Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 146332 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dyah Prabaningrum
"ABSTRAK
Pesatnya perkembangan transportasi dan pembangunan prasarananya
membuat masyarakat mudah mengakses sarana transportasi dan mempermudah
mobilitas. Namun, perkembangan ini menimbulkan dampak negatif, salah satunya
kebisingan. Pajanan terhadap bising dapat mengakibatkan dampak kesehatan
terutama pada anak-anak, antara lain gangguan fungsi kognitif seperti konsentrasi.
Usia sekolah dasar merupakan kelompok yang rentan mengalami gangguan
konsentrasi akibat kebisingan dan mengakibatkan terganggunya fungsi kognitif yang
lain. Beberapa sekolah dasar di Jakarta terletak di pinggir perlintasan kereta api yag
sibuk, dimana siswanya berisiko terpajan kebisingan selama berada di sekolah.
Penelitian ini menganalisis hubungan antara kebisingan dengan konsentrasi siswa di
sekolah dasar negeri di pinggir perlintasan kereta api di Kecamatan Tebet. Penelitian
ini merupakan penelitian cross-sectional dengan 68 responden yaitu siswa kelas 4
dan 5. Penelitian ini mengukur kebisingan di kelas, tes konsentrasi dengan digit span,
dan variabel lainnya yang mempengaruhi konsentrasi anak. Hasil pengukuran
menunjukkan kebisingan ekuivalen adalah 66,84 dBA, melebihi baku mutu KepMen
LH No.48/1996 yaitu 55 dBA untuk wilayah sekolah. Hasil analisis bivariat dan
multivariat menunjukkan tidak adanya hubungan yang signifikan antara kebisingan
dengan konsentrasi siswa (p-value=0,78 dan p-value=0,716), namun didapatkan OR
3,285. Meskipun kebisingan dengan konsentrasi siswa tidak berhubungan signifikan,
namun pajanan kebisingan >55 dBA dialami siswa setiap hari di sekolah, dimana
mereka menjadi kelompok rentan mengalami gangguan konsentrasi akibat kebisingan.
Rekomendasi untuk mengurangi dampak kebisingan di sekolah adalah dengan
rekayasa lingkungan dan untuk studi selanjutnya agar mengukur kebisingan di
wilayah tempat tinggal siswa serta mengontrol variabel gangguan psikiatri dan IQ.

ABSTRACT
Nowdays, transportation and its infrastructure has developed rapidly in order
to make people easy to access and to mobilize. However, these developments have a
negative impact, such as noise. Exposure to noise might result in health effects,
especially in children, including cognitive function disorders such as lowering the
concentration. Primary school age is a susceptible group for concentration disorder
which may result disruption of other cognitive functions. Several primary schools in
Jakarta are located near the busiest railway crossing, where students are exposed to
noise during school time. This study analyzes the association between noise and
concentration of students in public elementary schools which located near the edge of
the railway crossing in Tebet. This study is a cross-sectional study with 68
respondents from 4th and 5th graders. This study measured noise in the classroom,
assessing concentration with digit span instrument, and other variables which affect
the concentration. Measurement result shows equivalent noise is 66.84 dBA,
exceeding the standard of KepMen LH No.48 / 1996 which is 55 dBA for school.
Results of bivariate and multivariate analysis showed no significant correlation
between noise with student concentration (p-value = 0,78 and p-value = 0,716),
however it showed odds ratio 3,285. Although noise and concentration was not
significantly correlated, students were experiencing noise exposure> 55 dBA at
school, which may lead the students to became susceptible to disturbance due to noise
exposure. Recommendations for reducing noise impacts in schools are by doing
environmental engineering and for further studies it is recommended to measure noise
in the student's residence area and control the variables of psychiatric disturbances
and IQ."
