Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 134614 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ihsan Nulhakim
"Keberhasilan program keluarga berencana (KB) merupakan salah satu faktor yang turut berperan terhadap penurunan tingkat fertilitas di Indonesia. Saat ini, walaupun prevalensi kontrasepsi di Indonesia terus meningkat, pertumbuhannya dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan. Salah satu media TIK potensial yang dapat digunakan untuk peningkatan promosi program KB adalah Internet. Sementara itu, pengguna Internet di Indonesia terus mengalami pertumbuhan yang pesat.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh akses Internet terhadap keputusan penggunaan kontrasepsi di Indonesia. Dengan menggunakan analisis regresi logistik biner, hasil penelitian menunjukkan bahwa, setelah dikontrol oleh tingkat pendidikan, status pekerjaan, daerah tempat tinggal, dan umur, akses Internet secara statistik dan siginifikan berpengaruh positif terhadap penggunaan kontrasepsi pada wanita kawin/hidup bersama berumur 15-54 tahun yang tinggal dengan suami/pasangannya di Indonesia.

The success of family planning program is one of the factors that contributes to the decline of fertility rate in Indonesia. Although the prevalence of contraception in Indonesia continues to increase, its growth from year to year continues to decline. Internet is a potential ICT media that can be used to promote family planning program as the growth of Internet users in Indonesia continues to increase.
This study aims to investigate the effect of Internet access on the decision to use contraception in Indonesia. Using binary logistic regression analysis, the results show that after controlling for education level, working status, place of residence, and age, Internet access statistically and significantly and positively affects contraceptive use on married woman aged 15-54 years who living with her husband/partner in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T48337
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desy Hertina Putri
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan internet terhadap pendapatan per kapita pada kelompok kabupaten/kota dengan mengelompokkan kelas pendapatan 40% pendapatan rendah, 40% pendapatan sedang, dan 20% pendapatan tertinggi serta pengaruh penggunaan internet terhadap ketimpangan pendapatan. Penelitian ini dilakukan pada 34 provinsi dengan 507 kabupaten, pada rentang waktu tahun 2018 – 2020, data diperoleh dari Survey Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) dan Survey Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), Badan Pusat Statistik (BPS), dan dari instansi Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Kementerian keuangan. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah fixed effect model. Berdasarkan hasil penelitian penggunaan internet pada kelompok pendapatan rendah berpengaruh positif signifikan terhadap pendapatan per kapita, pada kelompok pendapatan menengah berpengaruh positif signifikan terhadap pendapatan per kapita, sedangkan penggunaan internet pada kelompok pendapatan tinggi tidak berpengaruh terhadap pendapatan per kapita. Penggunaan internet berpengaruh negatif signifikan terhadap ketimpangan pendapatan.

The purpose of this study is to determine the effect of internet use on income inequality and per capita income in the districts/cities by classifying income groups as 40% low income, 40% middle income, and 20% high income. This study was conducted in 507 districts of 34 provinces for the period of 2018 – 2020. Data were obtained from the National Socioeconomic Survey (Survei Sosial Ekonomi Nasional; SUSENAS), the National Labor Force Survey (Survei Angkatan Kerja Nasional; SAKERNAS), the Statistics Indonesia (Badan Pusat Statistik; BPS), and the Directorate General of Fiscal Balance, the Ministry of Finance, whereas the data analysis applied the fixed effects model. Based on the results of the study, it is known that internet use has a positive and significant effect on income per capita in the low-income and middle- income groups. And high-income groups has no effect on income per capita. Meanwhile, the effect of internet use has a negative significant relationship to income inequality."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Rahmadona Putri
