Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 203007 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Selpi Pratiwi
"Campak adalah salah satu penyebab utama kematian di kalangan anak-anak meskipun vaksin yang aman dan hemat biaya tersedia. Pada tahun 2015, ada 134 200 kematian akibat campak global dan sekitar 367 kematian setiap hari atau 15 kematian setiap jam. Vaksinasi Campak mengakibatkan penurunan 79 kematian akibat campak antara tahun 2000 sampai dengan 2015 di seluruh dunia. Meskipun sudah mencapai target lebih dari 90 cakupan imunisasi campak di wilayah desa Cigudeg dan Ciampea namun masih ada kejadian luar biasa campak di Desa tersebut pada tahun 2016. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian campak pada kejadian luar biasa campak di desa Cigudeg dan Ciampea Kabupaten Bogor tahun 2016. Desain penelitian menggunakan studi kasus kontrol dengan perbandingan 1:3 menghasilkan sampel terdiri dari 36 kasus dan 108 kontrol dengan kekuatan uji 80 memiliki derajat kepercayaan 95.
Hasil analisis dengan menggunakan regresi logistik di dapatkan bahwa faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian campak pada kejadian luar biasa campak di Desa Cigudeg dan Ciampea Kabupaten Bogor tahun 2016 secara signifikan adalah imunisasi OR= 3,44; 95 CI : 1,09 ndash; 10,65; Nilai P= 0,034 , luas ventilasi udara OR=4,7; 95 CI: 1,47 ndash; 15,39: Nilai P= 0,009 dan riwayat kontak OR= 28,6; 95 CI 9,06 ndash; 90,42; Nilai P=0,000 . Cakupan imunisasi campak di desa Cigudeg dan Ciampea sudah mencapai lebih dari 90 , namun belum bisa menjadikan desa tersebut memiliki kekebalan kelompok terhadap campak, sehingga perlu adanya kajian atau penelitian lanjutan terhadap hal tersebut.

Measles is one of the leading causes of death among children although safe and cost effective vaccines are available. By 2015, there are 134 200 deaths from global measles and about 367 deaths every day or 15 deaths every hour. Measles Vaccination resulted in a 79 reduction in measles deaths between 2000 and 2015 worldwide. Despite reaching the target of more than 90 coverage of measles immunization in Cigudeg and Ciampea villages, there is still an extraordinary incidence of measles in these two villages by 2016. This study aims to determine the risk factors associated with measles incidence in the extraordinary incidence of measles in villages of Cigudeg and Ciampea Bogor Regency in 2016. The study design using case control study with a ratio of 1 3 resulted in a sample consisting of 36 cases and 108 controls with a strength of 80 test having 95 confidence degree.
The result of the analysis by using logistic regression was found that the risk factors associated with measles incidence in measles outbreaks in Villages Cigudeg and Ciampea Bogor Regency in 2016 were significantly immunized OR 3.44 95 CI 1.09 P 0,034 , air ventilation area OR 4,7 95 CI 1.47 15.39 P value 0.009 and contact history OR 28.6 95 CI 9.06 90.42 P value 0.000 . Measles immunization coverage in villages Cigudeg and Ciampea has reached more than 90 , but not yet able to make the village has a group immunity against measles, so the need for further studies or research on it.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T47625
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arleni
"Campak merupakan penyakit yang sangat menular dan sebagai penyebab utama kematian anak di negara berkembang termasuk di Indonesia. Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Jawa Barat mempunyai cakupan imunisasi campak yang cukup tinggi dari tahun 2009-2013. Namun demikian masih terjadi KLB penyakit campak yang terjadi pada periode Desember 2013 sampai dengan Februari 2014 di Desa Segarjaya Kecamatan Batujaya. Desain penelitian ini adalah desain kasus kontrol.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kejadian campak pada Kejadian Luar Biasa (KLB) campak di Desa Segarjaya Wilayah Puskesmas Batujaya Kabupaten Karawang Tahun 2014. Kasus adalah anak usia 0-14 tahun yang didiagnosa menderita campak berdasarkan gejala klinis dan tercatat dalam laporan C1 Dinas Kesehatan dan didiagnosa campak pada saat investigasi KLB, kontrol adalah anak yang tidak menderita gejala klinis campak, tetangga kasus yang rumahnya berdekatan dengan perbandingan jumlah kasus dan kontrol 1:2. Sebanyak 57 kasus dan 117 kontrol yang memenuhi kriteria inklusi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor utama yang berpengaruh terhadap kejadian campak pada KLB campak adalah jenis kelamin lak-laki OR=1,9 (CI 95%: 1,00-3,6), status anak yang tidak imunisasi memiliki OR= 2,5 (CI 95%: 1,20-5,2), anak yang mempunyai riwayat kontak OR=15,4 (CI 95%: 6,9-33,9). Sedangkan faktor yang bersifat protektif adalah faktor ibu yang tidak bekerja OR=0,4 (CI95%: 0,20-0,91).