2017
T48560
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Denissa Rahayu Ningtyas
"ABSTRAK
Pada tahun 1998 WHO memaparkan bahwa sebanyak 2,1 penduduk dunia yaitu sekitar 120 juta orang mengalami ketulian. Sebanyak 25 juta diantaranya berada di Asia Tenggara dan 850.000 atau 0,4 penduduknya berada di Indonesia. Seiring dengan kemajuan teknologi di bidang transportasi, sejumlah sarana dibangun demi meningkatkan akses terhadap transportasi tersebut. Sejumlah pemukiman dan fasilitas umum seperti sekolah pun menjadi semakin dekat dengan sarana transportasi terutama kereta api. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pajanan bising kereta api terhadap fungsi pendengaran siswa terutama kelas 4 dan 5. Penelitian ini bersifat cross-sectional dan sebanyak 70 siswa diwawancara dan dilakukan pemeriksaan audiometri. Kebisingan diukur dengan menggunakan Sound Level Meter sebanyak 36 titik pengukuran. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara intensitas kebisingan dari kereta api dengan gangguan fungsi pendengaran siswa. Namun, adanya riwayat infeksi telinga sebelumnya dan penggunaan earphone/headset memiliki hubungan yang signifikan terhadap gangguan fungsi pendengaran siswa. Pemeriksaan pendengaran secara berkala bagi siswa sangat dianjurkan untuk mengantisipasi gangguan dimasa yang akan datang. Pemeriksaan kesehatan yang berhubungan dengan pajanan bising perlu dilakukan oleh pihak puskesmas setempat bekerja sama dengan sekolah. Pada tahun 1998 WHO memaparkan bahwa sebanyak 2,1 penduduk dunia yaitu sekitar 120 juta orang mengalami ketulian. Sebanyak 25 juta diantaranya berada di Asia Tenggara dan 850.000 atau 0,4 penduduknya berada di Indonesia. Seiring dengan kemajuan teknologi di bidang transportasi, sejumlah sarana dibangun demi meningkatkan akses terhadap transportasi tersebut. Sejumlah pemukiman dan fasilitas umum seperti sekolah pun menjadi semakin dekat dengan sarana transportasi terutama kereta api. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pajanan bising kereta api terhadap fungsi pendengaran siswa terutama kelas 4 dan 5. Penelitian ini bersifat cross-sectional dan sebanyak 70 siswa diwawancara dan dilakukan pemeriksaan audiometri. Kebisingan diukur dengan menggunakan Sound Level Meter sebanyak 36 titik pengukuran. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara intensitas kebisingan dari kereta api dengan gangguan fungsi pendengaran siswa. Namun, adanya riwayat infeksi telinga sebelumnya dan penggunaan earphone/headset memiliki hubungan yang signifikan terhadap gangguan fungsi pendengaran siswa. Pemeriksaan pendengaran secara berkala bagi siswa sangat dianjurkan untuk mengantisipasi gangguan dimasa yang akan datang. Pemeriksaan kesehatan yang berhubungan dengan pajanan bising perlu dilakukan oleh pihak puskesmas setempat bekerja sama dengan sekolah.

ABSTRACT
In 1998, World Health Organization WHO explained that 2,1 of world's population which is about 120 million people suffered from deafness. Around 25 million who suffered from deafness are people in Southeast Asia and 850.000 people are from Indonesia. Along with technological advancement of transportation, more public facilities are build to improve access with the transportation. Number of houses and public facilities such as schools become closer to the train railways. This research aimed to find out the influence of noise intensity from the train against hearing function impairment especially in 4th and 5th grade. This cross sectional research collected data by interviewed 70 students and did the audiometry examination. The noise intensity were measured by using sound level meter and 36 points are measured inside the classes. The result of this research showed that there was no significant correlation between noise intensity from the train and hearing function impairment of student. However, history of ear infection and using earphone headset have significant correlations with hearing function impairment. Do hearing check regularly is recommended for students to anticipate future disruptions. Health examination related to noise exposure is important to do regularly by the health provider and school. "
2017
T47828
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmat Suherwin
"Keberadaan kereta api di daerah perkotaan selain dapat menjadi sarana transportasi yang murah, cepat dan masal, dapat pula menimbulkan masalah bagi kesehatan masyarakat, terutama karena suara bising yang ditimbulkannya. Dampak bising kereta api dapat menyebabkan gangguan kesehatan non auditorik, yaitu gangguan kesehatan selain gangguan pada indera pendengaran.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proporsi gangguan kesehatan non auditorik pada masyarakat yang tinggal di sepanjang jalur kereta api yang meliputi gangguan komunikasi, gangguan fisiologis yang terdiri dari peningkatan tekanan darah, peningkatan denyut jantung, melambatkan fungsi organ pencernaan, serta timbulnya gangguan psikologis. Disamping itu ingin pula diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi gangguan kesehatan non auditorik tersebut.
