Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 176516 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ketut Lisnawati
"Pasien kanker yang menjalani kemoterapi akan mengalami masalah utama yaitu mual muntah. Penatalaksanaan mual muntah yang tepat diperlukan untuk mengurangi mual muntah. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui efek minyak pepermint dan kompres hangat dalam menurunkan mual muntah akibat kemoterapi pada pasien kanker. Desain penelitian ini mengggunakan quasi eksperiment dengan rancangan pre post test with control group, pengambilan sampel menggunakan concecutive sampling. Jumlah sampel yaitu 34 responden 17 orang kelompok perlakuan dan 17 orang kelompok kontrol . Mual muntah diukur dengan menggunakan instrument Rhodes index Nausea, Vomitting and Retching. Uji statistik menggunakan uji non parametrik Mann Whitney test. Hasil penelitian menunjukkan adanya efektitivitas yang signifikan pada minyak pepermint dan kompres hangat dalam menurunkan mual muntah akibat kemoterapi pada pasien kanker.

Cancer patients undergoing chemotherapy will have major problem of nausea, vomiting. Appropriate management of nausea and vomiting is needed to reduce nausea and vomiting. The aim of this study is to know the effects of peppermint oil and warm compresses in reducing nausea vomiting due to chemotherapy in cancer patients. the design of this study used quasi experiment with pre post test with control group design, sampling using concecutive sampling. Total of sample were 34 respondents 17 intervention group and 17 control group . Nausea and vomiting were measured using the Rhodes index Nausea, Vomitting and Retching instrument. Statistical test used nonparametric test of Mann Whitney. The result showed that there was a significant effectiveness of peppermint oil and warm compresses to reduction nausea and vomiting due to chemotherapy in cancer patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T48184
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Napitupulu, Dame Lestaria
"Mual muntah merupakan efek yang paling sering muncul pada pasien yang
mendapatkan kemoterapi. Minuman jahe hangat merupakan salah satu terapi
komplementer pada pasien yang mengalami mual muntah. Tujuan penelitian
untuk mengidentifikasi pengaruh minuman jahe hangat terhadap mual muntah
pada pasien yang menderita kanker. Desain penelitian adalah kuasi eksperimen
dengan pre - post test control design. Tehnik pengambilan sampel dengan
consecutive sampling yang terdiri dari 34 responden yang terbagi di kelompok
intervensi dan kelompok kontrol. Pemberian minuman jahe hangat diberikan
selama dua hari dengan frekuensi 3 x perhari. Hasil penelitian menunjukkan
perbedaan bermakna pada penurunan gejala mual muntah setelah mendapat
minuman jahe hangat (p value= 0,00) dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Disarankan agar pemberian minuman jahe hangat dapat diterapkan sebagai
intervensi keperawatan dalam menangani pasien yang mengalami mual muntah
akibat kemoterapi.

ABSTRACT
Nausea and vomiting is one of the most common side effects of patient who
underwent chemotherapy. Warm ginger drink is one of the complementary
therapy for nausea and vomiting. The purpose of this study is to determine the
influence of warm ginger drink on nausea and vomiting on cancer patients who
undergo chemotherapy. This is quasi experiment study pretest and posttest control
design. Consecutive sampling was used to recruit 34 respondents from
intervention and control groups. Respondents both in intervention and control
group received pharmacology therapy standard for nausea and vomiting, but
warm ginger drink 3 times a day were received only in intervention group. The
result shows significant different on nausea and vomiting between respondent
from intervention and control groups (p value= 0,000). It is suggested that warm
ginger drink can be given as nursing intervention to ease nausea and vomiting on
cancer patient who undergo chemotherapy."
Depok: 2013
T35768
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kasron
"Kemoterapi merupakan salah satu intervensi pada penyakit kanker yang memiliki efek samping mual. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh kombinasi aromaterapi lemon essential oil dan PMR terhadap mual akibat kemoterapi. Metode penelitian menggunakan quasi eksperimental design dengan pendekatan time series design, pengukuran skor mual menggunakan Skala Bieri pada 30 responden yang dibagi dua kelompok. Hasil menunjukan bahwa ada perbedaan yang signifikan skor mual setelah perlakuan pada kelompok intervensi dengan kelompok kontrol pada pengukuran 6 jam setelah kemoterapi (p value < 0,001). Penelitian ini merekomendasikan terapi kombinasi aromaterapi lemon essential oil dan PMR sebagai bagian dari intervensi keperawatan mandiri untuk menurunkan mual pada pasien kemoterapi.