Dari hasil penelitian disarankan agar meningkatkan peran serta masyarakat dalam program imunisasi dan melaporkan segera jika ada kasus dengan gejala campak pada tenaga kesehatan, penguatan program imunisasi dan penguatan surveilans epidemiologi campak.

Measles is a highly contagious disease and a major cause of child mortality in developing countries, including in Indonesia. Karawang regency is one of regencies in West Java has the measles immunization coverage is high enough from the years 2009 to 2013. However, there are measles outbreaks occurred in the period December 2013 to February 2014 in the Segarjaya Village District of Batujaya. This study design is case-control design.
The purpose of this study to describe the factors that influence the incidence of measles in Extraordinary Events (KLB) in the Segarjaya Village of measles Regional Health Center Batujaya Karawang of district in 2014. Cases were children aged 0-14 years who were diagnosed with measles based on clinical symptoms and recorded the Department of Health and C1 reports diagnosed measles outbreaks during the investigation, control is a child who does not suffer from clinical symptoms of measles, a neighbor whose house is adjacent to the case of a comparison of cases and controls 1:2. A total of 57 cases and 117 controls who met the inclusion criteria.
The results showed that the main factors that influence the incidence of measles in measles outbreaks are lacquer-male gender OR=1.9 (CI 95%: 1,00-3,6)), the immunization status of children who do not have OR=2.5 (CI 95%: 1,20-5,2), children who have a history of contact OR = 15.4 (CI 95%: 6,9-33,9). While the protective factor is a factor that is not working mothers OR=0.4 (CI95%: 0,20-0,91).
From the results of the study suggested that increase community participation in immunization programs and report immediately if there is a case with symptoms of measles on health workers, strengthening immunization programs and the strengthening of epidemiological surveillance of measles.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55921
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanifah Rizky Purwandini Sugiarto
"Campak sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan yang perlu ditangani, karena kasus campak masih tinggi dan hampir terjadi di semua daerah. Kasus campak di Kabupaten Serang dapat menimbulkan terjadinya KLB campak. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran epidemiologi kasus campak pada KLB campak di Kabupaten Serang tahun 2010-2012. Penelitian ini menggunakan desain studi seri kasus. Hasil penelitian didapatkan penderita campak tahun 2010 sebanyak 137 orang, tahun 2011 sebanyak 93 orang dan 2012 sebanyak 5 orang, umur penderita campak tertinggi 0-4 tahun dengan kebanyakan status tidak diimunisasi.
Penderita didominasi oleh jenis kelamin perempuan. Attack Rate tertinggi pada perempuan, umur 0-4 tahun dan status tidak diimunisasi. Case Fatality Rate 2.58% terjadi tahun 2010. Kasus campak terjadi pada daerah dengan kepadatan penduduk tinggi, tahun 2010 di Kecamatan Cikeusal, tahun 2011 di Kecamatan Kibin dan tahun 2012 di Kecamatan Baros. Berdasarkan data tersebut, diharapkan Kabupaten Serang dapat meningkatkan cakupan imunisasi campak terutama sasaran kelompok umur <5 tahun serta pemberian penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya imunisasi campak.

Measles is still a health issue that needs to be addressed, because the high and cases of measles occurred in almost all areas. Serang measles cases can lead to measles outbreaks. The purpose of this study was to determine an overview of epidemiology cases of measles in an outbreak of measles in Serang in 2010-2012. This study used a case series study design. The results obtained with measles in 2010 as many as 137 people, as many as 93 people in 2011 and 2012 as many as 5 people, the highest measles patients aged 0-4 years with most of the state are not immunized.
