Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 213881 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Martha Eka Cahyani
"Lipase EC 3.1.1.3 merupakan enzim hidrolase yang berpotensi dalam berbagai aplikasi di bidang bioteknologi dan industri. Pada penelitian di Pusat Teknologi Bioindustri, LAPTIAB-BPPT, gen sintetik lipase Rhizomucor miehei RMlip telah diklona menggunakan vektor pUC57 ke dalam Escherichia coli DH5?, pengekspresian enzim lipase masih dihasilkan secara intraseluler.
Penelitian ini bertujuan melakukan subklona gen RMlip dengan peptida sinyal alaminya ke dalam vektor ekspresi Pichia pastoris dan mengkarakterisasi produk gennya. Gen RMlip dengan peptida sinyal alami diperoleh dengan PCR, dipotong dengan XhoI dan XbaI, kemudian diligasi ke dalam pPICZ? A yang telah dilinearisasi dengan enzim yang sama. Kontruksi plasmid rekombinan tersebut dianalisis dengan enzim restriksi dan pengurutan DNA. Plasmid rekombinan dengan urutan DNA yang tepat kemudian ditransformasikan ke P. pastoris X33. Transforman yang tahan terhadap zeocin dan menghasilkan zona bening dianalisis dengan PCR koloni dan enzim restriksi.
Transforman yang mengandung RMlip digunakan untuk produksi lipase. Kultivasi dilakukan dengan penambahan 1,5 metanol setiap hari dengan aerasi yang sesuai. Perkiraan berat molekul dilakukan dengan metode SDS-PAGE. Karakterisasi enzim dilakukan terhadap suhu dan pH. Rentang suhu yang diujikan yaitu 30 m-80oC, sedangkan variasi pH yaitu 5 m-10.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa gen RMlip sebesar 1.132 pb berhasil disubklona ke pPICZ? A, sehingga diperoleh total ukuran DNA sebesar 4.629 pb. Lipase rekombinan yang diproduksi oleh P. pastoris X33 yang mengandung gen RMlip di dalam kromosonnya, mempunyai berat molekul sebesar 32,9 kDa. Aktivitas enzim lipasenya memiliki suhu dan pH optimum pada suhu 30oC dan pH 9.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa gen RMlip yang mengandung peptida sinyal alami dapat disubklona dan diekspresikan pada P. pastoris X33 dan lipase yang diekspresikan secara ekstraseluler memiliki karakter tertentu.

Lipases EC 3.1.1.3 are a hydrolases enzyme that potential in many applications in the field of biotechnology and industrial. In the studies at the Center of Bioindustrial Technology, LAPTIAB BPPT, the synthetic Rhizomucor miehei lipase gene RMlip have been cloned using the vector pUC57 in Escherichia coli DH5 , the expression of lipase was produced intracellularly.
This study aims to subcloning RMlip gene with the original signal peptide into Pichia pastoris expression vector and characterize gene products. The RMlip gene with the original signal peptide had been obtained by PCR, cut by XhoI and XbaI and then ligated into pPICZ A linearized with the same enzymes. The construction of the recombinant plasmid was analyzed by DNA sequenced. The recombinant plasmid with the correct DNA sequence was transformed into P. pastoris X33. Zeocin resistant transformants and form a clear zone around colonies were analyzed by colony PCR and restriction enzymes analyses.
Transformants that containing RMlip is used for the production of lipase. Cultivation of recombinant P. pastoris was carried out with the addition of 1.5 methanol every day with appropriate aeration. Estimated molecular weight was carried out by using SDS PAGE. Enzyme characterization focused on the effect of temperature and pH. Variations in temperature tested were 30 mdash 80oC, while the pH variations pH 5.0 mdash 10.0.
As the result, a RMlip gene with the size of 1.132 bp was successfully subcloned to pPICZ A, thus obtained the total size of DNA is 4.629 bp. The recombinant lipase produced by P. pastoris X33 containing RMlip in its chromosomal DNA, had a molecular weight of 32.9 kDa. Lipase activity had an optimal temperature and pH 30oC and 9.0, respectively.