Chemotherapy is one of the intervention in cancer patient wich had side effects of nausea. This study aimed to evaluate the effect of combination lemon essential oil and PMR to reduce nausea related chemotherapy in cancer patients. This study used a quasi-experimental design with a time series approach, Bieri Scale has been used to measure nausea which 30 respondents are two group. The results showed significant difference scores of nausea after treatment in the intervention group and control group on measuring 6 hours after chemotherapy (p value value < 0,001). This study suggest the combination of lemon essential oil and PMR as an independent nursing intervention to reduce nausea."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T45985
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiliam Tedja
"Mual muntah pasca kemoterapi merupakan keluhan yang sering timbul pada pasien yang menjalani kemoterapi, hal ini sering menyebabkan turunnya kualitas hidup pasien kanker yang menjalani kemoterapi dengan terapi konvensional. Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk melihat peran akupunktur dengan menggunakan press needle dalam mengurangi mual muntah pasca kemoterapi dan memperbaiki kualitas hidup pasien kanker yang menjalani kemoterapi. Uji klinis acak tersamar tunggal dengan kontrol melibatkan 62 subjek kanker payudara yang menjalani kemoterapi intravena yang dibagi secara acak menjadi kelompok press needle dan medikamentosa (n=31), serta kelompok press needle sham dan medikamentosa (n=31). Tindakan akupunktur akan dilakukan 1 minggu sebelum kemoterapi dan pada hari kemoterapi sebelum obat kemoterapi diberikan. Penilaian yang digunakan adalah MAT untuk mual muntah dan FACT-G untuk kualitas hidup. Penilaian FACT-G dilakukan 1 minggu sebelum kemoterapi dan 1 minggu setelah kemoterapi. Penilaian MAT dilakukan pada hari ke-1, hari ke-4 dan hari ke-7 setelah kemoterapi. Hasil penelitian menunjukkan tidak terjadinya mual muntah pada hari ke-4 pada kelompok press needle lebih baik dibandingkan dengan kelompok press needle sham yang secara statistik bermakna dengan OR untuk muntah = 2,968(CI95%: 1,039-8,479) dan OR untuk mual = 10,435 (CI95%: 1,217-89,461). Pada kelompok press needle terjadi peningkatan kualitas hidup yang bermakna (p < 0,001), sedangkan pada kelompok press needle sham terjadi penurunan kualitas hidup yang bermakna (p = 0,001).

Nausea vomiting post-chemotherapy is a frequent complaint in patients undergoing chemotherapy, this often leads to a decline in the quality of life of cancer patients undergoing chemotherapy with conventional therapy. The purpose of this study was to see the role of acupuncture by using press needle in reducing post-chemotherapy nausea vomiting and improving the quality of life of cancer patients undergoing chemotherapy. A single blinded, randomized clinical trial involving 62 breast cancer subjects who underwent intravenous chemotherapy were randomly assigned to the press needle and medicinal group (n=31), as well as the press needle sham and medicament groups (n=31). Acupuncture action will be done 1 week before chemotherapy and on the day of chemotherapy before chemotherapy drugs are given. Assessment used is MAT for nausea vomiting and FACT-G for quality of life. FACT-G assessment was performed 1 week before chemotherapy and 1 week after chemotherapy. MAT assessment performed on day 1, day 4 and day 7 after chemotherapy. The results showed no occurrence of nausea of ??vomiting on day 4 in the press needle group better than the press needle sham group which was statistically significant with OR for vomiting = 2.968(CI95:1.039-8.479) and OR for nausea = 10,435 (CI95:1,217-89,461). In the press needle group there was a significant improvement in quality of life p (p<0.001>, whereas in the press needle sham group there was a significant decrease in the quality of life (p=0.001>."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Santi
"Kemoterapi menjadi pilihan pengobatan yang paling efektif dalam mengobati kanker payudara. Efek samping yang dialami hampir semua pasien kemoterapi adalah mual muntah. Teknik guided imagery merupakan salah satu dari banyak terapi komplementer yang dapat mengatasi mual muntah akibat kemoterapi pada pasien kanker payudara. Teknik guided imagery dapat dilakukan pada saat sedang kemoterapi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas teknik guided imagery sebelum dan saat sedang kemoterapi dalam mengatasi mual muntah pada pasien kanker payudara. Desain penelitian ini menggunakan quasi experimental two group pretest posttest design. Penelitian ini menggunakan dua kelompok, yaitu kelompok sebelum kemoterapi dan kelompok saat sedang kemoterapi yang akan diobservasi sebelum dan sesudah intervensi. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa ada pengaruh yang signifikan pada penurunan mual muntah pada kelompok sebelum kemoterapi setelah diberikan intervensi guided imageri ( p value = 0,000 ;α<0,05) dan pengaruh yang signifikan pada kelompok saat sedang kemoterapi setelah diberikan intervensi guided imagery (p value = 0,000 ; α<0,05). Dari hasil penelitian yang di dapat pada kedua kelompok kemudian dilakukan analisis untuk melihat perbedaan skor mual muntah post intevensi guided imagery sehingga didapatkan hasil bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan perubahan mual muntah setelah diberikan intervensi guided imagery pada kelompok sebelum kemoterapi dan kelompok saat sedang kemoterapi (p value = 0,814;α<0,05). Bedasarkan hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa guided imagery yang dilakukan saat sedang kemoterapi, berpengaruh signifikan dalam menurunan mual muntah akibat kemoterapi pada pasien kanker payudara