Patients are dominated by the female gender. Attack the highest rate among women, age of 0-4 years and status is not immunized. Case Fatality Rate 2.58% occurred in 2010. Measles cases occurred in areas with high population density, in 2010 in District Cikeusal, in 2011 in the District Kibin and 2012 in the District of Baros. Based on these data, it is expected to increase Serang measles immunization coverage primarily targeted age group <5 years as well as providing education to the public about the importance of immunization against measles.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45376
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Listiono
"Di Kabupaten Bogor diare masih menjadi salah satu masalah kesehatan rnasyarakat yang cukup serius, selain angka kejadian yang tinggi, dalam 5 tahun terakhir selalu menimbulkan KLB. Bahkan pada tahun 2009 tezjadi 8 icali kejadian KLB diare di empat kecamatan, salah satunya di wilayah kerja Puskesmas Lebakwangi, Kecamatan Cigudeg, sebanyak 258 penderita dengan CFR sebesar 0,78%. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeiahui falctor-faktor yang berhubungan dngan kejadian diare di wilayah keija Puskesmas Lebakwangi, Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor tahun 2009.
Desain penelitian ini adalah kasus kontrol, sebagai kasus adalah penderita diare diwilayah keija Puskesmas Lebakwangi periode 22 Agustus 2009 sarnpai dengan periode KLB berakhir, sebagai kontrol penduduk di wilayah yang sama. Sampel berjumlah 130 untuk kasus dan 130 untuk I-control- Pengumpulan data dengan wawancara langsung menggunakan kuesionr terstmktur. Kuesioner berisi pertanyaan tentang variabel karakteristik responden, perilaku dan lingkungan. Analisis data secara univariat, bivariat dan multivariat.
Dari analisis secara multivariate diperoleh bahwa faktor kebiasaan mencuci alat-alat makan tidal-c menggunakan sabun berisiko 3,38 kali lebih besar unnik teljadinya diare dibanding dengan yang mencuoi dengan menggunakan sabun. Responden yang tidak menggunakan jamban keluarga berisiko 2,76 kali dibading dengan yang menggunakan jamban keluarga. Ketersediaan sumber air bersih yang tidak memenuhi syarat kesehatan berisiko 1,79 kali Iebih besar dibanding dengan yang menggunakan air bersih.
Kesimpulan: mencuci alat makan dengan sabun, ketersediaan jamban keluarga clan ketersediaan sumber air bersih merupakan risiko yang berhubungan bermakna dengan kejadian diare di wilayah kerja Puskesmas Lebakwangi 2009.

In Bogor District diarrhea is still a very serious public health problem, in addition to high morbidity, in the last five years always cause outbreaks. Even in 2009, have been 8 times occurrence of diarrhea outbreak in four sub district, one occur in the working area of Lebakwangi Public Health Center, Cigudeg Sub District, with a total of 258 patients and CFR 0-78%. The purpose of this study was to determine factors associated with occurrence of diarrhea in the working area of Lebakwangi Public Health Center, Cigudeg Sub District, Bogor District in 2009.
This study design case-control, as case is patients with diarrhea in Lebabkwangi Public Health Center territory, since 22 August 2009 until outbreak ends, as a control is persons without diarrhea in population in the same region. The number of sample 130 for cases and 130 for controls. The collection of data by direct interviews using a structured questionnaire. The questionnaire obtains questions about variable characteristics of respondent, behaviors and environment variable. Data analysis was done using univariate, bivariate and multivariate.
From multivariate analysis found that behaviors factor did not 'use Soap to wash eating equipment 3.38 times greater risk for the occurrence of diarrhea compared with washing with soap. Respondent that didn't utilize family latrine will be risk 2,76 times for occurance diarrhea compaired they utilize family latrine. The availability of clean water sources that do not meet health requirements 1.79 times greater risk for the occurrence of diarrhea compared than using clean water that meet health requirements.