"Fertilitas di Indonesia cenderung stagnan diangka 2,6 dan tidak memenuhi target nasional RPJMN 2015 sebesar 2,1. Tingginya TFR menyebabkan meningkatnya CBR yang berdampak terhadap IPM Indonesia sehingga diperlukan upaya pengendalian kelahiran untuk menghindari timbulnya permasalahan lainnya. Kontrasepsi dipercaya sebagai salah satu cara untuk menekan angka kelahiran. Namun CPR Indonesisa ditahun 2015 cenderung menurun diangka 59,68. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan variabel yang mempengaruhi penggunaan dan pemilihan kontrasepsi di Indonesia dengan menentukan model estimasi yang sesuai untuk menilai karakteristik pengguna kontraseps. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional menggunakan data IFLS 5 tahun 2014/2015. Penelitian ini menggunakan pendekatan ekonometrika dengan model analisis Multinomial Logistick Regression. Dari hasil penelitian diketahui bahwa faktor yang mempengaruhi penggunaan kontrasepsi MKJP adalah pendidikan (1,89%), pekerjaan (1,96%), pendapatan (80,32%), paritas (2,06%), wilayah tempat tinggal (1,78%), jumlah anak (2,21%) dan pangambil keputusan penggunaan kontrasepsi dirumah tangga (2,33%). Faktor yang mempengaruhi penggunaan non MKJP adalah umur (17,1%), jumlah anak (5,69%), pangambil keputusan penggunaan kontrasepsi dirumah tangga (9,98%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor sosial ekonomi, demorafi, norma dan lingkungan/peayanan kesehatan berpengaruh dalam penggunaan kontrasespi di Indonesia Kata kunci: Fertilitas, CBR, Kontrasepsi

Fertility in Indonesia provides stagnant at 2.6 and does not meet the national target of RPJMN 2015 of 2.1. The high TFR causes CBR to create an impact on the Indonesian HDI so that birth control efforts are needed to realize other incidents. Contraception is believed to be one way of rotating birth rates. However, CPR Indonesisa in 2015 can decrease diangka 59.68. The purpose of this study is to prove the variables that influence the use and choice of contraceptives in Indonesia by determining the appropriate model for assessing user characteristic. This research is a cross sectional study using IFLS 5 data 2014/2015. This research uses econometric approach with Multinomial Logistick Regression analysis model. From the result of the research, the risk factors that influence the use of MKJP contraception are education (1.89%), occupation (1.96%), income (80.32%), parity (2.06%), residence area (1, 78%), number of children (2.21%) and decision making of household contraceptive use (2.33%). The probability of factors affecting the non-MKJP usage is age (17.1%), number of children (5.69%), decision making of household contraceptive use (9.98%). So it can be concluded that socio-economic factors, demography, norms and environment/health services have an effect on the use of contrasespi in Indonesia."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bella Hena Samira
"Kecakapan digital menjadi salah satu upaya pencapaian target SDGs yang tercantum pada SDG Tujuan 9 poin c. Salah satu faktor penyebab ketimpangan akses internet yaitu ditemukan masalah pengaksesan, terutama di tempat-tempat dataran tinggi seperti gunung dan sekitarnya. Selain itu, keadaan muka bumi yang berbeda di beberapa titik dapat mempengaruhi penerimaan sinyal. Salah satu kecamatan di Kabupaten Sukabumi, yaitu Parakansalak rupanya hanya memiliki satu lokasi tower BTS dimana mampu berpengaruh terhadap pengaksesan internet. Berdasarkan survei lapang, provider Telkomsel sebagai anak perusahaan BUMN yang seharusnya mampu mengungguli provider lainnya justru berkualitas buruk pada wilayah tersebut. Maka, perlunya dukungan perluasan coverage area dari jaringan ISP Telkomsel yang dapat dilihat dari sisi kondisi lahan agar tercapainya kemudahan akses dan bebas hambatan. Analisis yang dilakukan yaitu analisis spasial yang dibantu oleh SIG. Selain itu, dilakukan pengukuran Quality of Service (QoS), signal strength, dan internet speed untuk memvalidasi performansi jaringan. Kemudian, menggunakan teknik overlay, analisis buffer dan analisis korelasi untuk memperlihatkan hubungan dengan kondisi lahan dari wilayah penelitian yakni Kecamatan Parakansalak, Kabupaten Sukabumi. Kondisi lahan yang diteliti mencakup jarak dengan BTS, arah hadapan lereng, bentuk medan, dan tutupan lahan. Hasil menunjukkan, dari ketiga pengukuran yaitu Quality of Service, Signal Strength, dan Internet Speed didapatkan pola spasial yang berbeda. Pola spasial internet speed terlihat paling sesuai jika dihubungkan dengan kondisi lahan. Selain itu, berdasarkan pengaruh atas ketersediaan ISP Telkomsel, didapatkan hasil bahwa arah hadapan lereng berpengaruh, bentuk medan tidak terlalu berpengaruh, tutupan lahan tidak terlalu berpengaruh, dan jarak ke BTS berpengaruh. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan pemerintah, instansi, akademisi, maupun masyarakat untuk memperbaiki akses internet di Indonesia dengan membangun infrastruktur BTS secara merata

Digital skills are one of the goals to achieve the SDGs targets that listed in SDG Goal 9 point c. One of the factors causing inequality in internet access is access problems, especially in high-altitude areas such as mountains and their surroundings. In addition, different ground conditions at several points can affect signal reception. One of the sub-districts in Sukabumi Regency, Parakansalak District apparently only has one BTS tower location which can affect internet access. Based on a field survey, Telkomsel's provider as a subsidiary of BUMN, which should be able to outperform other providers, is actually of poor quality in that area. So, it is necessary to support the expansion of the coverage area of Telkomsel's ISP network which can be seen from the side of the land conditions in order to achieve easy and barrier-free access. The analysis carried out is spatial analysis assisted by GIS. In addition, measurements of Quality of Service (QoS), signal strength, and internet speed were carried out to validate network performance. Then, using overlay techniques, buffer analysis and correlation analysis to see the relationship with the land conditions of the research area, Parakansalak District, Sukabumi Regency. The conditions of the land studied included the distance to BTS, the direction of the slope, the shape of the terrain, and land cover. The results show that from the three measurements, Quality of Service, Signal Strength, and Internet Speed, different spatial patterns are obtained. The spatial pattern of internet speed seems to be the most suitable if it is related to the condition of the land. In addition, based on the effect on the availability of Telkomsel's ISP, the results show that the direction of the face of the slope has an effect, the shape of the terrain is not too influential, the land cover is not too influential, and the distance to BTS has an effect. With this research, it is hoped that it can become a reference for the government, agencies, academics, and the public to improve internet access in Indonesia by building BTS infrastructure evenly."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sturges, Paul
London: Facet Publishing , 2002
025.5 STU p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Atika Rizkyutami Witjaksono
"Di era digital, internet sudah menjadi komoditas hidup bagi manusia, hingga PBB memutuskan bahwa konektivitas internet merupakan bagian dari hak asasi manusia, namun hingga saat ini, sekitar setengah dari penduduk dunia masih belum terhubung dengan koneksi internet, dan mereka yang belum terhubung ternyata tinggal di daerah rural, dimana penyelenggaraan internet konvensional membutuhkan biaya yang sangat tinggi. Teknologi TV Whitespace merupakan salah satu teknologi alternatif untuk menyediakan internet di daerah rural, dimana internet ditransmisikan pada spektrum frekuensi yang tidak dipakai. Skripsi ini membahas tentang teknologi TV Whitespace, standar yang digunakan yaitu standar IEEE 802.22 dan kebijakan dari FCC beserta analisisnya berdasarkan simulasi yang dilakukan di Indonesia. Analisis teknologi TV Whitespace pada skripsi ini dibagi menjadi dua, yaitu dari ketersediaan kanal maksimum dan analisis interferensi WSD terhadap DTT. Simulasi dilakukan di Pulau Bali yang sebagian dari kabupatennya masih merupakan daerah rural. Hasil simulasi menunjukkan bahwa ketersediaan kanal maksimum terbesar di Bali berada pada bagian barat dan WSD yang didesain di suatu area sampel di Bali tidak menginterferensi cakupan dari DTT yang sudah ada.