It can be concluded that, RMlip gene containing the original signal peptide can be subcloned and expressed into P. pastoris X33 and the lipase expressed extracellularly has a certain character.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
T48077
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Milani Anggiani
"Lipase merupakan salah satu enzim yang penting di industri enzim, dan banyak digunakan dalam pembuatan zat aditif makanan, kosmetik, dan industri farmasi. Penelitian sebelumnya yang dilakukan di PTB-Laptiab BPPT, pengklonaan gen sintetik T. lanuginosus lipase pada B. substilis memiliki aktivitas lipase yang rendah yaitu sebesar 1,488 U/mg.
Penelitian ini bertujuan untuk mengklona gen sintetik T. lanuginosus lipase TLL ke dalam vektor ekspresi Pichia pastoris menggunakan sinyal peptida asli TTL. Gen TLL yang mengandung sinyal peptida asli diamplifikasi dengan PCR, dan disisipkan ke dalam pPICZ? A di antara situs XhoI dan XbaI, kemudian ditransformasikan ke dalam sel kompeten E. coli DH5?.
Hasil transformasi dipilih dua rekombinan positif untuk dilakukan analisis sekuensing. Hasil sekuensing, kedua rekombinan mengandung gen target lipase. Plasmid yang telah dikonfirmasi kemudian dilinearisasi dan ditransformasikan ke dalam P. pastoris X-33 dengan menggunakan metoda elektroporasi. Gen T. lanuginosus lipase berhasil diintegrasi ke dalam kromosom P. pastoris X-33, yang ditunjukkan dengan terbentuknya zona bening pada media Yeast extract Peptone Dextrose Tributyrin YPD.TB agar yang mengandung zeocin.
Thermomyces lanuginosus lipase memiliki daerah open reading frame ORF 916 bp yang mengkode 291 asam amino dengan massa molekul teoritis 35 kDa. Enzim rekombinan T. lanuginosus memiliki suhu optimum 80 C dan pH optimum 8.

Lipase is one of the most important industrial enzymes, which is widely used in the preparation of food additives, cosmetics, and pharmaceutical industries. In the previous study, we have cloned synthetic Thermomyces lanuginosus lipase gene into Bacillus subtilis and Escherichia coli and resulting low expression of enzyme activity.
The aim of this research was to construct the T. lanuginosus lipase TLL gene into P. pastoris vector expression with TLL original signal peptide. Thermomyces lanuginosus lipase gene was amplified by PCR and contained original signal peptide and then inserted into pPICZ A between XhoI and XbaI site, and transformed into competent cell E. coli DH5. From the transformant, two of positive recombinants were analyzed by sequencing analysis.
As the result, both of two recombinant have a positive target gene which has lipase gene. The correct plasmid was linearized and then was transformed into P. pastoris X 33 by electroporation method. Thermomyces lanuginosus synthetic gene lipase has been successfully integrated into chromosome of P. pastoris X 33, which revealed by clear zones around the colony on Yeast extract Peptone Dextrose Tributyrin YPD.TB plate with zeocin.
The Thermomyces lanuginosus lipase had an open reading frame of 916 bp encoding TLL of 291 amino acids with theoretical molecular mass of 35 kDa. The recombinant enzyme, T. lanuginosus lipase had optimal temperature at 80 C and optimal pH at pH 8.0.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
T48070
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Awatif Al Makiyah
"Ekspresi gen sintentik gag HIV-1 subtipe CRF01_AE dalam E. coli BL21 dan E. coli BL21-CP telah dilakukan. Gen gag merupakan salah satu gen pada HIV-1 yang tidak mengalami mutasi secara signifikan sehingga gen tersebut dapat digunakan untuk pengembangan vaksin yang dapat dimanfaatkan dalam jangka waktu yang panjang. Pengembangan vaksin HIV membutuhkan protein Gag untuk digunakan sebagai antigen yang mampu merespon pembentukan antibodi pada hewan uji coba. Protein Gag didapatkan dengan cara melakukan ekspresi gen gag yang telah diklon ke dalam vektor ekspresi pQE-81L, dan ditransformasi ke dalam bakteri E. coli BL21 dan E. coli BL21-CP. Ekspresi dilakukan dengan tiga faktor optimasi yaitu, suhu, konsentrasi isopropyl-β-D-thiogalactopyranoside (IPTG) dan waktu ekspresi setelah induksi dilakukan. Analisis hasil ekspresi dilakukan dengan SDS-PAGE dan menunjukkan tidak ada protein Gag yang dihasilkan pada semua keadaan optimasi yang dilakukan. Kegagalan ekspresi gen gag pada E. coli BL21 dan E. coli BL21-CP disebabkan oleh peristiwa kodon bias, dan pemilihan sel inang ekspresi yang kurang tepat.