Conclusion: washing eating tool with soap, availability of family latrine and availability of clean water source that meet health requirements is risk factors that associate with occurrence of diarrhea in Lebakwangi Health Center Territory, Cigudeg Sub District in 2009.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T33208
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dessy Triany
"Latar belakang. Dampak perubahan iklim menyebabkan tingginya penyebaran penyakit DBD, dan semakin meningkatnya jumlah KLB DBD dibeberapa wilayah kabupaten/kota di Indonesia. Pada bulan Januari 2016 terjadi KLB DBD di Kabupaten Tangerang.
Metodologi. Penelitian bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian DBD pada saat KLB di Kabupaten Tangerang, menggunakan desain kasus kontrol dengan analisis multivariat uji logistic regresion. Jumlah sampel 201 terdiri dari 67 kasus dan 134 kontrol. Kasus adalah penderita DBD pada saat KLB dengan konfirmasi medis yang berusia 5-44 tahun, kontrol adalah tetangga kasus yang berada pada radius 100 dari rumah kasus. Data diambil langsung kerumah kasus dan kontrol yang dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Mei 2016.
Hasil penelitian, Kejadian DBD dipengaruhi oleh faktor umur OR: 22,87 (95% CI: 6,67-78,51), jenis kelamin 3,62 (95% CI : 1,71-7,67), kebiasaan tidur siang OR: 2,47 (95% CI:1,20-5,12), kontak dengan penderita OR: 2.22 (95% CI: 1,05-4,68) dan lingkungan rumah yang terdapat kebun/semak OR: 2,02 (95% CI: 0,99-4,14). Umur merupakan faktor dominan yang mempengaruhi kejadian DBD.
Disarankan. Masyarakat disarankan lebih waspada terhadap penyakit DBD dan kepada pemerintah agar meningkatkan promosi kesehatan tentang penyakit DBD sehingga masyarakat dapat berperanan dan berpartisipasi aktif dalam upaya pengendalian penyakit DBD.

Background. Impact of climate change to high spread of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) and also increasing number of DHF outbreak in some district or city in Indonesia. Outbreak of dengue fever occurred in Tangerang regency in January 2016.
Methods. The aim of this study was to determine influence factors of DHF outbreak incidence. This study was conducted in Tangerang Regency. A case-control study design with logistic regresion test of multivariate analysis. The total sample was 201, 67 cases of DHF and 134 controls. Cases were 5-44 years old DHF patients during an outbreak with medical confirmation. The control was a neighbor of cases who live in the radius of 100 meter. The study was conducted from February to May 2016 using the primary data.
Results, Incidence of dengue was influenced by age OR: 22.87 (95% CI: 6.67 to 78.51), the sex OR 3.62 (95% CI: 1.71 to 7.67), the habit of napping OR: 2.47 (95% CI: 1.20 to 5.12), contact with patients DHF OR: 2:22 (95% CI: 1.05 to 4.68) and a home environment there are gardens/shrubs OR: 2.02 ( 95% CI: 0.99 to 4.14) and DHF incidence. Age is the dominant factor affecting the incidence of DHF.
Suggestion. Increasing the awareness of DHF in the community. The government increased health promotion on DHF so that people can contribute and participate actively to control DHF.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Kurnia Wulandari
"Campak merupakan penyakit yang sangat mudah menular (infeksius) dan sering menyebabkan terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB). Sampai saat ini, campak masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia. Global Vaccine Action Plan (GVAP) menargetkan eliminasi campak tahun 2020 di 5 regional WHO. Salah satu strategi yang digunakan untuk mencapainya tersebut, yaitu dengan adanya Kampanye Imunisasi MR pada anak usia 9 bulan sampai <15 tahun di seluruh wilayah Pulau Jawa pada tahun 2017 dan di luar Pulau Jawa tahun 2018. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mencari korelasi antara faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian penyakit campak di seluruh kabupaten/kota di Pulau Jawa pada tahun 2015 – 2017. Penelitian ini menggunakan desain studi ekologi mixed study terhadap 119 kabupaten/kota di Pulau Jawa. Hasil penelitian ditemukan bahwa terdapat korelasi yang bersifat negatif dan berkekuatan lemah pada faktor cakupan imunisasi campak (r=0,227) dan cakupan kampanye imunisasi MR (r=0,129). Sedangkan faktor kepadatan penduduk bersifat positif dan berkekuatan lemah (r=0,189) terhadap insiden campak. Hasil penelitian dapat ditindak lanjuti lagi pada tingkat individu untuk melihat hubungan kausal sesungguhnya.