Rancangan penelitian ini adalah cross sectional dengan populasi penelitian masyarakat yang tinggal disepanjang jalur kereta api di Kelurahan Jembatan Besi Kecamatan Tambora. Sampel yang terlibat dalam penelitian ini adalah orang dewasa yang berumur 17 tahun keatas yang paling sering tinggal di rumah, yang berjumlah 100 orang dan diambil dengan metode random sampling. Data diambil dengan wawancara, observasi dan melakukan pengukuran. Data-data yang terkumpul diolah dengan tahapan data coding, data editing, data structure, data the, data entry dan data cleaning. Selanjutnya dilakukan analisis univariat, bivariat dan multivariate, menggunakan SPSS for Windows.
Diketahui intensitas kebisingan rata-rata 70,7 dB pada umumnya bersumber dari kereta api. Umur responden rata-rata 45,3 tahun, responden terbanyak adalah wanita, lama tinggal rata-rata 30,9 tahun. jarak tempat tinggal dengan jalur kereta rata-rata 24,4 meter, waktu bising yang paling mengganggu umumnya Siang hari, suhu udara rata-rata 30,8°C dan kelembaban rata-rata 33%. Gangguan kesehatan non auditorik yang timbul terdiri dari gangguan komunikasi 53%, peningkatan tekanan darah 40% (lebih tinggi dari prevalensi hipertensi di Kelurahan Jembatan Besi dan Kecamatan Tambora), gangguan pencernaan 51%, gangguan psikologis 59%. Sedangkan peningkatan detak jantung tidak terjadi. Secara umum responden yang mengalami gangguan non auditorik sebanyak 79%.
Pada analisa bivariat ditemukan adanya korelasi yang bermakna antara gangguan kesehatan non auditorik dengan jarak tempat tinggal dengan sumber bising, sumber bising dan intensitas kebisingan. Sedangkan variabel lainnya seperti umur, jenis kelamin, lama tinggal, waktu bising, suhu dan kelembaban tidak menunjukan adanya hubungan dengan gangguan kesehatan non auditorik.
Pada analisis multivariat diketahui faktor yang paling berpengaruh terhadap terjadinya gangguan kesehatan non auditorik adalah jarak tempat tinggal dengan sumber bising, serta sumber bising. Yang berpeluang lebih besar adalah sumber bising (4,96 kali), sedangkan jarak tempat tinggal dengan sumber bising berpeluang 1,14 kali.
Selanjutnya untuk memastikan adanya hubungan sebab akibat perlu dilakukan penelitian sejenis dengan disain kasus kontrol atau kohort, serta meningkatkan jumlah variabel yang diteliti sehingga dapat menggambarkan kondisi yang sebenarnya.
Daftar bacaan : 26 (1971- 2003)

Non Auditory Health Effect of Noise Exposure at Community Who Live Alongside the Railway in Jembatan Besi Sub-District, Tambora, West Jakarta, 2004The existence of train in urban area is a cheap, quick and mass transportation, on the other hand it can causes a lot of problems in community health , especially because of its noise. Noisy impact of train can cause non auditory health effect, which is health effect besides hearing system.
The aim of this research is to know health effect proportion of non auditory on community who live alongside the railway consist of communications trouble, physiological trouble such as increasing blood pressure, increasing heartbeat, slowing down digestive organ function, and also the incidence of psychological trouble. Besides that, would also like to know the factors influencing non auditory health effect.
The design of the research is cross sectional with population research is community who live alongside the railway in Sub-District of Jembatan Besi District of Tambora. The samples in this research are adult who is in the age of more than 17 years old and live in house frequently. The involving samples in this research are 100 respondents and taken with sampling random method. Data are taken by interview, observation and do measurement. The collected data are processed by step coding, editing, structuring, filing, entering and cleaning. Followed by data analysis of univariat, bivariat and multivariate with SPSS for Windows.
It is known that noise intensity in average is 70.7 dB. It is generally caused by train. The average age of respondent is 45.3 years old, most of respondent are woman, the average length of stay is 30.9 years, the average of residential distance with railways is 24.4 meters, noisy time which bother most is generally daytime, the average of temperature is 30.8°C and humidity is 33%. The arising non auditory effect consists of communications trouble 53%, increasing blood pressure 40% (is higher than hypertension prevalence in Sub-District of Jembatan Besi and District of Tambora), digestive trouble 51%, psychological trouble 59%. While increasing of heartbeat does not happen. Generally respondent suffering from non auditory trouble is 79%.