Expression of gag gene on HIV-1 subtype CRF01_AE in E. coli BL21 and E. coli BL21-CP had been conducted. Gag gene on HIV-1 is one of the genes that can?t be significantly mutated, so it can be utilized for long term vaccines development. HIV vaccine development requires Gag protein as antigen in order to response antibody formation in animal experiment. Gag protein was obtained by gag gene expression that had been cloned into expression vector pQE-81L and transformed into E. coli BL21 and E. coli BL21-CP. Expression of the gag gene as optimized by temperature, isopropyl-β-D-thiogalactopyranoside (IPTG) concentration, and expression time after IPTG induction. The expression was analyzed by SDS-PAGE and it showed no protein produced in all optimization conditions. The failure of gag gene expression in E. coli BL21 and E. coli BL21-CP caused by codon ray and inappropriate host cell."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S44903
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yurika Permanasari
"Teknologi hyperspectral adalah pengembangan yang terbaru sistem remote sensing lebih canggih yang memungkinkan pengukuran radiasi dalam lebih banyak lagi interval spektral dibanding sistem-sistem sebelumnya. Kenyataan bahwa ruang berdimensi tinggi sebenarnya sebagian besarnya adalah kosong dan diasumsikan bahwa banyak sekali data yang redundant. Dengan demikian, walaupun dimensi data dari citra hiperspektral lebih besar, tetapi belum tentu menghasilkan klasiftkasi pengenalan pola yang lebih akurat.Untuk mengatasi maka perlu diadakan reduksi [ dimensi data dari citra hiperspektral.
IPCT adalah metode reduksi data yang seringkali digunakan para peneliti dalam menganalisis data hyperspectral dengan basil cukup memuaskan. Untuk objek yang relatif kecil dibandingkan dengan latar belakangnya, PCT kerapkali gagal mengenali objek tersebut. Projection Pursuit dipropose untuk menyelesaikan permasalahan ini.
PP menggunakan matriks sphering dan data translasi invariant dalam transformasinya, dimana hanya data-data yang dianggap "interesting" yang akan ditransformasikan. Optimasi pemilihan data tereduksi berdasarkan nilai maksimum projection indeks yang dihasilkan. Penelitian ini menggunakan skewness dan kurtosis sebagai Projection Indeksnya. Berdasarkan basil klasiftkasi untuk objek air, jalan, pohon, rumput, daD rumah, reduksi data dengan PP memberikan basil yang lebih baik dari PCT. Dalam penelitian ini nilai akurasi klasifikasi PP adalah diatas 80% sedangkan .akurasi klasifikasi PCT masih terdapat nilai dibawah 50%."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suadi Zainal
"Tulisan ini menganalisis penyelesaian konflik berkepanjangan antara Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan Pemerintah Indonesia melalui nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) Helsinki yang berimplikasi terhadap pergantian undang-undang bagi Aceh. Beberapa studi yang telah ada, menyatakan MoU Helsinki sebagai win-win solution telah berjalan dengan baik dan memberi peluang lebih baik bagi mengakhiri konflik separatis di Aceh. Akan tetapi, tulisan ini menunjukkan bahwa MoU Helsinki hanya membawa perdamaian negatif kepada Aceh, karena pelaksanaanya melalui undang-undang Pemerintahan Aceh (UUPA) telah mereduksi otoritas pemerintah daerah Aceh untuk mengatur dirinya dan tidak mentranformasikan struktur dan hubungan pemerintah daerah Aceh dan Pemerintah Indonesia menjadi hubungan yang seimbang, walaupun UUPA telah memberi peluang bagi pembangunan ekonomi dan sosial politik di Aceh. Perjanjian damai (MoU Helsinki) dan UUPA telah dijalankan dan menghasilkan kompromi serta konsensus dalam sosio-politik di Aceh. Tulisan ini didasarkan pada kajian dengan menggunakan metode kualitatif. Data diperoleh dari sumber primer dan sumber sekunder.