Chemotherapy is the most effective treatment option in treating breast cancer. The side effect experienced by almost all chemotherapy patients is nausea and vomiting. Guided imagery technique is one of many complementary therapies that can overcome nausea and vomiting due to chemotherapy in breast cancer patients. This study aims to determine the effectiveness of guided imagery before and while chemotherapy in treating nausea and vomiting in breast cancer patients. The design of this study used a quasi-experimental two group pretest posttest design. This study used two groups, namely the group before chemotherapy and the group during chemotherapy to be observed before and after the intervention. The results of this study found that there was a significant effect on reducing nausea and vomiting in the group before chemotherapy after being given guided imagery intervention (p value = 0.000 ; <0.05) and a significant effect in the group while undergoing chemotherapy after being given guided imagery intervention (p value = 0.000 ; <0.05). From the results of the study obtained in both groups, an analysis was carried out to see the difference in the post-guided imagery intervention post-intervention nausea and vomiting so that it was found that there was no significant difference in changes in nausea and vomiting after being given guided imagery intervention in the group before chemotherapy and the group while undergoing chemotherapy (p value = 0.814;α<0.05). Based on the results of this study, it can be concluded that guided imagery, which was carried out while undergoing chemotherapy, had a significant effect in reducing nausea and vomiting due to chemotherapy in breast cancer patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hilman Syarif
"Akupresur merupakan salah satu terapi komplementer pada pasien yang mengalami mual muntah akut akibat kemoterapi. Tindakan tersebut dapat menurunkan mual muntah akut akibat kemoterapi. Tujuan riset ini untuk mengidentifikasi pengaruh akupresur terhadap mual muntah akut pada pasien kanker di RSUPN Cipto Mangunkusumo dan RSUP Fatmawati Jakarta. Penelitian ini merupakan randomized clinical trial dengan metode single blind. Pengambilan sampel dengan cara concecutive sampling dan penentuan kelompok intervensi dan kontrol dengan randomisasi alokasi subjek sederhana. Sampel penelitian berjumlah 44 orang responden, terdiri dari 22 responden sebagai kelompok intervensi yang dilakukan terapi akupresur sebanyak tiga kali sehari, dan 22 responden sebagai kelompok kontrol. Pengujian perbedaan penurunan rata-rata skor mual, muntah dan mual muntah pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol menggunakan uji T test. Hasil penelitian menunjukkan penurunan rata- rata mual muntah setelah akupresur pada kelompok intervensi signifikan lebih besar dibanding dengan kelompok kontrol (p value=0,000). Kesimpulan secara signifikan akupresur dapat menurunkan mual muntah akut akibat kemoterapi pada pasien kanker di RSUPN Cipto Mangunkusumo dan RSUP Fatmawati Jakarta. Disarankan akupresur supaya diterapkan sebagai bagian dari intervensi keperawatan dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami mual muntah akut akibat kemoterapi.