Bivariate analysis shows that there is a significant correlation between health effects on non auditory and the distance of residence, source of noise, and intensity of noise. While other variables like age, gender, length of stay, noisy time, humidity and temperature do not have significant correlation with health effects on non auditory.
Multivariat analysis shows that most influencing factors on the occurrence of health effects on non auditory are the distance of residence and also the source of noise. Variable having bigger opportunity is the source of noise (4.96 times), while the distance of residence has opportunity 1.14 times.
Furthermore, in order to ascertain the existence of causality need to be conducted by similar research with the design of case control or kohort, and also improve the amount of accurate variable so it that can describe the real condition.
References : 26 (1971 - 2003)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T13130
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Harri Munandar
"Kebisingan merupakan salah satu faktor yang cukup penting dalam hubungannya dengan kesehatan masyarakat. Kebisingan dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada fisiologis, psikologis, patologis organis dan komunikasi. Penduduk yang tinggal di sekitar perlintasan rel kereta api memiliki resiko tinggi terpapar akibat kebisingan dari kereta api. Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh pajanan kebisingan dari perlintasan kereta api terhadap perubahan tekanan darah pada masyarakat yang yang tinggal di lingkungan sekitar Stasiun Kereta. Api Lemahabang, Desa Simpangan, Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel 36 orang, pengumpulan data dilakukan dengan wawancara responden, pengukuran berat badan dan tinggi badan, dan pemeriksaan tekanan darah sebelum dan ketika kereta api melintas dan pengukuran intensitas kebisingan di sekitar stasiun kereta api. Analisis data dilakukan secara univariat, bivariat dengan uji Chi Square dan multivariat dengan uji regresi logistic ganda. Kondisi kebisingan rata-rata di area < 10 meter dari rel kereta api adalah 94,8 dan > 10 meter adalah 80,05 dBA.
Hasil penelitian ini menujukkan ada pengaruh yang signifikan antara kebisingan dengan perubahan tekanan darah sistolik nilai p value 0,001 dan diastolik nilai p value 0,029. Dari hasil penelitian disarankan agar PT. Kereta Api Indonesia (Persero) dapat memanfaatkan lahan kosong di sepanjang rel kereta api untuk dilakukan penanaman vegetasi yang dapat mereduksi intensitas kebisingan dan dilakukan program penyuluhan akibat kebisingan bagi kesehatan masyarakat yang tinggal di pinggiran rel kereta api.

Noise is one factor that is important in relation to public health. Noise can cause health problems in the physiological, psychological, pathological organic and communication. Residents who live near railroad crossings are at high risk of exposure due to the noise from the train. This study was conducted to see the effect of noise exposure from railroad crossings to changes in blood pressure in people who are living in the neighborhood Lemahabang Railway Station, Kp. Kaum Tengah, Kec. Cikarang Utara, Kab. Bekasi.
This research is a descriptive analytic crosssectional approach. Number of samples 36 people, collecting data by interviewing respondents, measurement of weight and height, and blood pressure before and when the train passed and measurement noise intensity around the railway station. Data analysis was performed using univariate, bivariate with chi-square and multivariate test with multiple logistic regression. Average noise conditions in the area <10 meters from the train tracks is 94.8 dBA and> 10 meters is 80.05 dBA.
The results of this study showed no significant influence of noise with changes in systolic blood pressure P value of 0.001 and P value 0.029 diastolic. From the results of the study suggested that PT. Kereta Api Indonesia (Persero) can utilize the vacant land along the railroad tracks to planting vegetation to reduce the intensity of noise and noiseinduced conducted outreach programs for the health of people living in the outskirts of the railroad.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S56509
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fahmi Barry Primanda
"Bandar udara Internasional Soekarno-Hatta merupakan bandara tersibuk di Indonesia. Dengan reputasi tersebut, maka mengetahui dampak lingkungan yang terjadi akibat aktivitas pesawat di bandara tersebut adalah hal yang penting untuk dilakukan, termasuk dalam hal ini dampak kebisingan pesawat. Pemetaan kebisingan pesawat dengan software INM merupakan salah satu cara untuk mengetahui dampak kebisingan pesawat terhadap pemukiman di sekitar bandara. Hasil pemetaan kebisingan dengan INM menunjukkan bahwa terdapat sejumlah luasan pemukiman yang terkena dampak kebisingan pesawat dengan nilai luasan rata-rata sebesar 45019,2376 m2, luasan maksimum sebesar 49684,5863 m2, dan luasan minimum sebesar 42514,2861 m2. Untuk mengurangi dampak kebisingan pesawat bisa melakukan mitigasi kebisingan pesawat.