This article aims to analyze the settlement of a prolonged conflict between the Free Aceh Movement (Gerakan Aceh Merdeka/GAM) and the Indonesian Government through a Memorandum of Understanding (MoU) of Helsinki that had implications on changing the law for Aceh. Some previous studies stated that Memorandum of Understanding (MoU) as a win-win solution has been working well and give a better chance to end the separatist conflict in Aceh. However, This article shows that MoU Helsinki is only bring negative peace to Aceh, because its implementation through Law on Governing Aceh (LoGA) has reduced authorities of Aceh to govern itself and it does not transform the structure and relationship between Aceh and the Government of Indonesia to the balanced ones, although LoGA has provided opportunities for economic, social and political development in Aceh. The Peace agreement (MoU Helsinki) and LoGA were carried out and resulted in a compromise and consensus in the socio-political in Aceh. This article based on research using qualitative methods. The data collect from primary sources and secondary sources.
"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia, Pusat Kajian Sosiologi, LabSosio, 2016
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
" Untuk mengatasi permasalahan keterbatasan data hidrologi guna penentuan nilai koefisien aliran, diperlukan pendekatan lebih sederhana yang mampu memperkirakan nilai koefisien aliran suatu DAS. Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan pendekatan konseptual penentuan nilai koefisien aliran harian DAS berdasarkan transformasi NDVI terhadap data Landsat ETM+. Metode yang digunakan adalah mengkaji hubungan nilai NDVI dengan persentase tutupan permukaan kedap air melalui analisis regresi dari data sampel terukur. Persamaan regeresi yang diperoleh kemudian digunakan untuk kuantifikasi persentase tutupan permukaan kedap air daerah penelitian. Hasil yang diperoleh bersama kerapatan vegetasi kemudian ditransformasi menjadi nilai koefisien aliran melalui persamaan dan asumsi berdasarkan analisis regresi dan hubungan logis masing-masing variabel. Hasil penelitian menunjukkan sebaran nilai NDVI secara keruangan dapat menggambarkan dengan baik sebaran persentase tutupan permukaan kedap air dan kerapatan vegetasi dalam DAS. Hubungan nilai NDVI dan persentase tutupan permukaan kedap air menghasilkan persamaan regresi polinomial orde dua y = 63,61x2 – 116,66x + 46,977. Hubungan tersebut bersama kerapatan vegetasi dapat diterapkan untuk estimasi nilai koefisien aliran DAS Citarum Hulu. Nilai yang dihasilkan memiliki pola sebaran yang dikontrol oleh tutupan permukaan kedap air dan kerepatan vegetasi. Nilai koefisien aliran DAS Citarum Hulu didominasi oleh kelas normal, yaitu sebesar 57,49% dari luas total DAS, tersebar pada bagian hulu, tengah dan sebagian kecil hilir DAS."
2010
551 LIMNO 17:2 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Yovita Agustine, Author
"Resistensi terhadap antibiotik di bidang kesehatan dapat dialami juga oleh antimikroba yang digunakan di bidang pangan. Selama ini di bidang pangan digunakan bakteriosin sebagai antimikroba. Bakteri penghasil bakteriosin terlindungi dari bakteriosin yang dihasilkannya karena memiliki bacteriocin immunity protein (bip). Gen bakteriosin disandikan bersama dengan gen imunitasnya dalam kondisi yang disebut sebagai quorum sensing. Pada penelitian sebelumnya, telah dilakukan konfirmasi uji aktivitas bacteriocin like inhibitory substance (BLIS) Weissella confusa MBF 8-1 terhadap beberapa bakteri patogen. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari metode gene silencing dengan menggunakan model aktivitas BLIS dan bip.