Acupressure is one of the complementary theraphies of patients with acute chemotherapy-induced nausea and vomiting (CINV). The objective the study was to identify the effect of acupressure to acute CINV on patients with cancer at RSUPN Cipto Mangunkusumo and RSUP Fatmawati in Jakarta. This research was a randomized clinical trial with single blind method. A concecutive sampling was used as the sample collection method and simple randomization allocation subject was used to identify sample in intervention or control group. The number of samples was 44 respondents, consisted of twenty two subjects who were given an acupressure theraphy at acupressure point P6 and St36, three times a day; and the remaining was as the control group. A t-test was employed to examine the differences of the mean nausea scores and vomiting scores. Also, to examine the nausea and vomiting scores between the intervention and the control groups. Further, result also showed that there is a signifant decrease of the mean acute nausea and vomiting scores after acupressure between the two groups (p value=0,000). The conclusion was that the acupressure can decrease acute CINV on patients with cancer significantly at RSUPN Cipto Mangunkusumo and RSUP Fatmawati in Jakarta. Based on the findings, recommendation is directed to the hospital management especially nursing management to apply acupressure as a nursing intervention to patients with acute CINV due to chemotherapy.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bianti Ayu Dwiputri
"Kemoterapi sebagai salah satu tatalaksana utama pada pasien dengan Neuroblastoma dapat menyebabkan munculnya efek samping pada anak, salah satunya yaitu mual dan muntah. Manajemen mual muntah merupakan salah satu tindakan asuhan keperawatan perlu dilakukan oleh perawat. Salah satu manajemen mual yang dapat dilakukan perawat adalah dilakukannya tindakan non-farmakologis berupa pemberian aromaterapi untuk mengoptimalkan penanganan mual-muntah akibat kemoterapi. Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk mengidentifikasi pengaruh aromaterapi jenis peppermint untuk menurunkan risiko keluhan mual pada pasien anak yang mendapatkan kemoterapi. Studi kasus ini melibatkan An. A sebagai pasien anak dengan neuroblastoma yang mengalami keluhan mual dan muntah sebagai efek samping kemoterapi yang dilaksanakan. Selama tiga hari pasien mendapat kemoterapi, dilakukan tindakan keperawatan berbasis bukti yaitu pemberian aromaterapi jenis peppermint untuk menurunkan risiko keluhan mual pada pasien. Hasil dari pemberian aromaterapi jenis peppermint sebelum, saat, dan setelah pasien melaksanakan kemoterapi secara berturut-turut didapatkan penurunan respon non-verbal mual, ditunjukkan dengan skor Keller Instrument of Nausea pada hari pertama yaitu 10-9-8, hari kedua yaitu 4-9-5-2, dan hari ketiga yaitu 3-7-4-1. Melihat keefektifan pemberian aromaterapi jenis peppermint ini diharapkan dapat menjadi variasi tindakan keperawatan mandiri bagi perawat untuk manajemen mual muntah pada pasien anak yang mendapat kemoterapi.