Measles is an infectious disease and often causes an outbreak. Until now, measles is still becoming a public health problem in the world. Global Vaccine Action Plan (GVAP) is targeting measles elimination in 2020 in 5 regions of WHO. One strategy to eliminate measles is the MR (Measles/Rubella) Vaccine Campaign for children aged 9 months to less than 15 years old on the Javanese Island in 2017. Therefore, this study aims to find correlations between factors related to the incidence of measles cases in all district/city of Javanese Island in 2015 - 2017. This study used a mixed study ecological study design to 119 districts/cities in Javanese Island. The results of the study found that there was a negative and weak strength correlation on the measles immunization coverage factor (r = 0.227) and the MR vaccine campaigne coverage (r = 0.129) to the incidence of measles. While the population density is positive and has weak strength (r = 0.189) against the incidence of measles. The results of the study can be followed up at the individual level to see the true causal relationship."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chaerul Basri
"Penyakit antraks atau yang sering dikenal juga sebagai penyakit radang limpa, radang kura, miltbrand, miltvuur atau splenic fever merupakan salah satu zoonosis utama di hampir seluruh negara di dunia. Berdasarkan gejala klinis yang ditimbulkan, dikenal 3 tipe penyakit antraks yaitu antraks tipe kulit atau cutaneus anthrax, antraks tipe pencernaan atau gastrointestinal anthrax dan antraks tipe pernapasan atau pulmonary anthrax. Setiap tahun diperkirakan terjadi sekitar 2,000 - 20.000 kasus antraks pada manusia secara global di seluruh dunia dan sebagian besar merupakan antraks tipe kulit. Penyakit antraks tipe kulit mencapai 90% dari seluruh kejadian infeksi antraks di seluruh dunia. Di Indonesia selama periode tahun 2002-2006 ditemukan 282 kasus antraks pada manusia dengan kematian 20 kasus, Laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor menyebutkan selama periode tahun 2001 hingga tahun 2007 di Kabupaten Bogor pada manusia telah terjadi 97 kasus penyakit antraks dengan kematian mencapai 8 .orang atau CFR yang mencapai 8,2%.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berbagai faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian penyakit antraks tipe kulit pada manusia di Kabupaten Bogor. Desain yang dirancang untuk mencapai tujuan penelitian ini menggunakan desain penelitian epidemiologi observasional kasus kontrol. Kasus dalam penelitian diambil dari catatan penderita penyakit antraks tipe kulit di Puskesmas dan dinyatakan positif terinfeksi bakteri antraks berdasarkan pemeriksaan serologis Laboratorium Balivet Bogor. Kontrol diperoleh dari penduduk Kabupaten Bogor yang tinggal pada Rukun Tetangga (RT) yang sama dengan orang yang didiagnosis sebagai penderita penyakit antraks tipe kulit dan tidak menunjukkan gejala-gejala klinis penyakit antraks tipe kulit.
Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara terstruktur dan observasi yang dilakukan oleh peneliti sendiri dibantu oleh Staf Puskesmas Kabupaten Bogor. Analisis data melalui tiga tahapan yaitu univariat untuk analisis distribusi frekuensi, biavariat dengan uji Chi-square, serta analisis muitivariat dengan pendekatan regresi logistik model prediksi. Seluruh analisis diproses dengan menggunakan software SPSS 13,0 dan SAS 9,1. Faktor risiko yang berhubungan dengan penyakit antraks tipe kullt adalah memegang hewan rentan yang memiliki OR=6,648 (95% CI=2,914-15,167) dan variabel menangani daging yang memiliki OR=5,318 (95% CI: 1,801-15,702). Logit kejadian penyakit antraks tipe kufit = -0.1857 + 0,9472 memegang hewan rentan + O,8355 menangani daging.