Pada penelitian ini dirancang sekuens siRNA bip dengan menggunakan informasi data sekuens dari basis data dan dari data whole genome sequence galur model Weissella confusa MBF8-1. Untuk membuktikan aktivitas gene silencing dari siRNA sintetik tersebut secara in vivo terhadap inang MBF 8-1 maka dilakukan esei zona hambat. Hasil rancangan siRNA yang diperoleh hanya menarget pada gene silencing di MBF 8-1. Berdasarkan analisis algoritma dan BLAST berhasil diperoleh rancangan siRNA kandidat utama, yaitu bip-a MBF 8-1_1 yang secara in vivo menunjukkan aktivitas gene silencing yang poten terhadap inangnya.

Resistance to antibiotics in the health sector can be experienced by antimicrobial in the food industry. During this period, food industry has used bacteriocin as an antimicrobial. Bacteria is protected from its bacteriocin because it has bacteriocin immunity protein (bip). Bacteriocin gene is encoded with its immunity protein gene on a condition which was called as quorum sensing. In previous study, Weissella confusa MBF 8-1 possess Bacteriocin Like Inhibitory Substance (BLIS) activity against several pathogen bacteria. This study aimed to study gene silencing method using BLIS and bip activity as model.
On this study siRNA bip sequence was designed using information from sequence database and model Weissella confusa MBF 8-1 whole genome sequence database. Disc dilution method was done to prove gene silencing activity of synthetic siRNA against its own host MBF 8-1. Result revealed that siRNA design is aimed as a gene silencing agent against MBF 8-1 alone. Based on algorithm analysis and BLAST, top rank bip-a MBF 8-1_1 siRNA design is potent and has proved its gene silencing activity against its own host."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S56357
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marco Christian Michael
"Epididimis adalah saluran berbelit yang terletak antara testis dan vas deferens. Epididimis telah lama dikenal sebagai tempat proses pematangan sperma, yang merupakan interaksi antara sperma dan protein-protein yang disekresikan oleh sel-sel epitel epididimis. Salah satu protein yang diduga berperan penting dalam proses pematangan sperma adalah gen Defb42. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui struktur gen dan analisis sebaran jaringan dari gen Defb42. Data struktur gen Defb42 diperoleh dari database Unigene danUCSC Genome Bioinformatics, dimana cDNA, ekson, intron, dan sekuens asam amino diperoleh. Isolasi RNA dilakukan untuk jaringan dari 4 segmenepididimis (initial segment, caput, corpus, cauda) disertai dengan beberapa organ viseral lainnya. Real time RT-PCR dari RNA yang terelusi dilakukan untuk mengukur ekspresi relative Defb42 terhadap gen aktin beta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Defb42 termasuk dalam keluarga beta defensin karena memiliki 6 residu sistein. Ekspresi Defb42 relatif terhadap aktin ditemukan paling tinggi di initial segment dariepididimis, diikuti dengan caput, cauda, dan vas deferens. Disimpulkan bahwa gen Defb42 adalah gen beta defensin dan diekspresikan terutama di initial segment dari epididimis.