Soekarno-Hatta International Airport is the busiest airport in Indonesia. With that reputation, it is important to know the environmental impact as an effect of aircraft activity in the airport, including aircraft noise. Noise mapping with INM software is the one way to idenficate the impact of aircraft noise to the residence area in the vicinity of the airport. The INM results show the area of residence that affected by aircraft noise. The mean value of the residences are affected by aircraft noise is 45019,2376 m2, the maximum value is 49684,5863 m2, and the minimum value is 42514,2861 m2. Reducing the impact of aircraft noise can be achieved with aircraft noise mitigation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1874
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Abi Herdanu
"Kebisingan merupakan gangguan yang dapat mempengaruhi kenyamanan dan kesehatan terutama kepada operator yang bekerja selama 8 jam sehari di area mesin produksi. Dari hasil observasi lapangan, diperoleh Noise Mapping dan Noise Contour area produksi Vial Mesin Spami kebisingannya berkisar 80,7 dBA sampai dengan 87,2 dBA. Hasil pengukuran pajanan bising personal dengan menggunakan Noise Dosimeter didapatkan bahwa dari 24 operator yang bekerja pada area tersebut, 11 pekerja menerima Dosis Pajanan Bising diatas 100% (85 dBA). Salah satu usaha untuk mengurangi dampak kebisingan pada pekerja dengan menggunakan APT Ear Plug dengan NRR 25 dBA. Dosis Pajanan Bising Efektif dengan penggunaan APT pada keseluruhan operator dapat mencapai dibawah 100% (85 dBA). Keseluruhan pekerja sebanyak 24 orang memiliki fungsi pendengaran normal.

Noise is a disorder that can affect comfort and health, especially to the operators who work for 8 hours a day in the machine at production area. Result from observation with Noise Mapping and Noise Countour shows that the noise range at area Vial Production Spami Machine is 80,7 dBA until 87,2 dBA. Results of Personal noise exposure measurement by using Noise Dosimeter found that of the 24 operators working in the area, 11 workers received a Noise Dose Exposure above 100% (85 dBA). One of the actions to reduce the noise risk to workers by using PPE, Ear Plug with NRR 25 dBA. Effective Noise Dose Exposure while use in Earplug on the overall operator can reach below 100% (85 dBA). All of the workers as much as 24 workers have Normal Hearing Functionality.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S66488
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Monitoring kualitas sedimen saat ini sangat penting dilakukan guna melengkapi hasil monitoring kualitas air sehingga diperoleh informasi yang sebenarnya kondisi suatu perairan, karena sedimen dalam perairan merupakan tempat terakumulasinya bahan-bahan pencemar. Konsep Screening Level Concentration (SLC) merupakan salah satu konsep untuk menilai kualitas sedimen yang didasarkan dari besarnya data efek kejadian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas sedimen dari beberapa perairan tergenang di Jawa Barat baik situ, telaga maupun waduk. Hasil penelitian sedimen dari beberapa situ secara umum mengandung merkuri (Hg) total dan dari uji toksisitas dengan menggunakan moina sp dan anakan ikan menunjukkan efek toksik."
551 LIMNO 21:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Monitoring kualitas sedimen saat ini sangat penting dilakukan guna melengkapi hasil monitoring kualitas air sehingga diperoleh informasi yang sebenarnya kondisi suatu perairan, karena sedimen dalam perairan merupakan tempat terakumulasinya bahan-bahan pencemar. Konsep Screening Level Concentration (SLC) merupakan salah satu konsep untuk menilai kualitas sedimen yang didasarkan dari besarnya data efek kejadian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas sedimen dari beberapa perairan tergenang di Jawa Barat baik situ, telaga maupun waduk. Hasil penelitian sedimen dari beberapa situ secara umum mengandung merkuri (Hg) total dan dari uji toksisitas dengan menggunakan moina sp dan anakan ikan menunjukkan efek toksik."