In the digital era, internet has become humanity rsquo s necessity, to the point where UN stated that internet connectivity is the right of human being. Unfortunately, half of the world population have not been connected to the internet yet, and studies found that those who haven rsquo t live in rural area, where traditional internet service will be very costly. TV Whitespace technology is one of the alternative to provide internet in rural areas, where internet is transmitted with unused frequency spectrum. This thesis explains about TV Whitespace rsquo s technology itself, existing standards, that is IEEE 802.22 standard and FCC rsquo s policy along with its analysis based on the simulation conducted in Indonesia. The TV Whitespace technology analysis in this thesis is divided into two the maximum channel availability and WSD interference toward DTT analysis. The simulation is conducted in Bali Island where some of its regencies are still categorized as rural areas. Simulation results show that the maximum channel availability in Bali is located at its western side and the WSDs designed in a certain sample area in Bali don rsquo t interfere with the already existing DTT rsquo s coverage.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Rahmadona Putri
"Fertilitas di Indonesia cenderung stagnan diangka 2,6 dan tidak memenuhi target nasional RPJMN 2015 sebesar 2,1. Tingginya TFR menyebabkan meningkatnya CBR yang berdampak terhadap IPM Indonesia sehingga diperlukan upaya pengendalian kelahiran untuk menghindari timbulnya permasalahan lainnya. Kontrasepsi dipercaya sebagai salah satu cara untuk menekan angka kelahiran. Namun CPR Indonesisa ditahun 2015 cenderung menurun diangka 59,68. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan variabel yang mempengaruhi penggunaan dan pemilihan kontrasepsi di Indonesia dengan menentukan model estimasi yang sesuai untuk menilai karakteristik pengguna kontraseps. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional menggunakan data IFLS 5 tahun 2014/2015.
Penelitian ini menggunakan pendekatan ekonometrika dengan model analisis Multinomial Logistick Regression. Dari hasil penelitian diketahui bahwa faktor yang mempengaruhi penggunaan kontrasepsi MKJP adalah pendidikan (1,89%), pekerjaan (1,96%), pendapatan (80,32%), paritas (2,06%), wilayah tempat tinggal (1,78%), jumlah anak (2,21%) dan pangambil keputusan penggunaan kontrasepsi dirumah tangga (2,33%). Faktor yang mempengaruhi penggunaan non MKJP adalah umur (17,1%), jumlah anak (5,69%), pangambil keputusan penggunaan kontrasepsi dirumah tangga (9,98%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor sosial ekonomi, demorafi, norma dan lingkungan/peayanan kesehatan berpengaruh dalam penggunaan kontrasespi di Indonesia.

Fertility in Indonesia provides stagnant at 2.6 and does not meet the national target of RPJMN 2015 of 2.1. The high TFR causes CBR to create an impact on the Indonesian HDI so that birth control efforts are needed to realize other incidents. Contraception is believed to be one way of rotating birth rates. However, CPR Indonesisa in 2015 can decrease diangka 59.68. The purpose of this study is to prove the variables that influence the use and choice of contraceptives in Indonesia by determining the appropriate model for assessing user characteristic. This research is a cross sectional study using IFLS 5 data 2014/2015.
This research uses econometric approach with Multinomial Logistick Regression analysis model. From the result of the research, the risk factors that influence the use of MKJP contraception are education (1.89%), occupation (1.96%), income (80.32%), parity (2.06%), residence area (1, 78%), number of children (2.21%) and decision making of household contraceptive use (2.33%). The probability of factors affecting the non-MKJP usage is age (17.1%), number of children (5.69%), decision making of household contraceptive use (9.98%). So it can be concluded that socio-economic factors, demography, norms and environment / health services have an effect on the use of contrasespi in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50054
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kurniati Bachrun
"Dampak demografis pemakaian kontrasepsi tidak hanya tergantung pada prevalensi kontrasepsi tetapi juga tergantung pads kelangsungan pemakaian kontrasepsi. Ketidaklangsungan pemakaian kontrasepsi yang tinggi mengindikasikan adanya ketidakpuasan terhadap suatu metode kontrasepsi atau pelayanan KB yang dipcroleh dari suatu sumber alat/cara KB. Oleh karena itu penting untuk mengetahui variasi ketidaklangsungan pemakaian kontrasepsi dari sumbcr alat/Cara KB yang berbeda pada wanita dengan karakteristik sosiodemografi yang berbeda.
Penelitian ini mempelajari pengaruh snmber alat/cara KB dan faktor sosiodemografi terhadap ketidaklangsungan pemakaian kontrasepsi di Indonesia, bcrdasarkan data historis pemakaian kontrasepsi dalam kalender SDKI 2007, dengan menggunakan metode analisis IW table dan rcgresi C5x.