Berdasarkan penelitian ini disarankan agar masyarakat yang memegang temak atau menangani daging yang berasal dari daerah 'endemis diharapkan memproteksi dirinya dengan menggunakan alat pelindung seperti sarung tangan dan sepatu boot. Perlu disosialisasikan kepada masyarakat mengenai gejala dan akibat yang ditimbulkan dari penyakit antraks pada hewan. Selain itu, kepada pemilik hewan ternak tidak diperbolehkan memotong paksa hewan ternak yang sakit karena dapat menyebarkan kuman antraks. Upaya meminimalisasi kontak antara masyarakat dengan hewan ternak rentan dapat diupayakan dengan melakukan restrukturisasi peternakan dengan memisahkan kawasan pemukiman dan kawasan sentra peternakan.

Anthrax disease or well known as spleenitis, kura inflammation, miltbrand, miltvuur or spleenic fever is one of important zoonotic disease in almost the entire country of the world. Based on clinical signs was emerged, it famed 3 types of anthrax disease namely skin type or cutaneous anthrax, digestive type or gastrointestinal anthrax and respiratory type or pulmonary anthrax. Every year 2000 - 20000 cases of anthrax disease were occurred in human in entire world and most of parts are skin type or cutaneous anthrax, Skin type of anthrax disease was reached 90% from entire infection of anthrax in the world, In Indonesia for along 2002-2006 periods has found 282 cases of anthrax in human with 20 cases death. Health Service Bogor District reported that along period 2001-2007 in Bogor District occurred 97 human cases of anthrax disease with 8 death or CFR 8.2%.
This research is aim to know several of risk factors which are related with occurrence of skin type of anthrax disease in Bogor district for 2003 - 2007.. The research was designed to reach out for the goal of this research is use case Control epidemiological research design. Case of this research is taken from victim of skin type of anthrax disease record in Puskesmas (Center for Health Services) and clarified as positive infected by anthrax bacterial based on laboratory serological examination in Balitvet Bogar. Control is taken from inhabitant in Bogor district which are live in the same area with people who is diagnose as a victim of skin type of anthrax disease and do not showed clinical signs of skin type of anthrax disease.
Data collection is done through by structured interview and observation which is doing by researcher itself and assisted by Puskesmas Staff in Bogor District. Analysis data is done trough three steps that are univariate for analysis of frequency distribution, bivariate with Chi-square and also multivariate analysis with prediction model of logistic regression approaches. All analysis processed by SPSS 13.0 and SAS 9.1 The risk factors which are related with occurrence of skin type of anthrax disease are holding susceptible animal with OR=6.648 (9S% CI=2.914-15.l67) and variable of meat handling with OR=5.318 (95% CI= 1.801 -15.702). Logit of occurrence of skin type of anthrax disease = -0.1857 + 0.9472 holding susceptible animal + 0.8355 meat handling.
According to this research is suggested in order that societies who are hold their livestock or handled the meat which come from endemic area is able to protect them with coverall such as glove and boot. It is necessary to socialize the societies about clinical signs and the consequences from anthrax disease in animals. Beside that. the livestock owners have not allowed to slaughter by forced sick animals since it will be able to spread anthrax organism. Minimalism contact between society and susceptible animals can be done by restructures of animal husbandry and separated the settlement area from central of animal husbandry area as efforts.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T21284
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmi Hidayanti
"Diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang cukup serius di Kabupaten Bogor. Angka kejadian diare tinggi dalam 5 tahun terakhir dan menimbulkan KLB. Pada tahun 2009 terjadi KLB diare di kecamatan Cigudeg, Cisarua, dan Megamendung dengan CFR 0,78% serta tahun 2010 terjadi lagi di Sukamanah, angka kematian diare 1,82%.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor risiko diare di Kecamatan Cisarua, Cigudeg dan Megamendung Kabupaten Bogor. Disain penelitian adalah kasus kontrol, kasus adalah penderita diare yang tercatat dalam register puskesmas selama 14 hari terakhir waktu penelitian berlangsung dan kontrol adalah penduduk yang tidak menderita diare, tetangga kasus. Jumlah sampel kasus 110 responden dan kontrol 110 responden.
Pengumpulan data dengan wawancara langsung menggunakan kuesioner. Kuesioner berisikan pertanyaan tentang karateristik responden (jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan), perilaku cuci tangan, higiene sanitasi makanan, serta faktor lingkungan (jenis lantai, sumber air bersih, penanganan sampah dan pembuangan tinja) dan kualitas bakteriologis air bersih.