551 LIMNO 21:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Maskur
"Skripsi ini membahas tentang persepsi masyarakat yang bermukim di sekitar Bandara Internasional Soekarno-Hatta terhadap tingkat kebisingan yang berasal dari aktivitas bandara. Persepsi tersebut merupakan gangguan nonauditory yang meliputi gangguan komunikasi, gangguan psikologis, dan gangguan fisiologis. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross-sectional. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2012 di Kelurahan Neglasari dan Kelurahan Selapajang Jaya, Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat perbedaan proporsi kejadian mengalami gangguan non-auditory antara responden yang tempat tinggalnya bising dengan responden yang tempat tinggalnya tidak bising (p value=0,007). Terdapat pula perbedaan proporsi kejadian mengalami gangguan non-auditory antara responden yang berumur ≤12 tahun, 13 sampai 18 tahun, dan ≥19 tahun (p value=0,027). Variabel lain yang bermakna adalah perbedaan proporsi kejadian mengalami gangguan non-auditory antara responden yang sedang menjalani pendidikan baik SD, SMP/ SMA, PT, ataupun bekerja (p value=0,039) dan terdapat perbedaan proporsi kejadian mengalami gangguan non-auditory antara responden yang bekerja dengan pajanan bising dari pekerjaannya dengan responden yang tidak terpajan bising dari pekerjaannya (p value=0,009). Akan tetapi untuk variabel status kesehatan tidak ada perbedaan proporsi kejadian mengalami gangguan nonauditory antara responden yang berstatus kesehatan sehat, anak sakit, bapak/ ibu sakit, dan ibu hamil (p value=0,205).

This study discusses the perception of the community living around the Soekarno-Hatta International Airport to the level of noise coming from the airport activity. Perception is a non-auditory disorders that include communication disorders, psychological disorders, and physiological disorders. This study was a quantitative study with cross-sectional study design. The research was conducted in May 2012 in the Neglasari and Selapajang Jaya, Tangerang. The results of this study indicate there are differences in the proportion of the incidence of nonauditory disorders among respondents noisy residence where he lived with the respondent that no noise (p value = 0.007). There are also differences in the proportion of the incidence of non-auditory disorders among respondents aged ≤ 12 years, 13 to 18 years, and ≥ 19 years (p value = 0.027). Another significant variable is the difference in the proportion of the incidence of non-auditory disorders among respondents who are on a good education elementary, junior high / high school, collage, or work (p value = 0.039) and there are differences in the proportion of the incidence of non-auditory disorders among respondents who worked with exposure to noise from his job with the respondent that his job is not exposed to noise (p value = 0.009). However, for health status variables there was no difference in the proportion of the incidence of impaired non-auditory health status among respondents that healthy, sick child, father / mother is sick, and pregnant women (p value = 0.205).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Kartika Ulfa
"Skripsi ini membahas tentang keluhan nonauditory terhadap tingkat kebisingan di Dept. Cor Unit II PT. X. Keluhan nonauditory meliputi gangguan komunikasi, gangguan psikologis dan gangguan fisiologis. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan semikuantitatif, cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei hingga Juni 2016. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kebisingan di Departemen Cor Unit II di PT. X berkisar antara 80,1 - 99,3 dB (A) dan gambaran tingkat kebisingan dengan keluhan yang dirasakan oleh para pekerja, keluhan yang paling banyak dirasakan adalah lelah (76,2%), tidak nyaman (71,4%), harus berteriak (61,9%) dan harus memperkeras suara (61,9%).

This thesis discusses complaints nonauditory against the noise level in Dept. Cast Unit II PT. X. Complaints nonauditory are physiological disorders, psychological disorders, and communication disorders. This research is descriptive research by using a semiquantitative, cross-sectional. This study was conducted in May and June 2016. The results show the noise level in the Department of Cor Unit II PT. X ranged from 80,1 to 99,3 dB (A) and the description of the noise level with subjective complaints felt by workers, complaints are the most widely perceived fatigue (76.2%), discomfort (71, 4%), had to shout (61.9%) and should amplify the sound (61.9%).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S63377
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>