Hasil analisis lgfe table tingkat ketidaklangsungan pemakaian kontrasepsi menunjukkan bahwa tingkat ketidaklangsungan lebih tinggi pada pemakaian kontrasepsi oleh wanita dengan karakteristik: memperoleh kontrasepsi dari surnber swasta, menggunakan pil KB, bertujuan menunda kelahiran, berusia lebih muda, dengan jumlah anak Iebih sedikit, mempunyai tingkat pendidikan dan status sosialekonomi tinggi dan tinggal di daerah perkotaan.
Hasil analisis multivariat menggunakan model regresi Cox menunjukkan bahwa pemakaian kontrasepsi yang berasal dari sumber Iainnya mempunyai risiko ketidaklangsungan pemakaian kontrasepsi lebih kecil daripada pemakaian kontrasepsi yang bersumber dari fasilitas swasta atau pemerintah. Pcmakaian metode kontrasepsi jangka panjang, jumlah anak masih hidup, dan motivasi yang kuat untuk membatasi kelahiran mempunyai pengaruh negatif signifikan terhadap ketidaklangsungan pemakaian kontrasepsi. Sedangkan faktor sosiodemografi seperti umur, urnur kawin penmna dan tingkat pendidikan pasangan suami istri dan bertempat tinggal di perkotaan berpengaruh positif signifikan terhadap kctidaldangsungan pcmakaian kontrascpsi.

The effect of using contraception demographically not only depend on contraceptive prevalence but also on contraceptive continuation. Higher contraceptive discontinuation indicates dissatisfaction of using a contraceptive method. Hence, it is important to study the variation of contraceptive discontinuation of different contraceptive source on women with some socio demographic characteristics.
This research studies the effect of contraceptive source and socio demographic factors on contraceptive discontinuation in Indonesia, based on calendar data of 2007 Indonesian Demographic and Health Survey. Life table analysis and Cox regression are used to describe this effect.
Life table analysis results shows that higher contraceptive discontinuation is found on women with private contraceptive source, using pill, birth spacing as contraceptive intention, younger, viewer children, higher education, higher socio economic status and live in urban.
Cox regression model results that using contraceptive method from other source has lower contraceptive discontinuation risk than using contraceptive method from private or government Facilities. Long term method, number of living children and stronger motivation to limiting birth has significant and negative effect on contraceptive discontinuation. Socio demographic factors as age, age at first union, spouse education and live in urban has significant and positive effect on contraceptive discontinuation.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T34246
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Vallery Violila
"Indonesia menghadapi tantangan kependudukan yaitu bonus demografi dan total fertility rate (TFR) yang lebih tinggi dari target RPJMN. Program KB, khususnya penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) kemudian menjadi upaya pemerintah dalam mengendalikan penduduk khususnya pada kelompok berisiko. Namun, penggunaan mix-method MKJP di Indonesia relatif masih rendah yaitu 24.6% dibandingkan negara ASEAN lainnya. Selain itu, WUS di Indonesia juga terkait dengan masalah akses kesehatan seperti masih tingginya unmet need dan belum semua wanita mendapat paparan informasi dari penyuluh lapangan KB, informed choice KB, ataupun memiliki jaminan kesehatan nasional (JKN). Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi indikator akses layanan kesehatan dan mengetahui hubungan akses layanan kesehatan dengan penggunaan MKJP. Penelitian ini menggunakan data SKAP KKBPK 2019 dengan desain penelitian cross-sectional. Analisis univariat dilakukan untuk mengidentifikasi indikator akses layanan kesehatan. Analisis bivariat dan multivariat digunakan untuk melihat hubungan akses layanan kesehatan dengan penggunaan MKJP. Ditemukan 75.3% (95% CI= 9.127-10.473) wanita masih mengalami minimal 1 masalah terkait akses layanan kesehatan. Proporsi penggunaan MKJP oleh Wanita yang Telah Menikah di Indonesia adalah 29.2% (95% CI=3.383-3.993). Ada hubungan yang signifikan antara akses layanan kesehatan dengan penggunaan MKJP (AOR=1,19; 95% CI=1,091-1,312). Dapat disimpulkan bahwa penggunaan MKJP di Indonesia relatif masih rendah sehingga perlu upaya pemerintah untuk mengurangi masalah terkait akses layanan kesehatan. 

