be treated individually.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suriyani
"Latar Belakang : WHO menyatakan bahwa malaria merupakan penyebab kematian utama penyakit infeksi tropis pada anak-anak dan wanita hamil. Anemia berat merupakan komplikasi yang umum dari malaria, terutama malaria yang disebabkan oleh Plasmodium falciparum. Seperempat dari total penduduk di Kecamatan Nangapanda yang merupakan daerah endemis malaria adalah anak sekolah, sehingga perlu dilihat hubungan antara infeksi Plasmodium falciparum dengan anemia pada anak sekolah di kecamatan Nangapanda, Nusa Tenggara Timur.
Tujuan : Mengetahui hubungan antara anemia dengan infeksi Plasmodium falciparum pada anak sekolah di kecamatan Nangapanda, Nusa Tenggara Timur.
Desain : Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan case control.
Metode : 540 whole blood anak sekolah yang telah mendapat terapi kecacingan selama 30 hari, diambil untuk pengukuran kadar haemoglobin dan pembuatan preparat malaria darah tebal dan darah tipis dengan pewarnaan Giemsa. Spesies Plasmodium dipastikan dengan menggunakan Real Time Polymerase Chain Reaction (PCR).
Hasil : Tingkat infeksi Plasmodium terhadap anak sekolah di daerah endemis malaria sebesar 3,51% (koreksi dengan Real Time PCR). Terdapat 43 kasus anemia dengan kasus 41 anemia ringan dan 2 kasus anemia sedang. Dari total 41 kasus anemia ringan, infeksi Plasmodium falciparum hanya ditemukan pada 3 kasus. Dua kasus anemia sedang dan 38 kasus anemia ringan yang dialami oleh subyek ternyata bukan disebabkan oleh infeksi Plasmodium falciparum. Subyek yang terkena infeksi Plasmodium falciparum mempunyai resiko 4.6 kali untuk menjadi anemia jika dibandingkan dengan subyek yang tidak terinfeksi (OR 4.6).
Kesimpulan : Subyek yang terkena infeksi Plasmodium falciparum mempunyai resiko 4.6 kali untuk menjadi anemia jika dibandingkan dengan subyek yang tidak terinfeksi.

Background: According to the WHO, malaria is the major cause of death from tropical infections in children and pregnant women. Severe anaemia is a common complication of malaria, particularly Plasmodium falciparum malaria. One-fourth of the population of Nangapanda Subdistrict, an malaria endemic region, are school children. Therefore it is necessary to investigate the relationship between Plasmodium falciparum infection with anaemia in school children at at Nangapanda Subdistrict, Nusa Tenggara Timur.
Objective: To investigate the relationship between Plasmodium falciparum infection with anaemia in school children at Nangapanda Subdistrict, Nusa Tenggara Timur.
Study Design: This was an observational case control study.
Methods: A total of 540 whole blood samples were collected from school children receiving anthelmintic treatment for 30 days from the research team, for hemoglobin determination and preparation of thick and thin Giemsa blood smears for malaria diagnosis. Species of Plasmodium was confirmed by Real Time Polymerase Chain Reaction (PCR).
Results: Infection rate of Plasmodium among school children in this malaria endemic region was 3.51%. There were 43 cases of anaemia, comprising 41 mild cases and 2 moderately severe cases. Among the 41 mild anaemia cases, Plasmodium falciparum infection was found in only 3 cases. The remaining anaemia cases (38 mild and 2 moderately severe cases) were not caused by Plasmodium falciparum infection. Subject with the infection of Plasmodium falciparum will have a 4.6 times chances to become anaemia if compared with the subject with no infection (OR 4.6).
Conclusion: Subject with the infection of Plasmodium falciparum will have a 4.6 times chances to become anaemia if compared with the subject with no infection.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Brian Santoso
"Latar Belakang: Indonesia bagian Timur memiliki beban ganda dalam infeksi parasit di negara tropis yaitu cacing usus dan malaria. Infeksi parasit tersebut secara tunggal maupun bersama-sama dapat menyebabkan kejadian anemia. Di Indonesia, kejadian anemia berhubungan dengan asupan nutrisi zat besi yang kurang dan infeksi parasit Belum diketahui bagaimana hubungan antara infeksi parasit dan anemia pada populasi anak sekolah di Kecamatan Nangapanda yang merupakan daerah ko-endemis malaria dan cacing usus.
Tujuan: Mengetahui hubungan antara infeksi parasit dengan prevalensi anemia pada anak-anak sekolah dasar di Nangapanda Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Metode: Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh studi potong lintang dari tim peneliti Departemen Parasitologi FKUI. Populasi terjangkau adalah populasi anak sekolah di Ende Provinsi Nusa Tenggara Timur berusia 6-10 tahun. Teknik pengambilan sampel menggunakan total population sampling. Penentuan status gizi menggunakan aplikasi WHO AnthroPlus untuk anak usia 5-18 tahun. Pemeriksaan infeksi cacing usus pada tinja menggunakan pemeriksaan Katokatz. Pemeriksaan malaria menggunakan metode polymerase chain reaction (PCR). Data diuji menggunakan uji chisquare dengan alternatifnya uji Fisher. Hubungan bermakna bila nilai p < 0,05.
Hasil: Didapatkan 240 subyek penelitian dengan rerata usia 8,21 tahun, rerata hemoglobin 11,92g/dL dengan proporsi anemia 53,3%. Proporsi infeksi cacing usus sebesar 24,2% dan infeksi malaria sebesar 6,7%. Hasil analisis didapatkan bemakna pada variabel jenis kelamin (p<0,001) sedangkan variabel infeksi cacing usus dan malaria didapatkan hasil tidak bermakna terhadap kadar hemoglobin dengan masing-masin nilai p=0,747 dan p=0,782.
Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara infeksi cacing usus dan malaria dengan tingkat keparahan anemia pada anak-anak sekolah dasar yang tinggal di daerah Nangapanda, Nusa Tenggara Timur.

Background: East Region of Indonesia has double burden for parasitic infection endemic in tropical country such as soil transmitted helminths and malaria. These parasitic infections alone or together can cause anemia. In Indonesia, anemia was associated with low nutrition intake of iron and parasitic infection. However, this association was not known in the population of school children in Nangapanda Distric, Nusa Tenggara Timur Province which was ko-endemic between malaria and soil transmitted helminths.
Aim: To find the association between parasitic infection and prevalence of anemia in children who attends primary school in Nangapanda, Nusa Tenggara Timur.
Method: This research used secondary data from cross-sectional study conducted by FKUI Parasitology Team. Target population was children 6-10 year who attended primary school in Ende, Nusa Tenggara Timur. The sampling method was using total population sampling. The nutritional status was determined using the application of WHO AnthroPlus for children aged 5-18 years old. Soil-transmitted helminths infection was being detected by Katokatz method and malaria infection is using PCR method. Data was being analyzed with chi-square test and Fisher test as the alternative. Association is significant when p value is<0,05.
Result: Total sample is 240 subjects with mean age 8,21 years old, mean hemoglobin is 11,92 g/dL and anemic proportion is 53,3%. Soil-transmitted helminths infection proportion is 24,2% and malaria infection is 6,7%. The analytical results is significant for gender(p<0,001) and not significant for Soil-transmitted helminths infection and malaria with p=0,747 and p=0,782, respectively versus hemoglobin concentration.
Conclusion: There is no association between Soil-transmitted helmints infection and malaria with the severity of anemia in children who attends primary school and live in Nangapanda, Nusa Tenggara Timur.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>