Epididymis is a convoluted duct that is located between the testis and vas deferens. Epididymis has been known as the site of sperm maturation, which occur via interaction between the sperm and the proteins secreted by the epididymal epithelial cells. One of the proteins that is believed to play a major role in sperm maturation process is encoded by Defb42 gene. The objective of this research is to know the gene structure and tissue distribution analysis of Defb42 gene. Gene structure data was obtained from Unigene database and UCSC Genome Bioinformatics, in which cDNA, exons, introns, and amino acid sequence of Defb42 gene were received. RNA isolation was done for tissues of the four segments of epididymis (initial segment, caput, corpus, cauda) along with other visceral tissues. Real time RT-PCR of the isolated RNA was then performed in order to measure Defb42 relative expression to beta actin. The result showed that Defb42 gene belongs to the beta defensin family due to its conserved six cysteine residues. Defb42 expression relative to actin was highest in the initial segment of the epididymis, followed by caput, cauda, and vas deferens. In conclusion, Defb42 is a beta defensin gene and is mainly expressed in the epididymis and showed region-specific expression in the initial segment."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Floreta Fiska Yuliarni
"ABSTRAK
Penelitian bertujuan menganalisis hubungan kekerabatan spesies-spesies
Cercospora berdasarkan data sequence daerah Internal Transcribed Spacers (ITS)
rDNA, gen elongation factor 1-α (EF), dan gen calmodulin (CAL); mengetahui
lokus yang paling baik dalam memisahkan spesies-spesies Cercospora; dan
menguji host specificity Cercospora spp. dengan tanaman inangnya. Pada
penelitian ini telah dilakukan amplifikasi dan sequencing daerah ITS rDNA, gen
EF, dan gen CAL pada 14 spesies dari 23 strain Cercospora yang berasal dari tiga
famili tanaman inang (Asteraceae, Cucurbitaceae, dan Solanaceae). Pohon
filogenetik dibangun menggunakan metode Neighbor-Joining, Maximum
Parsimony, dan Bayesian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pohon
filogenetik berdasarkan data sequence daerah ITS rDNA tidak dapat menjelaskan
hubungan kekerabatan antarspesies pada genus Cercospora; sebagian besar
Cercospora (57 dari 61 OTU) berada dalam satu kelompok besar yang jarak
cabangnya berimpit satu dengan lainnya. Pohon filogenetik berdasarkan data
sequence gen EF dapat menjelaskan hubungan kekerabatan beberapa spesies
Cercospora, walaupun sebagian spesies Cercospora (24 OTU) berada dalam satu
kelompok yang jarak cabangnya berimpit satu dengan lainnya. Pohon filogenetik
berdasarkan data sequence gen CAL dapat menjelaskan hubungan kekerabatan
sebagian besar spesies Cercospora, jarak cabang terlihat lebih panjang
dibandingkan pada pohon filogenetik berdasarkan data sequence gen EF,
walaupun beberapa spesies Cercospora (16 OTU) belum dapat dipisahkan. Hasil
analisis filogenetik menunjukkan bahwa spesies-spesies Cercospora tidak dapat
dipisahkan berdasarkan data sequence daerah ITS rDNA, akan tetapi sebagian
spesies dapat dipisahkan berdasarkan data sequence gen EF dan gen CAL. Pohon
filogenetik berdasarkan data sequence gen CAL menunjukkan bahwa gen tersebut
dapat digunakan untuk memisahkan spesies-spesies Cercospora lebih baik
daripada daerah ITS rDNA dan gen EF. Hasil analisis filogenetik berdasarkan
data sequence multilokus menunjukkan bahwa 11 dari 14 spesies Cercospora
yang digunakan dalam penelitian tidak host-specific, hanya tiga spesies yaitu C.
zinniicola, C. cocciniae, dan C. mikaniicola yang spesifik terhadap inangnya.