Indonesia faces population challenges, namely the demographic dividend and the total fertility rate which higher than the national target. Family Planning Programme, especially the use of Long Acting and Permanent Contraceptive Method (LAPCM) is then become the government’s effort to control the population growth, especially for high-risk groups. However, the use of LAPCM in Indonesia is still relatively low, namely 24.6% compare to other ASEAN countries. In addition, married women in Indonesia is also related to health access problems such as high percentage of unmet need and not all women have received information from family planning field counselors, informed choice of family planning, or have national health insurance (JKN). Therefore, this study aims to identify indicators of access to health services and determine the relationship between access to health services and the use of LAPCM. This study uses data from the  SKAP KKBPK 2019 with a cross-sectional research design. Univariate analysis uses to identify indicators of access to health services. Bivariate and multivariate analyzes were used to see the relationship between access to health services and the use of LAPCM. It was found that 75.3% of women still experienced at least 1 problem related to access to health services. The proportion of the LAPCM user among married women in reproductive age in Indonesia is 29.2%. There is a significant relationship between access to health services and the use of MKJP (AOR=1.19; 95% CI=1.091-1.312). It can be concluded that the use of LAPCM in Indonesia is relatively low, so that government efforts are needed to reduce problems related to access to health services."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Arafat Patria
"Penggunaan kontrasepsi Suntik dan Pil terus meningkat dibandingkan penggunaImplan dan IUD. Masalah alat kontrasepsi adalah kejadian putus pakai dan ganticara salah satunya disebabkan oleh efek samping penggunaan alat kontrasepsi yangberdampak pada stagnan angka Total Fertility Rate, mortalitas morbiditas maternalneonatal serta kehamilan yang tidak diinginkan. Penelitian bertujuan untukmengetahui pengaruh pengalaman efek samping alat kontrasepsi sebelumnyaterhadap kejadian putus pakai alat kontrasepsi terakhir. Desain penelitian ini adalahdesain penelitian cohort retrospectif, dengan menggunakan analisis survival danjumlah sampel 12.467 responden. Hasil penelitian, pada pengguna IUD memilikirisiko kecepatan lebih rendah untuk putus pakai pada lebih 36 bulan dan penggunaPil memiliki risiko kecepatan lebih rendah pada sosial ekonomi miskin padapengguna dengan pengalaman efek samping alat kontrasepsi sebelumnya. Padapengguna Suntik memiliki risiko kecepatan putus pakai lebih tinggi pada tahun kedua. Pada pengguna Implan risiko lebih rendah pada tahun pertama, ketiga dankeempat namun secara statistik tidak bermakna. Perlu pencatatan kohor penggunaImplan setelah satu tahun, pengguna IUD setelah tiga tahun, pengguna Suntiksetelah satu tahun dan pengguna Pil pada tingkat Sosial Ekonomi Miskin agarpengguna alat kontrasepsi tersebut tidak mengalami putus pakai.

The use of Injectable contraceptives and Pills continues to increase compared to users of Implans and IUDs. The problem of contraception is the incidence of discontinuation and change the way one of them is caused by the side effects of contraceptive use that affect the stagnant number of Total Fertility rate, mortality of neonatal maternal morbidity and unwanted pregnancy. The study aims to determine the effect of previous contraceptive side effects experiences on the last use of contraceptive use. The design of this study was a cohort retrospectif study design,using survival analysis and sample number of 12.467 respondents. The results of the study, on IUD users had lower risk risk for breaking out at over 36 months and users of Pills had lower risk risk in poor socioeconomic in users with previous experience of contraceptive side effects. Injecting users have the risk of breaking speed is higher in the second year. In users of Implan risk is lower in the first year,third and fourth but statistically not meaningful. Recording of user cohorts Implans after one year, IUD users after three years, injection users after one year and users of Pill at the level of Poor Social Economics, so that users of contraceptive continuation."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T47831
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>