Hasil analisis multivariat menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara higiene sanitasi makanan dengan kejadian diare (nilai p<0,004) dan Odds Ratio2,222 pada 95% interval kepercayaan 1,284-3,485.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah faktor risiko yang paling dominan adalah higiene sanitasi makanan minuman.

Diarrhea disease remains serious public health problems in Bogor Regency. Diarrhea morbidity is higher for the last 5 years and occurrence of outbreaks. In 2009, outbreaks of diarrhea in the Cisarua, Cigudeg and Megamendung district with Case Fatality Rate 0,78%, also in 2010 outbreak of diarrhea occurred again in Sukamanah with diarrhea mortality rates by 1,82%.
This study aims to analyze the risk factor diarrhea in Cisarua, Cigudeg dan Megamendung sub district, Bogor regency. This study has a case-control design, samples are suffer diarrhoea and registered health center for 14 days research and the controls are not person who were not suffer of diarrhoea, neighbour of case. There were 110 cases and 110 controls.
The information were collected by interviews using a structured questionnaire. These included demographic characteristic respondents (gender, education and employment), the behavior of hand washing, food hygiene and sanitation, environmental factor (clean water, waste handling, disposal of feces and type of floor), and the bacteriological quality of water.
The results of the multivariate analysis showed factors associated with occorence of diarrhea is food hygiene and sanitation (p value =0,004) and odds ratio (OR) 2,222 at confidence interval 1,284-3,845.
The conclusion risk factor dominant association with diarrhoea is food hygiene and sanitation.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Dian Septiawan
"Salah satu faktor terjadinya campak pada anak adalah drop out imunisasi campak pada saat bayi. Imunisasi campak penting untuk meningkatkan kekebalan tubuh terhadap virus campak. Penelitian ini bertujuan menjelaskan apakah faktor predisposing, reinforcing dan enabling ibu yang merupakan faktor risiko kejadian drop out imunisasi campak pada anak usia 9-17 bulan, dengan desain cross-sectional. Variabel penelitian diukur menggunakan kuesioner dengan metode wawancara terhadap 280 ibu yang memiliki anak usia 9-17 bulan yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil penelitian didapatkan bahwa pengetahuan ibu yang kurang memiliki risiko 2,82 kali (95%CI; 1,52-5,22, p=0,001) dan presepsi ibu terhadap dukungan keluarga yang kurang mendukung memiliki risiko 3 kali (95%CI; 1,43-6,29, p=0,004) mengalami kejadian drop out imunisasi campak. Petugas puskesmas diharapkan memberikan penyuluhan tentang pentingnya manfaat imunisasi campak kepada ibu dan mengikut sertakan keluarga pada saat penyuluhan agar keluarga tahu dan mendukung imunisasi campak. Pemberdayaan tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh adat agar dapat membantu pelaksaan dan meningkatkan cakupan imunisasi sesuai dengan kearifan lokal. Kata-Kata Kunci: Drop out, Imunisasi, Campak, usia 9-17 bulan.

One factor in the occurrence of measles in children is dropping out of measles immunization during infancy. Measles immunization is important for increasing the body's immunity against measles virus. This study aims to explain whether the predisposing, reinforcing and enabling factors of mothers are risk factors for measles immunization drop out in children aged 9-17 months, with a cross-sectional design. Research variables were measured using a questionnaire with interview methods for 280 mothers who had children aged 9-17 months who met the inclusion and exclusion criteria. The results showed that the knowledge of mothers who lacked risk was 2.82 times (95% CI; 1.52-5.22, p = 0.001) and maternal perceptions of family support that were less supportive had 3 times the risk (95% CI; 1 , 43-6,29, p = 0,004) experienced the incidence of measles immunization drop out. Puskesmas officers are expected to provide information about the importance of measles immunization to mothers and include families at the time of counseling so families know and support measles immunization. Empowering religious leaders, community leaders and traditional leaders to help implement and increase immunization coverage in accordance with local wisdom. Keywords: Drop out, Immunization, Measles, ages 9-17 months."
Depok: Universitas Indonesia, 2019
T54316
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>