Chemotherapy as one of the main treatments for patients with neuroblastoma can cause side effects in children, one of them is nausea and vomiting. Management of nausea and vomiting is one of the nursing care actions that need to be carried out by nurses. One of the nausea management that nurses can do is to take non-pharmacological actions in the form of giving aromatherapy to optimize the treatment of nausea and vomiting due to chemotherapy. The purpose of writing this scientific paper is to identify the effect of peppermint aromatherapy to reduce the risk of nausea in pediatric patients who receive chemotherapy. This case study involves Child A, a pediatric patient with neuroblastoma who complains of nausea and vomiting as a side effect of chemotherapy. For three days the patient received chemotherapy, evidence-based nursing actions were carried out, which is giving peppermint aromatherapy to reduce the risk of nausea complaints in patients. The results of giving peppermint aromatherapy before, during, and after the patient underwent chemotherapy successively decreased non-verbal responses, as indicated by the Keller Instrument of Nausea score on the first day of 10-9-8, the second day of 4-9 -5-2, and the third day is 3-7-4-1. Seeing the effectiveness of giving peppermint aromatherapy, it is hoped that it can be a variation of independent nursing actions for nurses for management of nausea and vomiting in pediatric patients receiving chemotherapy."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mega Apriyanti
"Mual dan muntah merupakan efek samping kemoterapi yang paling umum terjadi pada pasien yang menjalani siklus kemoterapi. Mual ini berpengaruh pada kualitas hidup pasien, kepatuhan dalam proses pengobatan, serta biaya perawatan secara keseluruhan dan dapat menyebabkan permasalahan psikologis yaitu berupa kecemasan ataupun pemicu terjadinya stress yang membuat pasien bersikap untuk menghentikan kemoterapinya, hal tersebut tentu akan membuat keadaan pasien menjadi buruk dan menurunkan harapan hidup di masa depan sehingga perlu dilakukan intervensi untuk mengatasi keluhan mual tersebut. Tujuan dari penulisan ini ialah menganalisis asuhan keperawatan pada pasien kanker yang menjalani kemoterapi dengan penerapan terapi akupresur untuk mengurangi mual muntah saat menjalani kemoterapi. Akupresur salah satu terapi komplementer yang berbasis bukti dapat mengurangi keluhan mual dan muntah pada pasien kemoterapi. Area titik pemijatan untuk menekan atau menurunkan mual muntah berada pada titik P6 dan ST36. Pemberian intervensi teknik akupresur ini diberikan selama 5 hari perawatan. Hasil yang didapatkan diukur melalui evaluasi subjektif pasien dan instrumen Visual Analog Scale (VAS) setelah selesai diberikan intervensi. Berdasarkan hal tersebut intervensi teknik akupresur titik P6 dan ST36 efektif menurunkan keluhan mual pada pasien kanker yang menjalani kemoterapi.

Nausea and vomiting are the most common side effects of chemotherapy in patients undergoing chemotherapy cycles. This nausea affects the quality of life of patients, adherence in the treatment process, as well as overall treatment costs and can cause psychological problems in the form of anxiety or stressors that make patients behave to stop their chemotherapy, this will certainly make the patients condition worse and lower expectations living in the future so that interventions need to be done to overcome the nausea complaints. The purpose of this paper is to analyze nursing care in cancer patients undergoing chemotherapy with the application of acupressure therapy to reduce nausea and vomiting while undergoing chemotherapy. Acupressure is an evidence-based complementary therapy that can reduce complaints of nausea and vomiting in chemotherapy patients. The area of ​​massage points to suppress or reduce nausea and vomiting is at points P6 and ST36. This acupressure technique intervention was given for 5 days of treatment. The results obtained were measured through the subjective evaluation of the patient and the Visual Analog Scale (VAS) instrument after the intervention was completed. Based on this, the P6 and ST36 point acupressure technique interventions are effective in reducing nausea complaints in cancer patients undergoing chemotherapy."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhilah Rahmah
"Kanker atau keganasan menjadi salah satu penyebab kematian terbanyak pada anak. Osteosarkoma adalah salah satu jenis kanker yang banyak diderita oleh anak pada usia remaja. Masalah utama yang muncul pada anak yang menjalani kemoterapi adalah mual. Penulisan karya ilmiah akhir ini bertujuan untuk menilai efektivitas terapi ice massage terhadap penurunan intensitas mual dan muntah pada anak yang menjalani kemoterapi. Ice massage merupakan salah satu penatalaksanaan non-farmakologi yang dapat bermanfaat dalam menurunkan intensitas mual dan muntah akibat pengaruh kemoterapi. Intervensi ice massage dilakukan kepada pasien anak dengan osteosarkoma yang menjalani kemoterapi selama 3 hari. Hasil  menunjukkan adanya penurunan intensitas mual dan frekuensi muntah selama 12 jam setelah dilakukan intervensi. Intervensi ini dinilai efektif jika dilakukan secara berkelanjutan selama kemoterapi.

Cancer or malignancy is one of the most common causes of death in children. Osteosarcoma is a type of cancers that affects many children in ages. One of main problem that occurs in children who undergo chemotherapy is nausea. The purpose of this paper is to determine the effectiveness of ice massage therapy in reducing the intensity of nausea and vomiting in children undergoing chemotherapy. Ice massage is one of the non-pharmacological management that can be useful in reducing the intensity of chemotherapy-induced nausea and vomiting. This intervention was performed in children with osteosarcoma undergoing chemotherapy for 3 days. The results show there are decrease intensity of nausea and frequenses of vomiting after 12 hours of therapy. This intervention is considered effective if countinously perform during chemotherapy.