ABSTRACT
The aims of this study were to analyze the phylogenetic relationships of
Cercospora spp. based on sequence data of the internal transcribed spacer (ITS)
region of rDNA, elongation factor 1-α (EF), and calmodulin (CAL) genes; to
determine the best locus in separating Cercospora species; and to investigate the
host specificity of Cercospora spp. In this study, the sequences of the ITS region
of rDNA, EF, and CAL genes of 23 strains which belong to 14 species of
Cercospora from three host plants families were amplified and sequenced. The
phylogenetic trees of the Cercospora spp. were constructed by Neighbor-Joining,
Maximum Parsimony, and Bayesian methods. Our result showed that
phylogenetic relationship of Cercospora at the species level could not be resolved
by ITS rDNA; most of Cercospora species (57 OTU) were grouped in one major
clade with no branch length differences among species. The EF phylogenetic tree,
showed that some species of Cercospora could be separated, although 24 OTU
were grouped into one clade with no branch length differences. The CAL
phylogenetic tree showed that the majority of Cercospora species could be
separated with longer branch compared to the EF phylogenetic tree, although
several species (16 OTU) could not be separated. The phylogenetic analyses
showed that most of Cercospora species could not be separated in the ITS rDNA
tree, however those species could be separated in the EF and CAL phylogenetic
trees. The results showed that CAL gene was the best locus in separating
Cercospora species compared to ITS rDNA and EF gene. Molecular
phylogenetic analysis from multiloci (ITS regions of rDNA, EF gene, and CAL
gene) revealed that 11 out of 14 species of Cercospora have no host specificity
(have a wide host range) and only three species e.g., C. zinniicola, C. cocciniae,
and C. mikaniicola showed host specificity."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
T42002
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachellina Noor Al Maghfira
"Sindrom ovarium polikistik (SOPK) merupakan gangguan reproduksi yang disebabkan oleh berbagai faktor endokrin dan metabolisme. Penderita SOPK merupakan wanita usia reproduktif (8—10%) disertai dengan kondisi obesitas (50—80%; IMT≥25). Meski etiologi SOPK belum sepenuhnya diketahui, namun kelainan endokrin seperti abnormalitas rasio kadar LH (luteinizing hormone) dan FSH (follicle stimulating hormone) merupakan penyebab utama terjadinya SOPK. Gen KISS1, TAC3, dan PDYN, diketahui dapat memengaruhi pulsatilitas GnRH (gonadotropin releasing hormone) yang meregulasi sekresi LH dan FSH. Gangguan ekspresi pada ketiga gen ini akan menyebabkan gangguan pada sistem endokrin yang mengarah pada SOPK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ekspresi mRNA gen KISS1, TAC3, dan PDYN pada wanita SOPK dan non-SOPK dengan obesitas dan non-obesitas. Penelitian dilakukan pada masing-masing 10 sampel darah perifer yang dibagi ke dalam empat kelompok, yaitu non-SOPK non-obesitas, SOPK non-obesitas, non-SOPK obesitas, dan SOPK obesitas. Ekspresi mRNA dianalisis menggunakan teknik quantitative real time PCR (qPCR) dan dikuantifikasi secara relatif menggunakan metode Livak. Hasil penelitian menunjukkan ekspresi mRNA gen KISS1 dan TAC3 ditemukan lebih tinggi pada wanita SOPK dibandingkan wanita non-SOPK dengan obesitas maupun non-obesitas, sedangkan ekspresi mRNA gen PDYN lebih rendah pada wanita SOPK dibandingkan wanita non-SOPK dengan obesitas maupun non-obesitas. Namun, berdasarkan hasil uji statistik, tidak seluruh pasangan kelompok memiliki perbedaan ekspresi yang signifikan. Meski begitu, hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ekspresi mRNA gen KISS1, TAC3, dan PDYN pada darah perifer terkait dengan SOPK dan obesitas.

Polycystic ovary syndrome (PCOS) is a reproductive disorder caused by complex endocrine and metabolic factors. This syndrome occurs in reproductive age women (8—10%) with obesity (50—80%; BMI≥25). Although its etiology is not fully understood, endocrine disorders such as ratio abnormality of LH (luteinizing hormone) and FSH (follicle stimulating hormone) is the main causes of PCOS. KISS1, TAC3, and PDYN gene expression are known to affect the pulsatility of GnRH (gonadotropin releasing hormone) which regulates LH and FSH secretion. Abnormality of these gene expressions will cause endocrine disruption that leads to PCOS. This study aimed to determine KISS1, TAC3, and PDYN mRNA gene expression levels in PCOS and non-PCOS with obese and non-obese women. The study was conducted on each of 10 peripheral blood samples divided into four group, non-PCOS non-obese, non-PCOS obese, PCOS non-obese, and PCOS obese. The mRNA expression was analyzed using quantitative real time PCR (qPCR) with Livak relative quantification method. This study found that both KISS1 and TAC3 mRNA gene expressions were higher in PCOS than non-PCOS in both obese and non-obese women, while PDYN mRNA gene expression was lower in PCOS than non-PCOS in both obese and non-obese women. However, not all pair of groups had statistically significant differences. Nevertheless, the result of this study suggests that KISS1, TAC3, and PDYN mRNA gene expressions in peripheral blood are related with PCOS and obesity."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>