 

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Aniela Bintoro
"Pendahuluan: Salah satu efek samping kemoterapi yang paling sering terjadi dan meresahkan pada pasien anak adalah Chemotherapy induced nausea and vomiting (CINV). Akupunktur merupakan suatu pendekatan non farmakologi yang telah terbukti dapat menurunkan gejala CINV. Namun, aplikasi pada anak sering kali terkendala rasa takut akan jarum. Salah satu modalitas yang minimal invasif dan dapat diaplikasikan pada anak adalah press needle. Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai efektivitas akupunktur press needle dalam mengurangi gejala CINV yang dinilai berdasarkan skor Rhodes index of nausea, vomiting, and retching (RINVR) pada pasien kanker anak yang menjalani kemoterapi.
Metode: Desain studi ini adalah uji klinis acak terkontrol tunggal dengan kontrol sham. Penelitian ini diikuti oleh 60 pasien kanker anak yang menjalani kemoterapi. Subjek penelitian dialokasikan secara acak ke dalam kelompok perlakuan (n=30) dan kontrol (n=30). Pada kelompok perlakuan dilakukan pemasangan press needle pada titik PC6 Neiguan dan ST36 Zusanli, dilanjutkan dengan perangsangan akupresur minimal 3 kali sehari, sementara pasien pada kelompok kontrol mendapatkan press needle sham Plesterin® tanpa diikuti perangsangan apapun. Selama penelitian seluruh subjek tetap mendapatkan terapi anti emetik standar. Pemasangan press needle dilakukan sebelum kemoterapi dan dipertahankan hingga 3 hari pasca kemoterapi. Evaluasi mual muntah dilakukan setiap hari hingga 6 hari pasca kemoterapi menggunakan kuesioner Rhodes index of nausea, vomiting, and retching.
Hasil: Terjadi penurunan skor RINVR yang signifikan antara hari kemoterapi dengan 3 hari pasca kemoterapi pada kelompok perlakuan ( p = 0,005 ). Skor RINVR pada hari pemberian kemoterapi, 3 hari dan 6 hari pasca kemoterapi pada kelompok perlakuan lebih rendah dibandingkan kelompok kontrol, namun perbedaan kedua kelompok tidak berbeda bermakna (p = 0,525, p = 0,506, p = 0,284).
Kesimpulan: Akupunktur press needle mampu menurunkan skor RINVR pada pasien anak yang menjalani kemoterapi dan dapat diaplikasikan pada pasien anak karena efek sampingnya yang minimal, namun perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui waktu terapi yang sesuai.

Background: Chemotherapy induced nausea and vomiting (CINV) are the most prevalent yet disturbing side effects of chemotherapy. Acupuncture is a non-pharmalogical approach that has been shown to reduce CINV symptoms. However, acupuncture in children is often constrained by a fear of acupuncture needles. Press needle is minimally invasive modalities that might be applied. The purpose of this study was to assess the effectiveness of press needle acupuncture in reducing CINV according to Rhodes index of nausea, vomiting, and retching (RINVR) score in pediatric cancer patients undergoing chemotherapy.
Method: The study design was a single randomized controlled trial with sham control. A total of 60 subjects were randomly allocated into treatment ( n = 30 ) and control ( n = 30) groups. Subjects in treatment group will received press needle at PC6 Neiguan and ST36 Zusanli, followed by acupressure stimulation at least 3 times a day, while patients in the control group received press needle sham Plesterin® without any further stimulation. During the study all subjects continued to receive standart anti-emetic therapy. The insertion of the press needle was performed before chemotherapy and retained up to 3 days after chemotherapy. Nausea and vomiting was evaluated everyday up to 6 days after chemotherapy using a Rhodes index of nausea, vomiting, and retching questionnaire.
Result: The RINVR score decreased significantly between the days of chemotherapy and 3 days post chemotherapy (p = 0,005) in treatment group. Comparation of RINVR score on chemotherapy days, 3 , and 6 days after chemotherapy was lower in treatment group but not significantly different between two groups ( p = 0,525, p = 0,506, p = 0,284).
Conclusion: Press needle acupuncture might be effective in reducing CINV in pediatric cancer patiens and was feasible due to its minimal side effects. Further research is needed to determine the appropriate treatment time.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>